9.00 7.00 5.00 3.00 1.00 Nova Faisal, SH, Kn. Cyber 2 Tower, Lantai 21

96 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima Laju Inlasi Tahun 2011 – 2015 Jan 2011 A pr 2011 Jul 2011 O ct 2011 Jan 2012 A pr 2012 Jul 2012 O ct 2012 Jan 2013 A pr 2013 Jul 2013 O ct 2013 Jan 2014 A pr 2014 Jul 2014 O ct 2014 Jan 2015 A pr 2015 Jul 2015 O ct 2015

10.00 9.00

8.00 7.00

6.00 5.00

4.00 3.00

2.00 1.00

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi inlasi, serta kebijakan iskal, moneter, dan sektor riil dalam pengendalian inlasi, maka laju inlasi sampai dengan akhir tahun 2015 diperkirakan mencapai 5. Pada perkembangan nilai tukar mata uang, fluktuasi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berlangsung sepanjang tahun, sebagai dampak kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian dunia yang terkena dampak krisis ekonomi di AS serta proses pemulihan ekonomi di negara-negara Eropa yang berjalan relatif lambat. Hingga akhir Juli 2015, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi dengan rata-rata 14,92 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dari Rp12.500 menjadi Rp13.481 per dolar AS. Kinerja nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan mengalami tekanan sepanjang tahun 2014 – 2015, seiring dengan beberapa indikator eksternal dan domestik yang masih relatif lemah. Dari sisi domestik, tekanan terhadap kinerja nilai tukar rupiah masih bersumber dari potensi deisit APBN dan deisit neraca transaksi berjalan, terutama yang bersumber dari importasi minyak guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal tersebut mendorong pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sepanjang tahun 2015. Inlation Rate 2011 – 2015 By considering factors that inluence inlation, as well as iscal, monetary policies and real sector in inlation control, inlation rate until end of 2015 was estimated to reach 5. In the development of currency exchange rate, rupiah exchange rate luctuation to US dollar occurred year-long, as the result of market players’ concern to the global economy condition which bear the impact of US economy crisis as well as the relatively slow economy improvement process in European countries. Until end of July 2015, rupiah exchange rate was depreciated averagely 14.92 compared to the same period, from IDR 2,500 to IDR13,481 per US dollar. The performance of rupiah exchange rate was estimated to face pressure in 2014-2015, along with several relatively weak external and domestic indicators. From its domesic aspect, pressure to rupiah exchange rate performance was sill sourced from Naional Budget deicit potenial and deicit balance of current accounts, especially from oil importaion to fulill domesic demand. That also drove the rupiah exchange rate movement to US dollar year-along 2015. TInJAUAn EKOnOMI MAKRO DAn InDUSTRI MACRO ECOnOMy AnD InDUSTRy REvIEw 97 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS 2011-2015 Jan 2011 A pr 2011 Jul 2011 O ct 2011 Jan 2012 A pr 2012 Jul 2012 O ct 2012 Jan 2013 A pr 2013 Jul 2013 O ct 2013 Jan 2014 A pr 2014 Jul 2014 O ct 2014 Jan 2015 A pr 2015 Jul 2015 O ct 2015 14.000 13.500 13.000 12.500 12.000 11.500 11.000 10.500 10.000 9.500 9.000 8.500 8.000 Beberapa sumber tekanan dari domestik dan luar negeri yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2014, diperkirakan masih akan mewarnai pergerakan rupiah pada tahun 2015. Ke depan, kinerja nilai tukar rupiah masih akan menghadapi beberapa tantangan yang bersumber dari ketatnya likuiditas global karena light to quality, meningkatnya potensi tekanan yang bersumber dari pelebaran deisit neraca transaksi berjalan, serta tekanan dari sisi iskal sebagai akibat meningkatnya importasi minyak. Di samping data pertumbuhan perekonomian dan inlasi serta nilai tukar mata uang, kondisi perubahan regulasi berpengaruh besar terhadap dunia usaha dan investasi di Indonesia; khususnya regulasi terkait pengupahan yang tertuang dalam standar Upah Minimum KabupatenKota UMK. Untuk wilayah Bekasi, lokasi dimana Kantor Pusat dan Pabrik Perseroan berada, telah diterbitkan SK Gubernur Jawa Barat No. 561Kep.1746-Bangsos2014 Tahun 2014 tentang UMK sebesar Rp3,3 juta, meningkat sebesar 12 dari tahun 2014. Demikian pula dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015, menegaskan kepada pengusaha untuk melakukan peninjauan upah secara berkala untuk penyesuaian biaya kebutuhan hidup atau peningkatan produktivitas kerja dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan. Hal ini memberikan dampak kepada kenaikan biaya upah produksi minimal 12 tahun 2016. Development of Rupiah Exchange Rate to US Dollar 2011-2015 Several causes of domestic and foreign pressures that had afect 2014, was estimated to still inluence rupiah volatility in 2015. In the future, rupiah exchange rate performance will face several challenges from tight global liquidity due to light to quality, the increasing pressure potential caused by the widening deicit of current accounts transaction, as well as pressure from the iscal area due to the increasing oil importation. Aside to economic growth data and inlaion as well as currency exchange rate, regulaion change also posed signiicant impacts to the business and investment world in Indonesia; especially regulaion concerning pay standard, the DistrictCity Minimum Wage Standard UMK. For Bekasi area, where the Headquarter Oice and Company Factory are located, the Decree of Governor of West Java No. 561Kep. 1746-Bangsos2014 of 2014 concerning City Minimum Wage sipulated minimum wage at IDR3.3 million, a 12 increase from 2014. Moreover, the enactment of Government Regulaion No. 78 of 2015 emphasizes that employers shall conduct regular wage review to adjust the living cost or work producivity improvement by considering the company’s ability. This will create impact to the minimum 12 increase of producion cost in 2016. 98 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima TINJAUAN INDUSTRI FARMASI NASIONAL TAHUN 2015 Anggaran Kesehatan dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN tahun 2016 diperkirakan mencapai lebih dari Rp106 triliun atau setara 5 terhadap rasio total belanja negara, sebagaimana diamanatkan Undang-Undang UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam rangka mendukung program Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN. Secara historis, besaran anggaran tersebut menjadi yang kali pertama menembus 3 tiga digit triliun dalam sejarah alokasi anggaran kesehatan. Dampak kebijakan ini meningkatkan Dana Alokasi Khusus DAK dimana secara total terjadi kenaikan signiikan 43 dibandingkan anggaran kesehatan tahun 2014 yang sebesar Rp74,3 triliun. Pemanfaatan dan alokasi besarnya anggaran tersebut diberikan untuk pembangunan sarana dan prasarana kesehatan serta memperluas cakupan Penerima Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan Nasional JKN menjadi sebanyak 92,4 juta jiwa yang ditargetkan pada tahun 2015. Peningkatan alokasi anggaran kesehatan yang sangat signiikan berdampak positif terhadap industri yang bergerak dalam bidang kesehatan seperti industri farmasi, manufaktur alat kesehatan, distributor farmasi dan alat kesehatan khususnya yang melayani segmen fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah. Selain karena pengaruh peningkatan belanja langsung dan belanja modal Pemerintah di bidang kesehatan, potensi tersebut belum memperhitungkan pengeluaran sektor swasta dan pribadi yang menjadi beban rumah tangga untuk perawatan kesehatan. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang positif, di atas 5 memberikan harapan bahwa daya beli masyarakat akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut. Dalam periode 2 dua tahun terakhir setelah pemberlakuan lelang obat dengan sistem e-Catalogue oleh Pemerintah yang disusun berdasarkan Formularium Obat Nasional FORNAS, terjadi koreksi pertumbuhan pasar farmasi Nasional. Kebutuhan obat untuk mendukung pelaksanaan program JKN melalui Badan Pelayanan Jaminan Sosial BPJS yang mengutamakan pemakaian Obat Generik Berlogo OGB berkontribusi terhadap nilai pertumbuhan usaha farmasi. Hal ini dapat terjadi disebabkan adanya selisih harga yang sangat tinggi antara harga OGB dengan obat generik bermerek dagang. Namun menurut data Frost Sullivan pertumbuhan pasar farmasi nasional diperkirakan mencapai 10 dengan perkiraan nilai pasar mencapai USD7,1 miliar di tahun 2015. Dengan nilai pertumbuhan tersebut, pertumbuhan pasar farmasi di Indonesia melampaui pasar farmasi Thailand, Jepang, Korea Selatan dan Australia yang masing-masing tumbuh rata-rata per tahun sebesar 7, 2, 7, dan 2. NATIONAL PHARMACEUTICAL INDUSTRY REVIEW 2015 Health Budget in the National Budget APBN 2016 Draft is estimated to reach more than IDR106 trillion or equivalent with 5 total state spending ratio, as mandated by Law No. 36 of 2009 on Health in supporting the National Social Security System Program SJSN. Historically, the budget amount will be the irst time to break the 3 three digits trillion in the history of health budget allocation. The impact of this policy has increased the Special Allocation Fund DAK whereas in total there is signiicant increase of 43 compared to health budget 2014, in the amount of IDR74.3 trillion. The utilization and majority of budget allocation is for developing the health facility and infrastructure as well as expanding the scope of Recipient of Aid for Health Care Beneits Premium PBI of the National Health Insurance JKN for the targeted 92.4 million people in 2015. The highly signiicant increase in health budget allocation has positive impact to the industry in health sector such as pharmaceutical industry, medical device manufacturers, pharmaceutical and medical devices distributor companies, especially the ones serving the Government-owned health service facility segment. In addition to the the inluence of increase in Government direct and capital spending in health sector, the potential has not taken into account the private sector and individual health spending that becomes personal cost. With the assumption of positive economic growth at above 5, it gives hope that public purchasing ability will increase along with the economic growth. In the last 2 two years after the Government started to implement medicine tender using e-Catalogue system developed based on the Naional Medicine Formularium FORNAS, there has been naional pharmaceuical market growth correcion. The need for medicine to support the Naional Health Insurance through the Social Security Management Agency BPJS which prioritizes generic medicine OGB contributed to growth value of pharmaceuical business. This could happen due to the disincive price diference between the generic medicine OGB with branded medicine. However, according to Frost Sullivan data, the naional pharmaceuical market growth was esimated to reach 10 with the esimaion of market value reaching USD7.1 billion in 2015. With such growth value, pharmaceuical market growth in Indonesia exceeds Thailand, Japan, South Korea and Australia pharmaceuical markets, which on average grew 7, 2, 7, and 2 per annum, respecively. TInJAUAn EKOnOMI MAKRO DAn InDUSTRI MACRO ECOnOMy AnD InDUSTRy REvIEw 99 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Pertumbuhan Pasar Farmasi Antar Negara CAGR 2011-2015 2 2 7 7 10 11 19 21 Tiongkok India Malaysia Indonesia Thailand Korea Selatan Jepang Australia 25 20 15 10 5 Sumber Data: Frost Sullivan Nilai pasar farmasi nasional tahun 2015 diproyeksikan berada di kisaran Rp54 triliun, menjadi peluang bagi 206 perusahaan yang aktif melakukan kegiatan produksi dan pemasaran di Indonesia yang terdiri dari 3 tiga perusahaan milik negara BUMN—salah satunya adalah Perseroan, 1 anak perusahaan BUMN, 26 perusahaan farmasi multinasional dan 176 perusahaan farmasi dalam negeri. Dengan nilai yang tidak terlalu besar sementara pelaku usaha terbilang cukup banyak mengakibatkan persaingan yang terjadi sangat ketat sehingga tidak ada perusahaan yang berposisi dominan dapat menguasai pasar. Dalam kondisi tersebut membuat pasar bersifat fragmented sehingga semua perusahaan berupaya keras untuk mempertahankan pasar dan pelanggannya dengan berbagai strategi. Jumlah Perusahaan Farmasi di Indonesia 176 Perusahaan farmasi dalam negeri National pharmaceutical companies 26 Perusahaan farmasi multinasional Multinational pharmaceutical companies 3 BUMN SOE 1 Anak Perusahaan BUMN SOE Subsidiary Growth of Inter-State Pharmaceuticals Market CAGR 2011-2015 Value of national pharmacy market in 2015 was projected to be in the range of IDR54 trilion. There are opportunities for 206 companies that are actively engaged in production and marketing in Indonesia through 3 three State Owned Enterprises SOE – one of them is the Company, 1 SOE subsidiary, 26 multinational pharmaceutical companies, and 176 domestic pharmaceutical companies. Considering the moderate value and the large number of players, the competition is intense; there is not one company that is the dominating player in the market. In that condition, market is fragmented, driving all companies to endeavor to keep their market and customers with a variety of strategies. number of Pharmaceutical Companies in Indonesia 100 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima Berdasarkan portofolio produknya, obat peresepan dokter, atau Ethical Product, masih memiliki market share yang secara value lebih besar, yaitu sekitar 60,4 dari total pasar; sedangkan produk-produk obat bebas atau Over The Counter OTC masih lebih rendah sekitar 39,6. Jika dibandingkan tahun 2014, volume produk obat Ethical mengalami peningkatan, dari 25,7 menjadi 25,8. Sementara Obat Generik Berlogo OGB justru mengalami penurunan volume, dari 11,9 di tahun 2014 menjadi 11,4. Pasal 32 pada Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, “Pelayanan obat dan Bahan Medis Habis Pakai BMHP untuk Peserta Jaminan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan berpedoman pada daftar dan harga obat, dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh Menteri” berdampak pada perkembangan permintaan obat generik yang terus mengalami pertumbuhan dari tahun 2014 ke tahun 2015 dan proyeksi Rencana Kebutuhan Obat RKO tahun 2016. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah kepersertaan program JKN baik peserta JKN Mandiri maupun kelompok JKN PIB; dan meningkatnya permintaan obat generik di sektor pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan guna memenuhi kebutuhan Satuan Kerja Satker di seluruh wilayah Indonesia. Pasar Obat Generik Nasional Tahun 2011 – 2015 dalam unit 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 - MAT 3Q 2011 MAT 3Q 2013 MAT 3Q 2012 MAT 3Q 2014 MAT 3Q 2015 8,570,178,000 9,104,452,000 9,575,052,000 8,313,208,000 7,722,600,000 Sumber Data: IMS Health 3Q 2015 Program JKN akan menjadi isu sentral yang paling penting yang akan mempengaruhi perkembangan industri farmasi dan alat kesehatan di Indonesia. Terutama pelaksanaan JKN pada tahun 2015 yang memasuki tahun ke-4 telah terbukti menjadi segmen menarik untuk perebutan pangsa pasar. Meskipun Based on the product portfolio, prescribed medicine, or Ethical Product, still has the larger market share in value, around 60.4 of the total market; meanwhile Over The Counter OTC medicine is still slightly lower at 39.6. Compared to 2014, the Ethical medicine product volume has improved, from 25.7 to 25.8. Meanwhile generic medicine OGB volume had decreased, from 11.9 in 2014 to 11.4. Aricle 32 of Presidenial Regulaion No. 12 of 2013 on Naional Health Insurance, “Medicine services and Disposable Medicine Material for the Naional Health Insurance Paricipants in the Health Facility refers to the drugs list and price, and disposable medicine material determined by the Minister” impacted the development of the generic medicine demand that grows from 2014 to 2015 and the projecion of the Medicine Needs Plan RKO in 2016. This causes the increased number of paricipants of Naional Health Insurance both the Independent Naional Health Insurance JKN Mandiri as well as group of Recipient of Aid for Health Care Beneits Premium JKN PBI; and the increasing demand of generic medicine in the government sector, especially Ministry of Health to fulill the demand of Working Unit Satker in the whole territory of Indonesia. national Generic Medicine Market 2011 – 2015 in unit JKN Program will be the most important central issue that will inluence the development of pharmaceutical and medical devices industries in Indonesia. Especially the implementation of JKN that in 2015 entered its fourth implementation year has been proven to be an interesting segment for competition in TInJAUAn EKOnOMI MAKRO DAn InDUSTRI MACRO ECOnOMy AnD InDUSTRy REvIEw 101 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance the market share. Even though it has the potential to decrease business margin due to intense tender competition, in volume it is promising so that almost pharmaceutical companies both large and small iercely competing to be included in the standard JKN Program Medicine e-Catalogue. In that kind of market situation, the biggest challenge for a pharmaceutical company would be to depend on its ability to supply products and provide highly competitive price to gain siginiicant market share. In OTC category, the growth and competition is relatively constant without too many changes. The health care product to address symptomatic problems to stop mild illness symptoms and routine health care or self-medication is still routinely needed by the people. The existence of JKN will not inluence the over the counter market value because the habit of self-medication has become customary in the society, both self-medication using chemical medicines and herbal medicines. Preventive health care products such as multivitamins and health and food supplements categorized as OTC products are still especially promising in the market. This is proven with more new products launched and promoted in various media – print, television, and digital media. MARKET SHARE Naional pharmaceuical market unil quarter III in 2015 grew 7.91 compared to the same period in 2014. This was supported by the increasing growth of ethical medicine by 10.73 and OTC medicine by 3.88. For ethical medicine product, the biggest growth was posted by generic medicine product category with 17.17, dominated by generic product sales from domesic pharmaceuical companies. Growth of national Pharmaceutical Market MAT value berpotensi menurunkan marjin usaha karena persaingan tender harga yang sangat tajam, namun secara volume cukup menjanjikan sehingga hampir semua perusahaan farmasi baik industri besar maupun kecil bersaing ketat untuk dapat masuk dalam standar e-Catalogue Obat Program JKN. Dalam situasi pasar tersebut, tantangan terbesar bagi perusahaan farmasi bergantung pada kemampuannya dalam suplai produk dan harga yang sangat kompetitif sehingga dapat memperoleh market share yang signiikan. Pada kategori obat bebas, pertumbuhan dan persaingan ini relatif konstan dan tidak banyak mengalami perubahan. Produk perawatan kesehatan yang bersifat simtomatik untuk menghilangkan gejala sakit ringan dan perawatan kesehatan rutin atau swamedikasi masih akan tetap dibutuhkan secara rutin oleh masyarakat. Keberadaan JKN tidak akan berpengaruh terhadap nilai pasar kelompok produk obat bebas karena kebiasaan swamedika masyarakat telah menjadi budaya, baik swamedika yang menggunakan obat berbahan kimia maupun obat tradisional. Khususnya produk perawatan kesehatan yang bersifat pencegahan seperti multivitamin dan suplemen kesehatan maupun makanan masih menjadi kelompok produk OTC yang potensial pasarnya. Terbukti dengan makin banyaknya peluncuran produk baru dan aktivitas promosi produk di berbagai media baik cetak, televisi maupun digital online. PANGSA PASAR Pasar farmasi nasional sampai dengan kuartal ke-III tahun 2015 tumbuh sebesar 7,91 jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2014. Hal ini ditopang oleh peningkatan pertumbuhan produk obat ethical sebesar 10,73 dan obat bebas sebesar 3,88. Untuk produk obat ethical sendiri, pertumbuhan terbesar terdapat pada kategori produk OGB yang bertumbuh sebesar 17,17 yang didominasi oleh penjualan produk OGB dari perusahaan farmasi dalam negeri. Pertumbuhan Pasar Farmasi Nasional MAT Value Category MAT 3Q15 vs 3Q14 in Total MNC Domestic Total 7.91 15.04 5.32 Ethical 10.73 20.04 5.85 Ethical Branded 9.59 20.23 2.53 Unbranded Generic 17.17 5.88 17.52 Free Sales 3.88 -0.61 4.72 Sumber data : IMS Health 3Q 2015 102 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima RENCANA KERJA DAN KEBIJAKAN STRATEGIS 2015 PLAnnED ACTIvITIES AnD STRATEGIC POLICy 2015 PENETAPAN DAN EVALUASI ASUMSI RKAP 2015 Perseroan memiliki kebijakan untuk merumuskan, menentukan dan menetapkan rencana kerja dan kebijakan strategis untuk tahun berikutnya yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP. Penetapan RKAP didasarkan pada asumsi yang ditentukan berdasarkan sumber data yang valid dan menjadi referensi banyak pihak. Sumber yang digunakan Perseroan dalam penentuan asumsi adalah sebagai berikut: 1. Data dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang telah dipublikasikan dan menjadi referensi dalam penyusunan RAPBN serta arahan dari Kementerian BUMN. 2. Data industri yang diperoleh dari Intercontinental Marketing Services IMS ataupun sumber lain yang dapat dijaga validitasnya. ESTABLISHMENT AND EVALUATION OF PLANNED ACTIVITIES AND COMPANY BUDGET RKAP 2015 ASSUMPTIONS The Company has the policy to formulate, determine, and set the work plan and strategic policy for the following year that is written in the Corporate Business Plan and Budget RKAP. The establishment of RKAP is based on assumptions sourced from valid data referred by many parties. The sources used by the Company in setting the assumption are as follow: 1. Data from Ministry of Finance and Bank of Indonesia that had been published and becomes the reference in developing the National Budget Draft as well as the direction from Ministry of State-Owned Enterprise. 2. Industry Data retrieved from Intercontinental Marketing Services IMS as well as other veriiable sources. 103 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance 3. Achievement of Company and corporate plan especially related to the production facility renovation plan and funding plan. Based on the data sources, the Company sets the assumption for RKAP 2015 as below, BUDGET PLAN 2015 Based on the CBPB 2015 that has been endorsed by the Board of Directors and Board of Commissioners, below is the projection of budget plan with comparison to the 2014 budget projection: Financial Position Budget 2014 and 2015 Cash Flow Budget 2014 and 2015 Investment Budget 2014 and 2015 Evaluation and Realization of External RKAP Assumption 2015 can be presented as follow, 3. Pencapaian Perseroan dan rencana korporasi terutama yang terkait dengan rencana renovasi fasilitas produksi dan rencana pendanaan. Berdasarkan sumber data yang dimiliki, Perseroan menetapkan asumsi untuk RKAP tahun 2015 sebagai berikut, Asumsi Eksternal External Assumption • Pertumbuhan ekonomi 5,6. • Inlasi pada kisaran 4,4. • Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat sesuai dengan kondisi pasar, sebesar Rp12.000 per Dolar AS. • Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara SPN 3 tiga Bulanan sebesar 6,2. • Pertumbuhan pasar farmasi pada kisaran 8,60, untuk pasar obat generik di kisaran 11,77 dengan semakin luasnya implementasi JKN. • Economic growth 5.6. • Inlation in the range of 4.4. • Rupiah exchange rate to United States Dollar based on market condition, in the amount of IDR 12.000 per US Dollar. • Treasure Note interest rate SPN 3 three monthly in the amount of 6.2. • Pharmacy market growth in the range of 8.60, and generic medicine market in the range of 11.77 with the wider implementaion of Naional Health Insurance JKN. Asumsi Internal Internal Assumption • Kapasitas produksi dapat dioptimalkan sehingga tidak ada toll out manufacturing untuk produk yang bisa diproduksi sendiri. • Indeks Harga Bahan Baku tidak mengalami kenaikan dibandingkan pembelian terakhir tahun 2014. • Beberapa produk yang disepakati tidak diproduksi karena memberikan kontribusi marjin negatif tidak dimasukkan ke dalam forecast penjualan. • Biaya tetap di luar gaji tumbuh pada kisaran 10. • Kenaikan gaji karyawan 5. • Kenaikan Upah Minimum KabupatenKota UMK 20. • Kurs terhadap Dolar AS sebesar Rp12.000 . • Production capacity can be optimized so that there will not be toll out manufacturing for products that can be self- produced. • Raw Material Price Index has not experienced increase compared to last purchase in 2014. • Several products were agreed by the decision makers to not being produced due to negative margin contribution are not included to the sales forecast. • Fixed cost outside salary grows in the range of 10. • Salary increase for employee from 5 • The DistrictCity Minimum Wage increase UMK 20. • Exchange rate to US Dollar IDR12,000. Evaluasi dan Realisasi Asumsi Ekternal RKAP Tahun 2015 dapat disajikan sebagai berikut, Asumsi RKAP 2015 Assumption Pertumbuhan Ekonomi yoy 5,60 Economic growth yoy Inlasi yoy 4,40 Inlation yoy Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Rp12.000 per Dolar AS Exchange rate RpUSD 104 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima BUDGET PLAN 2015 Based on the RKAP 2015 that has been endorsed by the Board of Directors and Board of Commissioners, below is the projection of budget plan with comparison to the 2014 budget projection, Financial Position Budget 2014 and 2015 Cash low Budget 2014 and 2015 Budget Investment 2014 and 2015 RENCANA ANGGARAN TAHUN 2015 Dalam RKAP Perseroan tahun 2015 yang telah disahkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris, telah ditetapkan rencana anggaran dengan perbandingan anggaran tahun 2014 sebagai berikut, Anggaran Posisi Keuangan Tahun 2014 dan 2015 dalam jutaan rupiah RKAP 2014 RKAP 2014 RKAP 2015 RKAP 2015 Kenaikan Penurunan Increase Decrease in million rupiah Jumlah Aset Lancar 762.773 686.799 9,96 Total Current Assets Jumlah Aset Tidak Lancar 446.818 547.272 22,48 Total Non Current Assets Jumlah Aset 1.209.591 1.234.070 2,02 Total Assets Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 406.777 318.269 21,76 Total Current Liabilities Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 204.942 284.833 38,98 Total Non Current Liabilities Jumlah Liabilitas 611.719 603.102 1,41 Total Liabilities Ekuitas 597.873 630.968 5,54 Equity Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 1.209.591 1.234.070 2,02 Total Liabilities and Equity Anggaran Arus Kas Tahun 2014 dan 2015 dalam jutaan rupiah RKAP 2014 RKAP 2014 RKAP 2015 RKAP 2015 Kenaikan Penurunan Increase Decrease in million rupiah Arus Kas Aktivitas Operasi 69.730 123.059 76,48 Cash Flow from Operational Activities Arus Kas Aktivitas Investasi 42.500 127.181 199,25 Cash Flow from Investment Activities Arus Kas Aktivitas Pendanaan 105.241 4.000 103,80 Cash Flow from Financing Activities Kenaikan Penurunan Kas 78.011 122 99,84 Increase Decrease in Cash Kas Awal Periode 121.432 91.272 24,84 Cash at the Beginning of Period Pengaruh Perubahan Kurs - 250 - Efect of Rate Changes Kas Akhir Periode 43.421 90.899 109,34 Cash at the End of Period Anggaran Investasi Tahun 2014 dan 2015 dalam jutaan rupiah RKAP 2014 RKAP 2014 RKAP 2015 RKAP 2015 Kenaikan Penurunan Increase Decrease in million rupiah Bangunan 26.745 85.340 219,09 Building • Indofarma 26.745 78.740 194,41 • Indofarma • IGM - 6.600 - • IGM Sarana 3.150 5.800 84,13 Facilities Instalasi 610 600 1,64 Instalation Mesin 14.890 17.595 18,17 Machine Peralatan Pabrik 12.601 7.431 41,03 Factory Equipments Peralatan Kantor 3.205 10.415 224,96 Oice Supplies • Indofarma 2.535 3.915 54,44 • Indofarma • IGM 670 6.500 870,15 • IGM Aset Tak berwujud 5.000 - Intangible Asset Jumlah 66.200 127.181 92,12 Total REnCAnA KERJA DAn KEBIJAKAn STRATEGIS 2015 PLAnnED ACTIvITIES AnD STRATEGIC POLICy 2015 105 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Proit Loss Budget 2014 and 2015 Sales target in RKAP 2015 grows to 21.70 from the Sales 2014 projection. Cost of Goods Sold budget in 2015 increases 21.00 from Cost of Goods Sold 2014, following the sales target increase. Operating Expenses in RKAP 2015 increases compared to the expenses projection in 2014, considering the inlation and variable character of Operating Expenses to the increase of Sales. Net Proit 2015 that was targetted increases to 648.71 from the estimation of Net Proit Realization 2014 that will be achieved with strategy to increase the product supply capacity and costs eiciency. Sales Target Budget 2014 and 2015 Expense Budget 2014 and 2015 Anggaran Laba Rugi Tahun 2014 dan 2015 dalam jutaan rupiah RKAP 2014 CBPB 2014 RKAP 2015 CBPB 2015 Kenaikan Penurunan Increase Decrease in million rupiah Penjualan 1.450.826 1.765.707 21,70 Sales Beban Pokok Penjualan 1.087.911 1.316.406 21,00 Cost of Good Solds Laba Kotor 362.915 449.300 23,80 Gross Proit Beban Penjualan 182.485 221.413 21,33 Sales Expenses Beban Adm Umum 111.531 122.643 9,96 Adm General Expenses Beban keuangan dan Lain-lain 56.963 58.048 1,90 Financial Expenses and others Laba Rugi Sebelum Pajak 11.936 47.197 295,42 Proit Loss Before Tax Pajak 7.526 14.178 88,39 Tax Laba Rugi Bersih 4.410 33.018 648,71 Net Proit Loss Target pencapaian Penjualan dalam RKAP 2015 tumbuh 21,70 dari proyeksi Penjualan tahun 2014. Anggaran Beban Pokok Penjualan tahun 2015 meningkat 21,00 dari proyeksi Beban Pokok Penjualan tahun 2014 mengikuti peningkatan target Penjualan. Anggaran Beban Usaha dalam RKAP 2015 meningkat dibandingkan proyeksi beban tahun 2014 dengan mempertimbangkan inlasi dan Beban Usaha yang bersifat variabel terhadap peningkatan Penjualan. Laba Bersih tahun 2015 yang ditargetkan meningkat 648,71 dari estimasi realisasi Laba Bersih 2014 yang akan dicapai dengan strategi meningkatkan kapasitas suplai produk dan eisiensi beban- beban. Anggaran Target Penjualan Tahun 2014 dan 2015 dalam jutaan rupiah RKAP 2014 RKAP 2014 RKAP 2015 RKAP 2015 Kenaikan Penurunan Increase Decrease in million rupiah Penjualan Lokal Local Sales • Obat 690.490 923.631 33,76 • Medicines • Alat Kesehatan, Diagnostik Lain-lain 741.356 821.425 10,80 • Medical Devices, Diagnostics Others Sub Jumlah Penjualan Lokal 1.431.846 1.745.056 21,87 Sub Total Local Sales Ekspor 18.980 20.651 8,80 Export Jumlah Penjualan 1.450.826 1.765.707 21,70 Total Sales Anggaran Beban Tahun 2014 dan 2015 dalam jutaan rupiah RKAP 2014 CBPB 2014 RKAP 2015 CBPB 2015 Kenaikan Penurunan Increase Decreae in million rupiah Beban Pokok Penjualan 1.087.911 1.316.406 21,00 Cost of Good Solds Beban Penjualan 182.485 221.413 21,33 Selling Expenses Beban Administrasi Umum 111.531 122.643 9,96 General Administration Expenses Beban Keuangan dan lain-lain 56.963 58.048 1,90 Financial Expenses and Others Beban Penghasilan Pajak 7.526 14.178 88,39 Tax Expense Income 106 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima PLANNED ACTIVITIES AND STRATEGY 2015 To achieve the target and projection listed in RKAP 2015, the Company determined the work plan and strategy. The Company work plan and strategy was deined based on the analysis of internal capabilities by considering the strength, weakness, opportunity, and threat, as follows: • The Company will optimize the production capacity in order to ensure the availability of products in the market and to create an eicient manufacturing costs through a more comprehensive planning and actively build cooperations in toll in manufacturing particularly for herbal production facilities. • The Company will optimize the tender market business management in order to actively participate in JKN program and reguler market through intensiication and extension in order to create a better Company business sustainability. • The company will continuosly improve the quality of product portfolio in order to improve the quality of its customer service and sales. • The Company will enhance its innovation to create new prospective products in order to ensure the availability of its sustainable growth factor. • The Company will make investments to improve regulatory compliance, increase productivity and improve research and development in order to ensure its existence in a more stringent competition. • The Company will develop herbal products through collaboration with research institutes or other companies to create a new competitive edge for its growth acceleration. • The Company will develop its Indomach and Indirect Ownership Subsidiary, PT Farmalab Indoutama as proit centers in adition to their role in helping the Company’s growth acceleration. • The Company will ensure the availability of adequate inancial support through the most eicient sources of inancing. • The Company will actively develop strategic cooperation in order to strengthen the Company’s position with respect to the adoption of the ASEAN Economic Community AEC in 2015. RENCANA KERJA DAN STRATEGI 2015 Guna mencapai target dan proyeksi yang tertuang dalam RKAP tahun 2015, Perseroan menetapkan rencana kerja dan strategi. Rencana kerja dan strategi Perseroan ditetapkan berdasarkan analisa kapabilitas internal dengan mempertimbangkan strength, weakness, opportunity, dan threat, yaitu: • Perseroan akan mengoptimalkan seluruh kapasitas produksi yang dimiliki guna memastikan ketersediaan produk di pasaran dan guna terciptanya biaya manufaktur yang eisien melalui perencanaan produksi yang lebih komprehensif dan secara aktif membuka kerjasama Toll In Manufacture utamanya fasilitas produksi obat tradisional. • Perseroan akan mengoptimalkan penggarapan pasar tender guna berperan aktif dalam program JKN dan pasar reguler baik melalui intensiikasi maupun ekstensiikasi guna menciptakan keberlanjutan pasar yang lebih baik. • Perseroan secara terus-menerus akan memperbaiki kualitas portofolio produk guna peningkatan pelayanan kepada pelanggan dan menciptakan kualitas penjualan yang lebih baik. • Perseroan akan terus meningkatkan inovasi guna menciptakan produk baru yang prospektif guna menjamin tersedianya growth factor Perseroan secara berkelanjutan. • Perseroan akan terus melakukan investasi guna meningkatkan pemenuhan regulasi, meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kemampuan riset dan pengembangan guna menjamin eksistensi Perseroan ditengah persaingan yang semakin ketat. • Perseroan akan mengembangkan produk-produk obat tradisional melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian atau perusahaan lain untuk menciptakan daya saing baru guna percepatan pertumbuhan Perseroan. • Perseroan akan terus mengembangkan unit usaha Indomach dan Entitas Anak Kepemilikan Tidak Langsung PT Farmalab Indoutama sebagai profit centre selain berperan dalam membantu percepatan pertumbuhan Perseroan. • Perseroan akan terus berupaya memastikan tersedianya dukungan finansial yang cukup melalui sumber pembiyaan yang paling eisien. • Perseroan akan secara aktif mengembangkan kerjasama strategis guna memperkuat posisi Perseroan dalam rangka menghadapi diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean MEA 2015. REnCAnA KERJA DAn KEBIJAKAn STRATEGIS 2015 PLAnnED ACTIvITIES AnD STRATEGIC POLICy 2015 107 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance KEBIJAKAN STRATEGIS 2015 Product Availability Perspective • Pemenuhan produk minimal 95. • Ketepatan perencanaan produksi minimal 95. • Meningkatkan ketercapaian peningkatan pengujian mutu bahan dan produk dari 85 menjadi 95. • Realisasi produksi minimal 95. • Ketepatan kedatangan bahan minimal 90. • Ketersediaan mesin dan fasilitas pendukung 100. Product Price Perspective • Menjaga biaya manufaktur pada level yang dianggarkan Price index rata-rata bahan tidak lebih dari 1 satu. • Menurunkan Harga Penjualan Pokok HPP minimal 5 terhadap minimal 10 produk. Product Quality Perspective • Meningkatkan ketercapaian validasi minimal 80 dari target Rencana Validasi Tahunan RVT. • Meningkatkan ketercapaian kualiikasi minimal 90 dari yang direncanakan dalam RVT. • Menurunkan deviasi inspeksi hingga 0. Product Portofolio Perspective • Tercapai minimal 15 proposal produk baru. • Meningkatkan realisasi produk yang masuk dalam kategori produk prospektif minimal 60 dari seluruh produk yang diluncurkan. • Meningkatkan realisasi ketepatan pengembangan produk baru hingga minimal 60 terhadap rencana yang tercantum dalam proposal produk baru. Company Image Perspective • GMP certification completeness 6 sertifikat CPOB dan 4 sertiikat CPOTB. • Nilai KPKU 417 dan GCG 85. • Zero accident. • Meningkatkan level kepuasan karyawan menjadi minimal 80. Terhadap Entitas Anak, Perseroan memberikan arahan sesuai dengan kebijakan dari Kementerian BUMN sebagai berikut: • Melakukan peningkatan eisiensi distribusi. • Agar dilakukannya peningkatan usaha yang berupa Solusi Bisnis dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIM-RS dengan segera dilakukan penyelesaian kontrak kerjasama dengan rumah sakit. • Peningkatan komitmen pemenuhan barang. • Entitas Anak IGM harus mencari penambahan prinsipal baru agar memiliki penambahan serta pengembangan produk. STRATEGIC POLICIES 2015 Product Availability Perspective • Product fulillment minimum of 95. • Production planning accuracy minimum of 95. • Improving target of material and product quality testing improvement from 85 to 95. • Product realization minimum of 95. • Material on time delivery minimum of 90. • Availability of machine and supporting facilities at 100. Product Price Perspective • Maintaining manufacture cost at the budgeted level. Material price index is no more than 1 one. • Lowering the Cost of Goods Sold COGS minimum of 5 to minimum of 10 products. Product Quality Perspective • Improving acehivement of validation minimum of 80 from Annual Validation Plan RVT target. • Improving qualiication minimum of 90 the planned RVT. • Lowering inspection deviation to 0. Product Portfolio Perspective • Obtaining at least minimum of 15 new product proposals. • Improving product realization listed in prospective product category minimum of 60 of total launched product. • Improving realization of new product development precision to minimum of 60 to listed plan in the new product proposal Company Image Perspective • GMP certiication completeness 6 GMP certiicates and 4 GMP for Traditional Medicines certiicates. • KPKU score of 417 dan GCG score of 85. • Zero accident. • Improving employee satisfaction level to be minimum of 80. For Subsidiary Entity, Company provides guidance based on the guidance of the Ministry for State Owned Enterprise as the followings: • Conducting distribution eiciency improvement. • To conduct business improvement in the form of Business Solution and Hospital Management Information System SIM-RS by immediately settling cooperation contract with the hospital. • Improving commitment of goods fulillment. • Subsidiary entity IGM should add new principal to have additional product as well product development. 108 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAhA OPERATIOnAL REvIEw PER BUSInESS SEGMEnT Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 5 Revisi 2009 tentang Segmen Operasi. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas usaha Perseroan. Segmen usaha adalah komponen Perseroan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa baik produk atau jasa individu maupun kelompok produk atau jasa terkait dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Struktur organisasi Perseroan dan entitas anak serta sistem pelaporan keuangan internal belum dirancang berdasarkan kelompok produk dan jasa. Oleh sebab itu, manajemen Perseroan dan Entitas Anak menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan produk yang dihasilkan yaitu: Segmen Usaha Obat, Segmen Usaha Alat Kesehatan dan Produk Lain, serta Segmen Usaha Engineering Pharmaceutical. Company and Subsidiary Entity applies IFAS No. 5 Revised 2009 concerning Operating Segment. Revised IFAS regulates disclosure which enables inancial report user to evaluate the inancial nature and impact from Company business activity. Business segment is Company component which can be distinguished in terms of products or services produced both individual product or service and group product or related service and that the component has diferent risk and beneit compared to other segment’s risk and beneit. Company and Subsidiary Entity organizational structure as well as internal inancial reporting system has not been designed based on the product and service group. Hence, Company and Subsidiary Entity management determines the business segment based on the risk consideration and related result with developed product, i.e: Medicine Business Segment, Medical Devices and Other Product Business Segment, as well as Engineering Pharmaceutical Business Segment. 109 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Segmen Usaha Obat sebagai aktivitas usaha paling utama Perseroan memiliki tren memberikan kontribusi terbesar bagi Pendapatan Bersih Konsolidasi Perseroan. Namun, di tahun 2015, tren kontribusi pendapatan segmen usaha mengalami perubahan komposisi, dimana Segmen Usaha Alat Kesehatan dan Produk Lain mampu meningkatkan pendapatannya hingga 126,24 dibandingkan tahun 2014, dan mengubah komposisi Pendapatan Bersih Konsolidasi. Segmen Usaha Alat Kesehatan dan Produk Lain mampu menyumbang hingga 55,24 dari jumlah keseluruhan Pendapatan Bersih Konsolidasian, sementara Segmen Usaha Obat menyumbang 44,71. Tren Pendapatan per Segmen Usaha dalam jutaan Rupiah Segmen Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 Business Segment Obat 852.640 899.734 929.529 983.719 725.059 Medicine Alat Kesehatan dan Produk Lain 350.598 252.685 407.690 396.043 896.000 Health Devices and Other Product Engineering Pharmaceutical - 1.752 279 1.674 840 Engineering Pharmaceutical Aliansi Strategis 229 1.879 - - - Strategic Alliance Jumlah Pendapatan Bersih 1.203.467 1.156.050 1.337.498 1.381.436 1.621.899 Total Net Income Tren Kontribusi Pendapatan Bersih per Segmen Usaha Terhadap Pendapatan Bersih Konsolidasian dalam persen 2011 2012 2013 2014 2015 Obat Medicine Alat Kesehatan dan Produk Lainnya Health Devices and Other Products Engineering Pharmaceutical Aliansi Strategis Strategic Alliance 100 70,85 77,83 69,50 28,67 44,71 29,13 21,86 30,48 71,21 55,24 0,02 0,16 0,02 0,15 0,12 0,05 60 80 40 10 90 50 20 70 30 Medicine Business Segment as the most main business activity of the Company provides the biggest contribution for the Company Consolidated Net Income. But, in 2015, trend of business segment income contribution faced compositional change, whereas Medical Devices and Other Product Business Segment is able to improve its income to 126.24 compared to 2014, and changing the composition of Consolidated Net Income. Medical Devices and Other Product Business Segment is able to generate 55.24 of the total Consolidated Net Income, meanwhile Medicine Business Segment generates 44.701. net Income Trend per Business Segment in million Rupiah net Income Contribution Trend per Business Segment to Consolidated net Income in percent 110 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima Perbandingan Pendapatan Bersih per Segmen Usaha Tahun 2014 dan 2015 dalam jutaan Rupiah Segmen Usaha 2014 2015 Pencapaian Selisih Business Segment Obat 983.719 725.059 73,71 258.660 26,29 Medicine Alat Kesehatan dan Produk Lain 396.043 896.000 226,24 499.957 126,24 Health Devices and Other Product Engineering Pharmaceutical 1.674 840 50,18 834 49,82 Engineering Pharmaceutical Jumlah 1.381.436 1.621.899 117,41 240.463 17,41 Total Net Income SEGMEN USAHA OBAT Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, Perseroan mengupayakan optimalisasi seluruh sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Di samping itu, sebagai sebuah entitas usaha, Perseroan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip- prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha dengan membagi segmentasi berdasarkan produksi dan penyelenggaraan kegiatan pemasaran. Kegiatan distribusi dan penjualan dari produk yang dihasilkan Perseroan antara lain dilakukan oleh Entitas Anak, PT Indofarma Global Medika IGM. Pada kegiatan bidang pengujian bioavailabilitas dan bioekivalensi obat generik, Perseroan memiliki Entitas Anak Kepemilikan Tidak Langsung, PT Farmalab Indoutama. Produksi dan Ragam Portofolio Produk Di bidang produksi, Perseroan melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: • Memproduksi bahan baku dan bahan penolong farmasi serta bahan kimia termasuk agrokimia, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah; • Memproduksi obat jadi seperti obat-obatan esensial, obat generik, obat nama dagang, obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan, diagnostik, kontrasepsi, serta produk makanan baik yang ada hubungannya dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan maupun yang bersifat umum termasuk untuk hewan, baik sendiri maupun atas dasar lisensi atau pembuatan atas dasar upah; dan net Income Comparison per Business Segment 2014 and 2015 in million Rupiah MEDICINE BUSINESS SEGMENT In accordance with Article 3 of the Articles of Association, Company pursues optimization for the entire resources to create goods and services with high quality and strong competitiveness. Aside to that, as business entity, Company seeks profit to improve the Company value by applying the principles of a Limited Liability Company. To achieve that purpose and objective, Company conducts business by dividing segmentation based on production and marketing activities. Distribution and sales from the product that is generated by the Company is performed by, among others, Subsidiary PT Indofarma Global Medika IGM. On the bioavailability and bioequivalency testing, Company has indirect ownership Subsidiary, PT Farmalab Indoutama. Production and Various Product Portfolio In production, the Company runs the following business activities: • Manufacturing of raw material and excipient, including chemicals and agrochemical either self-production or under sub-contracted production based on fee; • Manufacturing of drugs such as essential drugs, generic drugs, branded drugs, traditional medicine, cosmetics, medical devices, diagnostics, contraception, as wel as good food products that are related to health maintenance and health improvement purposes and general purposes including for animal either self- production or under license or subcontracted production based on fee; and TInJAUAn OPERASI PER SEGMEn USAHA OPERATIOnAL REvIEw PER BUSInESS SEGMEnT 111 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance • Memproduksi pengemas dan bahan pengemas, mesin dan peralatan serta sarana pendukung lainnya, baik yang berkait dengan industri farmasi maupun industri lainnya. Perseroan memiliki fasilitas untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk baru, pengujian bahan dan produk serta fasilitas produksi obat dan obat tradisional. Fasilitas produksi obat menghasilkan produk sediaan tablet, kapsul, serbuk, salep, gel, krim, sirup serta injeksi, baik yang masuk dalam turunan Betalaktam maupun Non Betalaktam; sementara fasilitas produksi obat tradisional dilengkapi dengan mesin dan alat-alat untuk memproduksi ekstrak cair, kental dan kering serta sediaan produk jadi kapsul, serbuk, tablet, dan gel. Salah Satu Alur Produksi Indofarma Tablet dan Kapsul Drying Dry Granulation Capsule Filling Packaging Tableting Dispensing Direct Compression Wet Granulation Dispensing Wet Granulation Premixing Final Mixing Tablet Coating • Producing packaging and packaging materials, machinery and equipments and other supporting facilities, either related to the pharmaceutical industry or to other industries. The Company has facilities to carry out research and development of new products, testing of materials and products as well as pharma and herbal production facilities. Pharma facilities produces tablets, capsules, powders, semisolid ointmentgelcream, syrup and injection preparation either included in the betalactam derivatives and non-betalactam; while herbal production facilities are equipped with machines and tools for producing liquid, semisolid, and dry extracts as well as the preparation of product capsule, powder, tablet and gel. A Production Flow at Indofarma Tablet and Capsule 112 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima Fasilitas Produksi Indofarma Fasilitas Produksi Jenis Sediaan Dosage Form Production Facilities Gedung Produksi Utama 1. Tablet 2. Kapsul 3. Salep 4. Krim 5. Gel 6. Sirup 7. Sirup Kering 8. Serbuk 9. Eliksir 1. Tablet 2. Capsule 3. Ointment 4. Cream 5. Gel 6. Syrup 7. Dry Syrup 8. Powder 9. Elixir Main Production Building Gedung Produksi Obat Tradisional 1. Tablet 2. Kapsul 3. Sirup 4. Serbuk 5. Gel 1. Tablet 2. Capsule 3. Syrup 4. Powder 5. Gel Traditional Medicine Production Building Gedung Produksi Betalaktam 1. Tablet 2. Kapsul 3. Sirup Kering 1. Tablet 2. Capsule 3. Dry Syrup Betalactam Production Building Gedung Produksi Steril Cephalosporine 1. Injeksi Kering 1. Dry Injection Cephalosporine Sterile Production Building Gedung Produksi Steril Non Cephalosporine 1. Injeksi Cair 2. Tetes Mata 1. Liquid Injection 2. Eye Drop Sterile non Cephalosporine Sterile Production Building Melalui ragam sebaran produk farmasi kelas terapi yang dimiliki, Perseroan senantiasa mendukung program Pemerintah sebagai bentuk implementasi dari Keputusan Menteri Kesehatan No. 89MenkesSKII2013 tentang Formularium Program Jaminan Kesehatan Masyarakat dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 328MenkesSKVIII2013 tentang Formularium Nasional, yang telah mengalami perubahan sebanyak 2 dua kali, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 159MenkesSKV2014 dan No. HK.02.02 Menkes3632015. Hingga akhir 2015, produk farmasi kelas terapi yang dimiliki Perseroan dapat dirinci sebagai berikut, Daftar Kelompok Kelas Terapi Produk Indofarma No Kelompok Terapi Kelas Terapi I Therapy Group Therapy Class I Jumlah Item OGB Total OGB Item Jumlah Item Generik Bermerek Dagang Total Branded Item Jumlah Item OTC Total OTC Item 1 Alimentary Tract Metabolism 18 14 3 2 Blood Blood Forming Organs 1 1 - 3 Cardiovascular System 17 2 2 4 Dermatological 5 - - 5 Genital Urinary Sex Hormones 1 1 1 6 Musculo-Skeletal System 7 - 3 7 Nervous System 22 2 - 8 Parasitology 3 1 - 9 Respiratory System 9 1 1 10 Sensory Organs - - 2 11 Systemic Anti-Infectives 51 7 - 12 Systemic Hormones 4 - - 13 Various - 2 - Jumlah Item Produk per Kategori Total Product Item Product per Category 138 31 24 Jumlah Item Produk Perseroan Total Indofarma Product Item 181 Indofarma Production Facilities Through its various existing therapeutic class pharmaceutical products, the Company always supports the Government program that implements Minister of Health Regulation No. 89 MenkesSKII2013 concerning Formularium of National Health Insurance and Minister of Health Regulation No. 328Menkes SKVIII2013 concerning National Formularium, which has two ammendments, by virtue Minister of Health Regulation No. 159MenkesSKV2014 and No. HK.02.02Menkes3632015. Until end of 2015, therapeutic class pharma product owned by the Company can be listed as below, List of Indofarma Therapeutic Class Product TInJAUAn OPERASI PER SEGMEn USAHA OPERATIOnAL REvIEw PER BUSInESS SEGMEnT 113 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Di tahun 2015, Perseroan meluncurkan 2 dua produk obat bebas OTC yang baru, yaitu New Pro Uric dalam kemasan kotak dan Osbontis. Kedua produk ini termasuk dalam kelompok terapi Kelas Terapi I Musculo –Skeletal System. Realisasi produksi dan tren nilai produksi Perseroan pada tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. Realisasi Produksi Tahun 2014 dan 2015 No Sediaan Dosage form Tahun 2014 Tahun 2015 Rasio 2014-2015 Volume Nilai Value Volume Nilai Value Volume Nilai Value 1 Non-Betalactam Tablet 1.156.412.088 201.843.107.440 1.045.716.672 204.588.228.004 90,43 101,36 2 Non-Betalactam Capsule 147.808.404 41.406.615.784 123.302.744 53.614.514.620 83,42 129,48 3 Betalactam Tablet 49.261.320 24.258.945.040 53.168.280 28.468.252.179 107,93 117,35 4 Betalactam Capsule 11.630.160 2.326.032.000 12.422.280 2.484.456.000 106,81 106,81 5 Betalactam Dry Syrup 624.999 1.855.559.874 844.507 2.460.414.082 135,12 132,60 6 Ointment 7.772.731 14.083.919.839 10.451.123 19.453.992.429 134,46 138,13 7 Powder 6.744.690 5.449.528.781 3.021.240 3.328.358.186 44,79 61,08 8 Syrup 8.273.581 26.431.033.804 10.188.212 40.033.450.626 123,14 151,46 9 Non-Betalactam Dry Syrup 170.461 1.011.335.096 145.315 897.773.592 85,25 88,77 10 Injektion 35.237.560 69.149.214.852 29.939.818 68.770.998.362 84,97 99,45 11 Dry Injection 7.383 427.106.550 0,00 0,00 12 Infusion 18.806 1.058.956.800 0,00 0,00 13 Eye Drop 693.370 1.809.695.700 120.730 324.934.623 17,41 17,96 14 Traditional Medicine Capsule 3.896.620 4.636.644.414 9.682.920 13.548.735.416 248,50 292,21 15 Cephalosporine Dry Injection 108.430 853.642.450 358.751 2.919.372.770 330,86 341,99 16 Cephalosporine Capsule 5.951.170 6.056.507.180 3.871.770 4.516.058.829 65,06 74,57 17 Cephalosporine Dry Syrup 462.477 4.915.446.228 425.438 4.046.505.301 91,99 82,32 Jumlah Total 407.573.291.832 449.456.045.020 Pertumbuhan Growth 10,28 In 2015, the Company succesfully launched two 2 new OTC products, i.e. New Pro Uric in box packaging and Osbontis. Both products are included in the Musculo–Skeletal System therapeutic class Therapeutic Class 1. Product realization and trend of The Company production value in 2014 and 2015 are presented in the below table. Product Realization 2014 and 2015 114 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima Nilai Realisasi Produksi Berdasarkan Kategori Produk dalam milliar rupiah 2014 2015 OGB Unbranded Generics Generik Bermerek Dagang Branded Generics Ekspor Export OTC 300 400 200 50 450 399,62 18,81 12,37 18,79 376,55 13,34 9,86 7,64 250 100 350 150 Pemastian Mutu dan Peningkatan Fasilitas Produksi Guna menunjang proses produksi yang mampu menghasilkan produk bermutu tinggi, berdaya saing kuat sekaligus memiliki nilai ekonomi bagi aktivitas usaha, Perseroan melakukan serangkaian upaya untuk memastikan terjaminnya mutu dari produk yang dihasilkan. Upaya pemastian mutu dilakukan dengan cara menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB, agar produk yang dihasilkan senantiasa berkualitas, aman, dan berkhasiat. Salah satu upaya tersebut ditempuh dengan melakukan upaya-upaya perbaikan fasilitas produksi dan fasilitas penunjangnya untuk memenuhi persyaratan CPOBCPOTB terkini. Pada tahun 2015 Perseroan menekankan pada fokus upaya perbaikan fasilitas produksi. Perseroan telah melaksanakan tahapan renovasi pada Gedung Produksi Obat Tradisional dan Gedung Produksi Injeksi Kering Cephalosporine. Upaya ini masih berlanjut di tahun 2016, dimana Perseroan merencanakan untuk melakukan proses renovasi fasilitas laboratorium mikrobiologi, ruang sampling bahan baku, gedung produksi steril, gedung produksi betalaktam serta pembangunan fasilitas pilot plant dan gedung produksi Fixed Dose Combination Tuberculosis FDC TB. Selain melakukan proses perbaikan fasilitas produksi, Perseroan juga melakukan upaya peningkatan kinerja dan keluaran hasil produksi. Perseroan mengoptimalkan fungsi unit usaha Indomach untuk melakukan upaya perawatan, peremajaan, dan pengembangan mesin, terutama mesin pengemasan tablet dan kapsul. value Of Production Realization Based On Product Categories in billion rupiah Quality Assurance and Production Facilities Improvement To support the production process that ensures high quality product, high competitiveness as well as having economical value in business activities, the Company has done several measures to assure the product quality. Quality assurance is practiced by implementing Good Manufacturing Practice of Drugs CPOB, Good Manufacturing Practice for Traditional Medicine CPTOB, so that the products are always of good quality, safe, and efective. One of the eforts is by improving the production and supporting facilities to comply with the latest GMP requirements. In 2015, the Company emphasized its focus on improving the production facility. The Company has done the renovation phase in the Traditional Medicine Production Building and Cephalosporin Dry Injection Production Building. This efort is still running in 2016, whereas the Company plans to commence the microbiology laboratorium facility, raw material sampling room, sterile production building, betalactam production building, as well as development of pilot plant facility, and Fixed Dose Combination Tuberculosis FDC TB production building. Besides commencing production facility renovation process, the Company also improved its performance and output of production. The Company optimized the Indomach business unit function to conduct maintenance, revitalization, and machine improvement, especially tablet and capsule packaging machines. TInJAUAn OPERASI PER SEGMEn USAHA OPERATIOnAL REvIEw PER BUSInESS SEGMEnT 115 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Perseroan juga menyelenggarakan pelatihan CPOB dan CPOTB secara berkelanjutan terhadap karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi dan pendukungnya. Upaya pemastian mutu dalam hal pengendalian sistem dokumentasi juga dilakukan dengan penggunaan aplikasi database dokumen internal e-document yang dapat diakses menggunakan web browser. Dengan sistem ini, user hanya dapat menggunakan e-document tersebut tanpa memiliki kewenangan untuk melakukan perubahan pada dokumen. Penerapan sistem ini akan memperkecil kesalahan internal dan memberikan model pengelolaan organisasi yang baik dan aman bagi Perseroan. Pemasaran dan Penjualan Perseroan merupakan salah satu market leader produk obat generik yang memiliki penguasaan pangsa pasar yang signiikan, yaitu hampir 20 khususnya di segmen Obat Generik Berlogo OGB. Berbagai upaya dan strategi telah dilakukan untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan pangsa pasar tersebut, dengan fokus pada sektor pasar utama yang banyak menyerap produk obat generik. Salah satu bentuknya adalah dengan tetap memproduksi produk esensial yang banyak dibutuhkan terutama dalam mendukung program kesehatan Pemerintah Republik Indonesia. Sebagai salah BUMN Farmasi, eksistensi Perseroan tidak dapat dilepaskan dari dukungan yang cukup panjang dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap kualitas obat generik sebagai bagian dari solusi mengatasi mahalnya harga obat yang sering membebani masyarakat dalam mengatasi persoalan kesehatanya. Hingga saat ini, berdasarkan portofolio produk sesuai jumlah Stock Keeping Unit SKU, produk obat generik masih menjadi produk utama Perseroan dengan 140 SKU produk yang terdiri dari sediaan oral maupun injeksi. Sebagai salah satu market leader obat generik, Perseroan mengambil fokus terhadap pasar dan para pelanggan yang mencakup seluruh saluran distribusi secara luas, baik kategori saluran pemasaran ritel seperti apotek dan rumah sakit, maupun pelanggan wholeseller yang bersifat rutin atau pasar regular. Selain di sektor pasar regular, Perseroan juga menjadi pemain utama di sektor pengadaan non rutin atau tender di institusi pelayanan kesehatan pemerintah, baik di level daerah Dinas Kesehatan KabupatenKota maupun untuk mendukung kebutuhan obat nasional yang diperlukan oleh Kementerian Kesehatan The Company also holds ongoing basis GMP and GMP for Tradional Medicines trainings for employees who are directly involved in the production and supporting processes. The quality assurance in controlling of documentation system is also done by using e-document in internal document database application that can be accessed through web browser. By using this system, users can use the e-document without the authority to alter the document. This system implementation will minimize internal error and provide healthy and safe organizational management for the Company. Marketing and Sales The Company is one of the market leaders of generic medicine product with signiicant market share, almost 20 especially in Generic Medicine OGB. Many eforts and strategy has been done to maintain and improve the market share, by focusing the main market sector that has absorbed generic medicine. One of the forms is to produce essential products that are in high demand especially in supporting Republic of Indonesia Government health program. As one of the Pharmaceutical State Owned Enterprises, the existence of the Company cannot be excluded from its on going support to build the public’s trust in the quality of generic drug as part of the solution to overcome the cost of medicine, which often burdens the patients when they have to face health issues. Until now, based on the number of stock keeping unit SKU, the generic medicine products reacs 140 items of products consisiting of oral as well as injection. As one of the market leaders in generics, the Company focuses on markets and customers covering all wide distribution channel outlets both for retail marketing such as pharmacies and hospitals category, as well as wholeseller customers or regular market category. In addition to regular market sector, the Company is also a major player in the sector of non-routine procurement or tender in health care institutions, both the regional level Health Departments in DistrictsCities and supporting the national medicine required by Ministry of Health Republic of Indonesia especially to support the objective to erradicate Lung Tuberculosis. Together with other pharmaceutical 116 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima companies, the supply of TB Program Medicine in speciic preparation in the form of Fixed Doses Combination FDC has become the Company’s champion in becoming important partner for the Government in supporting Ministry of Health Republic of Indonesia health programs, such as Lung TB erradication program as it is still a health threat in Indonesia. Sales Contribution of Regular Market and Tender Based on product sales contribution, regular sector has still become the main contributor that reached 70 of total sales income. The contribution in regular sector is a proof of Company products can be well-accepted by the customers amidst the highly competitive generic medicine market. The most signiicant growth in the hospital sector since three 3 years past is the increasing demand of generic medicine. In the drugstore sector, the Company was able to maintain market share while attempting to continuosly improve product penetration and outlet penetration focusing on increasing the number of transaction outlets. The Company’s generic product ability to continually survive and grow in every distribution channel can not be separated from the Company’s commitment to maintain the quality of products required by customers. Based on the market research data, the Company’s generic products prove to remain the main choice of the customers. That is inluenced by the longtime customers experience in having beneit and satisfaction from the Company’s product. Republik Indonesia khususnya untuk menopang kebutuhan Obat Program khususnya dalam program pemberantasan Tuberculosis Paru TB Paru. Bersama-sama BUMN Farmasi lainya, penyediaan Obat Program TB dalam sediaan khusus berupa Fixed Doses Combination FDC menjadi andalan Perseroan sebagai mitra yang penting bagi pemerintah dalam mendukung program-program kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI, seperti program pemberantasan TB Paru yang masih menjadi ancaman kesehatan di Indonesia. Kontribusi Penjualan Pasar Reguler dan Tender Tender 25 2014 2015 30 75 70 Regular Berdasarkan kontribusi penjualan produk, sektor reguler tetap menjadi kontributor utama yang mencapai 70 dari total pendapatan penjualan. Kontribusi sektor reguler tersebut merupakan bukti bahwa produk-produk Perseroan dapat diterima dengan baik oleh pelanggan di tengah persaingan pasar obat generik yang makin ketat. Pertumbuhan yang paling signiikan terdapat pada sektor rumah sakit yang sejak 3 tiga tahun terakhir mengalami peningkatan permintaan obat generik. Di sektor perapotekan, Perseroan masih dapat mempertahankan pangsa pasarnya dengan tetap berupaya untuk terus meningkatkan penetrasi produk dan penetrasi outlet dimana fokus diberikan melalui peningkatan jumlah outlet bertransaksi. Kemampuan produk obat generik Perseroan untuk terus bertahan dan tumbuh di setiap saluran distribusi tidak terlepas dari komitmen Perseroan untuk mempertahankan kualitas produk yang dibutuhkan oleh para pelanggannya, karena berdasarkan data riset pasar telah terbukti produk-produk obat generik Perseroan masih menjadi pilihan utama para pelanggan. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman panjang pengguna yang mendapatkan manfaat dan kepuasaan saat menggunakan produk Perseroan. TInJAUAn OPERASI PER SEGMEn USAHA OPERATIOnAL REvIEw PER BUSInESS SEGMEnT 117 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Jumlah Outlet Bertransaksi No Kelompok Outlet | Group 2014 2015 1 Apotek | Pharmacy 9.983 9.822 2 Rumah Sakit | Hospital 1.652 1.956 3 Dinas Kesehatan Puskesmas | Health Agency 600 1.553 4 PBFSubdistributor 596 571 5 Lain-lain | Others 200 265 Jumlah | Total 13.031 14.167 Nilai Penjualan dan Kontribusi per Segmen Pelanggan No Kelompok Outlet Group 2014 2015 Nilai Rp-juta Kontribusi Nilai Rp-juta Kontribusi 1 Apotek | Pharmacy 157.264,23 34,22 148.754,01 32,77 2 Rumah Sakit | Hospital 125.582,46 27,33 144.614,88 31,86 3 Dinas Kesehatan Puskesmas | Health Agency 66.768,67 14,53 56.539,63 12,45 4 PBFSubdistributor 67.158,56 14,62 60.907,11 13,42 5 Lain-lain | Others 42.739,01 9,30 43.161,19 9,51 Jumlah | Total 459.512,93 100,00 453.976,82 100,00 Pada sektor pasar reguler, selain produk obat generik, Perseroan juga memiliki portofolio produk yang secara aktif ditawarkan kepada pelanggan yang mencakup produk ethical, obat bebas atau OTC, obat tradisional dan rapid test diagnostic. Lini produk tersebut diproyeksikan akan menjadi pendorong pertumbuhan yang akan memperkuat bisnis inti di produk obat generik. Khusus untuk produk obat tradisional, akan difokuskan dalam optimalisasi potensi sumber daya alam Indonesia untuk dikembangkan sebagai produk obat yang banyak dibutuhkan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan menggunakan obat berbahan obat tradisional. Tren pengobatan back to nature menjadi fenomena umum dimana kesadaran akan pentingnya terapi dan pemeliharaan kesehatan berbahan dasar dari unsur alam—khususnya tumbuhan—terus berkembang. Kondisi tersebut menjadi peluang yang besar untuk pengembangan dan pemasaran produk yang bersumber dari alam, terlebih lagi kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia yang sudah turun menurun mengkonsumsi jamu. Ke depan, pengembangan fasilitas obat tradisional selain diarahkan untuk pengembangan produk jadi, juga akan diarahkan untuk pengembangan produk-produk ekstrak yang akan banyak dibutuhkan oleh industri obat tradisional Total Transacting Outlet Sales value and Contribution per Customer Segment In the regular market sector, besides the generic medicine product, the Company also has product portfolio that is actively ofering the customers in branded generic ethical product, OTC, herbal medicine, and rapid test diagnostic. The product line is projected to become the drive for growth that will strengthen the the core business of generic medicine. For herbal medicine products in particular, it will be focused on the optimization of Indonesia’s natural resources that will be developed as drug products because most Indonesian citizens have habits in taking herbal material medicines. The back to nature medication trend has become general phenomenon where the awareness of the importance of therapy and health care using natural elements – particularly plants – continue grow. That condition will be a huge opportunity for the development and marketing of herbal-based products, especially that the old tradition of some communities in Indonesia to consume herbal medicine has been customary for generations. In the future, the development of herbal medicine facility aside to product development, will also lead to extract products development that will be much needed by herbal medicine industries as herbal drink raw material. With large production 118 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima sebagai bahan baku jamu. Dengan kapasitas produksi yang besar, Perseroan membuka peluang bagi pihak-pihak yang membutuhkan jasa pembuatan ekstrak dan produk jadi obat tradisional. Berdasarkan wilayah pemasaran dan distribusi, produk Perseroan telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari dukungan perusahaan distribusi nasional yang menyasar pasar di semua segmen saluran distribusi. Entitas Anak Perseroan, yaitu PT Indofarma Global Medika IGM menjadi distributor utama yang mengisi semua segmen baik di segmen regular maupun tender yang mencapai kontribusi 90 dari total penjualan produk Perseroan. Selebihnya diisi oleh perusahaan mitra distribusi lain yang secara resmi terikat dalam kontrak kerja sama distribusi, yaitu PT Mensa Bina Sukses. Dalam rangka sinergi dengan sesama perusahaan farmasi BUMN, Perseroan bekerjasama dengan PT Kimia Farma Persero Tbk melalui anak perusahaannya dalam memperluas area distribusi dan penetrasi produk di wilayah yang belum digarap secara intensif oleh perusahaan distribusi yang ada. Persebaran Penjualan Sesuai Wilayah Jawa – Bali dalam satuan Rp-Juta 2014 622.501 63,28 194.968 19,82 166.248 16,90 in million Rupiah 2015 460.034 63,45 147.029 20,28 118.020 16,28 Sumatra Kalimantan, NTB, NTT, Sulawesi, Papua Selain menggarap pasar dalam negeri, potensi ekspor terus dikembangkan untuk memenuhi mitra kerja di luar negeri khususnya ke negara tujuan yang sudah cukup lama terjalin kerjasama,antara lain Afganistan, negara-negara di Afrika dan capacity, the Company opens the opportunity for parties who need extract-making service and traditional medicine product. Based on the area of marketing and distribution, the products of the Company have reached all parts of Indonesia. It cannot be done without the support of three national distribution companies targeting markets in all segments of distribution channels. Company’s Subsidiary, PT Indofarma Global Medika IGM, becomes major distributor who ills all segments, both in the regular and tender segments that contributed 90 of total sales of the Company’s products. The rest is illed by the Company’s other distribution partners which are formally bound in distribution cooperation contract, namely PT Mensa Bina Sukses. In order to achieve synergy with other pharmaceutical companies of SOEs, the Company cooperate with PT Kimia Farma Persero Tbk through its subsidiary in expanding area of distribution companies that has not yet worked intensively. Distribution of Product Sales Based on Area Besides maintaining domestic market, the export potential is continually developed to meet the demand of business partners abroad, especially to the countries having long established cooperation, such as Afghanistan, African countries TInJAUAn OPERASI PER SEGMEn USAHA OPERATIOnAL REvIEw PER BUSInESS SEGMEnT 119 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance kawasan Asia Tenggara. Baik pasar dalam negeri maupun potensi ekspor akan selalu dioptimalkan untuk memperkuat posisi bisnis Perseroan dalam industri farmasi di Indonesia yang selalu tumbuh dan berkembang positif. Pada sektor pelayanan kebutuhan permintaan obat di program JKN melalui e-Catalogue, Perseroan dapat memberikan kontribusi yang positif dalam mendukung ketersediaan obat di instalasi layanan primer maupun di tingkat layanan rujukan atau lanjutan. Dengan 50 item produk yang masuk dalam kontrak e-Catalogue, Perseroan berupaya keras untuk memenuhi komiten yang ada secara optimal. Dengan pengalaman yang panjang dalam memasok kebutuhan obat di sektor Pemerintah, produk obat generik dapat didistribusikan secara merata di setiap wilayah yang menjadi tanggung jawab Perseroan. Kemampuan dan keberhasilan dalam menangani and Southeast Asia countries. Both domestic and export potential markets will always be optimized to strenghten the Company’s business position in pharmaceutical industry in Indonesia which are always growing and developing positively. In the sector where the Company serves the need of medicine demanded in JKN program through the e-Catalogue, the Company can make positive contribution in supporting the medicine availability in primary care instalation as well as the referral and advanced services. With 50 items included in the e-Catalogue contract, the Company endeavors to fulill the commitment in optimal manner. With a long experience in the drugs supply in the public sector, the generic medicine product can be distributed equally to all area that becomes the responsibility of the Company. The ability and success in addressing the needs of drug supply of the JKN Program will 120 Laporan Tahunan 2015 PT Indofarma Persero Tbk Menjaga Kinerja Berkelanjutan untuk Performa yang Prima suplai kebutuhan Obat Program JKN akan menjadi modal yang sangat penting dalam mencapai tujuan pelayanan yang merata kepada seluruh masyarakat Indonesia yang menjadi target utama program JKN dan Kementerian Kesehatan RI di tahun 2019. Agar product knowledge dan brand Perseroan dapat tersampaik an dengan baik ke pasar, Perseroan mengembangkan serangkaian aktivitas pemasaran melalui promosi, direct selling, edukasi, partisipasi pada pameran seminar, serta kegiatan lain. Selain memperkenalkan produk Perseroan, aktivitas ini dilakukan dalam rangka meningkatkan penjualan, menambah jumlah pelanggan baru dan meningkatkan loyalitas pelanggan. be a very important asset in facing the universal coverage membership and the range of health services for Indonesian people as the main target of the JKN and Ministry of Health Republic of Indonesia program in 2019. To assure that product knowledge and Company brand well delivered to market, The Company has conducted range of marketing activities in improving sales such as promotion, direct selling, education, participating in exhibitionseminar as well as other event, with the objective of further introducing the Company’s product, adding the amount of new customers, as well as improving customer’s loyalty. TInJAUAn OPERASI PER SEGMEn USAHA OPERATIOnAL REvIEw PER BUSInESS SEGMEnT 121 Annual Report 2015 PT Indofarma Persero Tbk Managing Sustainability for Excellent Performance Kontribusi Segmen Usaha Obat Terhadap Total Penjualan dan Laba Perseroan 1,200,000 852,640 899,724 929,529 983,719 725,059 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 dalam jutaan rupiah in million rupiah Tren Pendapatan Segmen Usaha Obat Income of Medicine Business Segment Trend Pendapatan Segmen Usaha Obat Dibandingkan Pendapatan Total dalam jutaan Rupiah 2011 2012 2013 2014 2015 Pendapatan Segmen Usaha Obat Income of Medicine Business Segment 852.640 899.734 929.529 983.719 725.059 Pendapatan Total Total Income 1.203.467 1.156.050 1.337.498 1.381.436 1.621.899 2011 2012 2013 2014 2015

60.00 70.00