Keterangan lengkap hasil perhitungan persentase lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 25.
E. Deskripsi Hasil Wawancara tentang Penggunaan Media Animasi
dengan Analogi
Wawancara tentang penggunaan media animasi dengan analogi tersebut dilakukan kepada beberapa siswa dari kelas eksperimen. Siswa yang
diwawancarai adalah beberapa siswa yang memperoleh kategori nilai tinggi, sedang dan rendah. Nilai di bawah KKM yaitu 75 dikategorikan ke dalam
kategori rendah, nilai antara 75 hingga 85 dikategorikan ke dalam kategori sedang, dan nilai yang lebih besar dari 85 dikategorikan ke dalam kategori
tinggi. Masing-masing kategori diambil tiga orang sampel untuk diwawancarai.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, siswa pada kategori nilai tinggi mengatakan bahwa siswa lebih menyukai pembelajaran yang
menggunakan animasi dengan analogi, dan siswa pun lebih mudah mengingat dan memahami materi sistem peredaran darah yang diumpamakan dengan
sistem transportasi transjakarta. Siswa mengatakan bahwa belajar menggunakan media animasi dengan analogi menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih menyenangkan, dan tidak membosankan. Selain itu beberapa anak tersebut juga mengatakan bahwa pada saat siswa melihat bus
transjakarta, siswa dapat kembali mengingat tentang perumpamaan sistem peredaran yang telah diajarkan.
Beberapa siswa pada kategori sedang mengatakan bahwa siswa menyukai pembelajaran yang menggunakan media animasi dengan analogi, namun
terdapat satu orang siswa yang mengatakan lebih menyukai penggunaan media animasi tanpa analogi. Siswa yang mengatakan lebih menyukai analogi
karena merasa pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan dan lebih mudah untuk mengingat beberapa materi yang diumpamakan seperti
transportasi bus transjakarta. Seorang siswa yang mengatakan bahwa dia lebih menyukai media animasi tanpa analogi karena dia merasa penggunaan media
animasi yang beranalogi tersebut lebih sulit untuk diingat dan lebih rumit. Sedangkan beberapa siswa pada kategori rendah mengatakan lebih menyukai
pembelajaran yang menggunakan media animasi dengan analogi walaupun menurut siswa tersebut agak sedikit rumit dalam memahaminya.
Sebagian besar siswa yang telah diwawancarai mengatakan bahwa siswa mudah mengingat dan memahami penjelasan materi pada bagian komponen
darah yang diumpamakan seperti komponen bus transjakarta, kemudian pembuluh darah yang diumpamakan seperti jalan bus transjakarta. Namun
berdasarkan hasil wawancara tersebut, beberapa siswa juga mengatakan bahwa siswa mengalami sedikit kesulitan dalam memahami materi sistem
peredaran darah besar dan kecil yang diumpamakan seperti perjalanan bus transjakarta dari halte harmoni menuju Kota maupun Blok M. Hasil
wawancara secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 26.
F. Pembahasan
Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang telah diperoleh kemudian dilakukan uji hipotesis statistik dengan
menggunakan uji t. Pada pengujian hipotesis nilai pretest diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang siginifikan antara hasil
belajar siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
kemampuan awal yang sama sebelum diberikan perlakuan. Namun setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen yang diberikan perlakuan
berupa penggunaan media animasi dengan analogi, memperoleh nilai rata-rata posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberikan
perlakuan berupa penggunaan media animasi tanpa analogi. Hal tersebut didukung dengan hasil pengujian hipotesis statistik posttest dimana t
hitung
t
tabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan terhadap penggunaan media animasi dengan analogi terhadap hasil belajar
Biologi siswa.