KESEIMBANGAN PRIMER 111,7 Proyeksi APBN Jangka Menengah

Bab 7 Nota Keuangan dan RAPBN 2014 7-5 Proyeksi APBN Jangka Menengah permasalahan utang yang tinggi di Eropa dan kondisi perekonomian Amerika Serikat yang masih lemah. Namun, dalam jangka menengah, perekonomian global diprediksi akan kembali kepada pola normalnya sejalan dengan membaiknya proyeksi ekonomi negara-negara di dunia. Berdasarkan proyeksi terkini World Economic Outlook WEO Juli 2013, pertumbuhan ekonomi dunia dalam jangka menengah tahun 2015—2017 akan meningkat secara bertahap. Kinerja perekonomian negara-negara di berbagai kawasan diperkirakan akan kembali stabil pada pertumbuhan normalnya. Perekonomian Amerika Serikat pada tahun 2015 —2017 diperkirakan akan mengalami percepatan pertumbuhan dengan rata-rata sebesar 3,5 persen. Sementara itu, negara-negara Eropa secara perlahan diperkirakan dapat menyelesaikan krisis keuangan dan iskal yang mendera kawasan tersebut dalam beberapa tahun terakhir, sehingga pertumbuhan ekonominya diperkirakan rata-rata sebesar 1,6 persen pada tahun 2015—2017. Sejalan dengan kondisi tersebut, perekonomian negara-negara berkembang diperkirakan turut mengalami peningkatan. Perekonomian negara-negara berkembang pada tahun 2015—2017 diperkirakan tumbuh rata-rata 6,0 persen, terutama disumbang oleh negara-negara di kawasan Asia terutama Cina dan India yang diperkirakan masing-masing dapat tumbuh rata-rata sebesar 8,5 persen dan 6,8 persen. Dengan membaiknya perekonomian negara-negara di berbagai kawasan, pertumbuhan ekonomi global secara agregat diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 4,5 persen pada tahun 2015—2017. Kondisi dan perkembangan perekonomian yang diprediksi membaik di berbagai negara akan turut mempengaruhi pola perdagangan dunia sejalan dengan prediksi meningkatnya permintaan dan daya beli Amerika Serikat dan kawasan Eropa. Dalam periode 2015—2017, aktivitas perdagangan internasional diperkirakan akan melanjutkan tren peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,2 persen yoy. Peningkatan volume perdagangan dunia tersebut akan didorong oleh peningkatan aktivitas ekspor dari negara-negara berkembang emerging markets yang diprediksi tumbuh rata-rata 7,5 persen pada tahun 2015—2017. Di sisi lain, impor negara-negara emerging markets juga diprediksi meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 8,0 persen. Peningkatan tersebut terutama sebagai dampak membaiknya permintaan sektor industri dalam rangka memenuhi permintaan ekspor. Membaiknya pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksikan terjadi dalam tiga tahun ke depan akan didukung oleh seimbangnya sisi suplai dan permintaan sehingga kondisi tersebut diperkirakan tidak serta merta akan berdampak signiikan terhadap peningkatan inlasi global. Harga komoditas global dalam periode 2015—2017 diperkirakan relatif stabil dan meningkat dalam batas yang moderat. Khusus komoditas minyak, komitmen negara-negara produsen minyak dalam menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak dunia diharapkan dapat menjaga stabilitas harga minyak dunia ke depan. Namun, dari sisi non-fundamental, potensi ketidakstabilan geopolitik dan aksi spekulasi diperkirakan masih akan menjadi faktor risiko yang dapat memicu volatilitas harga minyak dunia ke depan. Harga komoditas non-migas seperti pangan diperkirakan relatif stabil dengan dukungan pasokan negara-negara produsen yang disertai menurunnya risiko yang dapat mengganggu pasokan dunia, seperti bencana alam, perubahan iklim, dan hambatan perdagangan. Berdasarkan prediksi tersebut, dalam jangka menengah, inlasi global pada tahun 2015—2017 secara agregat diperkirakan berada pada kisaran 3,6—3,7 persen. Dari sisi domestik, prospek perekonomian global yang semakin membaik, dan stabilitas ekonomi makro di dalam negeri yang tetap terjaga dengan baik diharapkan akan memberikan dukungan positif bagi peningkatan kinerja sektor riil di dalam negeri sehingga dapat mendukung percepatan laju pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah. Dalam jangka