Pokok-Pokok Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2014

Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-60 Sejalan dengan penetapan tema tersebut, Pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR-RI, juga telah menyepakati untuk melanjutkan pelaksanaan 11 prioritas nasional dan tiga prioritas bidang, beserta arah kebijakan dan sasarannya. Kesebelas prioritas nasional tersebut meliputi: 1 reformasi birokrasi dan tata kelola; 2 pendidikan; 3 kesehatan; 4 penanggulangan kemiskinan; 5 ketahanan pangan; 6 infrastruktur; 7 iklim investasi dan iklim usaha; 8 energi; 9 lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; 10 daerah tertinggal, terdepan, dan pasca-konflik; serta 11 kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Sementara itu, tiga prioritas bidang mencakup: 1 prioritas bidang politik, hukum, dan keamanan, 2 prioritas bidang perekonomian, dan 3 prioritas bidang kesejahteraan rakyat. Selanjutnya, dengan memperhatikan kapasitas sumber daya yang dimiliki, kegiatan dari prioritas nasional akan ditekankan pada penanganan tiga isu strategis, agar upaya Pemerintah dapat dilakukan lebih fokus untuk hal-hal yang signiikan, berdampak luas, dan tuntas. Isu-isu strategis tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga bidang utama, yang meliputi: 1 Pemantapan perekonomian nasional; 2 peningkatan kesejahteraan rakyat; dan 3 pemeliharaan stabilitas sosial dan politik. Di bidang pemantapan perekonomian nasional, programkegiatan yang menjadi isu strategis meliputi: 1 konektivitas mendorong pertumbuhan; 2 penguatan kelembagaan hubungan industrial; 3 peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi; 4 pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai, gula dan daging; 5 diversiikasi pemanfaatan energi; dan 6 percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat. Di bidang peningkatan kesejahteraan rakyat, programkegiatan yang menjadi isu strategis meliputi: 1 pelaksanaan sistem jaminan sosial nasional SJSN bidang kesehatan; 2 penurunan angka kematian ibu dan bayi; 3 peningkatan akses air minum dan sanitasi layak; 4 perluasan program keluarga harapan PKH; 5 pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan dalam kerangka MP3KI; dan 6 mitigasi bencana. Sementara itu, di bidang pemeliharaan stabilitas sosial dan politik, programkegiatan yang menjadi isu strategis meliputi: 1 percepatan pembangunan minimum essential force MEF; 2 pemantapan keamanan dalam negeri dan pemberantasan terorisme; dan 3 pelaksanaan Pemilu tahun 2014. Selanjutnya, sasaran dan arah kebijakan untuk masing-masing prioritas nasional, dengan memperhatikan pelaksanaan dari isu-isu strategis di atas, akan dijabarkan sebagai berikut. Sasaran yang akan dicapai dengan alokasi anggaran pada prioritas reformasi birokrasi dan tata kelola dalam tahun 2014 adalah: 1 meningkatnya implementasi tata kelola pemerintahan pada seluruh instansi pemerintah melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat dan menjunjung tinggi hukum yang berlaku dengan indikator antara lain skor IPK 50100 dan instansi yang telah melaksanakan reformasi birokrasi 100 persen untuk KL dan provinsi, dan 50 persen untuk kabupatenkota; 2 meningkatnya kualitas pelayanan publik yang didukung manajemen pelayanan yang profesional, sumber daya manusia SDM berintegritas, dan penerapan standar pelayanan minimal SPM dengan indikator integritas pelayanan publik dengan nilai 8,0 untuk unit pelayanan instansi pusat dan daerah; serta 3 meningkatnya efektivitas pelaksanaan otonomi daerah yang antara lain didukung kapasitas keuangan pemerintah daerah dan penerapan SPM, dengan indikator antara lain: monitoring dan evaluasi penerapan 15 SPM di daerah, meningkatnya kualitas pelaksanaan dan penyerapan dana alokasi khusus DAK sesuai petunjuk pelaksanaanpetunjuk teknis juklakjuknis pada 90 persen daerah, meningkatnya kualitas belanja APBD jumlah APBD yang disahkan tepat Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-61 waktu 90 persen dan pertanggungjawaban 90 persen APBD provinsi secara disiplin untuk mencapai derajat wajar tanpa pengecualian WTP. Untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, maka arah kebijakan pembangunan reformasi birokrasi dan tata kelola dalam tahun 2014 diarahkan antara lain pada: 1 peningkatan kapasitas dan kualitas birokrasi pemerintah melalui penataan struktur birokrasi, perluasan reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelaksanaannya, pengembangan manajemen SDM aparatur berbasis merit, penerapan sistem pengendalian internal pemerintah secara berkualitas, dan penerapan manajemen kinerja; 2 penataan otonomi daerah melalui penataan Daerah Otonom Baru DOB, pembinaan dan fasilitasi pengelolaan dana perimbangan; peningkatan kualitas pengelolaan anggaran daerah, serta pembinaan dan fasilitasi pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah; dan 3 peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penerapan sistem indikator kinerja utama pelayanan publik, penyempurnaan manajemen pelayanan dan evaluasi kinerjanya, penerapan SPM, dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas pendidikan dalam tahun 2014 adalah: 1 meningkatnya taraf pendidikan masyarakat, dengan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas 8,25 tahun, angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas 4,2 persen, angka partisipasi murni APM sekolah dasar SDsekolah dasar luar biasa SDLBmadrasah ibtidaiah MIpaket A 96,0 persen, APM sekolah menengah pertama SMP sekolah menengah pertama luar biasa SMPLBmadrasah tsanawiyah MTspaket B 81,9 persen, angka partisipasi kasar APK sekolah menengah atas SMAsekolah menengah kejuruan SMKmadrasah aliyah MApaket C 85,0 persen, dan APK perguruan tinggi PT perguruan tinggi agama PTA usia 19-23 tahun 30,0 persen; 2 meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan; 3 meningkatnya kualiikasi dan kompetensi guru, dosen, dan tenaga kependidikan dengan meningkatkan proporsi guru yang berkualiikasi S1D4 menjadi 88,0 persen untuk jenjang SD SDLBMI, 98,0 persen untuk jenjang SMPSMPLBMTs, dan 98,0 persen untuk jenjang SMA SMKSMALBMA; dan 4 meningkatnya pembiayaan pendidikan yang berkeadilan. Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, maka kebijakan pembangunan pendidikan dalam tahun 2014 akan diarahkan antara lain pada upaya: 1 peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; 2 peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah universal; 3 peningkatan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; 4 peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan; 5 peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini PAUD, pendidikan nonformal dan pendidikan informal; 6 peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; 7 pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; 8 peningkatan eisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan; 9 penguatan tata kelola pendidikan; dan 10 peningkatan pendidikan karakter. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas kesehatan dalam tahun 2014, antara lain adalah: 1 meningkatnya status kesehatan masyarakat, ditandai dengan: meningkatnya umur harapan hidup UHH menjadi 72,0 tahun, menurunnya angka kematian ibu AKI melahirkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, menurunnya angka kematian bayi AKB menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan menurunnya prevalensi kekurangan gizi gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita menjadi kurang dari 15,0 persen serta penyediaan air bersih yang menjangkau 67 persen penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75 persen penduduk; 2 meningkatnya status kesehatan ibu dan anak, ditandai dengan: meningkatnya Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-62 jumlah Puskesmas yang mendapat bantuan operasional kesehatan BOK sebanyak 9.536 Puskesmas, meningkatnya jumlah Poskesdes sebanyak 58.500 Poskesdes, dan meningkatnya cakupan kunjungan neonatal pertama KN1 menjadi 90 persen; 3 meningkatnya pemakaian kontrasepsi menjadi sebesar 60,1 persen; dan 4 terlaksananya sistem jaminan kesehatan dalam rangka pelaksanaan SJSN bidang kesehatan, ditandai dengan: meningkatnya jumlah penduduk yang mendapat subsidi bantuan iuran jaminan kesehatan sebanyak 86,4 juta penduduk miskin dan tidak mampu. Untuk mencapai berbagai sasaran prioritas kesehatan tersebut, maka kebijakan pembangunan kesehatan dalam tahun 2014 akan diarahkan antara lain pada: 1 peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB; 2 upaya terobosan untuk memperkuat pencapaian target program keluarga berencana KB yang berkualitas dan merata melalui intensiikasi pelayanan KB di 12 provinsi 10 provinsi penyangga utama dan 2 provinsi yang memerlukan perhatian khusus; dan 3 pelaksanaan jaminan kesehatan dalam rangka SJSN bidang kesehatan. Memperhatikan pelaksanaan kebijakan dan program, serta capaian hasil, dan permasalahan yang masih dihadapi, maka sasaran dalam prioritas penanggulangan kemiskinan pada tahun 2014 adalah menurunnya tingkat kemiskinan menjadi pada kisaran 9,0-10,0 persen dari jumlah penduduk dan menurunnya tingkat pengangguran menjadi pada kisaran 5,6-5,9 persen dari jumlah penduduk. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka arah kebijakan untuk mendukung pencapaian sasaran tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran tersebut dalam tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1 perluasan dan penyempurnaan pelaksanaan sistem perlindungan sosial; 2 optimalisasi sistem pembangunan partisipatif; 3 penguatan kegiatan usaha masyarakat miskin, termasuk membangun keterkaitan dengan MP3EI; 4 penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung kebutuhan dasar dan pemberian akses modal yang mendukung peningkatan produktivitas usaha dan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat berpendapatan rendah; 5 peningkatan keberdayaan dan kemandirian masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memperkuat pembangunan yang inklusif dan berkeadilan; dan 6 perbaikan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan melalui sinergisitas pelaksanaan program-program tersebut terutama di kantong-kantong kemiskinan yang telah ditentukan sebagai Quick Wins 2014 MP3KI. Prioritas ketahanan pangan tahun 2014 diarahkan untuk meningkatkan penyediaan bahan pangan melalui peningkatan produksi pangan dalam negeri; meningkatkan akses masyarakat terhadap pangan; meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat; serta perlindungan dan pemberdayaan petani dan nelayan, dengan sasaran: 1 peningkatan produksi padi sebesar 6,25 persen atau dengan tingkat produksi sebesar 76,6 juta ton gabah kering giling GKG; 2 Pertumbuhan produksi bahan pangan lainnya yang mencakup produksi jagung sebesar 10 persen, produksi kedelai sebesar 20,0 persen, dan produksi gula sebesar 12,6 persen; 3 peningkatan produksi perikanan menjadi 22,4 juta ton yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 5,5 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 16,9 juta ton, serta peningkatan konsumsi ikan menjadi 38 kg per kapita per tahun; 4 peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan yang diukur melalui indeks nilai tukar petani NTP dan nilai tukar nelayan NTN di atas 105; serta 5 terlaksanakannya rehabilitasi, peningkatan jaringan irigasi dan operasi serta pemeliharaan pada areal seluas 3.023,8 ribu ha. Untuk mencapai berbagai sasaran pada prioritas ketahanan pangan tersebut, maka arah kebijakan pembangunan ketahanan pangan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut: Pertama, Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-63 pencapaian surplus beras 10 juta ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai, gula, dan daging, antara lain melalui: 1 percepatan pencetakan sawah yang didukung dengan kesiapan survei, identiikasi dan desain SID; 2 peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi primer, sekunder, tersier dan di tingkat usaha tani; dan 3 peningkatan penyediaan pangan protein hewani antara lain daging sapikerbau, dombakambing, kelinci dan unggas. Kedua, peningkatan produksi perikanan, antara lain melalui: 1 peningkatan rehabilitasi dan pembangunan sarana dan prasarana perikanan, terutama pelabuhan, kapal dan alat penangkapan ikan, tambak, dan unit perbenihan; 2 peningkatan penyediaan input produksi induk, benih, pakan, BBM dan akses ke permodalan; dan 3 pengembangan sistem logistik perikanan. Ketiga, peningkatan kesejahteraan petaninelayan, antara lain melalui: 1 peningkatan penyaluran subsidi pupuk dan benih yang lebih tepat sasaran dan tepat waktu; 2 peningkatan penyaluran pengembangan usaha agribisnis di perdesaan PUAP serta pengembangan usaha mina perdesaan PUMP perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan pengolahan-pemasaran hasil perikanan agar tepat sasaran; dan 3 penyediaan sumber-sumber permodalan bagi petani disertai peningkatan akses petani terhadap sumber permodalan seperti kredit ketahanan pangan dan energi KKPE. Keempat, rehabilitasi jaringan irigasi, melalui: 1 percepatan pembangunan infrastruktur irigasi dan waduk; dan 2 rehabilitasi jaringan irigasi dalam rangka mendukung ketahanan pangan. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas infrastruktur dalam tahun 2014, antara lain: 1 meningkatkan kapasitas, kuantitas, dan kualitas infrastruktur penunjang pembangunan yang difokuskan di Indonesia bagian timur dan pusat-pusat pertumbuhan; 2 terbangunnya secara bertahap potensi waduk multipurpose untuk ketahanan air, pangan, dan energi; 3 terbangunnya daerah irigasi baru dan rehabilitasi jaringan irigasi dalam menunjang surplus beras 10 juta ton; 4 meningkatnya kapasitas infrastruktur pengendalian banjir menuju debit periode ulang 25 tahun Q25; 5 meningkatnya keterhubungan antarwilayah domestic connectivity; 6 terwujudnya perkuatan virtual domestic interconnectivity; 7 meningkatnya akses terhadap rumah dan lingkungan permukiman yang layak, aman, dan terjangkau; 8 meningkatnya ketahanan energi yang ditunjang dengan penyediaan listrik; dan 9 mempercepat pembangunan infrastruktur melalui skema kerjasama pemerintah dan swasta KPS. Dalam rangka mendukung tercapainya berbagai sasaran pada prioritas pembangunan infrastruktur dalam tahun 2014 tersebut, maka secara umum, arah kebijakan pembangunan infrastruktur akan difokuskan pada empat hal utama sebagai berikut. Pertama, bidang konektivitas nasional, antara lain melalui: 1 pembangunan sarana dan prasarana penghubung antar dan menuju koridor ekonomi; 2 memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur ke daerah marjinal dengan penyediaan angkutan umum murah; 3 meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau yang terintegrasi; 4 mendorong pengembangan moda angkutan laut, kereta api dan angkutan penyeberangan untuk mendukung pelaksanaan amanat Perpres Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional; dan 5 penuntasan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap I dan dimulainya beberapa proyek pembangkit listrik 10.000 MW tahap II berikut jaringan transmisinya. Kedua, bidang ketahanan pangan, antara lain melalui: 1 percepatan persiapan pembangunan waduk; engineering service , sertiikasi, dan pembebasan lahan waduk multipurpose dan inisiasi land banking persiapan lahan waduk; 2 rehabilitasi waduk eksisting dan peningkatan kapasitas operasi; 3 meningkatkan kehandalan layanan jaringan irigasi melalui sinergi infrastruktur irigasi dengan kebutuhan ekstensiikasi lahan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-64 pertanian. Ketiga, bidang pengurangan risiko banjir, antara lain melalui: 1 normalisasi dan peningkatan kapasitas infrastruktur pengendali banjir terutama di wilayah sungai Ciliwung- Cisadane, Citarum dan Bengawan Solo; 2 penyusunanpembaharuan masterplan pengendalian banjir di kota-kota pusat kegiatan nasional; dan 3 pembangunan infrastruktur pengendali sedimen, penataan kawasan, dan peningkatan kualitas air di 15 danau prioritas. Keempat, bidang skema kerjasama pemerintah dan swasta, antara lain melalui: 1 penyiapan proyek KPS bankable; 2 peningkatan kapasitas dukungan viability gap fund VGF dan jaminan pemerintah serta lembaga pembiayaan; dan 3 peningkatan kapasitas dan kelembagaan penanggung jawab proyek kerjasama PJPK. Sasaran yang akan dicapai untuk prioritas iklim investasi dan iklim usaha dalam tahun 2014, antara lain adalah: 1 meningkatnya investasi berupa pembentukan modal tetap bruto PMTB sebesar 8,8–10,2 persen; 2 meningkatnya tingkat kemudahan berusaha Ease of Doing Business antara lain melalui penurunan jumlah prosedur dan waktu untuk memulai usaha menjadi 6 prosedur dan 40 hari, serta 70 persen daerah mengurangi biaya untuk berusaha; dan 3 menurunkan rasio biaya logistik nasional terhadap PDB sebesar 1-2 persen dari biaya logistik tahun 2010 antara lain melalui menurunnya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi tiga hari dan menurunnya tarif jasa pelabuhan. Dalam rangka mendukung pencapaian berbagai sasaran pada prioritas iklim investasi dan iklim usaha dalam tahun 2014 tersebut, maka kebijakan prioritas iklim investasi dan iklim usaha akan diarahkan, antara lain pada: 1 penyederhanaan, percepatan, dan transparansi prosedur investasi dan berusaha, serta pemberian informasi kepastian biaya; 2 peningkatan harmonisasi dan penyederhanaan regulasi terkait investasi dan usaha untuk mengurangi ekonomi biaya tinggi dan ketidakpastian usaha; 3 percepatan pengembangan dan pelaksanaan fungsi kawasan ekonomi khusus KEK di koridor ekonomi yang telah ditetapkan dalam MP3EI; 4 pengembangan dan peningkatan pemanfaatan perijinan dan fasilitas online untuk kegiatan ekspor dan impor serta perijinan investasi dan usaha; dan 5 penerapan kebijakan pengupahan ke arah suatu sistem yang dapat menerima leksibilitas dalam rangka memperbaiki eisiensi pasar tenaga kerja. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas energi dalam tahun 2014, antara lain adalah: 1 meningkatnya produksi minyak bumi menjadi 860-900 ribu barrels of oil per day BOPD; 2 meningkatnya produksi gas bumi menjadi 1.240-1.250 ribu barrels of oil equivalent per day BOEPD; 3 meningkatnya produksi batubara sebesar 309 juta ton dengan domestic market obligation sebanyak 110 juta ton; 4 tercapainya penambahan jaringan gas kota di empat kota dengan total 16 ribu sambungan rumah; 5 tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 3.000 MW, baik oleh pemerintah maupun oleh badan usaha; dan 7 tercapainya rasio elektriikasi menjadi 81,4 persen. Dalam rangka mendukung tercapainya berbagai sasaran pada prioritas pembangunan energi dalam tahun 2014 tersebut, maka secara umum arah kebijakan pembangunan energi ditujukan pada tiga hal utama sebagai berikut. Pertama, peningkatan produksi minyak dan gas bumi, antara lain melalui: 1 mempercepat pengambilan dan pengolahan data potensi sumber daya minyak dan gas bumi melalui pengolahan data seismik dua dimensi, terutama di daerah lepas pantai dan remote; 2 meningkatkan daya tarik investasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi; dan 3 meminimalisasi jumlah unplanned shutdown. Kedua , diversiikasi energi, melalui: 1 meningkatkan persentase pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri; 2 meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi; dan 3 meningkatkan pemanfaatan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-65 energi baru dan terbarukan. Ketiga , eisiensi dan konservasi energi, melalui peningkatan kesadaran perilaku hemat energi. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana dalam tahun 2014 adalah: 1 penanganan perubahan iklim, antara lain melalui penyelesaian target kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan sebesar 288.362 ha, serta pengembangan hutan kemasyarakatan dan hutan desa seluas 500 ribu ha; 2 pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, antara lain melalui penyelesaian tata batas kawasan hutan sepanjang 13 ribu km, penurunan hotspot sebesar 67,2 persen dari rerata periode 2005-2009, serta menurunnya pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan pelibatan aktif pelaku pembangunan, swasta dan masyarakat; 3 peningkatan sistem peringatan dini, melalui meningkatnya kualitas pelayanan dan jangkauan informasi dini meteorologi, klimatologi, dan geoisika hingga tingkat kabupaten; dan 4 penanggulangan bencana melalui meningkatnya kapasitas penanggulangan bencana di pusat dan daerah serta penyediaan infrastruktur kesiapsiagaan dalam mengurangi risiko dampak akibat bencana. Arah kebijakan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan lingkungan hidup dan pengelolaan bencana tersebut dalam tahun 2014 antara lain adalah: 1 peningkatan kualitas lingkungan hidup dan penanganan perubahan iklim, melalui peningkatan pengelolaan kawasan hutan, perkuatan pengelolaan keanekaragaman hayati, dan penurunan emisi gas rumah kaca; 2 penguatan kapasitas mitigasi bencana melalui penguatan sistem informasi dini cuaca dan iklim, penguatan kesiapsiagaan dan penanganan darurat bencana dengan dukungan peralatan dan logistik kebencanaan yang memadai; dan 3 penegakan hukumregulasi dan tata kelola lingkungan hidup. Sasaran pembangunan yang akan dicapai pada prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konlik dalam tahun 2014, difokuskan pada tiga hal utama sebagai berikut. Pertama, meningkatnya kinerja pembangunan daerah tertinggal, antara lain tercermin dari: 1 meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 7,1 persen; 2 berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal hingga mencapai rata- rata sebesar 14,2 persen; dan 3 meningkatnya kualitas SDM di daerah tertinggal dengan rata-rata indeks pembangunan manusia IPM menjadi 72,2. Kedua, terpenuhinya kebutuhan infrastruktur, sarana dan prasarana logistik, dokumen rencana tata ruang, pengelolaan potensi laut dan darat, sarana dan prasarana pendidikan, pelayanan kesehatan, energi listrik, penyediaan BBM, terbangunnya patok batas dan pos lintas batas, dan pemeliharaan batas wilayah negara, serta penguatan kemampuan tim perunding Indonesia di kawasan perbatasan. Ketiga, terwujudnya percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, melalui: 1 berkembangnya ekonomi masyarakat asli Papua; 2 berkembangnya pelayanan pendidikan di kampung- kampung terisolir; 3 terbukanya keterisolasian di wilayah pegunungan tengah dan wilayah terisolir lainnya; 4 berkembangnya pelayanan kesehatan yang menjangkau masyarakat di kampung-kampung terisolir; dan 5 meningkatnya jumlah putraputri asli Papua untuk menempuh pendidikan tinggi di PTN seluruh Indonesia. Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mendukung prioritas daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konlik dalam tahun 2014, antara lain: 1 mengembangkan ekonomi lokal berbasis komoditas unggulan di daerah tertinggal dan daerah terdepan, terluar dalam rangka mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah, antardaerah tertinggal, dan antara daerah tertinggal dengan daerah maju; 2 mewujudkan perbatasan sebagai halaman depan negara yang memiliki fungsi dan nilai Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-66 strategis terhadap kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan; 3 mewujudkan percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat yang bersifat akseleratif dan cepat terwujud quick wins di bidang ekonomi rakyat, pendidikan dan kesehatan di daerah terisolir, infrastruktur pegunungan tengah dan terisolir lainnya, dan kuota putraputri Papua. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi dalam tahun 2014 antara lain: 1 meningkatnya kualitas pelindungan, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budayasitus dan kawasan kepurbakalaan secara terpadu; 2 meningkatnya kualitas pengelolaan dan pelayanan museum, termasuk museum daerah; 3 meningkatnya kualitas layanan jasa perpustakaan dan informasi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai; 4 meningkatnya upaya pengembangan perpustakaan dan budaya gemar membaca; 5 mendukung kebijakan pembangunan kebudayaan melalui penelitian dan pengembangan bidang kebudayaan dan bidang arkeologi; 6 meningkatnya kapasistas pemuda kader di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan taqwa; 7 meningkatnya kreativitas pemuda kader di bidang seni, budaya, dan industri kreatif; dan 8 meningkatnya kapasitas nasional untuk pelaksanaan, penelitian, penciptaan, dan inovasi serta meningkatnya akses dan penggunaannya oleh masyarakat. Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mendukung prioritas pembangunan kebudayaan dan pembangunan iptek dalam tahun 2014, antara lain: 1 penguatan jati diri dan karakter bangsa yang berbasis pada keragaman budaya; 2 peningkatan apresiasi terhadap keragaman dan kreativitas seni dan budaya, serta penguatan sarana dan prasarana untuk mendukung pentas seni dan budaya; 3 peningkatan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya; 4 pengembangan sumber daya kebudayaan; dan 5 penguatan sistem inovasi nasional melalui penguatan kelembagaan, sumber daya, dan jaringan iptek nasional serta upaya inovasi di bidang- bidang teknologi yang strategis. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas lainnya di bidang politik, hukum dan keamanan dalam tahun 2014, adalah: 1 meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia, yang diukur dengan capaian angka IDI 73, dan tingkat partisipasi pemilih rata-rata 75 persen; 2 meningkatnya kemampuan memantau dan mendeteksi secara dini ancaman terorisme, serta meningkatnya efektivitas proses pemberdayaan masyarakat dalam mencegah tindakan terorisme; 3 meningkatkan dayaguna industri pertahanan nasional bagi kelengkapan alutsista TNI dan almatsus Polri produksi dalam negeri serta terlaksananya kerjasama pengembangan teknologi baik dengan perguruan tinggi, dunia usaha, maupun industri pertahanan luar negeri; 4 meningkatnya peran Indonesia dalam menjaga keamanan nasional dan menciptakan perdamaian dunia; dan 5 meningkatnya upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, dan upaya peningkatan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan HAM di Indonesia di berbagai bidang. Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mendukung prioritas lainnya di bidang politik, hukum dan keamanan dalam tahun 2014, antara lain adalah: 1 memberikan dukungan pelaksanaan tahapan Pemilu 2014 dan pengawasannya, termasuk pemutakhiran data pemilih dan penyediaan fasilitas penyandang cacat; 2 melaksanakan pendidikan politik dan pemilih, serta pendidikan pengawasan partisipasi masyarakat dalam Pemilu; 3 melaksanakan pengamanan Pemilu tahun 2014; 4 menyempurnakan tata kelola koordinasi pencegahan dan penangggulangan tindak kejahatan terorisme, serta pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan tindak terorisme; Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-67 dan 5 memperluas pendayagunaan industri pertahanan nasional dalam upaya membangun kemandirian alutsista pertahanan negara dan alut keamanan. Sasaran yang akan dicapai pada prioritas lainnya di bidang perekonomian dalam tahun 2014, difokuskan pada empat bidang utama, sebagai berikut. Pertama, bidang pengembangan industri pengolahan, antara lain melalui: 1 meningkatkan koordinasi dalam rangka dukungan pembangunan infrastruktur produksi dan jaringan distribusi; dan 2 meningkatkan kepastian regulasi dan pelayanan birokrasi yang lebih efektif. Kedua, bidang peningkatan diplomasi ekonomi internasional, antara lain melalui: 1 peningkatan pemahaman sektor swasta dan masyarakat tentang keberadaan dan manfaat masyarakat ekonomi ASEAN MEA 2015; 2 peningkatan kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015; dan 3 pelaksanaan dan pemenuhan komitmen cetak biru MEA 2015. Ketiga, bidang pelayanan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia TKI, antara lain melalui: 1 menyusun peraturan pelaksanaan atau peraturan turunan dari undang-undang penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri; dan 2 melaksanakan rekrutmen calon TKI menggunakan sistem online yang telah terintegrasi dengan NIK SIM-TKI. Keempat, bidang pengembangan koperasi dan UMKM, antara lain melalui: 1 meningkatkan iklim usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM, terutama penataan peraturan perundang-undangan dan pengawasan koperasi; dan 2 meningkatkan produk dan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, terutama terkait pengembangan produk unggulan, kemitraan, investasi dan ekspor. Sasaran yang akan dicapai dengan alokasi anggaran pada prioritas lainnya di bidang kesejahteraan rakyat dalam tahun 2014, dikelompokkan dalam empat bidang sebagai berikut. Pertama, bidang kehidupan beragama, antara lain mencakup: 1 meningkatnya kualitas kerukunan umat beragama, dan 2 meningkatnya kualitas penyelenggaraan haji. Kedua, bidang kepariwisataan, antara lain mencakup: 1 meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara menjadi 10,0 juta orang dan jumlah pergerakan wisatawan nusantara menjadi 255 juta perjalanan; dan 2 meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional menjadi 8,74 juta orang. Ketiga, bidang kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, antara lain melalui: 1 tersusunnya kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender PUG bidang ketenagakerjaan; 2 terlaksananya fasilitasi penerapan PUG di bidang pendidikan, kesehatan, politik dan pengambilan keputusan, penerapan kebijakan pelaksanaan PUG dan perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan, serta kebijakan perlindungan korban perdagangan orang; dan 3 meningkatnya efektivitas kelembagaan perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan. Keempat, bidang kepemudaan dan keolahragaan, antara lain melalui: 1 meningkatnya wawasan pemuda kader di bidang kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup; dan 2 meningkatnya fasilitasi pembinaan olahraga prestasi atlet andalan dan keikutsertaan pada kejuaraan multi event internasional Asian Games. Untuk mencapai berbagai sasaran tersebut, maka arah kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mendukung prioritas lainnya di bidang kesejahteraan rakyat dalam tahun 2014, antara lain adalah: 1 peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; 2 peningkatan kualitas penyelenggaraan haji yang transparan, akuntabel, dan profesional; 3 peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembangunan; dan 4 peningkatan budaya dan prestasi olahraga ditingkat nasional dan internasional. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-68

4.4 Kebijakan dan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RAPBN Tahun 2014

Kebijakan dan alokasi anggaran belanja Pemerintah Pusat dalam RAPBN tahun 2014, sebagai bagian integral dari anggaran belanja negara, disusun dengan mengacu pada arah kebijakan dan prioritas pembangunan dalam RKP 2014, pokok-pokok kebijakan iskal, dan kerangka ekonomi makro tahun 2014, sebagaimana telah disepakati antara pemerintah dengan DPR RI dalam pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun 2014. Dengan memperhatikan pencapaian sasaran dari masing-masing prioritas serta sasaran program- program lainnya dalam RKP 2014, serta untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan negara, maka kebijakan umum belanja pemerintah pusat dalam RAPBN tahun 2014 akan diarahkan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan eisien. Kebijakan pertama ini dilakukan antara lain melalui langkah menjaga pendapatan riil pegawai pemerintah dan pensiunannya, melanjutkan program reformasi birokrasi, serta mengendalikan belanja barang, terutama untuk operasional dan perjalanan dinas. Kebijakan selanjutnya adalah mendukung pelaksanaan program-program pembangunan untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan, di antaranya melalui: 1 peningkatan anggaran infrastruktur dalam rangka mendukung MP3EI untuk pembangunan infrastruktur pada enam koridor ekonomi, domestic connectivity, serta ketahanan energi dan ketahanan pangan; dan 2 memperkuat program perlindungan sosial dan sinergi empat klaster penanggulangan kemiskinan dalam rangka mendukung MP3KI. Selain itu juga ditempuh upaya untuk: 1 memacu belanja modal, terutama transportasi publik; dan 2 mendukung program ketahanan pangan nasional dengan mengutamakan kemandirian dan kedaulatan pangan, serta penyiapan lahan. Sejalan dengan kebijakan-kebijakan tersebut, juga ditempuh kebijakan-kebijakan lainnya, yaitu 1 mendukung peningkatan pertahanan dan keamanan, melalui peningkatan rasio polisi dengan masyarakat, penambahan perangkat TNIPolri dan mendorong pencapaian MEF; 2 penyusunan kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran serta pengembangan energi baru dan terbarukan; dan 3 meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan iklim melalui dukungan konservasi lingkungan pro environment, dan memitigasi potensi bencana, termasuk pengembangan ekonomi hijau green economic. Kebijakan-kebijakan tersebut ditempuh secara sinergi dengan kebijakan: 1 melaksanakan pendidikan yang berkualitas serta meningkatkan kemudahan akses pendidikan dan terjangkau bagi masyarakat; 2 mendukung pelaksanaan SJSN; 3 mengantisipasi risiko perlambatan pemulihan perekonomian global; 4 mendukung pelaksanaan Pemilu tahun 2014 yang lancar, demokratis, dan aman untuk menjaga stabilitas nasional; dan 5 perbaikan perencanaan dan pelaksanaan anggaran untuk mengoptimalkan penyerapan belanja negara dan meningkatkan kualitas pembangunan. Berdasarkan sasaran strategis, prioritas pembangunan, dan kebijakan umum tersebut di atas, maka alokasi anggaran belanja pemerintah pusat dalam RAPBN tahun 2014 ditetapkan sebesar Rp1.230,3 triliun 11,9 persen dari PDB. Alokasi anggaran belanja pemerintah pusat dalam RAPBN tahun 2014 tersebut akan digunakan terutama untuk mendukung pendanaan berbagai program pembangunan, baik yang dilaksanakan oleh KL belanja KL sesuai tugas dan fungsinya, maupun program-program yang bersifat lintas sektoral atau yang dialokasikan melalui Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara belanja non-KL, sesuai dengan program-program pembangunan yang ditetapkan dalam RKP 2014. Dari jumlah tersebut, sebesar 49,8 persen Rp612,7 triliun dialokasikan melalui anggaran KL, baik untuk operasional penyelenggaraan pemerintahan, maupun untuk pelaksanaan berbagai program pembangunan. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-69 Sementara itu, sebesar 50,2 persen Rp617,7 triliun dialokasikan melalui anggaran bendahara umum negara anggaran non-KL, yang sebagian besar digunakan untuk belanja subsidi dan pembayaran bunga utang pemerintah. Selanjutnya, sesuai dengan amanat pasal 11 ayat 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, maka anggaran belanja pemerintah pusat dirinci menurut fungsi, organisasi, dan jenis belanja.

4.4.1 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi

Menurut klasifikasi fungsi, alokasi anggaran belanja pemerintah pusat dirinci ke dalam 11 fungsi, yang pengklasiikasiannya ditujukan untuk menggambarkan tugas Pemerintah dalam melaksanakan fungsi-fungsi pelayanan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. Fungsi-fungsi tersebut mencakup: 1 fungsi pelayanan umum; 2 fungsi pertahanan; 3 fungsi ketertiban dan keamanan; 4 fungsi ekonomi; 5 fungsi lingkungan hidup; 6 fungsi perumahan dan fasilitas umum; 7 fungsi kesehatan; 8 fungsi pariwisata; 9 fungsi agama; 10 fungsi pendidikan; dan 11 fungsi perlindungan sosial. Alokasi anggaran belanja pemerintah pusat menurut fungsi dijabarkan lebih lanjut ke dalam berbagai subfungsi, yang pada dasarnya merupakan kompilasi dari anggaran berbagai program dan kegiatan pada setiap KL. Sementara itu, kegiatan merupakan penjabaran dari program yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit Eselon IIsatuan kerja atau penugasan tertentu KL yang berisi satu atau beberapa komponen kegiatan untuk mencapai keluaran output dengan indikator kinerja yang terukur. Selain itu, kegiatan terdiri atas sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya, baik yang berupa SDM, barang, modal, termasuk peralatan dan teknologi, serta dana, atau dengan kata lain kegiatan adalah kombinasi dari beberapa atau semua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan input untuk menghasilkan keluaran output dalam bentuk barangjasa. Satker merupakan business unit yang melakukan siklus anggaran dari sejak perencanaan dan penganggaran hingga pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporannya. Dalam RAPBN tahun 2014, alokasi belanja pemerintah pusat yang mencapai Rp1.230,3 triliun, dalam kategori berdasarkan fungsi masih didominasi oleh fungsi pelayanan umum, yaitu sebesar 64,7 persen dari total anggaran belanja pemerintah pusat, dan sisanya sebesar 35,3 persen tersebar pada fungsi-fungsi lainnya. Relatif tingginya porsi alokasi anggaran pada fungsi pelayanan umum tersebut merupakan konsekuensi dari pelaksanaan fungsi pelayanan umum kepada masyarakat sebagai fungsi utama pemerintah untuk menjamin kualitas dan kelancaran pelayanan kepada masyarakat, yang di antaranya terdiri atas pemberian subsidi, pembayaran bunga utang, dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis pemerintah, penyelenggaraan diplomasi dan internasional, penataan administrasi kependudukan, pemberdayaan masyarakat, pembangunan daerah, serta penelitian dan pengembangan Iptek. Perkembangan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat menurut fungsi dalam tahun 2013-2014 disajikan dalam Tabel 4.7. Alokasi Anggaran Fungsi Pelayanan Umum Dalam RAPBN tahun 2014, anggaran pada fungsi pelayanan umum dialokasikan sebesar Rp795,5 triliun, berarti lebih tinggi sekitar 10,5 persen jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBN tahun 2013 sebesar Rp720,1 triliun. Jumlah tersebut, antara lain terdiri atas alokasi untuk: 1 subfungsi lembaga eksekutif dan legislatif, keuangan dan iskal, serta urusan luar negeri sebesar Rp153,5 triliun 19,3 persen terhadap fungsi pelayanan umum; 2 subfungsi pelayanan umum sebesar Rp10,5 triliun 1,3 persen terhadap fungsi pelayanan umum; 3 subfungsi penelitian dasar