Umum PROYEKSI APBN JANGKA MENENGAH

Bab 7 Proyeksi APBN Jangka Menengah Nota Keuangan dan RAPBN 2014 7-2 Di bidang PNBP, kebijakan yang akan ditempuh adalah 1 meningkatkan produksi migas terutama target lifting minyak dan gas bumi; 2 mengoptimalkan penerimaan SDA nonmigas melalui peningkatan volume produksi dengan tetap memerhatikan kelestarian lingkungan serta mengembangkan potensi usaha pertambangan panas bumi; 3 meningkatkan kinerja BUMN serta menyesuaikan pay out ratio dividen BUMN; dan 4 menyelaraskan kebijakan dan peraturan, serta intensiikasi dan ekstensiikasi sumber PNBP KL, dan pendapatan BLU. Di sisi belanja negara, dalam jangka menengah, peningkatan kualitas belanja negara akan terus diupayakan oleh Pemerintah untuk menciptakan kualitas belanja negara yang lebih produktif, antisipasif, dan responsif. Hal itu ditujukan untuk merespon gejolak perekonomian global maupun domestik sekaligus mendukung optimalisasi pencapaian target-target pembangunan yang ditetapkan Pemerintah. Sejalan dengan tujuan tersebut, kebijakan belanja negara dalam jangka menengah akan diarahkan antara lain untuk 1 menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam rangka menciptakan eisiensi birokrasi dan meningkatkan daya saing; dan 2 menjaga stabilitas ekonomi melalui stabilisasi harga- harga komoditas pokok, menjaga stabilitas politik melalui upaya mewujudkan demokrasi yang adil, jujur, dan transparan, serta mendorong stabilitas nasional melalui dukungan di bidang pertahanan dan keamanan. Selain itu, kebijakan belanja negara juga diarahkan untuk; 3 menguatkan daya saing untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta menguatkan perekonomian domestik antara lain melalui program MP3EI; dan 4 meningkatkan eisiensi struktur belanja negara dengan mendorong eisiensi belanja yang kurang produktif untuk direalokasi ke kegiatan yang produktif, antara lain melalui pembatasan kegiatan yang kurang produktif dan melakukan desain ulang subsidi agar lebih eisien dan tepat sasaran. Arah lain dari kebijakan belanja negara adalah untuk 5 mengantisipasi ketidakpastian melalui dana cadangan risiko iskal yang memadai; 6 meningkatkan efektivitas dan perluasan program pengentasan kemiskinan antara lain melalui MP3KI; dan 7 mendorong pengurangan kesenjangan ekonomi antara pusat dan daerah dan antardaerah, serta penguatan kemandirian daerah. Kebijakan pembiayaan dalam jangka menengah diarahkan untuk mendukung kebijakan iskal yang ekspansif, dengan fokus antara lain untuk 1 mencari sumber-sumber pembiayaan yang biayanya eisien dan risikonya rendah; 2 mengarahkan pemanfaatan pinjaman untuk kegiatan produktif dan penguatan perekonomian domestik; dan 3 menempuh kebijakan net negative low dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi dan meminimalisir risiko. Sejalan dengan hal tersebut, pemanfaatan pinjaman diprioritaskan antara lain untuk 1 menyediakan pelayanan publik; 2 mendorong peningkatan penggunaan barang dan jasa dalam negeri; 3 program yang mempunyai rentang manfaat luas dan bersifat inovatif sehingga dapat menjadi model untuk replikasi dan pengembangan melalui pendanaan rupiah atau pendanaan lainnya; dan 4 mendorong pertumbuhan ekonomi pro growth, penciptaan lapangan pekerjaan pro job, penurunan kemiskinan secara nyata dan terukur pro poor , danatau mendukung kesinambungan pembangunan yang berwawasan lingkungan pro environment.

7.2 Proyeksi APBN Jangka Menengah

Kerangka APBN Jangka Menengah atau medium term budget framework MTBF merupakan kerangka penganggaran jangka menengah yang meliputi kerangka pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan dalam jangka menengah yang sifatnya terbuka untuk Bab 7 Nota Keuangan dan RAPBN 2014 7-3 Proyeksi APBN Jangka Menengah