Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2005‐2009

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR 5 Tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005‐2025 adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur. Sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan nasional dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian delapan sasaran pokok, salah satunya adalah terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan. Hal ini ditandai dengan : 1. Tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah, diwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antarwilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Kemandirian pangan dapat dipertahankan pada tingkat aman dan dalam kualitas gizi yang memadai seta tersedianya instrumen jaminan pangan untuk tingkat rumah tangga. 3. Terpenuhi kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel untuk mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh. 4. Terwujudnya lingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Untuk mencapai sasaran pokok tersebut, arah pembangunan Indonesia selama 20 tahun mendatang yang terkait dengan penyelesaian kesenjangan pembangunan dan ketertinggalan daerah adalah mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan. Hal ini dilakukan melalui peningkatakan keberpihakan pemerintah terhadap pembangunan wilayah tertinggal, sehingga wilayah ‐wilayah tersebut dapat tumbuh kembang lebih cepat dan mengurangi ketertinggalannya. Pendekatan yang dilakukan diantaranya pemberdayaan masyarakat secara langsung melalui skema pemberian dana alokasi khusus, termasuk jaminan pelayanan publik dan keperintisan, juga penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah strategis dan cepat tumbuh. Khusus untuk daerah tertinggal yang ada di wilayah perbatasan negara, pengembangannya diarahkan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderungg berorientasi inward looking menjadi outward looking, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Selain sisi keamanan, pendekatan pembangunan yang dilakukan juga dari sisi kesejahteraan.

2.1.3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2005‐2009

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN 2005‐2009, sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang‐Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden selama lima tahun, yang ditempuh melalui strategi pokok dan dijabarkan ke dalam agenda pembangunan nasional. Di dalamnya memuat sasaran‐sasaran pokok yang harus dicapai, arah kebijakan, dan program pembangunan. Pembangunan nasional yang telah dilakukan selama ini belum mampu menciptakan kesejahteraan secara merata. Muncul kesenjangan pembangunan antarwilayah, terutama antara Jawa‐luar Jawa, antara Kawasan Barat Indonesia KBI‐Kawasan Timur Indonesia KTI, serta antarkota‐kota dan antara kota‐desa. Mengingat ketimpangan pembangunan telah berakibat langsung pada munculknya semangat kedaerahan yang diwujudkan dalam bentuk gerakan separatisme, permasalahan ini menjadi salah satu fokus dalam RPJMN 2005‐1009 pada Bab 26 Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Wilayah. BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR 6 Khusus untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal, sasaran yang ingin dicapai selama lima tahun ke depan adalah terwujudnya percepatan pembangunan di wilayah‐wilayah strategis dan cepat tumbuh dan wilayah tertinggal, termasuk wilayah perbatasan, dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis. Untuk mencapai sasaran pembangunan daerah tertinggal tersebut, maka arah kebijakan yang diperlukan adalah : 1. Meningkatkan keberpihakan pemerintah dalam mengembangkan wilayah tertinggal dan terpencil agar dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat. Pendekatan yang dilakukan meliputi : ƒ Pemberdayaan masyarakat secara langsung, melalui skema dana alokasi khusus, public service obligation PSO, universal service obligation USO, dan keperintisan ƒ Penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi dengan wilayah‐wilayah strategis dan cepat tumbuh 2. Mengembangkan wilayah‐wilayah perbatasan dengan mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi inward loojking menjadi outward looking, sehingga wilayah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Pendektan yang digunakan : ƒ Pendekatan keamanan ƒ Pendekatan kesejahteraan Dalam menerapkan arah kebijakan pembangunan daerah tertinggal di atas, program pembangunan yang dilaksanakan adalah Program Pengembangan Wilayah Tertinggal dan Program Pengembangan Wilayah Perbatasan. Tabel 2.2 Program‐Program yang Terkait dengan Pembangunan Daerah Tertinggal dalam RPJMN 2005 ‐2009 Program Program Pengembangan Wilayah Tertinggal Program Pengembangan Wilayah Perbatasan Tujuan Mendorong dan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tertinggal yang tersebar di seluruh nusantara, termasuk wilayah ‐wilayah yang dihuni komunitas adat terpencil. Menjaga keutuhan wilayah NKRI melalui penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin oleh hukuminternasional, juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan menggali potensi ekonomi, sosial, dan budaya, serta keuntungan lokasi yang strategis dalam berhubungan dengan negara tetangga. Kegiatan pokok 1. Peningkatan keberpihakan pemerintah dalam pembiayaan pembangunan, khususnya untuk pembangunan prasarana dan sarana ekonomi di wilayah‐wilayah tertinggal. 2. Peningkatan kapasitas terhadap masyarakat, aparatur pemerintah, kelembagaan, dan keuangan daerah. 3. Pemberdayaan komunitas adat terpencil untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan beradaptasi dengan kehidupan masyarakat yang lebih kompetitif. 4. Pembentukan pengelompokan permukiman untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyediaan pelayanan umum. 5. Peningkatan akses petani, nelayan, tranasmigran, dan pengusaha kecil menengah kepada sumber‐sumber permodalan. 6. Peningkatan keterkaitan kegiatan ekonomi di wilayah tertinggal dengan wilayah strategis dan cepat, terutama pembangunan sistem 1. Penguatan pemerintah daerah dalam mempercepat peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. 2. Peningkatan keberpihakan pemerintah dalam pembiayaan pembangunan, terutama untuk pembangunan prasarana dan sarana ekonomi di wilayah perbatasan dan pulau‐pulau kecil. 3. Percepatan pendeklarasian dan penetapan garis perbatasan antarnegara dengan tanda‐ tanda batas yang jelas serta dilindungi oleh hukum internasional. 4. Peningkatan kerjasama masyarakat dalam memelihara lingkungan hutan dan mencegah penyelundupan barang, termasuk hasil hutan dan perdagangan manusia. 5. Peningkatan kemampuan kerjasama kegiatan ekonomi antarwilayah perbatasan dengan negara tetangga. 6. Peningkatan wawasan kebangsaan masyarakat, penegakan supremasi hukum, BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR 7 Program Program Pengembangan Wilayah Tertinggal Program Pengembangan Wilayah Perbatasan jaringan transportasi. serta aturan perndung‐undangan terhadap pelanggaran yang terjadi di wilayah perbatasan.

2.1.4. Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Stranas PPDT