Konsep Kebijakan Publik Analisis Kebijakan Publik

BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR 11 1. Berorientasi pada masyarakat. Masyarakat di daerah tertinggal adalah pelaku sekaligus pihak yang mendapatkan manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan. Untuk itu, program pembangunan daerah tertinggal diarahkan untuk membiayai kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis dan strategis, yang hasil dan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat. 2. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kegiatan pembangunan daerah tertinggal harus berdasarkan kebutuhan daerah dan masyarakat penerima manfaat dan bukan berdasarkan asas pemerataan. Dengan demikian diharapkan masyarakat akan menerima manfaat yang optimal dan tanggung jawab secara penuh terhadap program pembangunan daerah tertinggal. 3. Sesuai dengan adat istiadat dan budaya setempat. Pengembangan kegiatan yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan masyarakat perlu memperhatikan adat istiadat dan budaya yang telah berkembang sebagai suatu kearifan tradisional dalam kehidupan masyarakat setempat 4. Berwawasan lingkungan. Pelaksanaan kegiatan dalam program pembangunan daerah tertinggal harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada prinsip berkelanjutan. Prinsip ini mempertimbangkan dampak kegiatan terhadap kondisi lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat did aerah yang bersangkutan, baik untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. 5. Tidak diskriminatif. Dalam pelaksanaan kegiatan di daerah tertinggal tidak diskriminatif, baik dari segi suku, agama, ras, dan golongan. Prinsip ini digunakan agar kegiatan pembangunan daerah tertinggal tidak bias pada kepentingan pihak tertentu.

2.2. Tinjauan Literatur

2.2.1. Analisis Kebijakan Publik

A. Konsep Kebijakan Publik

Sebelum memahami jauh mengenai analisis kebijakan publik, perlu dipahami mengenai konsep kebijakan publik itu sendiri. Kebijakan publik oleh Dye 1992:2 diartikan sebagai whatever government choose to do or not to do, yaitu apapun yang pemerintah pilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kartasasmita 1997:142 lebih lanjut menjelaskan mengenai kebijakan publik, yaitu serangkain tujaun dan sasaran dari program‐program pemerintah. Kebijakan ini meurpakan upaya untuk memahami dan mengartikan : 1 Apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu masalah, 2 Apa yang menyebabkan atau yang mempengaruhinya, dan 3 Apa pengaruh dan dampak dari kebijakan publik tersebut. Anderson dalam Islamy mengartikan kebijakan publik sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan masalah tertentu. Friederich dalam Wahab 1991:13 mengartikan kebijakan sebagai suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan‐hambtan tertentu seraya mencari peluang‐peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan. Selain itu, Anderson dalam Lembaga Administrasi Negara 2000:2 mengartikan kebijakan publik sebagai suatu respon dari sistem politik terhadap demandsclaims dan supports yang mengalir dari lingkungannya. Berdasrkan pengetian ini, Dye 1978:9 mengemukakan dalam sistem kebijakan terdapat tiga elemen, yaitu kebijakan publik, pelaku kebijakan, dan lingkungan kebijakan. Dunn juga mengemukakan bahwa dalam sistem kebijakan terdapat tiga elemen, yaitu stakeholder kebijakan, BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN LITERATUR 12 kebijakan publik, dan lingkungan kebijakan. Mustopadidja 1992 menambah satu elemen, yaitu kelompk sasaran kebijakan. sementara menurut David Easton sistem terdiri atas unsur inputs, process, outputs, feedback,dan lingkungan. Lingkungan kebijakan dibagi dalam dua jenis, yaitu intra dan extra societal environment. Dalam lingkungan ini mengalir dua input, yaitu demandsclaims dan supports yang kemudian diproses ke dalam sistem politik yang selanjutnya melahirkan policy outputs, berupa policy dan decision. Policy outputs kembali ke social environment sebagai respon terhadap demandsclaims dan social environments. Atas dasar pengertian tersebut dapat ditemukan elemen yang terkandung dalam kebijakan publik sebagaimana apa yang terkandung dalam kebijakan publik sebagaimana apa yang dikemukakan Anderson dalam Islamy 1994:2021 yang antara lain mencakup beberapa hal berikut : 1. Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu 2. Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat‐pejabat pemerintah 3. Kebijakan adalah apa yang benar‐benar dilakukan oleh pemerintah dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan 4. Kebijakan publik bersifat positif merupakan tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu dan bersifat negatif keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu 5. Kebijakan publik positif selalu berdasarkan pada peraturan perundangan tertentu yang bersifat memaksa otoratif. Berdasarkan elemen‐elemen tersebut, maka kebijakan publik dibuat untuk memecahkan masalah dan untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang diinginkan. Dengan kata lain, maksud dan tujuan dari kebijakan publik adalah untuk memecahkan masalah publik yang tumbuh kembang di masyarakat.

B. Analisis Kebijakan Publik