Waktu Pelaksanaan Kajian Metode Analisis Kajian Kerangka Logis Kajian

BAB III METODOLOGI 2 NO DATA YANG DIPERLUKAN SUMBER DATA Pembangunan Daerah Tertinggal Provinsi 5 Lakip SKPD Provinsi yang terkait dengan pembangunan daerah tertinggal tahun 2008 di empat daerah studi SKPD Provinsi yang terkait dengan pembangunan daerah tertinggal 6 a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah RPJPD Kabupaten b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJMD Kabupaten c. Strategi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Strada PPDT Kabupaten d. Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal RAD PPDT Kabupaten e. Surat Keputusan SK pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kabupaten Bappeda Kabupaten 7 Lakip SKPD Kabupaten yang terkait dengan pembangunan daerah tertinggal tahun 2008 di empat daerah studi SKPD Kabupaten yang terkait dengan pembangunan daerah tertinggal

3.2. Waktu Pelaksanaan Kajian

Kajian ini dilaksanakan dalam waktu delapan bulan, terhitung sejak bulan April hingga November 2009.

3.3. Metode Analisis Kajian

Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan adalah studi literatur untuk memperoleh data tentang kebijakan pembangunan daerah tertinggal dan gambaran daerah tertinggal secara umum. Metode Focus Group Discussion FGD dan wawancara mendalam indepth interview juga dilakukan untuk memperoleh data dan informasi seputar proses penyusunan dan realisasi kebijakan pembangunan daerah tertinggal di tingkat daerah, baik provinsi maupun kabupaten. Sementara pada tahap analisis, digunakan metode deskriptif kualitatif untuk membahas proses penyusunan dan realisasi kebijakan pembangunan daerah tertinggal serta mengidentifikasi permasalahankendalanya. Dari permasalahan dan kendala ini, kemudian disusun indikator proses pengelolaan pembangunan daerah tertinggal dengan menggunakan metode Logical Framework Analysis LFA.

3.4. Kerangka Logis Kajian

Ruang lingkup analisis Kajian ini akan dibagi kedalam tiga bagian utama, yaitu : 1 Realisasi RAD PPDT Kabupaten, 2 Proses Pelaksanaan RAD PPDT Kabupaten, dan 3 Realisasi pelaksanaan RAD PPDT. Analisis realisasi pelaksanaan RAD PPDT akan difokuskan pada pembahasan implementasi RAD PPDT Kabupaten, yang ditunjukkan melalui jumlah kegiatan dan anggaran yang terealisir. Hasil kinerja pelaksanaan RAD PPDT yang dihasilkan pada bagian ini akan dikaitkan dengan dua bagian analisis sesudahnya yaitu pada proses perencanaan dan proses pelaksanaan, untuk mengetahui alasan‐ alasan dibalik kinerja pelaksanaan RAD PPDT. Analisis proses perencanaan RAD PPDT Kabupaten akan difokuskan pada pembahasan persoalan keserasian substansi perencanaan dan keterpaduan proses perencanaan. Analisis keserasian BAB III METODOLOGI 3 substansi perencanaan akan membahas sejauh mana rumusan permasalahan disusun, dan sejauh mana rumusan substansi kebijakan pada RAD PPDT Kabupaten di daerah sampel konsisten dengan permasalahan ‐permasalahan aktual yang dihadapi daerah serta. Bagian ini akan menganalisis apakah penyusunan RAD PPDT telah sesuai dengan kaidah perumusan kebijakan dari sisi struktur kebijakan policy structure. Sedangkan analisis keterpaduan proses perencanaan akan membahas sejauh mana proses sinkronisasi dan koordinasi perencanaan RAD PPDT, baik secara horizontal maupun secara vertikal, termasuk sejauh mana proses perumusan RAN PPDT dan RAD PPDT provinsi, yang memiliki keterkaitan erat dengan proses perencanaan RAD PPDT Kabupaten. Analisis proses pelaksanaan RAD PPDT akan difokuskan pada pembahasan persoalan koordinasi pelaksanaan RAD PPDT Kabupaten beserta upaya pengendalian, dan pengawasannya, setelah dokumen tersebut disepakati dan ditetapkan dalam produk hukum yang mengikat. Berdasarkan ketiga lingkup analisis diatas, akan dihasilkan isu‐isu strategis pada setiap bagian analisis,yang selanjutnya akan diformulasikan lebih lanjut menjadi ‘indikator kinerja proses’. Indikator ini dapat digunakan oleh berbagai pihak untuk melaksanakan ‘evaluasi proses’, serta untuk menyusun rekomendasi masukan bagi penyempuranaan pelaksanaan kebijakan PPDT di tingkat pusat, provinsi, dan daerah dari sisi substansi perencanaan, proses perencanaan, serta proses pelaksanaan. BAB III METODOLOGI 4 Gambar 3.1 Kerangka Logis Kajian Proses Perencanaan RAD PPDT Kabupaten Proses Pelaksanaan RAD PPDT Kabupaten Keterpaduan Proses Perencanaan Keseraiasn Substansi Perencanaan Keserasian susbstansi perenccanaan dengan masalah aktual Keserasian substansi perencanaan dari sisi struktur kebijakan input‐proses‐output‐ Keterpaduan Proses Perencanaan antar sektor di tingkat pusat Keterpaduan Proses Perencanaan di tingkat daerah dan antal level pemerintah Proses Koordinasi Pelaksanaan RAD PPDT Kabupaten Isu Substansi Perencanaan Realisasi pelaksanaan RAD PPDT Proses Monev Pelaksanaan RAD PPDT Kabupaten Indikator Kinerja Proses Rekomendasi Perbnikan substansi dan proses perencanaanp elaksanaan PPDT Isu Proses Perencanaan Indikator Kinerja Proses Masukan terhadap penyempurnaan substansi perencanaan PPDT Masukan terhadap perbaikan Proses perencanaan PPDT Isu Proses Pelaksanaan Indikator Kinerja Proses Masukan terhadap Proses pelaksanaan PPDT Perbandingan antara realisasi dengan rencana mengapa ? BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH TERTINGGAL 1 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH TERTINGGAL Pada Bab IV ini akan menyajikan tentang gambaran daerah tertinggal di Indonesia, dimulai dari gambaran secara umum yaitu faktor penyebab ketertinggalan, kriteria penetapan daerah tertinggal, dan sebarannya, hingga menyajikan gambaran daerah tertinggal yang menjadi wilayah studi, yaitu Kabupaten Lampung Selatan di Provinsi Lampung, Kabupaten Landak di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Gorontalo di Provinsi Gorontalo, dan Kabupaten Seram Bagian Barat di Provinsi Maluku. Pada masing‐masing wilayah studi akan digambarkan kondisi wilayah, kondisi penduduk, potensi, faktor penyebab ketertinggalan, dan kebijakan dalam pembangunan daerah tertinggal.

4.1. Gambaran Daerah Tertinggal di Indonesia