Perbandingan Jumlah Usulan Kegiatan Antarsektor dalam RAD PPDT Provinsi Maluku Tahun

BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 10 Tabel tersebut menjelaskan perbandingan RAD PPDT dengan Realisasi Sektoral di Tingkat Provinsi Maluku Tahun 2008 : • Jumlah dana yang diusulkan di dalam RAD PPDT Provinsi adalah Rp 492,294,165,150 yang terdiri dari APBD Provinsi Rp 592,530,000 2,46 dan APBN 480,162,122,150 97,54 . Sedangkan Jumlah anggaran yang dipenuhi sebelum dilaksanakan Rp 475,761,035,936 97. • Programkegiatan yang direalisasikan sebagian besar bersumber dari APBN, dimana total realisasi adalah Rp 475,761,035,936 96.6 terdiri dari Rp 463,991,711,675 97,53 bersumber dari APBN, 11,769,324,261 2,47 berasal dari APBD provinsi. Hal itu mengindikasi bahwa di tingkat provinsi usulan RAD lebih banyak ditujukan untuk dibiayai oleh APBN yaitu lebih dari 97 dari kebutuhan biaya di provinsi. Sedangkan yang diusulkan untuk dibiayai oleh ABPD provinsi tidak sampai 3 . Hasil realisasi anggaran, jumlahnya tidak terlalu jauh dimana yang terealisasi dari APBN sebanyak Rp 463,991,711,675 97,53 sedangkan yang terealisasi dari APBD provinsi adalah Rp 11,769,324,261 2,47 , ini artinya adalah bahwa antara jumlah dana yang diusulkan dengan jumlah dana yang direalisasikan tidak jauh berbeda, hanya saja untuk mengimplementasikan RAD PPDT di seluruh kabupaten tertinggal yang ada di Provinsi Maluku tersebut, yang paling banyak membiayai adalah APBN lebih dari 97 . Gambar

5.1 Perbandingan Jumlah Usulan Kegiatan Antarsektor dalam RAD PPDT Provinsi Maluku Tahun

2008 Sumber : Hasil Analisis Dari grafik tersebut diketahui bahwa di tingkat Provinsi Maluku, setiap SKPD terkait memiliki jumlah usulan rata‐rata diatas 80 buah usulan kegiatan. Yang paling banyak usulan kegiatannya adalah dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Koperasi UKM, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perindag, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan yang paling sedikit mengusulkan adalah Dinas Kehutanan. Artinya masalah kehutanan belum menjadi perhatian oleh Pemprov Maluku, meski di beberapa kabupaten STRADA PPDTnya memuat salah satu masalah pokok ketertinggalan yaitu penebangan hutan besar‐besaran dan lahan kritis yang memerlukan koordinasi lebih lanjut antar kabupaten di Maluku dan ini merupakan kewenangan dan tugas dari Pemkab untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi kepentingan beberapa wilayah kabupaten agar lebih bersinergi dalam penyusunan rencana PPDT kabupatennya masing‐masing. Untuk itu penyebab masalah ketidaksesuaian dalam penyusunan substansi perencanaan di dalama BAB V ANALISIS KESERASIAN DAN KETERPADUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 11 RAD PPDT Provinsi Maluku akan ditelaah lebih lanjut pada sub bab berikutnya tentang analisis kesesuaian penyusunan substansi rencana RAD PPDT di provinsi dan kabupaten. Gambar 5.2 Perbandingan RAD PPDT Provinsi Maluku dengan Realisasi Sektoral Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisis Dari data yang berhasil dikumpulkan, dari sisi jumlah anggaran diketahui bahwa sektor yang paling banyak anggaran yang terlaksana jika disandingkan dengan RAD PPDT Provinsi Tahun 2008 adalah dari : 1 Dinas Perhubungan Provinsi Rp 376,906,717,024, kemudian diikukuti oleh 2 Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Rp 68,781,649,000, 3 Dinas Sosial Rp 9,701,838,000. Gambar

5.3 Grafik Perbandingan Usulan Program Prioritas PDT dalam RAD PDT terhadap Realisasi Sektoral