BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
11
RAD PPDT Provinsi Maluku akan ditelaah lebih lanjut pada sub bab berikutnya tentang analisis
kesesuaian penyusunan substansi rencana RAD PPDT di provinsi dan kabupaten.
Gambar 5.2 Perbandingan RAD PPDT Provinsi Maluku dengan Realisasi Sektoral Tahun 2008
Sumber : Hasil Analisis
Dari data yang berhasil dikumpulkan, dari sisi jumlah anggaran diketahui bahwa sektor yang paling
banyak anggaran yang terlaksana jika disandingkan dengan RAD PPDT Provinsi Tahun 2008 adalah
dari : 1 Dinas Perhubungan Provinsi Rp 376,906,717,024, kemudian diikukuti oleh 2 Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Rp 68,781,649,000, 3 Dinas Sosial Rp 9,701,838,000.
Gambar
5.3 Grafik Perbandingan Usulan Program Prioritas PDT dalam RAD PDT terhadap Realisasi Sektoral
di Tingkat Provinsi Maluku Tahun 2008
Sumber : Hasil Analisis
Dari grafik persandingan RAD PDT yang dikompilasi oleh provinsi dari semua kabupaten tertinggal di
Maluku, dengan data realisasi programkegiatan SKPD Tahun 2008, diketahui bahwa program
prioritas SKPD provinsi yang terealisasi dikaitkan dengan lima prioritas program Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal, prioritas yang paling banyak menyerap dana adalah
pengembangan sarana prasarana, sementara itu untuk prioritas pengembangan ekonomi lokal
BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
12
menempati urutan kedua, dan penyerapan dana untuk prioritas PEL jauh lebih rendah dibandingkan
dengan penyerapan dana untuk prioritas pembangunan sarana prasarana. Sedangkan untuk prioritas
pengembangan kelembagaan dan SDM, menempati urutan terendah dalam penyerapan dana SKPD
Provinsi Maluku. Artinya adalah realisasi programkegiatan SKPD provinsi Maluku lebih banyak ke
arah sarana prasarana disamping memang biaya yang diperlukan untuk membangun sarana
prasaraba memang tergolong lebih mahal dibandingkan dengan biaya untuk prioritas lainnya.
Meskipun demikian, jumlah realisasi yang besar dalam rupiah tersebut masih perlu diketahui lebih
lanjut apakah terdapat efektifitas dan kesesuaian dengan upaya untuk mengatasi faktor‐faktor
ketertinggalan Provinsi Maluku. Hal ini akan dijelaskan pada sub bab berikutnya tentang analisis
kesesuaian substansi perencanaan RAD PPDT di provinsi Maluku dan Kabupaten SBB sebagai sampel
wilayah studi.
BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
13
Tabel 5.8 Analisis Perbandingan Usulan RAD PDT terhadap Realisasi ProgramKegiatan Sektoral di Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2008
NO. SKPD
ASPEK YANG DIINTERVENSI
USULAN PEMENUHAN
DANA REALISASI
ANGGARAN RP000
KEBUTUHAN DANA
RP000 SUMBER
DANA RP000 APBD
KAB APBD
PROV APBN
RP000 APBD
KAB APBD
PROV APBN
1
Dinas Koperasi
Penanaman Modal
Pengembangan Ekonomi
Lokal 150,000
150,000 ‐
‐ 80,376
54 80,376
‐ ‐
Dinas Koperasi Penanaman
Modal 150,000
150,000 ‐
‐ 80,376
54 80,376
‐ ‐
2
Dinas Kesehatan
Pengembangan Sarana
Prasarana 1,000,000
200,000 ‐
800,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Sumber Daya
Manusia 2,652,000
852,000 500,000
1,300,000 2,057,000
78 692,000
465,000 900,000
Dinas Kesehatan
3,652,000 1,052,000
500,000 2,100,000
2,057,000 56
692,000 465,000
900,000 3
Dinas Sosial
Tenaga Kerja
dan Transmigrasi
Pengembangan Sarana
Prasarana 2,000,000
400,000 400,000
1,200,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Sumber Daya
Manusia 550,000
200,000 ‐
350,000 353,352
64 ‐
‐ 353,352
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi 2,550,000
600,000 400,000
1,550,000 353,352
14 ‐
‐ 353,352
4 Dinas
Tanaman Pangan
dan Hortikultur
Pengembangan Ekonomi
Lokal 3,300,000
600,000 650,000
2,050,000 803,438
24 406,518
‐ 396,920
Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultur 3,300,000
600,000 650,000
2,050,000 803,438
24 406,518
‐ 396,920
5 Dinas
Pendidikan
Pengembangan Sarana
Prasarana 101,750,000
16,650,000 28,475,000
56,625,000 72,145,000
71 26,154,000
17,456,000 28,535,000
Pengembangan Sumber Daya
Manusia 1,550,000
550,000 550,000
450,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Dinas Pendidikan
103,300,000 17,200,000
29,025,000 57,075,000
72,145,000 70
26,154,000 17,456,000
28,535,000 6
Dinas Peternakan
Pengembangan Sarana
Prasarana 1,400,000
600,000 600,000
200,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Ekonomi
Lokal 2,950,000
200,000 200,000
2,550,000 1,230,000
42 1,000,000
230,000 ‐
Pengembangan Sumber Daya
Manusia 100,000
100,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pencegahan Konflik
dan Rehabilitasi
Bencana 450,000
50,000 100,000
300,000 600,000
133 ‐
600,000 ‐
Dinas Peternakan
4,900,000 950,000
900,000 3,050,000
1,830,000 37
1,000,000 830,000
‐ 7
Dinas Pasar
Pengembangan Sarana
Prasarana 2,000,000
500,000 ‐
1,500,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Dinas Pasar
2,000,000 500,000
‐ 1,500,000
‐ ‐
‐ ‐
‐ 8
Kantor Kesbang
dan
Pencegahan Konflik
dan Rehabilitasi
Bencana 950,000
300,000 ‐
650,000 950,000
100 300,000
‐ 650,000
BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
14
NO. SKPD
ASPEK YANG DIINTERVENSI
USULAN PEMENUHAN
DANA REALISASI
ANGGARAN RP000
KEBUTUHAN DANA
RP000 SUMBER
DANA RP000 APBD
KAB APBD
PROV APBN
RP000 APBD
KAB APBD
PROV APBN
Infokom Kantor
Kesbang dan Infokom 950,000
300,000 ‐
650,000 950,000
100 300,000
‐ 650,000
9 Dinas
Kelautan dan
Perikanan
Pengembangan Sarana
Prasarana 4,200,000
700,000 500,000
3,000,000 5,418,428
129 492,584
‐ 4,925,844
Pengembangan Ekonomi
Lokal 1,050,000
150,000 200,000
500,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Dinas Kelautan dan Perikanan
5,250,000 850,000
700,000 3,500,000
5,418,428 103
492,584 ‐
4,925,844 10
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
Pengembangan Ekonomi
Lokal 300,000
350,000 350,000
200,000 62,394
21 62,394
‐ ‐
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan
300,000 350,000
350,000 200,000
62,394 21
62,394 ‐
‐ 11
Dinas Perkebunan
Pengembangan Ekonomi
Lokal 600,000
400,000 ‐
200,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Kelembagaan
100,000 50,000
‐ 50,000
‐ ‐
‐ ‐
‐ Dinas
Perkebunan 700,000
450,000 ‐
250,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
12 Dinas
Kehutanan
Pengembangan Ekonomi
Lokal 1,250,000
350,000 ‐
900,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Sumber Daya
Manusia 75,000
75,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Kelembagaan
450,000 ‐
‐ 450,000
‐ ‐
‐ ‐
‐ Pencegahan
Konflik dan
Rehabilitasi Bencana
1,900,000 150,000
250,000 1,500,000
‐ ‐
‐ ‐
‐ Dinas
Kehutanan 3,675,000
575,000 250,000
2,850,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
13
BPMD
Pengembang an Sarana
Prasarana 7,440,000
740,000 ‐
6,700,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Ekonomi
Lokal 1,000,000
‐ ‐
1,000,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Pengembangan Sumber Daya
Manusia 300,000
200,000 ‐
100,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
BPMD 8,740,000
940,000 ‐
7,800,000 ‐
‐ ‐
‐ ‐
Total 139,467,000
24,517,000 32,775,000
82,575,000 83,699,988
60 29,187,872
18,751,000 35,761,116
Sumber : Diolah dari matriks RAD PDT Kabupaten SBB Tahun 2008 dan Matriks Realisasi ProgramKegiatan SKPD Kabupaten SBB Tahun 2008
BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
15
Analisis tabel ini menggunakan asumsi bahwa programkegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD Tahun
2008 ini sudah dikoordinasikan oleh Tim Kordinasi Kabupaten terhadap seluruh SKPD terkait di
kabupaten dan sudah mendapat kejelasan kesepakatan untuk dilaksanakan di dalam Renja SKPD.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari Rp 139.467.000.000 yang diusulkan oleh SKPD Kab SBB,
yang dapat direalisasikan hanya Rp 83.699.988.000 60 dengan komponen yang bersumber dari
APBN Rp 35.761.116.000,‐ 42,73, dari APBD Provinsi Rp 18.751.000.000 22,4, dan yang
bersumber dari APBD kabupten Seram Bagian Barat Rp 29.187.872.000 34,87. Artinya dalam
pelaksanaan pembangunan daerah tertinggal yang dilaksanakan melalui programkegitatan rutin
SKPD di Kabupaten SBB ini tidak terdapat perbedaaan yang jauh antara APBN dengn APBD
Kabupaten
SBB, dimana terlihat sudah ada perimbangan yang agak lumayan antara realisasi dari APBN
dengan realisasi dari APBD Kabupaten SBB, meski tetap terlihat bahwa APBN paling banyak
berkontribusi dalam realisasi Programkegiatan SKPD di Kabupaten SBB.
Gambar 5.4 Perbandingan Rencana PPDT Kabupaten Seram Bagian Barat dengan Realisasi
Sektoral Tahun 2008
Sumber : Hasil Analisis
Jika dilihat dari jumlah usulan per masing‐masing SKPD di Kabupaten SBB yang datanya berhasil
dikumpulkan, sektor yang paling banyak mengusulkan dalam RAD PPDT yang paling jauh
perbedaannya dengan SKPD lainnya yaitu dari Dinas Pendidikan, dan dinas ini sekaligus juga
menempati urutan tertinggi dalam realisasipenyerapan anggaran terbanyak dibandingkan dengan
SKPD lainnya. Meski sangat jauh perbedaannya dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kelautan Perikanan
menempati urutan kedua dalam mengusulkan jumlah programkegiatan dan demikian juga dengan
realisasi penyerapan anggarannya. Urutan ketiga dan keempat terbanyak mengusulkan kegiatan
adalah Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan. Sementara itu dinas yang realisasi penyerapan
anggarannya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah yang diusulkan adalah BPMD, Dinas
Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pasar, dan Dinas Koperasi dan UKM. Rendahnya realisasi dari
kelima dinas tersebut diduga berkaitan dengan adanya masalah dalam proses penyusunan substansi
rencana, atau masalah koordinasi dalam proses pelaksanaan programkegiatan.
BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
16
Gambar 5.5 Perbandingan Usulan Program Prioritas PDT dalam RAD PDT terhadap Realisasi
Sektoral di Tingkat Kab. Seram Bagian Barat Tahun 2008
Sumber : Hasil Analisis
Jika disandingkan lima prioritas sasaran pembangunan daerah tertinggal dengan realisasi
programkegiatan SKPD di Kabupaten SBB Tahun 2008 maka prioritas yang paling banyak jumlah
usulannya dan yang paling banyak terealisasi adalah prioritas pengembangan sarana prasarana,
sama halnya dengan yang terjadi di tingkat Provinsi Maluku. Meski berada pada posisi nomor dua,
prioritas pengembangan ekonomi lokal jauh lebih rendah jumlah usulannya serta jumlah penyerapan
anggarannya dibandingkan dengan prioritas pembangunan sarana dan prasarana. Sedangkan untuk
prioritas pencegahan konflik dan rehabilitasi bencana, pengembangan kelembagaan dan
sumberdaya manusia menempati urutan terendah dalam jumlah pengusulan program maupun
dalam penyerapan realisasi anggarannya.
Gambar
5.6 Perbandingan Jumlah Usulan Kegiatan Antar Sektor dalam RAD PDT Kab. Seram Bagian