Hakikat Media Pembelajaran Deskripsi Teoretis

6 Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran sebagai alat bantu mewujudkan situasi belajar yang efektif sehingga membantu siswa dalam memahami penjelasan guru, bukan semata- mata sebagai alat hiburan semata tetapi diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. c. Klasifikasi Media Pembelajaran Para ahli media telah banyak yang membuat klasifikasi media pembelajaran dengan berbagai pendekatan, salah satunya yatitu klasifikasi media pembelajaran berdasarkan indera yang terlibat. Menurut Rudi Bretz dalam buku Media Pembelajaran yang ditulis oleh Yudhi Munadi mengatakan bahwa ia mencoba membagi media berdasarkan indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak. Klasifikasi media tersebut yaitu: media audiovisual gerak, audiovisual diam, audiovisual semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak. 10 Media auditif audio merupakan media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, dan piringan hitam. Media visual merupakan media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip, foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambaran atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun. Sedangkan media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. 11 Pelibatan pancaindera dalam penggunaan media dimungkinkan mampu mempermudah siswa dalam memperoleh pengetahuan atau informasi yang berguna bagi dirinya. 10 Yudhi Munadi, op. cit., h. 52. 11 Pupuh Faturrohman dan Sobry Sutikno, op. cit., h. 67-68. Dengan demikian, media yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yaitu media audio, media visual, media audio visual dan multimedia, seperti yang terlihat dalam tabel 2.2 pada halaman 12. 12 Berdasarkan klasifikasi tersebut, media animasi termasuk ke dalam multimedia. Dalam buku Azhar Arsyad dikatakan bahwa meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana multimedia diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia dapat berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan video. 13 Klasifikasi lain yang mudah dipelajari adalah klasifikasi yang disusun oleh Heinich dan kawan-kawan. Klasifikasi tersebut disajikan dalam Tabel 2.1 berikut: 14 Tabel 2.1 Klasifikasi Media Berdasarkan Bentuk Fisiknya KLASIFIKASI JENIS MEDIA Media yang tidak diproyeksikan non projected media Realita, model, bahan grafis graphic material, display Media yang diproyeksikan project media OHT, Slide, Opaque Media video Video Audio kaset, audio vission, active audio vission Media video Video Video Media berbasis computer computer based media Computer Assisted Instruction CAI Computer Managed Instruction CMI Multimedia kit Perangkat praktikum Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya merupakan penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak dapat diproyeksikan, atau yang dapat diproyeksikan atau apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara visual, dan seterusnya. 15 12 Yudhi Munadi, op. cit., h. 54-55. 13 Azhar Arsyad, op. cit., h. 170. 14 Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 123. 15 Ibid. Tabel 2.2. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat Indera yang Terlibat Nama Media Sifat pesan Program Software Penyalur Hardware Peralatan Proyeksi Pendengaran Media Audio Audio verbal dan nonverbal Program Radio  Siaran langsung  Siaran tunda rekam Radio Program Audio Rekam:  Sajian bahan diskusi  Entertainment Musik  Narasi  Dongeng  Drama, Poetry  Pengemb.Kosaka ta  Belajar konsep  Model meniru suara, nada, dll  Dan lain-lain Alat-alat Rekam:  Phonograph Gramaphone  Audio Tape - Open reel tapes reel- to-reel - Cassette tapes  Compac Disc Penglihatan Media Visual Visual- verbal Visual nonverbal- grafis Tulisan Verbal Sketsa, lukisan, photo, grafik, diagram, bagan, peta Buku Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan Visual Opaque Projector Transparansi OHP Komputer Digital Projector Visual nonverbal- Tiga Dimensi Model Maket miniatu Mock Up alat tiruan Specimen barang contoh Diorama Pendengaran dan Penglihatan Media Audio Visual Verbal dan nonverbal, terdengar dan terlihat Program audio visual:  Film Dokumenter  Film Docudokumenter  Film Drama  dan lain-lain Film 8 mm, 16 mm, 35 mm Film Projector Video:  Pita Magnetik  Video Disc  Chip Memory Digital Projector Televisi Multiindera Multimedia Pengalaman langsung Komputer Pengalaman Berbuat: Lingkungan nyata dan Karyawisata Pengalaman Terlibat : Permainan dan Simulasi, Bermain Peran dan Forum Teater Sumber: Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2012, h. 54-55 d. Dasar Pertimbangan dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran bertujuan untuk membantu komunikasi dalam penyampaian pesan dari guru ke peserta didik guna menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif. Dalam penggunaan media pembelajaran tersebut, tentunya terlebih dahulu guru harus memilih media pembelajaran yang sesuai. Terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan terhadap pemilihan prioritas pengadaan media pendidikan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 16 1 Relevansi pengadaan media pendidikan edukatif 2 Kelayakan pengadaan media pendidikan edukatif 3 Kemudahan pengadaan media pendidikan edukatif. Setiap media pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, guna memperkecil kelemahan pada media pembelajaran diperlukan adanya pengetahuan terlebih dahulu tentang kelebihan dan kekurangan media tersebut. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran sebaiknya juga didasarkan pada kriteria yang dikehendaki. Kriteria pemilihan dan pemanfaatan media pembelajaran yaitu: 17 1 Tujuan, hendaknya media yang digunakan mendukung tujuan pengajaran yang telah dirumuskan 2 Keterpaduan validitas, media yang digunakan hendaknya tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang diperlajari 3 Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir, daya tangkap dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan 4 Ketersediaan, perlu diperhatikan ketersediaan media tersebut di sekolah dan tingkat kesukaran pemerolehan media tersebut 5 Mutu teknik, media yang digunakan hendaknya memiliki kelajasan dan kualitas yang baik 16 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 238. 17 Ibid. 6 Biaya, adanya pertimbangan apakah biaya yang dikeluarkan seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak. Dalam pemanfaatan media diperlukan pemahaman mengenai peranan media pembelajaran. Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang dinamakan kerucut pengalaman cone of experience. Kerucut pengalaman Edgar Dale pada saat ini digunakan secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. 18 Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media tersebut dengan baik. 19 18 Wina Sanjaya, op. cit., h. 165. 19 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Jakarta: Alumni, 1994, h. 16. Verbal Lambang Visual Visual Radio Film Televisi Karyawisata Demonstrasi Pengalaman Melalui Drama Pengalaman Melalui Tiruan Pengalaman Langsung KONKRET ABSTRAK Memilih dan menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu, yaitu tujuan mengajar, bahan pelajaran, metode mengajar, tersedianya alat yang dibutuhkan, jalan pelajaran, penilaian hasil belajar, pribadi guru, minat dan kemampuan siswa, dan situasi pengajaran yang sedang berlangsung. 20 Berdasarkan pemaparan tentang kriteria dan cara pemilihan media di atas, guru diharapkan mampu memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, karakteristik materi ajar, kondisi siswa dan fasilitas yang tersedia. Hal tersebut dilakukan agar media pembelajaran yang digunakan mampu menyampaikan pesan kepada siswa dengan baik.

2. Media Animasi

a. Pengertian Media Animasi Menurut Reiber pada buku Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan yang ditulis oleh Munir mengatakan bahwa bagian penting lain pada multimedia adalah animasi. Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima” yang memiliki arti jiwa, hidup dan semangat. Dalam kamus Indonesia Inggris, kata animasi berasal dari kata animation yang berasal dari kata dasar to anime yang berarti menghidupkan. 21 Animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek baik tulisan, bentuk benda, warna atau spesial efek yang seolah-olah hidup karena kumpulan gambar itu berubah beraturan dan ditampilkan secara bergantian. 22 Animasi adalah rangkaian gambar yang disusun secara berurutan. Ketika rangkaian gambar tersebut ditampilkan dengan kecepatan yang memadai, rangkaian gambar tersebut akan terlihat bergerak. 23 Jadi dapat disimpulkan bahwa media animasi merupakan salah media yang memiliki nilai estetika dan mampu menyajikan objek baik tulisan, 20 Ibid. 21 Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 317. 22 Ibid., h. 318. 23 Priyanto Hidayatullah, M. Amarullah Akbar, Zaky Rahim, Animasi Pendidikan Menggunakan Flash, Bandung: Informatika, 2011, h. 63. gambar, atau warna termasuk konsep dalam pembelajaran yang seolah-olah hidup karena ditampilkan melalui perubahan kumpulan gambar secara teratur dan bergantian, sehingga mampu menarik perhatian dan motivasi siswa untuk terlibat dalam pembelajaran. b. Macam-macam Animasi dalam Macromedia Flash Ada beberapa macam animasi dalam Macromedia Flash, antara lain tweened animation. Teknik tweened Animation memiliki dua tipe animasi, di antaranya yaitu Shape Tweening dan Motion Tweening. Penjelasan mengenai tipe-tipe animasi tersebut yaitu: 24 1 Shape Tweening Shape tweening biasa digunakan untuk membuat animasi perubahan bentuk. Shape tweening hanya dapat diterapkan untuk menganimasi obyek shape. Jika menggunakan banyak shape, semuanya harus dalam layer yang sama. 2 Motion Tweening Animasi motion tweening biasa digunakan untuk membuat animasi objek bergerak dari satu posisi ke posisi lain, berputar, dan perubahan ukuran atau skala. Motion tweening tidak dapat diterapkan pada objek shape dan hanya dapat diterapkan pada objek instance symbol, group, dan teks. 3 Frame by Frame Frame by frame animation merupakan teknik animasi yang tersusun dari banyak rangkaian gambar yang berbeda. Pada animasi frame by frame, setiap perubahan gerak atau bentuk sebuah objek diletakan pada frame secara berurutan. Animasi yang dihasilkan akan semakin halus jika semakin banyak frame yang digunakan untuk menampung setiap detil gerakan sebuah benda. 24 Munir, op.cit., h. 325-327. 4 Animasi Motion Guide Animasi motion guide merupakan animasi yang dapat digunakan untuk membuat suatu gerakan yang mengikuti suatu jalur yang dibuat. 5 Animasi Masking Animasi masking merupakan animasi yang digunakan untuk menampilkan objek yang semula disembunyikan. 6 Animasi Motion Tween Rotate Animasi motion tween rotate merupakan animasi yang digunakan untuk membuat animasi perputaran, baik berputar di tempat maupun sambil berjalan. c. Manfaat Media Animasi Animasi memiliki manfaat yang cukup banyak termasuk di dalam multimedia. Manfaat animasi dalam multimedia diantaranya sebagai berikut. 25 1 Mampu menunjukkan obyek dengan idea misalnya efek gravitasi pada suatu obyek 2 Menjelaskan konsep yang sulit dipahami 3 Menjelaskan konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit 4 Memperlihatkan dengan jelas suatu langkah prosedural Manfaat tersebut juga merupakan manfaat yang dapat diperoleh melalui pemanfaatan media animasi di dalam proses pembelajaran. Melalui pemanfaatan animasi diharapkan akan tercipta situasi pembelajaran yang kondusif sehingga siswa mampu memahami materi ajar dengan lebih efektif, efisien dan menarik. Hal tersebut mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan mampu meningkatkan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi ajar sehingga akhirnya berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. 25 Munir, op.cit., h. 318.

3. Analogi

a. Pengertian Analogi Terdapat beberapa pengertian analogi dari beberapa pendapat yang dapat membantu dalam memahami makna dari analogi. Analogi menurut kamus berasal dari kata kerja yaitu analogous yang berarti terdapat dua persamaan dalam fungsi dua buah benda tetapi tidak sama pada bentuknya. Sedangkan Analogy sebagai kata benda memiliki dua pengertian, yaitu: 26 1. Berhubungan pada beberapa hal terutama pada fungsi atau posisi diantara dua buah benda yang tidak sama. 2. Dua benda dikatakan sama jika memiliki kesamaan dalam beberapa hal, maka keduanya akan memiliki kesamaan pula pada hal lainnya. Menurut jurnal yang ditulis oleh Ahmad Harjono dikatakan bahwa pengertian analogi adalah pembanding yang dibuat untuk menunjukkan kesamaan antara ciri-ciri pokok suatu benda atau ide-ide atau seluruh cirinya berbeda, seperti jantung dengan pompa. Slavin menjelaskan bahwa analogi mengaitkan konsep-konsep baru dengan informasi yang telah dipahami. 27 Pendapat lain juga diungkapkan dalam jurnal yang ditulis Khairurrijal dkk bahwa analogi adalah proses pembandingan keserupaan-keserupaan antara dua konsep berbeda. 28 Dengan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa analogi menghubungkan kesamaan antara satu benda yang telah diketahui dengan benda lain yang informasinya baru akan diketahui. Pemikiran secara analogi mempunyai tiga hal dasar yaitu kesamaan, struktursusunan dan kegunaan. Analogi ditekankan untuk mengidentifikasi struktursusunan paralel antara sumber dan beda obyek. Setiap elemen beda obyek benda harus terhubung dengan hanya satu elemen pada sumber dan 26 Lucia Ina Trisjanti, Hari Purnomo, dan Muhammad Faqih, “Penggunaan Analogi Sebagai Metoda Rancang Arsitektur”, Jurnal ITS Master, 2011, 16785, h. 6. 27 Ahmad Harjono, “Penerapan Strategi Belajar pada Model Pengajaran Langsung Direct Instruction ”, Jurnal Dinamika Pendidikan, 2 1, 2006, h. 22. 28 Khairurrijal, dkk., “Konsep Komponen Listrik Kapasitor, Induktor, dan Memristor Menggunakan Analogi Konsep Resistor, untuk Pengajaran di Sekolah Menengah Atas”, Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah, , 1 4, 2009, h. 91.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Dengan Jurnal Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Di Sma Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang

1 39 194

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Pengaruh Penggunaan Media Model Tiga Dimensi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Organisasi Kehidupan : Studi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang II Pamulang

0 8 162

Pengaruh penggunaan LKS eksperimen berbasis lingkungan terhadap hasil belajar siswa pada konsep laju reaksi

0 14 204

Pengaruh penggunaan cd ineraktif dalam model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA: kuasi eksperimen di SMP Negeri 5 Tangerang.

0 3 252

Pengaruh metode role playing terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep gerak pada tumbuhan : kuasi eksperimen di smp muhammadiyah 4 tangerang

2 22 73

Pengaruh Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Organisasi Kehidupan

1 7 162

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI MEDIA ANIMASI Perbedaan Hasil Belajar Biologi Melalui Media Animasi Macromedia Flash Dengan Media Grafis Pada Siswa Kelas Viii Smp Muhammadiyah 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 16

PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA SISWA KELAS VIII MTs RAUDHATUL JANNAH PALANGKARAYA

0 1 16