sementara alokasi belanja KL berdasarkan sumber dana disajikan pada Tabel 4.14.

Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-82 Selain hal tersebut, Pemerintah juga mengalokasikan anggaran pelayanan kesehatan tertentu bagi anggota TNI dalam rangka pelaksanaan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN sebesar Rp303,8 miliar. Anggaran tersebut merupakan bagian dari anggaran Kementerian Pertahanan dalam RAPBN tahun 2014. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain: 1 tercapainya MEF matra darat; 2 tercapainya MEF matra udara; 3 tercapainya penambahan material alutsista strategis TNI AL secara akuntabel dan tepat waktu; 4 tercapainya jumlah alutsista TNI dalam negeri dan piranti lunak industri pertahanan; dan 5 tercapainya MEF integratif. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertahanan pada tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 terlaksananya modernisasi dan peningkatan alutsista dan fasilitassarana dan prasarana dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan serta kemampuan TNI AD menuju MEF; 2 terlaksananya modernisasi dan peningkatan alutsista dan fasilitassarana dan prasarana dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan serta kemampuan TNI AU menuju MEF; 3 kemampuan dan kekuatan TNI AL meningkat dan siap operasional mendukung pelaksanaan tugas sesuai standar dan kebutuhan, dengan daya dukung, daya tangkal dan daya gempur yang tinggi; 4 meningkatnya jumlah kebutuhan alutsista produksi dalam negeri terpenuhi secara bertahap; dan 5 terwujudnya modernisasi alutsistanonalutsistasarana dan prasarana pertahanan yang memenuhi kebutuhan standar mutu, sesuai kemajuan iptek serta dikembangkan secara mandiri. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud adalah “terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas komprehensif”. Untuk mencapai visi tersebut maka pembangunan pendidikan tahun 2014 difokuskan kepada upaya peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas dan relevansi, kesetaraan, dan kepastian memperoleh layanan pendidikan dengan menetapkan prioritas program pendidikan tahun 2014 sebagai berikut: 1 peningkatan akses dan mutu pendidikan anak usia dini PAUD; 2 penuntasan pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu; 3 peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidikan dan tenaga kependidikan; 4 peningkatan akses dan relevansi pendidikan menengah dan vokasi; dan 5 peningkatan akses dan daya saing pendidikan tinggi. Untuk mendukung pencapaian visi serta prioritas program pendidikan tersebut, dalam RAPBN tahun 2014 Kemendikbud direncanakan memperoleh anggaran sebesar Rp82.743,6 miliar. Jumlah ini lebih tinggi Rp3.035,9 miliar atau 3,8 persen bila dibandingkan dengan anggaran dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp79.707,7 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program pendidikan tinggi; 2 program pendidikan dasar; 3 program pendidikan menengah; 4 program pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal; 5 program pengembangan profesi pendidik tenaga kependidikan dan penjamin mutu pendidikan; dan 6 program pelestarian budaya. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain: 1 tercapainya jumlah dosen PNS yang menerima tunjangan profesi sebanyak 47.896 dosen, dan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi APKPT 19-23 tahun sebesar 26,7 persen, serta tercapainya satker penerima dana masyarakat sebanyak 103 satker; 2 tercapainya jumlah siswa SDSDLB dan SMPSMPLB penerima subsidi siswa miskin sebanyak 8.062.561 siswa dan 2.893.187 siswa; Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-83 3 tercapainya peserta didik SMASMK yang mendapatkan BOS SMA sebanyak 4.384.026 siswa dan BOS SMK sebanyak 4.303.201 siswa serta jumlah peserta didik SMA dan SMK yang mendapat BSM sebanyak 759.975 siswa dan 937.000 siswa; 4 tercapainya jumlah anak putus sekolah dan lulus sekolah menengah tidak melanjutkan yang mendapatkan layanan pendidikan keterampilan berbasis kecakapan hidup, bersertiikat, dan bekerja sebesar 19 persen; 5 tercapainya pendidik tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan kompetensi dan profesionalisme di bidang pertanian dan perikanan sebesar 70 persen; dan 6 tercapainya jumlah masyarakat yang mengapresiasi cagar budaya sebanyak 68.114 orang dan jumlah koleksi museum yang dikelola sebanyak 13.073 koleksi. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kemendikbud pada tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 tercapainya keluasan dan kemerataan akses pendidikan tinggi bermutu, berdaya saing internasional, berkesetaraan jender dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara; 2 tercapainya keluasan dan kemerataan akses TKTKLB, SDSDLB dan SMPSMPLB bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, berkesetaraan jender, di semua provinsi, kabupaten dan kota; 3 tercapainya keluasan dan kemerataan akses SMA, SMK, SMLB, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, berkesetaraan jender di semua provinsi, kabupaten dan kota; 4 terciptanya keluasan dan kemerataan akses PAUD non formal, pendidikan kesetaraan, dan orang dewasa bermutu dan berkesetaraan jender di semua provinsi, kabupaten dan kota; 5 meningkatnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, serta terjaminnya mutu pendidikan sesuai standar nasional pendidikan; dan 6 meningkatnya kualitas perlindungan, pemeliharaan, dan pemanfaatan cagar budaya, museum, warisan budaya nasional dan dunia serta internalisasi nilai budaya. Kementerian Pekerjaan Umum Arah kebijakan pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian PU dalam tahun 2014 difokuskan untuk mencapai visinya, yaitu “tersedianya infrastruktur pekerjaan umum dan pemukiman yang andal untuk mendukung Indonesia sejahtera 2025”. Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Kementerian PU memiliki beberapa misi, antara lain: 1 mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan; 2 menyelenggarakan pengelolaan SDA secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air; 3 meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan; 4 meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan; 5 menyelenggarakan industri konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sektor konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sektor konstruksi tumbuh dan berkembang; 6 menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penerapan iptek, norma, standar, pedoman, manual dan atau kriteria pendukung infrastruktur bidang PU dan permukiman; 7 menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumber daya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance; dan 8 meminimalkan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-84 penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional. Selain itu, dalam tahun 2014, terdapat beberapa isu strategis yang ditangani oleh Kementerian PU antara lain: 1 mendukung implementasi MP3EI; 2 mendukung ketahanan pangan nasional dan pengendalian banjir; 3 mendukung MP3KI; 4 mendukung percepatan pembangunan kawasan strategisnasional, kawasan perbatasan dan wilayah terpencil; dan 5 mendukung pencapaian Millenium Development Goals MDGs melalui peningkatan akses air minum dan sanitasi yang layak. Dalam rangka mencapai visi dan misi serta pelaksanaan isu strategis tersebut, Kementerian PU dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan memperoleh anggaran sebesar Rp74.908,1 miliar. Jumlah ini lebih rendah Rp8.420,5 miliar atau 10,1 persen bila dibandingkan dengan anggaran dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp83.328,6 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program penyelenggaraan jalan; 2 program pengelolaan sumber daya air; 3 program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman; 4 program penyelenggaraan penataan ruang; serta 5 program penelitian dan pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain: 1 pembangunan jalan 147,6 km, jembatan 5.935 m, lyoverunderpass 3.780 m, dan pembangunanpeningkatan jalanjembatan strategis di kawasan strategis, perbatasan, wilayah terluar dan terdepan 195,8 km, serta pembangunan jalan bebas hambatan yang dibangun 17,64 km; 2 preservasi 32.229 km jalan dan 329.694 m jembatan; 3 pembangunan 21 waduk dalam pelaksanaan pembangunan, dua waduk selesai dibangun pada tahun 2014; dan 239 embungsitubangunan penampung air lainnya, rehabilitasi 13 waduk dan 56 embungsitu, serta jumlah wadukembung situ yang dioperasikan dan dipelihara sebanyak 1.305 wadukembungsitu, serta konservasi 24 kawasan sumber air; 4 pembangunanpeningkatan layanan jaringan irigasi pada 44.064 Ha, rehabilitasi layanan jaringan irigasi pada 129.777 Ha, sehingga luas layanan jaringan irigasi yang dioperasikan dan dipelihara menjadi sebesar 2.349.943 Ha; 5 pembangunan 25 rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya; 6 pengembangan infrastruktur kawasan pemukiman di 500 kawasan perkotaan, dan 155 kawasan perdesaan; 7 penyelesaian rencana tata ruang yang telah disinkronkan program pembangunannya di 33 provinsi; serta 8 pengembangan teknologi asbuton penilaian jalan nasional road rating pada sub-bidang jalan dan jembatan. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian PU dalam tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 meningkatnya kondisi mantap jaringan jalan nasional; 2 meningkatnya kinerja pengelolaan sumber daya air; 3 meningkatnya jumlah kabupaten kota yang menerapkan NSPK dalam pengembangan kawasan permukiman sesuai rencana tata ruang wilayahkawasan bagi terwujudnya pembangunan permukiman, serta jumlah kawasan yang mendapat akses pelayanan infrastruktur bidang permukiman; 4 tercapainya kesesuaian perwujudan program pembangunan infrastruktur terutama infrastruktur PU dan permukiman dengan rencana tata ruang wilayah nasional; dan 5 meningkatnya litbang yang masuk bursa pilihan teknologi siap pakai. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-85 Kementerian Agama Tujuan pembangunan bidang agama yang hendak dicapai oleh Kementerian Agama adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, maju, sejahtera, dan cerdas serta saling menghormati antar pemeluk agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan pembangunan bidang agama tersebut diarahkan untuk mencapai visi Kementerian Agama, yaitu “terwujudnya masyarakat Indonesia taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin”. Untuk mencapai visi tersebut, Kementerian Agama dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp49.582,5 miliar. Jumlah ini lebih tinggi Rp4.162,9 miliar atau 9,2 persen bila dibandingkan dengan anggaran dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp45.419,6 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program pendidikan Islam; 2 program bimbingan masyarakat Islam; 3 program bimbingan masyarakat Kristen; 4 program bimbingan masyarakat Katolik; 5 program bimbingan masyarakat Hindu; dan 6 program bimbingan masyarakat Buddha. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain: 1 rehabilitasi ruang kelas rusak sedang MI dan MTs masing-masing 1.000 ruang; 2 pengadaan sarana perkantoran KUA sebanyak 1.500 lokasi; 3 tercapainya 2.500 guru agama Kristen yang bersertiikasi; 4 tercapainya 2.000 mahasiswa miskin penerima beasiswa, dan terciptanya 75 lembaga sosial keagamaan umat Katolik; 5 terciptanya pengembangan dan pembinaan pendidikan agama dan keagamaan Hindu pada 33 lokasi dan tercapainya 187 tenaga pendidik sesuai dengan keahliannya; serta 6 rehabilitasi Sekolah Dhamma Sekha di 28 lokasi dan tercapainya 3.500 orang bantuan siswa miskin. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama dalam tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 meningkatnya akses, mutu, dan daya saing pendidikan Islam; 2 meningkatnya kualitas bimbingan, pelayanan, pemberdayaan, dan pengembangan potensi umat; 3 meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Kristen; 4 meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Katolik; 5 meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Hindu; dan 6 meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Buddha. Kementerian Kesehatan Tema prioritas program aksi bidang kesehatan dalam RKP 2014 adalah “Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan di antaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 72,0 tahun pada tahun 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millennium Development Goals MDGs tahun 2015”. Visi Kementerian Kesehatan dalam dokumen rencana strategis tahun 2010-2014, adalah “masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”. Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Kesehatan memiliki misi sebagai berikut: 1 meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2 melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; 3 menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, dan 4 menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Selain itu Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-86 dalam tahun 2014 terdapat 4 isu strategis yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan yaitu: 1 penurunan angka kematian ibu AKI dan angka kematian bayi AKB; 2 peningkatan perbaikan gizi; 3 pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; serta 4 penyiapan jaminan kesehatan nasional. Untuk mendukung hal-hal tersebut di atas, Kementerian Kesehatan dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp44.859,0 miliar. Jumlah ini lebih tinggi Rp8.266,9 miliar atau 22,6 persen bila dibandingkan dengan pagu APBNP tahun 2013 sebesar Rp36.592,2 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program pembinaan upaya kesehatan; 2 program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan PPSDMK; 3 program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak; 4 program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; dan 5 program kefarmasian dan alat kesehatan. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran bidang kesehatan dalam rangka pelaksanaan SJSN kesehatan sebesar Rp19.932,5 miliar diperuntukkan bagi kelompok penerima bantuan iuran PBI untuk pembayaran premi sebesar Rp19.225 per orang per bulan untuk 86,4 juta jiwa selama 12 bulan. Alokasi anggaran tersebut merupakan bagian dari anggaran Kementerian Kesehatan dalam RAPBN tahun 2014. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain: 1 tercapainya jumlah puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk sebanyak 96 puskesmas dan persentase puskesmas yang mampu melakukan pelayanan obsentrik neotanal emergensi dasar PONED; 2 tercapainya jumlah SDM kesehatan yang telah ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan dan jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti internship masing-masing sebanyak 9.500 orang dan 4.000 orang; 3 tercapainya persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebesar 100 persen, persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Pn sebesar 90 persen, dan puskesmas yang mendapat bantuan operasional kesehatan sebanyak 9.536 unit; 4 tercapainya persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap dan kasus zoonosa yang ditangani sesuai standar sebesar masing-masing 90 persen, angka kesakitan penderita DBD per 100.000 penduduk sebanyak 51 orang, dan penemuan kasus malaria per 1.000 penduduk sebanyak 1 kasus; dan 5 tercapainya persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 92,85 persen. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 meningkatkan upaya kesehatan dasar, rujukan, tradisional, alternatif dan komplementer, kesehatan kerja, olah raga dan matra, serta standarisasi, akreditasi, dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan; 2 meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan; 3 meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat; 4 menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit; dan 5 meningkatnya ketersediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat. Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun 2014 merupakan tahun terakhir atau tahun ke 5 lima dari perjalanan Renstra Kepolisian Negara Republik Indonesia Polri tahun 2010–2014, yang merupakan kelanjutan dari Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-87 pelaksanaan arah kebijakan tahun 2013 dalam rangka “terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima dan kebulatan sinergi polisional yang produktif sebagai pra kondisi daya saing bangsa dan keunggulan nasional”. Polri dalam melaksanakan rencana strategis 2010-2014 mempunyai visi: “terwujudnya pelayanan kamtibnas prima, tegaknya hukum dan keamanan dalam negeri mantap serta terjalinnya sinergi polisional yang proaktif”. Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, Polri memiliki beberapa misi, antara lain: 1 melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatanoperasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan; 2 memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan secara mudah, responsif, dan tidak diskriminatif; 3 menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk menjamin keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang; 4 menegakkan hukum secara profesional, objektif, proporsional, transparan dan akuntabel untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan; dan 5 mengelola secara profesional, transparan akuntabel dan modern seluruh sumber daya Polri guna mendukung operasional tugas Polri. Sejalan dengan visi dan misi Polri tersebut, ditetapkan sasaran prioritas Polri tahun 2014 antara lain sebagai berikut: 1 terwujudnya kualitas dan kuantitas personel polri melalui intake brigadir dan tamtama Polri sebanyak 20.000 personel yang dipersiapkan untuk penanganan dan penanggulangan daerah rawan konlik lash point; 2 terlaksananya pengamanan pemilu legislatif, Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2014 dengan aman, tertib dan lancar; dan 3 meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Polri yang tercermin pada kualitas pelayanan polri kepada masyarakat guna terwujudnya standar pelayanan prima. Untuk mendukung pencapaian visi dan misi serta sasaran prioritas tersebut, Polri dalam RAPBN tahun 2014 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp41.525,6 miliar. Jumlah ini lebih rendah Rp5.583,9 miliar atau 11,9 persen bila dibandingkan dengan pagu APBNP tahun 2013 sebesar Rp47.109,4 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat; 2 program penanggulangan gangguan keamanan dalam negeri berkadar tinggi; 3 program penyelidikan dan penyidikan tindak pidana; 4 program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban; serta 5 program pemberdayaan potensi keamanan. Pemerintah juga mengalokasikan anggaran pelayanan kesehatan tertentu bagi anggota Polri dalam rangka pelaksanaan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN sebesar Rp387,6 miliar. Alokasi tersebut merupakan bagian dari anggaran Polri dalam RAPBN tahun 2014. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain: 1 tercapainya penurunan gangguan keamanan pada jalur aktivitas masyarakat yang menggunakan moda transportasi laut, keamanan pesisir, dan pelabuhan nasionalinternasional sebesar 11 persen; 2 tercapainya jumlah kegiatan pelatihan personel brimob dalam penanggulangan keamanan dalam negeri sebesar satu kegiatan per hari; 3 tercapainya clerance rate tindak pidana terorisme sebesar 100 persen; 4 tercapainya operasi pencegahan potensi kejahatan berkadar tinggi bidang politik sebanyak 30 operasi dan jumlah Polda dengan intensiikasi deteksi dini kejahatan transnasional menurut konvensi PBB sebanyak 9 Polda; serta 5 tercapainya jumlah forum kemitraan Polmas sebanyak 54.560 forum dan jumlah komunitasforum kemitraan polisi dan masyarakat yang berpartisipasi aktif sebanyak 50 Polres. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-88 Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Polri pada tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 memelihara dan meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat agar mampu melindungi seluruh warga masyarakat Indonesia dalam beraktivitas untuk meningkatkan kualitas hidup yang bebas dari bahaya, ancaman, dan gangguan yang dapat menimbulkan cidera; 2 tercapainya masyarakat yang tidak merasa tergangguresah oleh gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat terutama gangguan yang berkadar tinggi; 3 tercapainya penanggulangan dan menurunnya penyelesaian jenis kejahatan kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan yang berimplikasi kontijensi dan kejahatan terhadap kekayaan negara tanpa melanggar HAM; 4 tercapainya deteksi awal potensi gangguan keamanan yang dapat meresahkan masyarakat sehingga ditemukan upaya penanganannya; serta 5 tercapainya keamanan dan ketertiban bersama. Kementerian Perhubungan Program dan kegiatan yang dilakukan Kementerian Perhubungan Kemenhub diarahkan untuk mencapai visi yaitu, “terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah.” Pelayanan transportasi yang handal, diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi sebagai berikut: 1 meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi; 2 meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah; 3 meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi; 4 melanjutkan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, sumber daya manusia SDM, dan penegakan hukum secara konsisten; serta 5 mewujudkan pengembangan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Sejalan dengan visi dan misi Kemenhub tersebut, ditetapkan sasaran prioritas tahun 2014 antara lain sebagai berikut: 1 meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan infrastruktur transportasi yang terintegrasi dalam mendukung penguatan konektivitas nasional pada koridor ekonomi dan sistem logistik nasional, baik yang menghubungkan sentra-sentra produksi dan outlet nasional maupun di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan dan wilayah terluar; 2 meningkatnya keselamatan transportasi jalan dengan berkurangnya tingkat fatalitas kecelakaan transportasi; dan 3 meningkatnya kualitas pelayanan transportasi di wilayah perkotaan melalui penataan sistem jaringan transportasi di 6 enam kota besar. Untuk mendukung hal-hal tersebut di atas, dalam RAPBN tahun 2014 Kemenhub mendapat alokasi anggaran sebesar Rp39.151,7 miliar. Jumlah ini lebih tinggi Rp3.882,4 miliar atau 11,0 persen bila dibandingkan dengan APBNP tahun 2013 sebesar Rp35.269,3 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi perkeretaapian; 2 program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi laut; 3 program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi udara; 4 program pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi darat; serta 5 program pengembangan sumber daya manusia perhubungan. Selain itu, dalam rangka penyelenggaraan perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian, dalam tahun 2014 Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk infrastructure Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-89 maintenance and operation IMO sebesar Rp1.712,4 miliar. Alokasi anggaran tersebut merupakan bagian dari alokasi anggaran Kementerian Perhubungan dalam RAPBN tahun 2014. Output yang diharapkan dari berbagai kegiatan pada berbagai program tersebut, antara lain: 1 tercapainya pembangunan jalur KA baru termasuk jalur ganda sepanjang 116,45 km, perehabilitasian jalur KA sepanjang 75,17 km, dan peningkatan kondisikeandalan jalur KA sepanjang 244,72 km; 2 tercapainya penambahan jumlah lokasi pelabuhan perintis yang dibangunditingkatkandirehabilitasi sebanyak 24 lokasi, penambahan jumlah lokasi pelabuhan strategis yang dibangunditingkatkandirehabilitasi sebanyak 4 lokasi, penambahan pelabuhan non perintis yang dibangunditingkatkandirehabilitasi sebanyak 25 lokasi, dan penyusunan masterplan pelabuhan sebanyak 25 lokasi; 3 tercapainya jumlah bandar udara baru yang dibangun sebanyak 10 bandar udara, jumlah bandar udara yang dikembangkan dan direhabilitasi sebanyak 122 bandar udara, dan pelayanan rute perintis sejumlah 160 rute; 4 tercapainya pembangunan jembatan timbang sebanyak 10 lokasi, pembangunan terminal transportasi jalan sebanyak 25 paket, dan jumlah bus perintis sebanyak 400 unit; 5 tercapainya jumlah peserta dan lulusan pelatihan sumber daya manusia perhubungan darat, perhubungan laut, dan perhubungan udara masing-masing sebanyak 2.910 orang, 17.405 orang, dan 1.744 orang. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kemenhub pada tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 meningkatnya kinerja pelayanan transportasi laut; 2 meningkatnya kinerja pelayanan transportasi perkeretaapian; 3 meningkatnya kinerja pelayanan transportasi darat; 4 meningkatnya kinerja pelayanan transportasi udara yang lancar, terpadu, aman, dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan eisiensi pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan pelayanan transportasi antar wilayah serta mendorong perekonomian nasional; dan 5 tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, handal, terampil, ahli di bidang transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian serta memiliki daya saing tinggi untuk menunjang penyelenggaraan program dan kegiatan pada sektor perhubungan. Kementerian Keuangan Dalam RAPBN tahun 2014 Kementerian Keuangan direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp18.711,7 miliar. Anggaran tersebut akan digunakan untuk mencapai visi Kementerian Keuangan yaitu “menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang dipercaya dan akuntabel untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan” dan mencapai misinya, yaitu: 1 mengembangkan kebijakan iskal yang sehat, berkelanjutan, hati-hati prudent, dan bertanggungjawab; 2 mewujudkan pengelolaan kekayaan negara yang optimal sesuai dengan asas fungsional, kepastian hukum, transparan, eisien, dan bertanggungjawab; 3 mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan nonbank sebagai penggerak dan penguat perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing global; 4 membangun dan mengembangkan organisasi berlandaskan administrasi publik sesuai dengan tuntutan masyarakat; 5 membangun dan mengembangkan SDM yang amanah, profesional, berintegritas tinggi dan bertanggung jawab; dan 6 membangun dan mengembangkan teknologi informasi keuangan yang modern dan terintegrasi serta sarana dan prasarana strategis lainnya. Anggaran Kementerian Keuangan dalam RAPBN tahun 2014 meningkat sebesar Rp330,2 miliar atau 1,8 persen bila dibandingkan dengan anggaran belanja Kementerian Keuangan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp18.381,5 miliar. Anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program peningkatan dan pengamanan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-90 penerimaan pajak; 2 program pengawasan, pelayanan, dan penerimaan di bidang kepabeanan dan cukai; 3 program pengelolaan perbendaharaan negara; 4 program pengelolaan kekayaan negara, penyelesaian pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang; 5 program pendidikan dan pelatihan aparatur di bidang keuangan negara; 6 program perumusan kebijakan iskal; 7 program pengelolaan anggaran negara; 8 program peningkatan pengelolaan perimbangan keuangan antara Pemerintah pusat dan Pemerintahan daerah; 9 program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Keuangan; dan 10 program pengelolaaan dan pembiayaan utang. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain: 1 tercapainya persentase pencairan piutang pajak sebesar 35 persen; 2 tercapainya persentase pengembangan infrastruktur TIK hardware dan software DJBC sebesar 100 persen; 3 tercapainya jumlah Laporan Keuangan KementerianLembaga dan Laporan Keuangan BUN dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian dan Wajar Dengan Pengecualian masing-masing 84 laporan dan 0 laporan; 4 tercapainya nilai kekayaan negara yang diutilisasi sebesar Rp75 triliun; 5 presentase lulusan program diploma STAN dengan predikat minimal baik sebesar 90 persen; 6 tercapainya persentase rekomendasi kebijakan APBN yang ditetapkanditerima Menteri Keuangan dan persentase rekomendasi kebijakan ekonomi makro yang ditetapkan diterima Menteri Keuangan masing-masing sebesar 82 persen dan 83 persen; 7 tercapainya persentase pengalokasian belanja pemerintah pusat yang tepat waktu dan eisien sebesar 100 persen, persentase laporan keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain BSBL yang lengkap sebesar 100 persen, dan persentase tersusunnya draft NK, RAPBN, dan RUU APBN APBNP dengan besaran yang akurat dan tepat waktu sebesar 100 persen; 8 tercapainya persentase ketepatan jumlah penyaluran dana transfer ke daerah sebesar 100 persen; dan 9 tercapainya persentase penerbitan SBSN sesuai kebutuhan pembiayaan dan persentase pengadaan pinjaman program sesuai kebutuhan pembiayaan masing-masing sebesar 110 persen dan 100 persen. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dalam tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 meningkatnya penerimaan pajak negara yang optimal; 2 terciptanya administrator kepabeanan dan cukai yang memberikan fasilitasi kepada industri, perdagangan, dan masyarakat serta optimalisasi penerimaan; 3 meningkatnya pengelolaan perbendaharaan negara secara profesional, transparan, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan; 4 terselenggaranya pengelolaan kekayaan negara, penyelesaian pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang yang profesional, tertib, tepat guna, dan optimal serta mampu membangun citra baik bagi stakeholder; 5 berkembangnya SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi; 6 terwujudnya kebijakan iskal yang sustainable dengan beban risiko iskal yang terukur dalam rangka stabilisasi dan mendorong pertumbuhan perekonomian; 7 terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah; 8 meningkatnya efektiitas dan eisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah; 9 terwujudnya pengawasan yang memberi nilai tambah melalui peningkatan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola serta peningkatan akuntabilitas aparatur di lingkungan Kementerian Keuangan; dan 10 mengoptimalkan pengelolaan surat berharga negara SBN maupun pinjaman untuk mengamankan pembiayaan APBN. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Program dan kegiatan yang dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM diarahkan untuk mencapai visi Kementerian ESDM yaitu “terwujudnya ketahanan dan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-91 kemandirian energi serta peningkatan nilai tambah energi dan mineral yang berwawasan lingkungan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”. Untuk mencapai visi tersebut, dirumuskan misi sebagai berikut: 1 meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri; 2 meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap energi, mineral dan informasi geologi; 3 mendorong keekonomian harga energi dan mineral dengan mempertimbangkan kemampuan ekonomi masyarakat; 4 mendorong peningkatan kemampuan dalam negeri dalam pengelolaan energi, mineral dan kegeologian; 5 meningkatkan nilai tambah energi dan mineral; 6 meningkatkan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan usaha energi dan mineral secara berdaya guna, berhasil guna, berdaya saing, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan; 7 meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan ESDM; 8 meningkatkan kualitas sumber daya manusia sektor ESDM; dan 9 melaksanakan good governance. Sejalan dengan visi dan misi tersebut, ditetapkan sasaran strategis antara lain sebagai berikut: 1 meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik; 2 meningkatnya pengembangan berbagai sumber energi dalam rangka diversiikasi energi; 3 meningkatnya pembangunan infrastruktur energi dan mineral; 4 terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara; 5 terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan listrik; dan 6 peningkatan industri jasa backward linkage dan industri yang berbahan baku dari sektor ESDM, antara lain pupuk forward linkage. Untuk mendukung hal-hal tersebut di atas, dalam RAPBN tahun 2014 Kementerian ESDM mendapat alokasi anggaran sebesar Rp16.263,2 miliar. Jumlah ini lebih rendah Rp1.108,3 miliar atau 6,4 persen bila dibandingkan dengan pagu APBNP tahun 2013 sebesar Rp17.371,5 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program pengelolaan ketenagalistrikan; 2 program pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi; 3 program penelitian mitigasi dan pelayanan geologi; 4 program pengelolaan dan penyediaan minyak dan gas bumi; serta 5 program pembinaan dan pengusahaan mineral dan batubara. Output yang diharapkan dari berbagai kegiatan pada berbagai program tersebut, antara lain: 1 tercapainya 1.020 kapasitas gardu induk, kapasitas gardu distribusi sebesar 136,72 MVA, jaringan distribusi sepanjang 6.011,22 KMS, pembangunan 164 kapasitas pembangkit dan jaringan transmisi sepanjang 4.881 KMR; 2 tercapainya 215 obyek audit energi dan 13 laporan pengawasan eisiensi energi; 3 tercapainya 100 daerah sulit air yang memperoleh sarana air bersih bersumber dari air tanah; 4 penambahan jaringan gas pada 4 kota dengan 16.000 sambungan rumah; dan 5 terpenuhinya 64 kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yang memenuhi baku mutu nasional. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian ESDM dalam tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 meningkatnya pemanfaatan energi listrik yang andal, aman, dan akrab lingkungan; 2 terwujudnya program pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi; 3 peningkatan status data dasar geologi, sumber daya geologi, penataan ruang berbasis geologi, dan mitigasi bencana geologi; 4 meningkatnya produksi migas yang berkelanjutan, kapasitas nasional, kehandalan dan eisiensi pasokan bahan bakar dan bahan baku industri, kehandalan infrastruktur serta menurunnya kecelakaan dan dampak lingkungan dari kegiatan migas; serta 5 terjaminnya pasokan batubara dan mineral untuk bahan baku domestik, terlaksananya peningkatan investasi sub sektor minerba, dan terlaksananya peran penting sub sektor minerba dalam penerimaan negara. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-92 Kementerian Pertanian Pada RPJMN 2010-2014, pembangunan pertanian tetap memegang peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata pada pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio-energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara, dan sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan. Sejalan dengan telah diratiikasinya perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China Free Trade Area yang telah berlangsung sejak tahun 2010, ASEAN-India Free Trade Area sejak tahun 2011, dan ASEAN Economic Community mulai tahun 2015, serta perjanjian perdagangan global yang ditetapkan oleh WTO mulai tahun 2020 maka arus peredaran barang dan jasa akan semakin bebas mengalir diantara negara-negara yang telah menyepakati perjanjian tersebut, termasuk arus perdagangan produk-produk pertanian. Indonesia harus memandang hal ini tidak hanya sebagai tantangan, namun juga sebagai peluang untuk memperluas pasar produk-produk unggulan, sejalan dengan visi Kementerian Pertanian yaitu “terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani”, Kementerian Pertanian telah mencanangkan empat target pembangunan pertanian yang disebut empat target sukses, yaitu: 1 pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2 peningkatan diversiikasi pangan; 3 peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor; dan 4 peningkatan kesejahteraan petani. Dalam mendukung visi dan misinya, Kementerian Pertanian dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp15.470,6 miliar. Jumlah ini lebih rendah Rp909,5 miliar atau 5,6 persen bila dibandingkan dengan APBNP tahun 2013 sebesar Rp16.380,1 miliar. Alokasi tersebut akan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai program, antara lain: 1 program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2 program penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian; 3 program pencapaian swasembada daging sapi dan peningkatan penyediaan pangan hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal; 4 program penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing; 5 program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan; dan 6 program peningkatan diversiikasi dan ketahanan pangan masyarakat. Output yang diharapkan dari berbagai program tersebut, antara lain adalah terlaksananya: 1 Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu SL-PTT padi 4,625 juta Ha, SL-PTT jagung 260.000 Ha, SL-PTT kedelai 77.500 Ha, perluasan areal kedelai 340.000 Ha; 2 pengembangan jaringan irigasi seluas 500.000 Ha, pengembangan optimasi lahan seluas 260.000 Ha, perluasan sawah seluas 40.000 Ha, pengembangan SRI System of Rice Intensiication seluas 250.000 Ha, dan perluasan areal hortikulturaperkebunanpeternakan seluas 15.000 Ha; 3 pengendalian dan penanggulangan rabies, Avian Inluenza AI, brucellosis, Antrax Hog Cholera, Jembrana, gangguan reproduksi, parasiter dan kesiagaan wabah penyakit hewan menular sebanyak 8.976.802 dosis, peningkatan produksi vaksin, obat hewan dan bahan biologic sebanyak 9.000.000 dosis, dan peningkatan kualitas bibit unggul sebanyak 439.000 ekor; 4 tercapainya jumlah varietas atau galur harapan komoditas pertanian sebanyak 42 galur, tercapainya produksi benih dan benih sumber tanaman perkebunan masing-masing sebanyak 1.300 ton dan 360 ton, dan tercapainya jumlah varietasklon unggul tanaman perkebunan dan varietas unggul baru padi sebanyak masing-masing 10 varietas dan 14 varietas; 5 pengembangan tanaman tebu Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-93 bongkar ratoon dan perluasan areal 79.000 Ha, pengembangan tanaman kopi seluas 3.500 Ha, tanaman teh seluas 575 Ha, tanaman kakao seluas 7.700 Ha, tanaman lada seluas 282 Ha, tanaman cengkeh seluas 850 Ha, tanaman kapas seluas 1.050 Ha, tanaman nilam seluas 50 Ha, tanaman karet seluas 9.600 Ha, tanaman kelapa seluas 10.000 Ha, dan tanaman jambu mete seluas 2.000 Ha; 6 tercapainya jumlah desa mandiri pangan yang diberdayakan sebanyak 1.328 desa dan jumlah pendampingan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan P2KP sebanyak 6.500 desa. Berdasarkan berbagai kebijakan dan program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian dalam tahun 2014 tersebut, maka outcome yang diharapkan antara lain: 1 perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat dan didukung oleh sistem penanganan pasca panen dan penyediaan benih serta pengamanan produksi yang efisien untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan; 2 terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan, pengelolaan air irigasi, fasilitasi pembiayaan pertanian, fasilitasi pupuk dan pestisida, serta fasilitasi alat dan mesin pertanian; 3 meningkatnya ketersediaan pangan hewani daging, telur, susu, dan meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani daging dan telur; 4 meningkatnya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian; 5 peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan; dan 6 meningkatnya ketahanan pangan melalui pemberdayaan ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan keamanan pangan segar, ditingkat masyarakat, serta terkoordinasinya kebijakan ketahanan pangan.

4.4.2.2 Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara

Dalam RAPBN tahun 2014, alokasi untuk BA BUN mencapai Rp617,7 triliun 50,2 persen dari belanja Pemerintah Pusat. Jumlah tersebut dialokasikan antara lain untuk: 1 pemenuhan kewajiban Pemerintah terhadap pihak lain, seperti pembayaran pensiun, pembayaran iuran asuransi kesehatan pegawai negeri sipilTNIPolri, dan kewajiban pembayaran bunga utang; 2 penyaluran berbagai jenis subsidi; dan 3 penyediaan dana cadangan untuk keperluan mendesak, seperti antisipasi terhadap risiko yang timbul akibat ketidaksesuaian asumsi dasar ekonomi makro dengan realisasinya, dan dana cadangan bencana alam. Dalam pencatatannya, BA BUN dalam belanja pemerintah pusat dikelompokkan dalam beberapa bagian anggaran sebagai berikut. Bagian anggaran BUN Pengelola Utang Pemerintah BA 999.01 menampung belanja berupa pembayaran bunga utang, yang merupakan konsekuensi yang harus dipenuhi oleh Pemerintah atas pemanfaatan penarikan utang di masa lampau. Dengan memperhitungkan beberapa variabel yang mempengaruhinya, maka pembayaran bunga utang pada RAPBN tahun 2014 mencapai Rp119,5 triliun, yang terdiri atas pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar Rp107,7 triliun dan pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp11,8 triliun. Selanjutnya, bagian anggaran BUN Pengelola Hibah BA 999.02 menampung belanja berupa alokasi belanja hibah, yang dalam RAPBN tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp3,5 triliun. Jumlah anggaran belanja hibah tersebut dialokasikan untuk mendukung kebijakan belanja hibah kepada daerah dalam tahun 2014 yang diarahkan untuk mendukung peningkatan kapasitas Pemerintah daerah dalam menyediakan layanan dasar umum dalam bidang perhubungan, pembangunan sarana air minum, pengelolaan air limbah, irigasi, sanitasi, dan eksplorasi geothermal. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-94 NOMOR URUT KODE BA APBNP 2013 RAPBN 2014 1 001 MAJELIS PERMUSY AWARATAN RAKY AT 730,9 606,5 2 002 DEWAN PERWAKILAN RAKY AT 2.898,6 2.784,2 3 004 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2.828,7 2.695,7 4 005 MAHKAMAH AGUNG 7.254,6 7.225,1 5 006 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 4.347,2 3.862,9 6 007 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 2.439,9 1.979,9 7 010 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 15.701,1 14.803,1 8 011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI 5.680,1 5.062,2 9 012 KEMENTERIAN PERTAHANAN 83.528,0 83.427,7 10 013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 7.772,4 7.282,3 11 015 KEMENTERIAN KEUANGAN 18.381,5 18.711,7 12 018 KEMENTERIAN PERTANIAN 16.380,1 15.470,6 13 019 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 3.087,8 2.622,3 14 020 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAY A MINERAL 17.371,5 16.263,2 15 022 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 35.269,3 39.151,7 16 023 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAY AAN 79.707,7 82.743,6 17 024 KEMENTERIAN KESEHATAN 36.592,2 44.859,0 18 025 KEMENTERIAN AGAMA 45.419,6 49.582,5 19 026 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 4.956,7 3.910,8 20 027 KEMENTERIAN SOSIAL 16.014,1 7.638,8 21 029 KEMENTERIAN KEHUTANAN 6.357,5 5.262,0 22 032 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 6.976,5 5.601,5 23 033 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 83.328,6 74.908,1 24 034 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 518,2 514,3 25 035 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 281,1 317,5 26 036 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKY AT 299,3 218,4 27 040 KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF 1.933,1 1.704,9 28 041 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA 134,6 131,6 29 042 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 628,1 617,7 30 043 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 951,5 904,2 31 044 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 1.740,0 1.435,4 32 047 KEMENTERIAN PEMBERDAY AAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 234,7 214,7 33 048 KEMENTERIAN PENDAY AGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 201,3 159,8 34 050 BADAN INTELIJEN NEGARA 1.511,8 1.303,8 35 051 LEMBAGA SANDI NEGARA 1.685,1 1.346,5 36 052 DEWAN KETAHANAN NASIONAL 36,5 31,0 37 054 BADAN PUSAT STATISTIK 4.255,9 3.578,7 38 055 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALBAPPENAS 1.043,3 1.174,3 39 056 BADAN PERTANAHAN NASIONAL 4.430,2 4.238,6 40 057 PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 479,2 435,1 41 059 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 3.739,5 3.587,2 42 060 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 47.109,4 41.525,6 43 063 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1.164,5 1.133,1 44 064 LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL 245,2 332,8 45 065 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 705,8 609,1 46 066 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 1.068,5 792,8 47 067 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 2.509,8 1.331,3 48 068 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 2.551,9 2.888,4 49 074 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 72,6 68,7 50 075 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 1.312,4 1.567,9 51 076 KOMISI PEMILIHAN UMUM 8.492,0 15.410,4 52 077 MAHKAMAH KONSTITUSI RI 199,1 189,0 53 078 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN 79,7 65,0 54 079 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 1.011,6 1.072,7 55 080 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 760,3 718,5 TABEL 4.8 ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA, 2013-2014 miliar rupiah KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-95 Alokasi melalui BA BUN yang besarannya sangat signiikan adalah belanja subsidi, melalui bagian anggaran BUN pengelola belanja subsidi BA 999.07. Belanja subsidi ditujukan untuk menjaga stabilitas harga barang dan jasa di dalam negeri, memberikan perlindungan pada masyarakat berpendapatan rendah, meningkatkan produksi pertanian, serta memberikan insentif bagi dunia usaha dan masyarakat. Dalam RAPBN tahun 2014 alokasi anggaran subsidi mencapai Rp336,2 triliun. Alokasi anggaran belanja subsidi dalam RAPBN tahun 2014 tersebut, direncanakan akan disalurkan untuk subsidi energi subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kg, dan LGV serta subsidi listrik sebesar Rp284,7 triliun. Sementara itu, sebesar Rp51,6 triliun direncanakan akan disalurkan untuk subsidi nonenergi yang meliputi: subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, bantuansubsidi PSO, subsidi bunga kredit program, dan subsidi pajak. Selanjutnya, dalam RAPBN tahun 2014, BA BUN Pengelola Belanja Lainnya BA 999.08 antara lain menampung dana cadangan bencana alam sebesar Rp3,0 triliun, dan belanja lain-lain sebesar Rp28,9 triliun. Alokasi belanja lain-lain tersebut antara lain menampung alokasi untuk keperluan operasional lembaga yang belum mempunyai kode bagian anggaran sendiri, keperluan yang bersifat ad-hoc tidak terus menerus, dana cadangan risiko iskal, serta mengantisipasi kebutuhan mendesak dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Sementara itu, BA BUN Pengelola Transaksi Khusus BA 999.99, menampung pengeluaran untuk keperluan hubungan internasional dan kontribusi sosial bagi pegawai dan pensiunan. Alokasi BA BUN Pengelola Transaksi Khusus dalam RAPBN tahun 2014 sebesar Rp91,7 triliun, yang sebagian besar merupakan kontribusi sosial sebagai kewajiban Pemerintah terhadap pensiunan sebesar Rp85,7 triliun, iuran asuransi kesehatan PNSTNIPolri dan penerima 56 081 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 946,8 822,0 57 082 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 490,2 789,2 58 083 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 558,5 802,6 59 084 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 98,5 95,4 60 085 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 144,0 100,7 61 086 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 247,2 235,8 62 087 ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 175,4 125,6 63 088 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 535,9 543,0 64 089 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 1.225,6 1.233,4 65 090 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2.949,6 2.241,4 66 091 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKY AT 4.724,9 4.565,2 67 092 KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA 1.886,8 1.881,2 68 093 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 703,9 616,9 69 095 DEWAN PERWAKILAN DAERAH DPD 594,9 721,3 70 100 KOMISI Y UDISIAL REPUBLIK INDONESIA 91,6 83,5 71 103 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 1.479,2 931,3 72 104 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA 392,8 329,1 73 105 BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO BPLS 2.053,1 845,1 74 106 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANGJASA PEMERINTAH 204,8 167,0 75 107 BADAN SAR NASIONAL 1.840,1 1.488,7 76 108 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA 113,4 95,0 77 109 BADAN PENGEMBANGAN WILAY AH SURAMADU 365,8 381,6 78 110 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA 67,8 67,0 79 111 BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN 274,1 194,1 80 112 BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM 935,0 1.005,9 81 113 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME 307,0 302,8 82 114 SEKRETARIAT KABINET 204,7 185,6 83 115 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 1.857,0 3.261,9 84 116 LEMBAGA PENY IARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 948,3 998,0 85 117 LEMBAGA PENY IARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA 821,3 1.075,1 86 118 BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG 359,6 392,2 622.008,7 612.652,3 Sumber: Kementerian Keuangan JUMLAH Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-96 pensiun sebesar Rp4,8 triliun serta sisanya merupakan cadangan dana dukungan kelayakan viability gap fund VGF sebesar Rp1,1 triliun dan kontribusi ke lembaga internasional sebesar Rp61,7 miliar.

4.4.3 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis

Anggaran belanja pemerintah pusat dalam RAPBN tahun 2014, secara nominal meningkat menjadi sebesar Rp1.230,3 triliun 11,9 persen terhadap PDB dari alokasinya pada APBNP tahun 2013 sebesar Rp1.196,8 triliun 12,7 persen terhadap PDB. Jumlah tersebut dialokasikan ke dalam delapan jenis belanja, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran bunga utang, subsidi, belanja hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Komposisi alokasi belanja pemerintah pusat dalam RAPBN tahun 2014 menurut jenis disajikan dalam Tabel 4.9 dan Graik 4.47. Dari jumlah tersebut, sebagian besar, yaitu sekitar 68,5 persen Rp842,9 triliun merupakan belanja yang bersifat wajib dipenuhi belanja pegawai, belanja barang operasional, subsidi, pembayaran bunga utang, serta bantuan sosial antara lain untuk cadangan bencana alam dan alokasi penerima bantuan iuran dalam rangka SJSN bidang kesehatan; sementara sisanya sebesar 31,5 persen Rp387,4 triliun dialokasikan untuk belanja yang merupakan diskresi Pemerintah belanja barang non-operasional, sebagian bantuan sosial, belanja modal, belanja hibah, dan belanja lain-lain, sebagaimana disajikan dalam Graik 4.48. Belanja Wajib 68,5 Belanja Tidak Wajib 31 ,5 GRAFIK 4.48 KOMPOSISI BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT KATEGORI WAJIBTIDAK WAJIB, 2014 Sumber: Kementerian Keuangan Belanja Pegawai 22,5 Belanja Barang 16,6 Belanja Modal 16,7 Pembayaran Bunga Utang 9,7 Subsidi 27,3 Belanja Hibah 0,3 Bantuan Sosial 4,5 Belanja Lain-lain 2,4 GRAFIK 4.47 KOMPOSISI BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT JENIS BELANJA, 2014 Sumber: Kementerian Keuangan APBN thd PDB APBNP thd PDB RAPBN thd PDB 1. Belanja Pegawai 241,6 2,6 233,0 2,5 276,7 2,7 2. Belanja Barang 200,7 2,2 206,5 2,2 203,7 2,0 3. Belanja Modal 184,4 2,0 192,6 2,0 205,8 2,0 4. Pembayaran Bunga Utang 113,2 1,2 112,5 1,2 119,5 1,2 5. Subsidi 317,2 3,4 348,1 3,7 336,2 3,2 6. Belanja Hibah 3,6 0,0 2,3 0,0 3,5 0,0 7. Bantuan Sosial 73,6 0,8 82,5 0,9 55,9 0,5 8. Belanja Lain-lain 20,0 0,2 19,3 0,2 28,9 0,3 1.154,4 12,5 1.196,8 12,7 1.230,3 11,9 Sumber: Kementerian Keuangan Jumlah TABEL 4.9 PERKEMBANGAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT, 2013-2014 triliun rupiah No. Uraian 2013 2014 Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-97 Rincian dan pengelompokan besaran belanja menurut jenis dalam RAPBN tahun 2014 tersebut disajikan menurut fungsi ekonomi dari anggaran dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Konsep ini lebih dekat dengan pemikiran ekonomi makro, dimana belanja terbagi menjadi belanja produktif dan operasional. Belanja produktif ialah belanja yang mempunyai dampak berkelanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi berupa belanja modal atau bantuan sosial. Belanja yang termasuk dalam jenis tersebut antara lain, untuk pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, dan biaya reservasinya merupakan pengeluaran belanja modal. Di lain pihak, pengeluaran pemerintah untuk membantu rakyat agar terentas dari kemiskinan bantuan pangan atau bantuan modal merupakan pengeluaran Pemerintah untuk bantuan sosial. Sementara itu, belanja operasional merupakan belanja yang lebih bersifat penyelenggaraan operasional pemerintahan, seperti belanja pegawai dan barang. Meskipun bersifat konsumtif, belanja ini juga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hanya saja tidak berkelanjutan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Belanja pegawai merupakan biaya untuk membayar gaji pegawai dan tunjangannya serta kontribusi sosial pemerintah kepada para pegawai dan pensiunan. Kemudian, belanja barang merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai semua hal yang dikonsumsi untuk penyelenggaraan organisasi pemerintahan. Dalam hal ini, biaya pembangunan gedung untuk kantor pemerintahan merupakan kelompok pengeluaran belanja barang, bukan belanja modal. Hal ini sama halnya dengan biaya untuk keperluan pembelian alat-tulis kantor. Konsep tersebut di atas cukup berbeda dengan klasiikasi ekonomi yang diterjemahkan sebagai klasiikasi jenis belanja menurut kaidah akuntansi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 101PMK.022011 tentang Klasiikasi Anggaran. Contohnya, belanja modal menurut peraturan ini adalah pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset danatau menambah nilai aset tetapaset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetapaset lainnya yang ditetapkan Pemerintah. Makna belanja modal tersebut lebih sempit pengertiannya dengan konsep ekonomi makro di atas karena pengeluaran pembangunan gedung kantor pemerintah akan dicatat sebagai belanja modal atau pengeluaran untuk pembangunan jalan pada komunitas adat di daerah tertentu tidak dicatat sebagai belanja modal tetapi belanja barang menurut peraturan tersebut. Dengan demikian upaya yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas belanja pemerintah pusat, dari sisi eisiensi dan efektivitas harus senantiasa dilanjutkan. Penjelasan lebih rinci mengenai anggaran belanja pemerintah pusat untuk masing-masing jenis belanja akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian berikut. Alokasi Anggaran Belanja Pegawai Melalui pos belanja pegawai, Pemerintah memberikan kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada pegawai pemerintah, baik yang masih aktif maupun yang telah purnatugas, sebagai imbalan dan penghargaan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Dalam RAPBN tahun 2014, alokasi anggaran belanja pegawai direncanakan sebesar Rp276,7 triliun atau 2,7 persen terhadap PDB, atau meningkat sekitar 18,8 persen Rp43,7 triliun bila dibandingkan dengan pagunya dalam APBNP tahun 2013 yang mencapai Rp233,0 triliun 2,5 persen terhadap PDB. Peningkatan ini terjadi pada semua komponen belanja pegawai yaitu alokasi anggaran untuk belanja gaji dan tunjangan, alokasi anggaran untuk honorarium, vakasi, lembur dan lain-lain, serta alokasi anggaran untuk kontribusi sosial. Peningkatan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-98 alokasi anggaran belanja pegawai dalam RAPBN tahun 2014 tersebut terutama berkaitan dengan langkah kebijakan yang ditempuh Pemerintah dalam kerangka reformasi birokrasi, baik dalam memperbaiki dan menjaga kesejahteraan pegawai pemerintah yang berdasarkan kinerja, maupun dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Anggaran untuk pos gaji dan tunjangan dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp120,0 triliun atau 43,4 persen dari total belanja pegawai. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar Rp5,5 triliun atau 4,8 persen dari pagunya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp114,5 triliun. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh ditempuhnya kebijakan kenaikan gaji pokok sebesar rata-rata 6,0 persen serta penyediaan cadangan anggaran untuk mengantisipasi kebutuhan gaji bagi tambahan pegawai baru di instansi pemerintah pusat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan menggantikan pegawai yang memasuki usia pensiun. Selanjutnya, untuk pos honorarium, vakasi, lembur, dan lain-lain dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp66,1 triliun atau 23,9 persen dari total belanja pegawai. Jumlah ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp26,7 triliun atau 67,6 persen dibandingkan dengan APBNP tahun 2013 sebesar Rp39,4 triliun. Peningkatan tersebut terutama bersumber dari alokasi anggaran untuk pemberian remunerasi pada beberapa kementerian negaralembaga sebagai implikasi dari sasaran pelaksanaan reformasi birokrasi. Selain untuk remunerasi pada beberapa kementerian negaralembaga, alokasi anggaran honorarium, vakasi, lembur, dan lain-lain tersebut juga direncanakan untuk pembayaran honorarium bagi pegawai honorer yang akan diangkat menjadi pegawai dalam rangka mendukung tugas dan fungsi organisasi bersangkutan. Sementara itu, alokasi anggaran pada pos kontribusi sosial, yang merupakan anggaran untuk membayar pensiun dan asuransi kesehatan, dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp90,5 triliun atau 32,7 persen dari total belanja pegawai. Jumlah ini secara nominal menunjukkan peningkatan sebesar Rp11,5 triliun atau 14,6 persen dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp79,0 triliun. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh ditempuhnya kebijakan kenaikan pensiun pokok sebesar rata-rata 4,0 persen, serta dukungan terhadap pelaksanaan SJSN Kesehatan yang terkait dengan kewajiban Pemerintah menurut peraturan perundangan. Alokasi Anggaran Belanja Barang Dalam RAPBN tahun 2014, alokasi anggaran belanja barang direncanakan sebesar Rp203,7 triliun, atau 2,0 persen terhadap PDB. Jika dibandingkan dengan pagu belanja barang yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp206,5 triliun 2,2 persen terhadap PDB, maka alokasi anggaran belanja barang dalam RAPBN tahun 2014 tersebut berarti mengalami penurunan sebesar Rp2,9 triliun atau 1,4 persen. Penurunan anggaran tersebut dipengaruhi oleh : 1 penerapan lat policy untuk belanja operasional; 2 pengendalian perjalanan dinas dan konsinyering; dan 3 pengalihan anggaran ke kegiatan yang lebih produktif. Secara umum, alokasi anggaran belanja barang tersebut, terutama diarahkan untuk mendukung pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk melayani kepentingan masyarakat luas, yaitu: 1 menjaga kelancaran penyelenggaraan operasional pemerintahan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat; 2 meningkatkan eisiensi dan efektivitas belanja barang KL melalui pengendalian belanja barang operasional, dan melakukan eisiensi belanja perjalanan dinas serta kegiatan seminar dan konsinyering sesuai kebutuhan dan tugas Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-99 fungsi masing-masing KL; dan 3 menjaga terpeliharanya nilai dan kualitas aset negara melalui dukungan alokasi dana yang memadai untuk pemeliharaan; serta 4 meningkatkan capacity building SDM dalam rangka mendukung pelaksanaan program pembangunan nasional. Anggaran belanja barang dalam RAPBN tahun 2014 tersebut dialokasikan melalui KL dan non- KL. Belanja barang melalui KL terdiri dari beberapa pos belanja, antara lain : 1 pos belanja barang; 2 pos belanja jasa; 3 pos belanja pemeliharaan; dan 4 pos belanja perjalanan. Alokasi anggaran untuk pos belanja barang dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp142,1 triliun atau mengalami penurunan sebesar Rp2,9 triliun 2,0 persen jika dibandingkan dengan pagunya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp144,9 triliun. Alokasi anggaran pada pos belanja jasa dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp22,6 triliun atau mengalami penurunan Rp1,8 triliun 7,2 persen jika dibandingkan dengan pagunya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp24,4 triliun. Selanjutnya, alokasi anggaran belanja pemeliharaan dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp21,0 triliun atau mengalami peningkatan Rp7,0 triliun 50,3 persen jika dibandingkan dengan anggaran belanja pemeliharaan yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp14,0 triliun. Dalam RAPBN tahun 2014 alokasi anggaran belanja perjalanan mengalami penurunan sebesar Rp6,4 triliun 27,8 persen jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk belanja perjalanan yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013, yaitu dari Rp23,2 triliun menjadi Rp16,7 triliun dalam RAPBN tahun 2014. Lebih rendahnya alokasi anggaran pada pos belanja perjalanan tersebut merupakan dampak dari upaya Pemerintah untuk melakukan eisiensi pada belanja barang khususnya belanja perjalanan. Sementara itu, alokasi belanja barang non-KL dalam tahun 2014 direncanakan sebesar Rp1,2 triliun, yang dialokasikan untuk pos sebagai berikut : 1 kontribusi ke lembaga internasional sebesar Rp61,7 miliar; dan 2 penyediaan alokasi dana dukungan kelayakanviability gap fund VGF untuk proyek sistem penyediaan air minum SPAM Umbulan dan SPAM Bandar Lampung sebesar Rp1,1 triliun. VGF merupakan skema bentuk dukungan Pemerintah dalam rangka mendorong investasi di bidang infrastruktur melalui pemberian kontribusi iskal dalam bentuk tunai sebagai bagian dari biaya pembangunan proyek yang dilaksanakan melalui skema kerja sama Pemerintah dengan badan usaha kerja sama Pemerintah-SwastaKPS dalam rangka penyediaan layanan infrastruktur yang terjangkau bagi masyarakat. Tujuan VGF antara lain: 1 meningkatkan minat badan usaha untuk berpartisipasi dalam proyek kerja sama yang layak secara ekonomi, namun belum layak secara inansial; 2 meningkatkan kepastian penyediaan proyek infrastruktur dengan mengacu kepada kualitas dan waktu yang direncanakan; dan 3 meningkatkan ketersediaan infrastruktur dengan tarif layanan yang terjangkau sesuai kemampuan rakyat. Pemberian dukungan kelayakan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip antara lain: 1 proyek kerja sama harus memenuhi kriteria kelayakan eligibility criteria pemberian dukungan kelayakan; dan 2 persetujuan pemberian dukungan kelayakan harus dicantumkan dalam dokumen pelelangan. Alokasi Anggaran Belanja Modal Menurut Standar Akuntansi Pemerintah SAP, pengertian belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-100 Alokasi anggaran belanja modal dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan mencapai Rp205,8 triliun atau 2,0 persen terhadap PDB. Alokasi anggaran belanja modal ini termasuk alokasi anggaran dari belanja jenis lainnya belanja barang dan bantuan sosial tetapi berkarakteristik sebagai belanja modal karena menghasilkan aset, tetapi tidak menjadi milik Pemerintah, antara lain biaya untuk pelaksanaan tugas pembantuan, biaya pemeliharaan untuk mempertahankan nilai aset, dan biaya pengadaan aset yang diserahkan kepada masyarakat. Alokasi anggaran tersebut menunjukkan peningkatan Rp13,2 triliun, atau 6,9 persen bila dibandingkan dengan pagu anggaran belanja modal yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp192,6 triliun 2,0 persen terhadap PDB. Peningkatan alokasi anggaran belanja modal dalam RAPBN tahun 2014 tersebut dilakukan dalam rangka mengakomodasi keperluan anggaran untuk: 1 menjamin ketersediaan infrastruktur dasar, termasuk infrastruktur energi, ketahanan pangan dan komunikasi; 2 upaya peningkatan domestic connectivity keterhubungan antarwilayah; 3 meningkatkan kemampuan pertahanan menuju Minimum Essential Forces MEF; 4 mendukung pendanaan kegiatan multiyears; 5 meningkatkan kapasitas mitigasi dan adaptasi terhadap dampak negatif akibat perubahan iklim climate change, dan meningkatkan kesiagaan dalam menghadapi bencana. Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran-sasaran pembangunan sesuai dengan arah kebijakan, tema dan prioritas pembangunan dalam RKP tahun 2014, maka kebijakan pengalokasian belanja modal pada KL juga mempertimbangkan beberapa hal yaitu: 1 kontribusi multiplier effect KL bersangkutan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan, serta kemampuan penyerapan kapasitas KL anggaran; dan 2 komposisi sumber pendanaannya: jika dibiayai dengan pinjaman luar negeri PLN harus mempertimbangkan posisi utang dan kesiapan proyeknya. Hal lain yang dipertimbangkan adalah 3 prioritas dialokasikannya, yaitu untuk program dan kegiatan yang sudah siap proposal atau rancangan kegiatannya; 4 jika dialokasikan untuk program pembentukan aset tetap yang akan diserahkan kepada BUMN, maka dilakukan melalui skema penyertaan modal negara PMN atau subsidiary loan agreement SLA; dan 5 mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia MP3EI dan Metropolitan Priority Area MPA. Alokasi Anggaran Pembayaran Bunga Utang Dalam beberapa tahun terakhir, kebijakan iskal masih tetap diarahkan pada kebijakan eskpansif dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Terkait hal itu, Pemerintah masih tetap menerapkan kebijakan deisit anggaran sehingga alokasi anggaran belanja negara lebih besar daripada potensi anggaran pendapatan negara. Seiring dengan hal itu, Pemerintah memerlukan sumber-sumber pembiayaan yang memadai baik yang berasal dari nonutang maupun utang. Pemenuhan pembiayaan deisit anggaran diprioritaskan dari sumber pembiayaan nonutang, akan tetapi karena terbatasnya sumber pembiayaan nonutang, Pemerintah tetap menggunakan sumber pembiayaan utang untuk membiayai deisit anggarannya. Sebagai konsekuensinya, outstanding utang Pemerintah mengalami peningkatan, demikian pula dengan beban utang. Peningkatan beban utang tersebut pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan beban pembayaran bunga utang atas total outstanding utang Pemerintah dan biaya dari penerbitan dan atau pengadaan utang baru. Beban pembayaran bunga utang merupakan bagian dari konsekuensi yang harus dipenuhi oleh Pemerintah secara tepat waktu dan tepat jumlah, selain pembayaran pokok utang yang telah jatuh tempo. Kemampuan anggaran Pemerintah untuk memenuhi kewajiban utang secara tepat waktu dan tepat jumlah tersebut sangat penting untuk meningkatkan kredibilitas Pemerintah Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-101 di mata publik, investor, kreditor maupun masyarakat internasional. Untuk itu, perlu dilakukan perencanaan utang yang baik, hati-hati prudent dan eisien sehingga kewajiban atas utang di masa mendatang masih dalam batas kemampuan ekonomi dan tidak menimbulkan tekanan berlebihan terhadap APBN maupun neraca pembayaran. Dalam memperhitungkan beban pembayaran bunga utang, beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain: a outstanding utang yang berasal dari akumulasi pembiayaan utang Pemerintah pada tahun-tahun sebelumnya legacy debts; b rencana pembiayaan utang Pemerintah dalam tahun berjalan; c besaran tingkat bunga dan nilai tukar pada tahun berjalan; d rencana pengelolaan portofolio utang; e rata-rata nilai tukar rupiah terhadap USD dan beberapa mata uang kuat lainnya; f rata-rata tingkat bunga SPN 3 bulan yang digunakan sebagai referensi bunga instrumen SBN seri VR; dan g asumsi tingkat bunga LIBOR yang digunakan sebagai referensi untuk menghitung instrumen pinjaman. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pembayaran bunga utang pada RAPBN tahun 2014 diperkirakan mencapai Rp119,5 triliun atau 1,2 persen terhadap PDB. Ilustrasi mengenai alokasi anggaran pembayaran bunga utang dalam RAPBN tahun 2014 disajikan pada Tabel 4.10. Beban pembayaran bunga utang tersebut terdiri dari pembayaran bunga utang dalam negeri yang diperkirakan mencapai Rp107,7 triliun atau 1,0 persen terhadap PDB, dan pembayaran bunga utang luar negeri diperkirakan mencapai Rp11,8 triliun atau 0,1 persen terhadap PDB. Pembayaran bunga utang dalam negeri dalam RAPBN tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp10,9 triliun atau 11,3 persen jika dibandingkan dengan pagunya dalam APBNP tahun 2013. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya outstanding SBN, perubahan asumsi tingkat suku bunga SPN 3 bulan dari 5,0 persen dalam APBNP tahun 2013 menjadi 5,5 persen dalam RAPBN tahun 2014, dan perubahan asumsi rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap USD dari Rp9.600USD dalam APBNP tahun 2013 menjadi Rp9.750USD dalam RAPBN tahun 2014 yang berpengaruh terhadap pembayaran bunga utang dari instrumen SBN valas. Di sisi lain, pembayaran bunga utang luar negeri mengalami penurunan dari Rp15,8 triliun dalam APBNP tahun 2013 diperkirakan menjadi Rp11,8 triliun dalam RAPBN tahun 2014 2014 APBN APBNP RAPBN Pembayaran Bunga Utang 113,2 112,5 119,5 a. Utang Dalam negeri 80,7 96,8 107,7 b. Utang Luar Negeri 32,5 15,8 11,8 Faktor-faktor yang mempengaruhi : a. Rata-rata nilai tukar RpUSD 9.300,0 9.600,0 9.750,0 b. Rata-rata SPN 3 bulan 5,0 5,0 5,5 c. Outstanding 2.146,2 2.199,8 2.369,8 Pembiayaan Utang triliun Rupiah: 161,5 215,4 164,7 a. Penerbitan SBN neto 180,4 231,8 182,7 b. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri Neto 0,5 0,5 1,0 c. Penarikan Pinjaman Luar Negeri Neto 19,5 16,9 19,0 Sum ber : Kem enterian Keuangan 2013 TABEL 4.10 PEMBAYARAN BUNGA UTANG, 2013-2014 triliun Rupiah Uraian Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-102 atau menurun 24,8 persen jika dibandingkan dengan beban tahun sebelumnya. Penurunan pembayaran bunga utang luar negeri ini disebabkan oleh reklasiikasi akun pembayaran bunga utang SBN valas dari pembayaran bunga utang luar negeri berubah menjadi akun pembayaran bunga utang dalam negeri dan menurunnya referensi bunga pinjaman luar negeri. Kebijakan Pemerintah untuk pembayaran bunga utang dalam RAPBN tahun 2014 masih tetap diarahkan untuk: a memenuhi kewajiban Pemerintah secara tepat waktu dan tepat jumlah dalam rangka menjaga kredibilitas dan kesinambungan pembiayaan; dan b meminimasi pembayaran bunga utang melalui leksibilitas pengalihan instrumen pembiayaan utang yang biaya bunganya lebih rendah, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Alokasi Anggaran Belanja Subsidi Belanja subsidi dialokasikan dalam rangka meringankan beban masyarakat untuk memperoleh kebutuhan dasarnya, dan sekaligus untuk menjaga agar produsen mampu menghasilkan produk, khususnya yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat, dengan harga yang terjangkau. Pemberian subsidi juga ditujukan untuk menjaga stabilitas harga barang dan jasa di dalam negeri, memberikan perlindungan pada masyarakat berpendapatan rendah, meningkatkan produksi pertanian, serta memberikan insentif bagi dunia usaha dan masyarakat. Dengan subsidi tersebut diharapkan bahan kebutuhan pokok masyarakat tersedia dalam jumlah yang mencukupi, dengan harga yang stabil, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam rangka meningkatkan eisiensi belanja subsidi yang lebih tepat sasaran menuju pencapaian belanja yang berkualitas, maka arah kebijakan subsidi dalam tahun 2014 mencakup antara lain: 1 peningkatan eisiensi subsidi energi serta ketepatan target sasaran dalam rangka peningkatan kualitas belanja; 2 pengendalian konsumsi BBM bersubsidi; 3 penyaluran subsidi nonenergi secara lebih eisien; dan 4 penajaman penetapan sasaran dan penyaluran dengan memanfaatkan data kependudukan yang lebih valid. Berdasarkan berbagai kebijakan tersebut, maka alokasi anggaran subsidi dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan mencapai Rp336,2 triliun. Jumlah tersebut menurun Rp11,9 triliun bila dibandingkan dengan pagu belanja subsidi yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp348,1 triliun. Sebagian besar dari alokasi anggaran belanja subsidi dalam RAPBN tahun 2014 tersebut direncanakan akan disalurkan untuk subsidi energi Rp284,7 triliun, yaitu subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kg, dan LGV sebesar Rp194,9 triliun, dan subsidi listrik sebesar Rp89,8 triliun. Sementara itu, anggaran untuk subsidi nonenergi Rp51,6 triliun, yang meliputi: 1 subsidi pangan sebesar Rp18,8 triliun; 2 subsidi pupuk sebesar Rp21,0 triliun; 3 subsidi benih sebesar Rp1,6 triliun; 4 subsidi PSO sebesar Rp2,2 triliun; 5 subsidi bunga kredit program sebesar Rp3,2 triliun; dan 6 subsidi pajak sebesar Rp4,7 triliun lihat Graik 4.49. Subsidi Energi; Rp284,7 T Subsidi Nonenergi; Rp51,6 T Subsidi BBM; Rp194,9 T Subsidi Listrik; Rp89,8 T GRAFIK 4.49 KOMPOSISI BELANJA SUBSIDI 2014 Subsidi Pangan; Rp18,8 T Subsidi Pupuk; Rp21,0T Subsidi benih Rp1,6T PSO; Rp2,2 T Subsidi Bunga Kredit Program; Rp3,2T Subsidi Pajak; Rp4,7 T Sumber : Kementerian Keuangan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-103 Subsidi Energi Berdasarkan arah kebijakan subsidi 2014 tersebut maka pokok-pokok kebijakan subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kg dan LGV tahun 2014 antara lain: 1 meningkatkan eisiensi anggaran subsidi BBM dan ketepatan target sasaran; 2 melanjutkan program konversi BBM dan BBG; dan 3 melanjutkan program konversi minyak tanah ke LPG tabung 3 kg. Selain itu juga ditempuh kebijakan untuk 1 meningkatkan dan mengembangkan pembangunan jaringan gas kota; 2 meningkatkan pengawasan dan penyaluran konsumsi BBM bersubsidi; dan 3 meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlunya pengendalian BBM bersubsidi. Kebijakan- kebijakan tersebut ditempuh secara sinergi dengan upaya untuk mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan antara lain melalui konversi BBN dan gas, serta meningkatkan pengawasan pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi. Dalam RAPBN tahun 2014, pemerintah masih mengalokasikan anggaran subsidi untuk beberapa jenis BBM tertentu, terdiri dari: 1 minyak tanah; 2 premium dan biopremium; serta 3 minyak solar dan biosolar. Selain itu, Pemerintah juga memberikan subsidi untuk LPG tabung 3 kg dan LGV. Dengan adanya alokasi subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kg dan LGV tersebut diharapkan kebutuhan masyarakat akan dapat terpenuhi dengan harga yang terjangkau. Besaran subsidi dalam RAPBN tahun 2014 sangat tergantung pada asumsi dan parameternya, antara lain sebagai berikut: 1 ICP sebesar USD106,0barel; 2 nilai tukar rupiah sebesar Rp9.750,0 USD; 3 alpha bbm rata-rata sebesar Rp718,4liter; dan 4 volume konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan mencapai 50,5 juta kiloliter kl dan konsumsi LPG tabung 3 kilogram sebesar 4,8 juta metrik ton lihat Tabel 4.11. No 2013 APBNP 2014 RAPBN Subsidi BBM, BBN, LPG T abung 3 kg dan LGV m iliar Rp 199.850,0 194.893,1 - Subsidi BBM dan BBN miliar Rp 1 49.7 84,4 1 31 .222,9 - Premium dan BBN 83.484,5 68.81 4,4 - Miny ak Tanah 6.653,6 6.1 06,6 - Miny ak Solar dan BBN 59.646,3 56.301 ,9 - Subsidi Elpiji Tabung 3 kg miliar Rp 31 .523,7 36.7 7 0,8 - Subsidi LGV miliar Rp 1 00,0 1 00,0 - PPN miliar Rp 1 8.1 30,8 1 6.7 99,4 - Carry ov er ke tahun Berikutny a miliar Rp 22.565,4 - - Kek. Subsidi TA 201 0 miliar Rp 0,03 - - Kek. Subsidi TA 201 1 miliar Rp 4.029,7 - Perk Kek. Subsidi TA 201 2 miliar Rp 1 8.846,7 - - Perk Kek. Subsidi TA 201 3 miliar Rp - 1 0.000,0 Param eter : 1 ICP USbarel 108,0 106,0 2 Kurs RpUS 9.600,0 9.7 50,0 3 A lpha BBM Rpliter 666,60-7 15,35 7 18,4 4 V olume BBM + Bio BBM ribu KL 48.000,0 50.500,0 - Premium dan BBN 30.7 67 ,0 32.960,0 - Miny ak tanah 1 .200,0 1 .1 00,0 - Miny ak solar dan BBN 1 6.033,0 1 6.440,0 5 V olume Elpiji juta kg 4.394,2 4.7 83,0 Sumber: Kementerian Keuangan TABEL 4.11 SUBSIDI BBM, BBN, LPG TABUNG 3 KG DAN LGV, 2013-2014 URAIAN Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-104 Berdasarkan berbagai asumsi dan parameter tersebut, maka anggaran subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kilogram dan LGV dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp194,9 triliun atau turun Rp5,0 triliun bila dibandingkan dengan alokasi anggaran subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kilogram dan LGV dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp199,9 triliun. Sejak APBNP tahun 2012, perhitungan besaran belanja subsidi BBM sudah termasuk PPN atas penyerahan BBM jenis tertentu, dan LPG tabung 3 kilogram oleh badan usaha kepada Pemerintah. Langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil temuan BPK, sehingga ke depan diharapkan pelaksanaan APBN makin transparan dan akuntabel. Dalam RAPBN tahun 2014, subsidi listrik masih perlu disediakan, dengan pertimbangan masih lebih rendahnya tarif tenaga listrik TTL yang berlaku bila dibandingkan dengan biaya pokok penyediaan BPP tenaga listrik. Selama beberapa tahun terakhir, realisasi anggaran subsidi listrik mengalami peningkatan yang cukup signiikan. Untuk itu, dalam rangka mengendalikan anggaran subsidi listrik, maka pemerintah bersama PT PLN Persero secara bertahap terus melakukan upaya-upaya penurunan BPP tenaga listrik sebagaimana yang telah dilakukan di tahun 2012, yaitu melalui penurunan susut jaringan losses dan optimalisasi bauran energi energy mix untuk bahan bakar pembangkit, terutama dengan cara menurunkan penggunaan BBM serta menjamin dan menjaga ketersediaan pasokan gas bumi, batubara, dan jenis energi lainnya. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan pembenahan pada PT PLN Persero. Pokok-pokok kebijakan iskal terkait subsidi listrik dalam tahun 2014 adalah: 1 meningkatkan eisiensi anggaran subsidi listrik dan ketepatan target sasaran melalui penyesuaian tarif untuk golongan tertentu; 2 meningkatkan rasio elektriikasi; 3 menurunkan susut jaringan; dan 4 menurunkan komposisi pemakaian BBM dalam pembangkit tenaga listrik. Kebijakan lainnya adalah 1 meningkatkan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi PLTP; 2 meningkatkan pemakaian gas dan energi baru terbarukan untuk mengurangi BBM; dan 3 mengembangkan energi tenaga surya khususnya di pulau-pulau terdepan yang berbatasan dengan negara lain dan untuk mensubstitusi PLTD di daerah-daerah terisolasi. Berbagai kebijakan tersebut ditempuh sejalan dengan upaya 1 menyusun skema tarif energi baru terbarukan EBT yang dapat menarik minat investor; 2 meningkatkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan; 3 pengendalian subsidi listrik pada pelanggan 450-900 VA; dan 4 melakukan perbaikan formulasi perhitungan subsidi listrik dari cost plus margin menjadi performance based regulatory untuk meningkatkan akuntabilitas pemberian subsidi dan eisiensi PT PLN Persero. Selain berbagai kebijakan di atas, perhitungan beban subsidi listrik dalam tahun 2014 juga didasarkan pada asumsi dan parameter-parameter sebagai berikut: 1 ICP sebesar USD106,0barel; 2 nilai tukar rupiah sebesar Rp9.750,0USD; 3 volume penjualan tenaga listrik sebesar 204,6 TWh; 4 susut jaringan losses sebesar 8,5 persen; dan 5 margin usaha PT PLN Persero sebesar 7 persen. Berdasarkan berbagai kebijakan dan parameter tersebut di atas, maka alokasi anggaran subsidi listrik dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp89,8 triliun termasuk perkiraan kekurangan pembayaran subsidi listrik tahun 2013 sebesar Rp3,5 triliun dan cadangan risiko energi, atau turun Rp10,2 triliun apabila dibandingkan dengan pagu anggaran belanja subsidi listrik dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp100,0 triliun lihat Tabel 4.12. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-105 Subsidi Nonenergi Belanja subsidi nonenergi menampung alokasi anggaran untuk subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, subsidi PSO, subsidi bunga kredit program, dan subsidi pajak ditanggung pemerintah DTP. Dalam RAPBN tahun 2014, subsidi nonenergi direncanakan sebesar Rp51,6 triliun, lebih tinggi Rp3,3 triliun bila dibandingkan dengan alokasi anggaran subsidi nonenergi dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp48,3 triliun lihat Tabel 4.13. 2014 RAPBN Subsidi Listrik Miliar Rp 99.979,7 89.766,5 - Subsidi tahun berjalan miliar Rp 87.236,7 86.266,5 - Carry over ke Tahun berikutnya miliar Rp 7.822,8 - - Kekurangan tahun 2011 audited miliar Rp 7.310,7 - - Kekurangan tahun 2012 audited miliar Rp 13.255,1 - - Perkiraan Kekurangan tahun 2013 miliar Rp - 3.500,0 1 ICP USbbl 108,0 106,0 2 Kurs RpUS 9.600,0 9.750,0 3 TTL 15,0 - 4 Growth Sales 9,0 9,0 5 Energy sales TWh 187,7 204,6 6 Losses 8,5 8,5 7 Fuel Mix - High Speed DieselHSD juta KL 4,9 4,5 - Marine Fuel OilMFO juta KL 1,4 1,6 - IDO juta KL - - - Batu Bara juta ton 47,7 58,0 - Gas MBBTU 0,4 0,4 - Panas Bumi TWh 4,0 4,1 - Bio Diesel juta KL 0,01 0,01 8 Margin 7,0 7,0 Sumber: Kementerian Keuangan Parameter: TABEL 4.12 SUBSIDI LISTRIK, 2013-2014 No URAIAN 2013 APBNP No 2013 APBNP 2014 RAPBN Selisih thd APBNP 2013 1 . Subsidi Pangan 21 .497 ,4 1 8.822,5 2.67 4,9 2. Subsidi Pupuk 1 7 .932,7 21 .048,8 3.1 1 6,2 3. Subsidi Benih 1 .454,2 1 .564,8 1 1 0,6 4. PSO 1 .521 ,1 2.1 97 ,1 67 6,0 a. PT KA I 7 04,8 1 .224,3 51 9,5 b. PT Pelni 7 26,5 87 2,8 1 46,3 d. LKBN A ntara 89,8 1 00,0 1 0,2 5. Subsidi Bunga Kredit Program 1 .248,5 3.235,8 1 .987 ,3 6. Subsidi Pajak 4.635,5 4.7 1 3,2 7 7 ,7 48.289,3 51.582,3 3.293,0 Sumber: Kementerian Keuangan TABEL 4.13 SUBSIDI NONENERGI, 2013-2014 miliar rupiah URAIAN Jum lah Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-106 Anggaran subsidi pangan dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp18,8 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah Rp2,7 triliun bila dibandingkan pagunya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp21,5 triliun. Kebijakan penyediaan subsidi pangan ini diberikan dalam bentuk penjualan beras kepada rumah tangga sasaran RTS dengan harga terjangkau oleh daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini bertujuan untuk memberikan akses pangan, baik secara isik beras tersedia di titik distribusi dekat maupun ekonomi harga jual yang terjangkau kepada rumah tangga sasaran. Dalam tahun 2014, program subsidi pangan ini disediakan untuk menjangkau 15,5 juta RTS, dalam bentuk penyediaan beras murah oleh Perum Bulog. Penyaluran beras kepada RTS akan diberikan untuk 12 kali penyaluran, dengan kuantum sebanyak 15 kg per RTS per bulan dan harga tebus sebesar Rp1.600 per kg. Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional dan membantu petani mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau, Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk subsidi pupuk. Alokasi anggaran subsidi pupuk dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp21,0 triliun, atau meningkat Rp3,1 triliun bila dibandingkan dengan pagunya yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp17,9 triliun. Alokasi anggaran subsidi pupuk dalam RAPBN tahun 2014 sudah menampung anggaran untuk kurang bayar subsidi pupuk tahun 2012 sebesar Rp3,0 triliun. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk subsidi benih. Pemberian subsidi benih tersebut, ditujukan untuk menyediakan benih padi, jagung, dan kedelai yang berkualitas dengan harga terjangkau oleh petani. Alokasi anggaran subsidi benih dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp1,6 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi bila dibandingkan pagunya yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp1,5 triliun. Selanjutnya, alokasi anggaran untuk subsidi PSO direncanakan sebesar Rp2,2 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pagunya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp1,5 triliun. Anggaran belanja subsidi PSO dalam RAPBN tahun 2014 tersebut, dialokasikan masing- masing kepada PT Kereta Api Persero sebesar Rp1,2 triliun untuk penugasan layanan jasa angkutan kereta api; PT Pelni sebesar Rp872,8 miliar untuk penugasan layanan jasa angkutan penumpang kapal laut kelas ekonomi; dan Perum LKBN Antara sebesar Rp100,0 miliar untuk penugasan layanan berita kepada masyarakat. Dalam rangka menunjang upaya peningkatan ketahanan pangan dan mendukung program diversiikasi energi, Pemerintah akan meneruskan kebijakan pemberian subsidi bunga kredit program, antara lain dalam bentuk: 1 subsidi bunga kredit untuk program ketahanan pangan dan energi KKP-E; 2 termasuk penyediaan anggaran atas risk sharing terhadap KKP-E bermasalah yang menjadi beban Pemerintah; serta 3 kredit pengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan KPEN-RP. Selain dialokasikan melalui ketiga skim tersebut, subsidi bunga kredit program yang bertujuan untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan sumber dana dengan bunga yang relatif lebih rendah, juga dialokasikan untuk: 1 kredit program eks-Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI; 2 Kredit pemberdayaan pengusaha NAD, dan Nias; 3 Imbal Jasa Penjaminan Kredit Usaha Rakyat KUR; 4 Kredit usaha pembibitan sapi KUPS; 5 skema subsidi resi gudang; dan 6 subsidi bunga untuk air bersih. Dengan langkah-langkah kebijakan tersebut dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan alokasi anggaran bagi subsidi bunga kredit program sebesar Rp3,2 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi Rp2,0 triliun bila dibandingkan dengan pagu belanjanya dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp1,2 triliun. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-107 Selanjutnya, Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk subsidi pajak ditanggung pemerintah DTP untuk pajak penghasilan PPh dan fasilitas bea masuk yang direncanakan sebesar Rp4,7 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pagunya yang ditetapkan dalam APBNP 2013 yang mencapai Rp4,6 triliun. Dalam RAPBN tahun 2014, alokasi anggaran subsidi pajak penghasilan berupa PPh DTP direncanakan sebesar Rp3,7 triliun. Jumlah ini, terdiri dari PPh DTP atas komoditi panas bumi sebesar Rp1,0 triliun, dan PPh DTP atas bunga, imbal hasil, dan penghasilan pihak ketiga atas jasa yang diberikan kepada Pemerintah dalam penerbitan danatau pembelian kembalipenukaran SBN di pasar internasional, namun tidak termasuk jasa konsultan hukum lokal sebesar Rp2,7 triliun. Sementara itu, fasilitas bea masuk DTP dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp1,0 triliun. Alokasi Anggaran Belanja Hibah Dalam RAPBN tahun 2014, anggaran belanja hibah dialokasikan sebesar Rp3,5 triliun, yang berarti mengalami peningkatan sebesar Rp1,2 triliun bila dibandingkan dengan pagu anggaran belanja hibah dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp2,3 triliun. Kebijakan alokasi anggaran belanja hibah kepada daerah tersebut diarahkan untuk mendukung peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam menyediakan layanan dasar umum pada bidang perhubungan, pembangunan sarana air minum, pengelolaan air limbah, irigasi, sanitasi, dan eksplorasi geothermal. Sumber dana hibah kepada daerah berasal dari luar negeri baik berupa pinjaman yang diterushibahkan maupun hibah yang diterushibahkan, dengan rincian sebagai berikut: Pertama, belanja hibah yang bersumber dari pinjaman luar negeri Pemerintah, yaitu: 1 program Mass Rapid Transit MRT sebesar Rp2,9 triliun, yang bersumber dari Japan International Cooperation Agency JICA; dan 2 Water Resources and Irrigation Sector Management Project-Phase II WISMP-2 sebesar Rp146,3 miliar, yang bersumber dari World Bank. Kedua, belanja hibah yang bersumber dari hibah luar negeri Pemerintah, yaitu 1 Hibah Air Minum sebesar Rp206,0 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; 2 Hibah Air Limbah sebesar Rp29,8 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; 3 Development of Seulawah Agam Geothermal in NAD Province sebesar Rp54,6 miliar yang berasal dari Pemerintah Jerman; 4 Hibah Australia-Indonesia untuk pembangunan sanitasi sebesar Rp93,4 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; 5 Provincial Road Improvement and Maintenance PRIM sebesar Rp122,0 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; 6 Hibah Air Minum Tahap I sebesar Rp3,5 miliar yang berasal dari Pemerintah Australia; dan 7 Infrastructure Enhancement Grant sebesar Rp7,8 miliar. Penjelasan lebih lanjut mengenai proyekkegiatan yang didanai dari belanja hibah dimaksud adalah sebagai berikut. Proyek MRT diharapkan dapat mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas di Jakarta, menunjang dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota Jakarta dengan membangun sistem transportasi kota yang eisien, penciptaan lapangan kerja, serta meningkatkan kualitas lingkungan kota Jakarta dan mendukung mitigasi dampak perubahan iklim. WISMP-2 bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kinerja unit pengelola sumber daya airdaerah aliran sungai dan pengelolaan daerah irigasi, serta peningkatan produktivitas pertanian beririgasi di beberapa provinsi dan kabupaten. Selanjutnya, Program Hibah Air Minum dan Hibah Air Limbah bertujuan untuk mendanai kegiatan pembangunan sambungan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah MBR Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-108 dan peningkatan akses sistem air limbah perpipaan bagi masyarakat, dalam rangka pencapaian target pembangunan milenium MDGs. Development of Seulawah Agam Geothermal in NAD Province bertujuan untuk membiayai kegiatan eksplorasi geothermal di Seulawah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, dan kegiatan jasa tenaga ahli berupa pelatihan bagi tim geothermal Seulawah. Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi merupakan hibah yang bertujuan untuk mempercepat pencapaian pembangunan di bidang sanitasi persampahan dan air limbah yang diberikan kepada pemerintah daerah yang telah memiliki perencanaan di bidang sanitasi. Hibah PRIM bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas Pemerintah provinsi dalam pengelolaan dan pemeliharaan jalan serta mendorong pemerintah provinsi untuk meningkatkan alokasi dana pemeliharaan jalan. Hibah Air Minum Tahap I dan Infrastructure Enhancement Grant IEG merupakan optimalisasi penggunaan sisa dana hibah dari program Hibah Air Minum dan IEG yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 sampai dengan 2011. Alokasi Anggaran Bantuan Sosial Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Pemerintah terus berupaya menjamin dan berkomitmen untuk terus meningkatkan pelaksanaan social security system bagi seluruh rakyat Indonesia. Terkait dengan itu, kebijakan bantuan sosial dalam RAPBN tahun 2014 difokuskan pada upaya-upaya: 1 memperluas cakupan dan meningkatkan eisiensi pelaksanaan program-program perlindungan sosial BOS, BSM, PKH, serta melanjutkan kesinambungan dan penajaman pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri; 2 mendukung pelaksanaan SJSN Kesehatan, melalui pengalokasian anggaran iuran BPJS Kesehatan bagi kelompok penerima bantuan iuran PBI jaminan kesehatan; serta 3 menanggulangi risiko sosial akibat bencana alam melalui pengalokasian dana cadangan penanggulangan bencana alam. Untuk meningkatkan konsistensi pelaksanaan program-program perlindungan sosial, Pemerintah terus melaksanakan program BOS dan BSM, serta wajib belajar 12 tahun melalui pelaksanaan program BOS pendidikan menengah mulai tahun 2013 dalam rangka meningkatkan taraf pendidikan masyarakat secara merata dan inklusif. Sementara itu, dalam bidang kesehatan, mulai tahun 2014 Pemerintah akan melaksanakan sistem jaminan sosial nasional SJSN secara bertahap, yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama melalui pelaksanaan jaminan sosial di bidang kesehatan yang merupakan pengganti Program Jamkesmas dan Jampersal. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Untuk mendukung implementasi dari kedua undang-undang tersebut, maka alokasi anggaran iuran BPJS Kesehatan bagi PBI akan menggantikan pola jaminan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu yang dijalankan selama ini. Selain itu, dialokasikan juga dukungan anggaran melalui KL untuk supply side pelayanan kesehatan pada pos belanja modal. Dalam RAPBN tahun 2014, anggaran bantuan sosial direncanakan sebesar Rp55,9 triliun 0,5 persen terhadap PDB. Jumlah ini, menunjukkan penurunan sebesar Rp26,6 triliun 32,3 persen apabila dibandingkan dengan pagu anggaran bantuan sosial yang ditetapkan dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp82,5 triliun 0,9 persen terhadap PDB. Penurunan tersebut, terutama berkaitan dengan penyempurnaan kaidah akuntansi yang menyebabkan sebagian alokasi anggaran bantuan sosial yang pada tahun 2013 dicatat dalam akun bantuan sosial, dalam Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-109 RAPBN tahun 2014 direalokasi ke akun belanja barang belanja barang yang diserahkan ke masyarakat. Selain hal tersebut, juga dikarenakan dalam tahun 2013 terdapat alokasi anggaran program BLSM, yang merupakan program kompensasi penyesuaian harga BBM bersubsidi. Alokasi anggaran bantuan sosial dalam RAPBN tahun 2014 disalurkan melalui: 1 KL sebesar Rp52,9 triliun, dan 2 non KL, yaitu berupa dana cadangan penanggulangan bencana alam melalui BA BUN sebesar Rp3,0 triliun. Program-program prioritas yang termasuk dalam kategori bantuan sosial dalam tahun 2014 antara lain: 1 BOS yang dikoordinasikan oleh Kementerian Agama; 2 BOS Pendidikan Menengah yang dikoordinasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 3 Bantuan Siswa dan Mahasiswa Miskin BSM; 4 PNPM Mandiri; 5 PKH atau bantuan tunai bersyarat; serta 6 pembayaran premi untuk PBI SJSN Kesehatan. Program BOS merupakan amanat dari Pasal 34 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar yang terjangkau. Tujuan dari program BOS, yaitu membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu, dan meringankan beban siswa lainnya agar semua siswa memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat. Program BOS dalam tahun 2014 yang dikoordinasikan oleh Kementerian Agama diperuntukkan bagi sekitar 6,9 juta siswa MIUla dan MTsWustha. Selanjutnya, Pemerintah juga terus meningkatkan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan diperluas menjadi pendidikan menengah universal melalui program BOS Pendidikan Menengah yang diperuntukkan bagi sekitar 8,7 juta siswa SMA, SMK, dan MA dalam rangka tercapainya perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah sederajat yang bermutu, berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dalam rangka peningkatan kualitas di bidang pendidikan, Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk bantuan siswa dan mahasiswa miskin BSM bagi sekitar 15,6 juta siswa mahasiswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Program BSM dalam tahun 2014 diperuntukkan masing-masing untuk: 1 10,9 juta siswa SDSDLB dan SMPSMPLB; 2 2,4 juta siswa MIUla dan MTsWustha; 3 1,7 juta siswa SMA dan SMK; 4 393 ribu siswa MA; dan 5 204 ribu mahasiswa perguruan tinggi PT dan perguruan tinggi agama PTA. Dalam rangka menyempurnakan sistem perlindungan sosial, dan sekaligus sebagai upaya untuk mempercepat pencapaian target Millenium Development Goals MDGs, khususnya bagi masyarakat miskin, maka dalam tahun 2014 Pemerintah kembali melanjutkan pelaksanaan PKH yang ditujukan bagi sekitar 3,2 juta RTSM. PKH adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM yang telah ditetapkan sebagai peserta PKH dengan diwajibkan memenuhi persyaratan dan komitmen yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas SDM, yaitu pendidikan dan kesehatan. Bantuan PKH disalurkan kepada masyarakat secara bertahap dalam empat kali pembayaran dalam satu tahun. Besaran nilai bantuan PKH bagi RTSM per tahun yaitu: 1 bantuan tetap untuk RTSM sebesar Rp300.000; 2 untuk ibu hamilnifas dan memiliki anak usia balita sebesar Rp1.000.000; 3 untuk RTSM yang memiliki anak usia SDMI sebesar Rp500.000; dan 4 untuk RTSM yang memiliki anak usia SMPMTs sebesar Rp1.000.000. Dengan demikian bantuan minimum per RTSM sebesar Rp800.000 dan bantuan maksimum per RTSM sebesar Rp2.800.000 memiliki 3 orang anak. Sasaran yang berhak menerima bantuan adalah: 1 ibu hamil dan ibu nifas dalam RTSM yang akan diberikan pelayanan kesehatan; 2 anakbalita usia 0-6 tahun dalam RTSM yang akan diberikan pelayanan Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-110 kesehatan; 3 anak usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD; dan 4 anak usia 15-18 tahun dalam RTSM yang belum menyelesaikan pendidikan dasar. Selanjutnya, dalam rangka menjaga keberlanjutan berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan seluruh elemen masyarakat yang telah dilaksanakan dalam tahun- tahun sebelumnya, maka dalam tahun 2014 akan terus dilakukan harmonisasi antarprogram penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat dari berbagai sektor ke dalam wadah PNPM Mandiri. Penyempurnaan dan perluasan cakupan program pembangunan berbasis masyarakat antara lain dilakukan melalui: 1 PNPM Perkotaan, yang mencakup pemberdayaan di 11.066 kelurahan; 2 PNPM Perdesaan yang mencakup pemberdayaan di 5.260 kecamatan; 3 program pembangunan infrastruktur perdesaan PPIP yang mencakup pemberdayaan di 1.000 kelurahandesa; serta 4 pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah PISEW yang mencakup pemberdayaan di 237 kecamatan. Sejalan dengan mulai dilaksanakannya sistem jaminan sosial nasional, khususnya bidang kesehatan dalam tahun 2014, Pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, dan Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, yang antara lain mengatur tentang manfaat kesehatan dan kewajiban Pemerintah sebagai pemberi kerja. Selain menyediakan anggaran untuk iuran PNS, TNIPolri, pensiunan beserta keluarganya, kewajiban Pemerintah lainnya adalah menyediakan anggaran untuk PBI bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Besarnya iuran jaminan kesehatan untuk PBI ditentukan berdasarkan nominal yang ditetapkan secara berkala. Untuk tahun 2014, jumlah masyarakat miskin dan tidak mampu yang menjadi peserta PBI direncanakan sekitar 86,4 juta jiwa. Dengan jumlah sasaran tersebut, alokasi anggaran yang disediakan dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp19,9 triliun dengan premi sebesar Rp19.225 per orang per bulan untuk pelaksanaan selama 12 bulan. Selanjutnya, untuk memitigasi risiko iskal akibat pelaksanaan SJSN maka perlu dilakukan pengendalian anggaran SJSN dan pengelolaan dana jaminan sosial secara eisien dan efektif. Sementara itu, alokasi anggaran bantuan sosial yang dialokasikan melalui Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara BA BUN adalah dana cadangan penanggulangan bencana alam. Dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan alokasi anggarannya sebesar Rp3,0 triliun. Dana cadangan penanggulangan bencana alam dialokasikan dalam rangka melindungi masyarakat dari berbagai dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam, yang meliputi kegiatan-kegiatan: 1 tahap prabencana dalam rangka meningkatkan pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana; 2 tahap penanganan tanggap darurat pascabencana; serta 3 tahap pemulihan pascabencana. BOKS 4.1 PELAKSANAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL PROGRAM JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2014 Hingga tahun 2013, penyelenggaraan program jaminan sosial di Indonesia dilakukan oleh beberapa badan usaha yang ditunjuk oleh Pemerintah, yaitu PT Jamsostek, PT Askes, PT Taspen, dan PT Asabri. Selain program yang diselenggarakan oleh empat badan usaha tersebut, juga diselenggarakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas bagi masyarakat tidak mampu yang sampai dengan tahun 2013 masih dikelola oleh Kementerian Kesehatan dengan cakupan peserta mencapai sebanyak 86,4 juta jiwa. Namun demikian, pelayanan yang diberikan belum dapat menyentuh Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-111 seluruh lapisan masyarakat. Terkait hal tersebut, pada tanggal 19 Oktober 2004 Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional sebagai awal dari pelaksanaan reformasi sistem jaminan sosial di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan penyelenggaraan sistem jaminan sosial yang berlaku selama ini sehingga lebih menjamin terselenggaranya jaminan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat. Sistem jaminan sosial nasional SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial sebagai suatu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya secara layak berdasarkan azas kemanusiaan, azas manfaat dan azas keadilan sosial. Dalam rangka mendukung terwujudnya penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional, pada tanggal 25 November 2011 Pemerintah kemudian mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS. BPJS merupakan badan hukum yang dibentuk dengan tujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta danatau anggota keluarganya, melalui penyelenggaraan program jaminan sosial. Dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut, dibentuk dua BPJS yaitu: i BPJS Kesehatan, yang mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014; dan ii BPJS Ketenagakerjaan yang mulai beroperasi paling lambat pada tanggal 1 Juli 2015. BPJS Kesehatan akan menyelenggarakan program jaminan kesehatan, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan akan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan kematian. Program jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan. Selanjutnya untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun biaya. Menyangkut kepesertaan, pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS, sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti. Selanjutnya, setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya dan menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya serta membayarkan iuran tersebut kepada BPJS secara berkala. Di samping melaksanakan kewajiban sebagai pemberi kerja, Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran PBI dan anggota keluarganya sebagai peserta kepada BPJS. Yang dimaksud dengan PBI adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang tidak mampu ini dibayar oleh Pemerintah. Lebih lanjut, dalam rangka mendukung beroperasinya BPJS Kesehatan pada awal tahun 2014 dan BPJS Ketenagakerjaan pada pertengahan tahun 2015, maka dalam tahun 2013 Pemerintah telah mengalokasikan dukungan anggaran antara lain untuk Penyertaan Modal Negara PMN pada BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. PMN ini di luar hasil pengalihan aset Badan Usaha Milik Negara yang menyelenggarakan program jaminan sosial. Dukungan anggaran juga disiapkan untuk peningkatan kapasitas puskesmas-puskemas dan rumah sakit-rumah sakit Pemerintah terutama untuk penambahan tempat tidur kelas III, serta peningkatan kualitas dan penyediaan tenaga medis yang memadai. Selain hal tersebut, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat pelayanan kesehatan yang akan diberikan dalam SJSN, juga telah dialokasikan anggaran dalam rangka sosialisasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat tentang SJSN dan BPJS. Sementara itu, untuk menjamin keikutsertaan masyarakat miskin dan kurang mampu dalam program jaminan sosial ini, mulai tahun 2014 Pemerintah juga menanggung iuran bagi mereka yang disebut dengan Penerima Bantuan Iuran PBI sesuai dengan amanat UU SJSN. Di samping itu, dialokasikan juga anggaran untuk iuran jaminan kesehatan PNS, TNIPolri, Penerima Pensiun, Veteran dan Perintis Kemerdekaan serta alokasi anggaran untuk pelayanan kesehatan tertentu bagi anggota TNIPolri. Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-112 Sejak mulai beroperasinya BPJS Kesehatan pada tahun 2014, maka: 1 Kementerian Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas; 2 Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia tidak lagi menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi pesertanya kecuali untuk pelayanan kesehatan tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya, yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden; 3 PT Jamsostek tidak lagi menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan; 4 PT Askes dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Askes menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan; serta 5 semua pegawainya menjadi pegawai BPJS Kesehatan. Sebagai program yang akan mencakup seluruh rakyat, kelancaran dan keberlanjutan penyelenggaraan program BPJS Kesehatan perlu untuk terus dijaga. Untuk mencapai harapan tersebut BPJS Kesehatan harus menerapkan praktek-praktek pengelolaan yang baik antara lain dengan memperkuat fungsi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, mengkomunikasikan dan menerapkan sistem pelayanan berjenjang secara tertib, dan melakukan evaluasi secara mendalam atas pelaksanaan layanan kesehatan. Di samping itu, dari aspek keuangan, perlu diterapkan praktek pengelolaan keuangan yang cermat dan hati-hati serta perlu dibangun suatu sistem pemantauan yang mampu mengetahui dengan cepat apabila terdapat permasalahan di bidang keuangan. Alokasi Anggaran Belanja Lain-lain Kebijakan belanja lain-lain dalam RAPBN tahun 2014 antara lain menampung: 1 antisipasi perubahan asumsi ekonomi makro melalui penyediaan dana cadangan risiko fiskal; 2 penyediaan biaya operasional lembaga negara yang belum mempunyai kode bagian anggaran BA sendiri; 3 mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan dana cadangan beras Pemerintah CBP, cadangan benih nasional CBN, dan cadangan stabilisasi harga pangan; 4 penyediaan alokasi anggaran untuk ongkos angkut beras PNS di distrik pedalaman Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; 5 penyediaan alokasi anggaran pelaksanaan dan pengamanan Pemilu tahun 2014; dan 6 penyediaan anggaran untuk kegiatan operasional Otoritas Jasa Keuangan OJK tahun 2014. Alokasi anggaran belanja lain-lain dalam RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp28,9 triliun 0,3 persen terhadap PDB, terdiri atas dua kelompok alokasi, yaitu cadangan risiko iskal sebesar Rp6,5 triliun dan belanja lainnya sebesar Rp22,4 triliun. Jumlah alokasi belanja lain- lain ini menunjukkan peningkatan sebesar Rp9,7 triliun, atau 50,2 persen jika dibandingkan dengan pagu alokasi anggaran belanja lain-lain pada APBNP tahun 2013 sebesar Rp19,3 triliun 0,2 persen terhadap PDB. Lebih tingginya alokasi belanja lain-lain dalam tahun anggaran 2014 antara lain disebabkan ditampungnya alokasi cadangan untuk pengamanan dan pelaksanaan Pemilu tahun 2014 beserta siklus 5 tahunan terkait dengan persiapan dan pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Presiden tahun 2014, pembayaran tunggakan bahan bakar minyak dan pelumas BMP Kementerian Pertahanan KemhanTentara Nasional Indonesia TNI kepada PT Pertamina tahun 2006-2012 sesuai dengan hasil audit dari lembaga auditor Pemerintah, dan cadangan BMP KemhanTNI tahun 2014 guna memperbaiki baseline anggaran BMP Kemhan TNI sesuai dengan kebutuhan riilnya sehingga diharapkan setelah tahun 2014 tidak ada lagi kekurangan utang anggaran BMP KemhanTNI. Dana cadangan risiko iskal dalam RAPBN tahun 2014 dialokasikan untuk dana cadangan risiko perubahan asumsi ekonomi makro dan cadangan stabilisasi harga pangan. Dana cadangan risiko iskal dialokasikan dalam rangka antisipasi yang dilakukan Pemerintah atas kemungkinan terjadinya deviasi antara perkembangan indikator ekonomi makro terhadap besaran asumsi Bab 4 Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nota Keuangan dan RAPBN 2014 4-113 dasar ekonomi makro yang telah ditetapkan sebelumnya yang akan memberikan dampak negatif pada postur APBN, misalnya asumsi pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Sementara itu, alokasi dana cadangan stabilisasi harga pangan digunakan dalam rangka mengurangi dampak lonjakan harga pangan bagi masyarakat miskin dan dapat memicu inlasi. Berdasarkan berbagai kebijakan tersebut, maka alokasi anggaran untuk dana cadangan risiko iskal RAPBN tahun 2014 direncanakan sebesar Rp6,5 triliun 0,1 persen terhadap PDB. Jumlah ini berarti mengalami peningkatan sebesar Rp4,0 triliun, atau 160,0 persen dibandingkan dengan pagu anggaran dana cadangan risiko iskal dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp2,5 triliun 0,03 persen terhadap PDB. Peningkatan alokasi anggaran dana cadangan risiko iskal dalam RAPBN tahun 2014 merupakan akibat dialokasikannya cadangan risiko perubahan asumsi ekonomi makro sebesar Rp4,0 triliun, sementara dalam APBNP tahun 2013 tidak dialokasikan cadangan dimaksud, serta naiknya cadangan stabilisasi harga pangan dan ketahanan pangan menjadi Rp2,5 triliun, yang dalam APBNP tahun 2013 sebesar Rp2,0 triliun. Selain itu, komponen lain dari belanja lain-lain dalam RAPBN tahun 2014 adalah alokasi anggaran untuk belanja lainnya yaitu alokasi anggaran untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran yang bersifat sementara ad hoc dan tidak berulang, belanja operasional untuk lembaga yang belum mempunyai Bagian Anggaran BA sendiri, serta pengeluaran lain yang tidak terduga dan sangat diperlukan mendesak untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan. Dalam RAPBN tahun 2014, alokasi untuk pos belanja lainnya direncanakan sebesar Rp22,4 triliun 0,2 persen terhadap PDB. Jumlah ini berarti mengalami peningkatan sebesar Rp5,7 triliun, atau 33,8 persen dibandingkan dengan pagu anggaran belanja lainnya dalam APBNP tahun 2013 yaitu sebesar Rp16,8 triliun 0,2 persen terhadap PDB. Dalam alokasi pos belanja lainnya tersebut menampung antara lain alokasi anggaran untuk pembayaran tunggakan BMP KemhanTNI kepada PT Pertamina tahun 2006-2012 sebesar Rp6,1 triliun sesuai dengan hasil audit dari lembaga auditor Pemerintah, cadangan keperluan mendesak sebesar Rp4,0 triliun termasuk di dalamnya cadangan untuk ganti rugi atas keputusan yang telah menjadi ketetapan pengadilanin kracht, cadangan pelaksanaan Pemilu tahun 2014 dan siklus 5 tahunan terkait dengan persiapan dan pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Presiden tahun 2014 sebesar Rp3,0 triliun, cadangan BMP KemhanTNI tahun 2014 sebesar Rp2,5 triliun, dana operasional kegiatan OJK tahun 2014 sebesar Rp2,4 triliun, cadangan beras Pemerintah CBP sebesar Rp2,0 triliun, cadangan benih nasional CBN Rp306,4 miliar, ongkos angkut beras PNS di distrik pedalaman Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat sebesar Rp91,9 miliar, dan operasional lembaga yang belum mempunyai BA sendiri sebesar Rp66,0 miliar. B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 14 a b c d e f g = e + f h i j = h + i k l m = d + g + j + k + l 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 606,5 - - - - - - - - 606,5 2 002 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT 2.784,2 - - - - - - - - 2.784,2 3 004 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 2.694,6 1,1 - 1,1 - - - - - 2.695,7 4 005 MAHKAMAH AGUNG 7.225,1 - - - - - - - - 7.225,1 5 006 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 3.862,9 - - - - - - - - 3.862,9 6 007 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 1.763,9 0,1 215,9 216,0 - - - - - 1.979,9 7 010 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 12.868,5 28,3 - 28,3 1.497,0 409,2 1.906,2 - - 14.803,1 8 011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI 4.614,0 448,2 - 448,2 - - - - - 5.062,2 9 012 KEMENTERIAN PERTAHANAN 69.420,4 - - - 13.007,3 - 13.007,3 1.000,0 - 83.427,7 10 013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 5.572,9 1.709,4 - 1.709,4 - - - - - 7.282,3 11 015 KEMENTERIAN KEUANGAN 17.923,1 - 657,7 657,7 131,0 - 131,0 - - 18.711,7 12 018 KEMENTERIAN PERTANIAN 15.029,4 72,8 30,6 103,4 334,3 3,5 337,8 - - 15.470,6 13 019 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2.447,8 101,4 62,0 163,4 11,1 - 11,1 - - 2.622,3 14 020 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 14.509,7 1.668,2 85,3 1.753,5 - - - - - 16.263,2 15 022 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 33.677,0 660,1 249,5 909,6 3.035,1 159,0 3.194,1 - 1.371,0 39.151,7 16 023 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 68.260,9 2.041,2 10.461,0 12.502,3 1.973,2 7,3 1.980,4 - - 82.743,6 17 024 KEMENTERIAN KESEHATAN 37.807,8 355,7 6.640,6 6.996,3 13,9 41,1 54,9 - - 44.859,0 18 025 KEMENTERIAN AGAMA 47.932,9 390,6 578,5 969,1 480,5 - 480,5 - 200,0 49.582,5 19 026 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 3.657,7 244,1 - 244,1 9,0 - 9,0 - - 3.910,8 20 027 KEMENTERIAN SOSIAL 7.634,7 4,1 - 4,1 - - - - - 7.638,8 21 029 KEMENTERIAN KEHUTANAN 3.614,6 1.573,9 22,2 1.596,1 - 51,3 51,3 - - 5.262,0 22 032 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 5.028,4 56,1 - 56,1 501,6 15,4 517,0 - - 5.601,5 23 033 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 67.168,0 24,4 25,0 49,4 7.315,0 375,7 7.690,7 - - 74.908,1 24 034 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 514,3 - - - - - - - - 514,3 25 035 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 317,5 - - - - - - - - 317,5 26 036 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT 218,4 - - - - - - - - 218,4 27 040 KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF 1.679,2 25,7 - 25,7 - - - - - 1.704,9 28 041 KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA 131,6 - - - - - - - - 131,6 29 042 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 481,1 4,1 6,2 10,3 126,2 - 126,2 - - 617,7 30 043 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP 883,1 1,5 - 1,5 6,0 13,5 19,5 - - 904,2 31 044 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH 1.307,3 - 128,0 128,0 - - - - - 1.435,4 32 047 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 212,8 - - - - 1,9 1,9 - - 214,7 33 048 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 159,8 - - - - - - - - 159,8 34 050 BADAN INTELIJEN NEGARA 1.303,8 - - - - - - - - 1.303,8 BADAN LAYANAN UMUM PNBPBLU TABEL 4.14 ANGGARAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA MENURUT SUMBER DANA miliar rupiah PINJAMAN LUAR NEGERI HIBAH LUAR NEGERI PHLN PINJAMAN DALAM NEGERI SBSN PBS JUMLAH NO URUT KODE BA KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA RAPBN TAHUN 2014 RUPIAH MURNI PNBP B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 15 a b c d e f g = e + f h i j = h + i k l m = d + g + j + k + l 35 051 LEMBAGA SANDI NEGARA 1.346,5 - - - - - - - - 1.346,5 36 052 DEWAN KETAHANAN NASIONAL 31,0 - - - - - - - - 31,0 37 054 BADAN PUSAT STATISTIK 3.475,2 52,3 - 52,3 51,2 - 51,2 - - 3.578,7 38 055 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALBAPPENAS 612,7 - - - 290,7 270,9 561,6 - - 1.174,3 39 056 BADAN PERTANAHAN NASIONAL 2.812,0 1.426,6 - 1.426,6 - - - - - 4.238,6 40 057 PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 434,2 0,8 - 0,8 - - - - - 435,1 41 059 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 934,7 846,5 1.800,0 2.646,5 6,0 - 6,0 - - 3.587,2 42 060 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 34.847,9 4.448,1 280,3 4.728,4 1.699,3 - 1.699,3 250,0 - 41.525,6 43 063 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1.077,1 56,1 - 56,1 - - - - - 1.133,1 44 064 LEMBAGA KETAHANAN NASIONAL 332,5 - - - - 0,3 0,3 - - 332,8 45 065 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 609,1 - - - - - - - - 609,1 46 066 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 792,8 - - - - - - - - 792,8 47 067 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 1.330,0 - - - - 1,3 1,3 - - 1.331,3 48 068 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 2.881,9 - - - - 6,5 6,5 - - 2.888,4 49 074 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 68,7 - - - - - - - - 68,7 50 075 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 1.379,8 46,7 - 46,7 141,3 - 141,3 - - 1.567,9 51 076 KOMISI PEMILIHAN UMUM 15.410,4 - - - - - - - - 15.410,4 52 077 MAHKAMAH KONSTITUSI RI 189,0 - - - - - - - - 189,0 53 078 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN 65,0 - - - - - - - - 65,0 54 079 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 1.015,5 52,3 - 52,3 3,9 1,0 4,9 - - 1.072,7 55 080 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 695,4 23,1 - 23,1 - - - - - 718,5 56 081 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 700,9 81,0 40,1 121,1 - - - - - 822,0 57 082 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 783,3 - 6,0 6,0 - - - - - 789,2 58 083 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 659,4 16,0 - 16,0 127,2 - 127,2 - - 802,6 59 084 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 85,0 10,4 - 10,4 - - - - - 95,4 60 085 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 94,9 5,8 - 5,8 - - - - - 100,7 61 086 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 184,7 51,1 - 51,1 - - - - - 235,8 62 087 ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA 119,1 6,5 - 6,5 - - - - - 125,6 63 088 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 543,0 - - - - - - - - 543,0 64 089 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 1.114,3 7,0 - 7,0 112,0 - 112,0 - - 1.233,4 65 090 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2.196,9 42,3 - 42,3 - 2,2 2,2 - - 2.241,4 66 091 KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 4.364,4 - 200,8 200,8 - - - - - 4.565,2 67 092 KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAH RAGA 1.881,2 - - - - - - - - 1.881,2 68 093 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 616,9 - - - - - - - - 616,9 69 095 DEWAN PERWAKILAN DAERAH DPD 721,3 - - - - - - - - 721,3 70 100 KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA 83,5 - - - - - - - - 83,5 BADAN LAYANAN UMUM PNBPBLU PINJAMAN LUAR NEGERI HIBAH LUAR NEGERI PHLN PINJAMAN DALAM NEGERI SBSN PBS JUMLAH NO URUT KODE BA KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA RAPBN TAHUN 2014 RUPIAH MURNI PNBP B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 16 a b c d e f g = e + f h i j = h + i k l m = d + g + j + k + l 71 103 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 931,3 - - - - - - - - 931,3 72 104 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA 329,1 - - - - - - - - 329,1 73 105 BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO BPLS 845,1 - - - - - - - - 845,1 74 106 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANGJASA PEMERINTAH 167,0 - - - - - - - - 167,0 75 107 BADAN SAR NASIONAL 1.488,7 - - - - - - - - 1.488,7 76 108 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA 95,0 - - - - - - - - 95,0 77 109 BADAN PENGEMBANGAN WILAYAH SURAMADU 381,6 - - - - - - - - 381,6 78 110 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA 67,0 - - - - - - - - 67,0 79 111 BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN 194,1 - - - - - - - - 194,1 80 112 BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM 200,0 - 697,8 697,8 108,0 - 108,0 - - 1.005,9 81 113 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME 302,8 - - - - - - - - 302,8 82 114 SEKRETARIAT KABINET 185,6 - - - - - - - - 185,6 83 115 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 3.261,9 - - - - - - - - 3.261,9 84 116 LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA 998,0 - - - - - - - - 998,0 85 117 LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA 1.075,1 - - - - - - - - 1.075,1 86 118 BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS SABANG 392,2 - - - - - - - - 392,2 538.718,9 16.583,9 22.187,6 38.771,6 30.980,7 1.360,1 32.340,8 1.250,0 1.571,0 612.652,3 BADAN LAYANAN UMUM PNBPBLU TOTAL PINJAMAN LUAR NEGERI HIBAH LUAR NEGERI PHLN PINJAMAN DALAM NEGERI SBSN PBS JUMLAH NO URUT KODE BA KEMENTERIAN NEGARALEMBAGA RAPBN TAHUN 2014 RUPIAH MURNI PNBP B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 17 No Urut Target 2014 1 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat Rp606,5 miliar, a.l.: 1 - Jumlah hasil kajian dan analisis tentang konsep pusat pengkaji dan implementasi konstitusi bagi MPR dan alat kelengkapannya 140 - Terlaksananya tugas konstitusional dan alat kelengkapannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan - Jumlah pelaksanaan sosialisasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. 6.590 2 002 Dewan Perwakilan Rakyat Rp2.784,2 miliar, a.l.: 1 - Persentase pelayanan aspirasi sesuai standar 100 - - Persentase berita DPR RI yang didistribusikan dan direspon terkini, akurat, dan tepat waktu melalui media massa 99 2 - Persentase perawatan, penyimpanan dan pendistribusian peralatan kantor dan perlengkapan kantor, serta sarana transportasi yang memenuhi standar 95 - - Persentase pelayanan pengamanan di lingkungan gedung MPRDPRDPD RI, rumah jabatan pimpinan, rumah jabatan anggota dan wisma DPR RI yang memenuhi standar 97,5 3 - Persentase kajiananalisis, naskah akademis, draft RUU bidang ekonomi dan keuangan sesuai standar dan tepat waktu 100 - Terfasilitasinya dewan dalam penyusunan undang-undang - Persentase kajiananalisis hukumpenyiapan keterangan DPR yang sesuai standar dan tepat waktu 100 - Menjamin kepastian hukum bagi rakyat dalam menjalankan kehidupannya melalui produk hukum berkualitas 3 004 Badan Pemeriksa Keuangan Rp2.695,7 miliar, a.l.: 1 - Persentase pengaduan yang ditindaklanjuti 75 - - Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan 65 2 - Persentase realisasi pelaksanaan program dan kegiatan dibandingkan dengan perencanaan 95 - Terwujudnya peningkatan mutu BPK pusat kelembagaan, aparatur dan ketatalaksanaan - Persentase bahan pertimbangan yang diterbitkan oleh badan 100 - Terwujudnya peningkatan mutu pemberian pendapat dan pertimbangan 3 - Persentase rekomendasi yang ditindaklanjuti 67 - - Jumlah laporan pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara yang diterbitkan 987 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur DPR RI Program Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPR RI Ringkasan Program, Indikator Kinerja, dan Outcome Kementerian NegaraLembaga MATRIKS 4.1 Tahun Anggaran 2014 Program Indikator Kinerja Outcome Program Pelaksanaan Tugas Konstitusional MPR dan Alat Kelengkapannya Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya DPR RI Program Peningkatan Mutu Kelembagaan, Aparatur dan Pemeriksaan Keuangan Negara Program Pemeriksaan Keuangan Negara Seluruh kegiatan dewan memperoleh dukungan manajemen yang handal Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan menerapkan manajemen yang terintegrasi dengan data yang up to date dan akurat Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPK Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM dan dukungan manajemen Meningkatkan efektivitas tindak lanjut pemeriksaan B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 18 No Urut Target 2014 4 005 Mahkamah Agung Rp7.225,1 miliar, a.l.: 1 - Jumlah rekrutmen yang transparan adil, akuntabel, dan berdasar kompetensi 59 - - Database kepegawaian, kesekretariatan diklat dan pengawasan terintegrasi 824 2 - Jumlah penyediaan sarana dan prasarana di lingkungan badan urusan administrasi. 1 - Tersedianya sarana dan prasarana aparatur pada mahkamah agung dan badan-badan peradilan dibawahnya - Jumlah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana teknis dan umum peradilan tingkat banding dan tingkat daerah. 824 3 - 215 - Meningkatnya kualitas pelaksanaan fungsi pengawasan. - Tersedianya standar penanganan pengaduan - 100 laporan - Meningkatkan kualitas SDM Badan Pengawas Bawas - Terpenuhinya kuantitas aparatur Bawas - Luas ruangan gedung 4 - Jumlah pelatihan bagi hakim dan panitera berkelanjutan sertifikasi tipikor dan materi terkini lainnya. 2.550 - Tersedianya sumber daya aparatur hukum yang profesional dan kompeten dalam melaksanakan penyelenggaraan peradilan - Jumlah kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan hukum dan peradilan dengan mempertimbangkan kebutuhan lembaga peradilan dan rekomendasi unit kerja lainnya. 22 - Tersedianya laporan penelitian untuk mengembangkan hukum dan peradilan agar dapat digunakan sebagai bahan rujukan Mahkamah Agung dalam membuat kebijakan 5 - Penyelesaian perkara, sisa perkara, dan minutasi perkara pidana, PHI yang nilainya kurang dari 150 juta termasuk perkara KKN dan HAM yang tepat waktu 10.300 - Meningkatnya penyelesaian perkara kasasi dan peninjauan kembali PK di Mahkamah Agung - Jumlah penyelesaian tunggakan perkara pidana, PHI yang nilainya kurang dari 150 juta termasuk perkara KKN dan HAM yang tepat waktu 10.300 - Meningkatnya dukungan manajemen dan dukungan teknis kinerja kepaniteraan - Terselenggaranya pengelolaan teknologi informasi perkara secara akurat, efektif, akuntabel, transparan dan mudah diakses publik - Meningkatnya kualitas kinerja SDM melalui dukungan pembinaan untuk penyelesaian perkara - Tersedianya anggaran yang memadai untuk mendukung penyelesaian perkara kasasi dan peninjauan kembali PK Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Mahkamah Agung RI Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Mahkamah Agung Program Penyelesaian Perkara Mahkamah Agung Dukungan manajemen dan tugas teknis dalam penyelenggaraan fungsi peradilan Jumlah penanganan pengawasan teknis, administrasi peradilan dan administrasi umum, serta penanganan pengaduan di Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya dan sosialisasi sistem pengelolaan pengaduan kepada aparat pengadilan dan masyarakat Program Indikator Kinerja Outcome Jumlah laporan pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kinerja serta perilaku hakim dan aparat peradilan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 19 No Urut Target 2014 5 006 Kejaksaan Republik Indonesia Rp3.862,9 miliar, a.l.: 1 - Jumlah laporan pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti dan diselesaikan terhadap penyalahgunaan wewenang, tugas- tugas rutin, pelanggaran disiplin dan penanganan perkara oleh aparatur kejaksaan di daerah. 839 - - Jumlah laporan pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti dan diselesaikan terhadap penyalahgunaan wewenang pada wilayah I 70 2 - Terselenggaranya proses pendidikan dan pelatihan teknis fungsional 39 angkatan diklat - Meningkatnya kemampuan profesional, integritas kepribadian dan disiplin di lingkungan kejaksaan - Jumlah pendidikan dan pelatihan manajemen dan kepemimpinan 13 angkatan diklat 3 - Terselesaikannya penanganan penyelidikanpengamanan penggalangan di Kejati, Kejari dan Cabjari 2.864 LHK - - Laporan hasil kegiatan pelacakan asset tersangka pelaku tindak pidana 1350 Laporan 4 - Jumlah perkara tindak pidana umum yang diselesaikan oleh jajaran kejaksaan di daerah Kejati, Kejari dan Cabjari. 126.057 - - Jumlah pengendalian upaya hukum, grasi dan pelaksanaan eksaminasi yang diberikan terhadap perkara tindak pidana umum lainnya. 85 5 - Jumlah perkara tindak pidana korupsi yang diselesaikan dalam tahap pra penuntutan. 80 - - Jumlah penyidikan perkara pelanggaran HAM berat yang diselesaikan 2 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan RI Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kejaksaan Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum Program Penyelidikan PengamananPenggalangan Kasus Intelijen Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Khusus, Pelanggaran HAM yang Berat dan Perkara Tindak Pidana Korupsi Peningkatan kualitas pelaksanaan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lain mengenai tindak pidana ekonomi Program Indikator Kinerja Outcome Meningkatnya kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas rutin dan pembangunan semua unsur kejaksaan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh jaksa agung. Peningkatan kualitas pelaksanaan prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya dalam perkara tindak pidana umum Meningkatnya kualitas pelaksanaan kegiatan intelijen yustisial di bidang sosial, politik, ekonomi, keuangan, pertahanan keamanan dan ketertiban umum. B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 20 No Urut Target 2014 6 007 Kementerian Sekretariat Negara Rp1.979,9 miliar, a.l.: 1 - Persentase penyelesaian laporan penilaian kompetensi pejabat pegawai 100 - Terselenggaranya perencanaan dan pelaksanaan anggaran secara transparan dan akuntabel serta pelayanan ketatausahaan, kearsipan, dan kehumasan sesuai dengan standar pelayanan - Persentase pemberian perlindungan saksi dan atau korban yang sesuai ketentuan 100 - Terselenggaranya pembinaan dan pengembangan SDM Kementerian Sekretariat Negara, penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan, serta pengembangan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara - Terselenggaranya pemeriksaan dan pengawasan yang efektif - Meningkatnya kualitas analisis dan kecepatan dalam memberikan dukungan informatika 2 - Persentase dukungan sarana dan prasarana gedung dan bangunan sesuai standar 100 - Terselenggaranya dukungan pelayanan umum kepada pejabat negara dan aparatur Kementerian Sekretariat Negara yang berstandar kualitas baik serta perawatan dan pengelolaan asetBMN Kementerian Sekretariat Negara - Persentase dukungan sarana dan prasarana perlengkapan sesuai standar 100 3 - Persentase tersedianya dukungan fasilitas penerimaan kepala negarapemerintahan pada penyelenggaraan sidangkonferensi internasional di Indonesia 100 - Terselenggaranya izin prakarsa, dan analisa RUU, Rperpu, RPP, penyiapan pertimbangan rancangan Perpres, otentifikasi UU, Perpu, PP, evaluasi pelaksanaan UU, Perpu, PP, dan pendapat hukum serta analisis dan administrasi permasalahan hukum, ratifikasi, prerogratif, naturalisasi, dan perundang-undangan - 100 - Meningkatnya kualitas analisis dan kecepatan dalam memberikan dukungan kebijakan dalam dan luar negeri, penyiapan bahan dan data dukungan kebijakan - Terselenggaranya hubungan kelembagaan yang harmonis dan sinergis antara PresidenMensesneg dengan lembaga negara, lembaga daerah, organisasi politik, LSM dan organisasi kemasyarakatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Sekretariat Negara Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Program Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden dan Wakil Presiden Persentase layanan pengamanan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya serta tamu negara setingkat Kepala NegaraKepala Pemerintahan negara sahabat VVIP sesuai standar pelayanan Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 2 1 No Urut Target 2014 7 010 Kementerian Dalam Negeri Rp14.803,1 miliar, a.l.: 1 - Persentase tingkat ketaatan aparatur dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada unit kerja lingkup Kemendagri meliputi; Ditjen Otda, Badan Diklat, Institut Pemerintahan Dalam Negeri IPDN dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan BNPP 90 - Meningkatnya kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan, serta meningkatnya transparansi dan akuntabilitas keuangan - Persentase tingkat keberhasilan pelaksanaan koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah 100 2 - Jumlah hasil penelitian, pengkajian, dan pengembangan bidang pembangunan dan keuangan daerah yang diseminarkan danatau dipublikasikan danatau ditindaklanjuti 15 lap hasil penelitiankajian - - Jumlah hasil penelitian, pengkajian, dan pengembangan bidang pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat yang diseminarkan danatau dipublikasikan danatau ditindaklanjuti 5 lap hasil penelitiankajian 3 - Persentase kualitas penyelenggaraan diklat manajemen pembangunan, kependudukan dan keuangan daerah 85 - - Persentase penyelesaian dokumen hasil monitoring dan evaluasi, laporan keuangan dan aset serta hasil-hasil pemeriksaan dan tindak lanjut LHP pada Pusat Diklat Kemendagri Regional 100 4 - Daerah yang terfasilitasi dalam penyusunan Perda tata ruang menjadi acuan dalam pelayanan terpadu satu pintu PTSP KK 10.2 target kumulatif 33 provinsi - - Persentase daerah yang mengimplementasikan pedomankebijakan terkait dengan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang 100 5 - Persentase evaluasi setiap usulan pemekaran, penggabungan, dan penghapusan daerah sesuai dengan PP No. 78 Tahun 2007 100 - - Jumlah penyelesaian administrasi pemberhentian dan pengangkatan kepala daerah serta peresmian pemberhentian dan pengangkatan DPRD 1 gubernur, 8 bupati, 5 walikota Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Dalam Negeri Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Dalam Negeri Program Bina Pembangunan Daerah Program Pengelolaan Desentralisasi dan Otonomi Daerah Meningkatnya jumlah alumni, kesesuaian peserta dengan persyaratan diklat dan terlaksananya reformasi diklat aparatur di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah, serta meningkatnya kualitas penataan ruang, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Meningkatnya implementasi bidang urusan pemerintahan dan standar pelayanan minimal SPM di daerah, kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, terevaluasinya perkembangan daerah otonom baru, serta tersusunnya strategi dasar penataan daerah, revisi UU No. 32 Tahun 2004 Program Indikator Kinerja Outcome Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sebagai bahan rekomendasi perumusan kebijakan. B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 22 No Urut Target 2014 8 011 Kementerian Luar Negeri Rp5.062,2 miliar, a.l.: 1 - Jumlah pembangunanpengadaanpeningkatan gedung kantorwisma duta dan gedung lainnya 133 perwakilan RI - Meningkatnya kualitas dukungan sarana dan prasarana Kementerian Luar Negeri - Jumlah pengadaanpeningkatan mechanical electric peralatan dan mesin 133 perwakilan RI 2 - Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan 80 - - Persentase dukungan dan partisipasi masyarakat domestik terhadap pembentukan komunitas ASEAN 2015 75 3 - Jumlah prakarsa Indonesia untuk mendorong reformasi Dewan Keamanan PBB 4 - Meningkatnya peran dan diplomasi Indonesia dalam penanganan isu multilateral - Jumlah implementasi kesepakatan multilateral tentang pemajuan dan perlindungan HAM, termasuk penanganan isu residual Timor-Timur serta penanganan isu kemanusian pada tingkat nasional 38 4 Program Pemantapan Hubungan dan Politik Luar Negeri Serta Optimalisasi Diplomasi di Kawasan Asia Pasifik dan Afrika - Persentase prakarsainisiatifrekomendasi Indonesia yang diterima dalam fora kerjasama Intrakawasan Asia Pasifik dan Afrika 90 - Meningkatnya kerjasama RI dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik dan Afrika 5 - Jumlah perundingan dalam rangka upaya penyelesaian penetapan batas wilayah nasional di darat dan di laut 12 kali - - Persentase perjanjian internasional di bidang ekonomi, sosial dan budaya yang dibuat 100 9 012 Kementerian Pertahanan Rp83.427,7 miliar, a.l.: 1 - 21 - Meningkatnya jumlah kebutuhan Alutsista produksi dalam negeri terpenuhi secara bertahap - Tersedianya rumusan kebijakan pengembangan industri pertahanan sesuai kemajuan iptek 2 Program Penggunaan Kekuatan Pertahanan Integratif - Terwujudnya penggunaan kekuatan pertahanan integratif yang mampu mengidentifikasi, menangkal, menindak ancaman secara terintegrasi efektif dan tepat waktu 51 - Terwujudnya penggunaan kekuatan pertahanan intergaratif yang mampu mengindentifikasi, menangkal, menindak ancaman secara terintegrasi, efektif dan tepat waktu 3 Program Dukungan Kesiapan Matra Darat - Persentase peningkatanpenambahan alutsista, non alutsista, fasilitas serta sarpras matra darat terhadap MEF 21 - Tercapainya tingkat kesiapan alutsista dan fasilitassarpras dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan dan kemampuan TNI AD menuju Minimum Essential Force MEF 4 Program Modernisasi Alutsista dan Non Alutsista Serta Pengembangan Fasilitas dan Sarana Prasarana Matra Laut - Persentase kesiapan dan penambahan materialbekal alutsista dan non alutsista serta fasilitas dan sarana prasana pertahanan negara matra laut 11 - Kemampuan dan kekuatan TNI AL meningkat dan siap operasional mendukung pelaksanaan tugas sesuai standar dan kebutuhan, dengan daya dukung, daya tangkal dan daya gempur yang tinggi 5 Program Modernisasi Alutsista Dan Non Alutsista Serta Pengembangan Fasilitas Dan Sarpras Matra Udara - Persentase peningkatan kemampuan dan penambahan alutsista, non alutsista, fasilitas serta sarpras matra udara 16 - Terlaksananya modernisasi dan peningkatan alutsista dan fasilitas sarpras dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan serta kemampuan TNI AU menuju MEF Program Pengembangan Teknologi dan Industri Pertahanan Meningkatnya peran dan kepemimpinan Indonesia dalam pembentukan komunitas asean di bidang politik dan keamanan, ekonomi, dan sosial budaya Program Optimalisasi Diplomasi Terkait Dengan Pengelolaan Hukum dan Perjanjian Internasional Program Peningkatan Peran dan Diplomasi Indonesia di Bidang Multilateral Persentase penggunaan potensi kebutuhan alutsista produksi dalam negeri terpenuhi secara bertahap Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Luar Negeri Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerjasama ASEAN Meningkatnya diplomasi bidang hukum dan perjanjian internasional Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 2 3 No Urut Target 2014 10 013 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Rp7.282,3 miliar, a.l.: 1 - Persentase pengaduan dan kasus yang dituntaskan secara tepat waktu pada unit kerja wilayah I-VI 100 - Peningkatan kualitas pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM - Persentase unit kerja wilayah VI yang menyelenggarakan akuntabilitas keuangan sesuai standar untuk mendapatkan opini BPK dan WTP 90 2 - Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis pemasyarakatan 97 195 orang - Peningkatan kinerja aparatur Kementerian Hukum dan HAM - Persentase lulusan yang menguasai ilmu dan keahlian teknis keimigrasian 65 orang 3 - Persentase pemerintahan daerah provinsi, kabkota yang dipetakan dan dipublikasikan peraturan daerahnya dalam sistem informasi peraturan daerah yang akurat dan up to date sesuai dengan rencana dan permohonan fasilitasi 100 - Terwujudnya peningkatan kualitas peraturan perundang-undangan dan penanganan pengujian peraturan perundang-undangan - Persentase penyelesaian pembahasan rancangan undang-undang di DPR secara tepat waktu. 100 4 - Persentase anak didik pemasyarakatan dan klien pemasyarakatan yang teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel 72 - - Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan secara tepat dan akuntabel sesuai standar kesehatan 50 5 - Persentase pengendalian pemberian persetujuan visa kunjangan, visa kunjungan saat kedatangan, visa tinggal terbatas dan visa untuk negara tertentu yang memenuhi standar dengan data akurat 100 - Meningkatnya kepuasan masyarakat melalui pelayanan dan pengawasan keimigrasian serta adanya kepastian hukum - Persentase pengendalian pemberian paspor biasa yang memenuhi standar dengan data akurat 100 Program Pembentukan Hukum Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan Program Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Keimigrasian Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan HAM Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Hukum dan HAM Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4- 12 4 No Urut Target 2014 11 015 Kementerian Keuangan Rp18.711,7 miliar, a.l.: 1 - Persentase penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan PP dan PMK di bidang Peraturan Perpajakan I 100 - Persentase penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan PP dan PMK di bidang Peraturan Perpajakan II 100 2 - Persentase penyelesaian perumusan peraturan di bidang fasilitas kepabeanan 100 - - Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan fasilitas kepabeanan 90 3 - Penyelesaian LKPP dan Rancangan Undang-Undang PP APBN secara tepat waktu 3 - - Jumlah LK KL dan LK BUN yang andal dengan opini audit yang baik WTP : 84 LK WDP : 0 LK 4 - Nilai kekayaan negara yang diutilisasi Rp75 triliun - - Jumlah penerimaan kembali recovery yang berasal dari pengeluaran APBN Rp375 miliar 5 Program Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Kementerian Keuangan - Persentase lulusan program diploma STAN dengan predikat minimal baik 90 - Mengembangkan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi 6 - Deviasi proyeksi inflasi 6 - - Persentase cadangan anggaran risiko fiskal yang digunakan 90 7 - Persentase ketepatan jumlah penyaluran dana transfer ke daerah 100 - - Persentase Perda PDRD yang sesuai dengan peraturan perundang- undangan 90 8 - Pengalokasian Belanja Pemerintah Pusat yang tepat waktu dan efisien 100 - - Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain BSBL yang lengkap dan tepat waktu 100 9 - Persentase investigasi yang terbukti 90 - - Jumlah policy recommendation hasil pengawasan 30 10 - Persentase Realisasi pengadaan utang terhadap kebutuhan pembiayaan 100 - - Pencapaian tingkat likuiditas pasar SBN turn over ratio 100 Program Peningkatan Pengelolaan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Keuangan Terwujudnya kebijakan fiskal yang sustainable dengan beban risiko fiskal yang terukur dalam rangka stabilisasi dan mendorong pertumbuhan perekonomian Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah Mengoptimalkan pengelolaan surat berharga negara SBN maupun pinjaman untuk mengamankan pembiayaan APBN Terwujudnya pengawasan yang memberi nilai tambah melalui peningkatan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola serta peningkatan akuntabilitas aparatur di lingkungan Kementerian Keuangan Peningkatan penerimaan pajak negara yang optimal Terciptanya administrator Ditjen Bea dan Cukai Kepabeanan dan Cukai yang memberikan fasilitasi kepada industri, perdagangan, dan masyarakat serta optimalisasi penerimaan Program Perumusan Kebijakan Fiskal Program Pengelolaan Kekayaan Negara,Penyelesaian Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan Lelang Program Pengelolaan Anggaran Negara Program Pengelolaaan dan Pembiayaan Utang Program Peningkatan dan Pengamanan Penerimaan Pajak Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai Program Pengelolaan Perbendaharaan Negara Meningkatkan pengelolaan perbendaharaan negara secara profesional, transparan, dan akuntabel sesuai dengan ketentuan Terselenggaranya pengelolaan kekayaan negara, penyelesaian pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang yang profesional, tertib, tepat guna, dan optimal serta mampu membangun citra baik bagi stakeholder Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 2 5 No Urut Target 2014 12 018 Kementerian Pertanian Rp15.470,6 miliar, a.l.: 1 - Sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu SLPTT komoditas padi juta Ha 4,25 - - Perluasan tanaman kedelai Ha 340.000 - Jumlah bantuan sarana pasca panen 836 unit 2 - Pengembangan jaringan irigasi Ha 500.000 - - Jumlah unit pengembangan sumber air alternatif skala kecil melalui pengembangan sumber air permukaan dan air tanah untuk mendukung tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perkebunan. 280 3 - Pengembangan Indukan sapi di Papua dan Papua Barat ekor 1.200 - Meningkatnya ketersediaan pangan hewani daging, telur,susu - Pengendalian, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan menular strategis zoonosis PHMSZ, viral, bakterial, parasit dan gangguan reproduksi dosis 8.976.802 dosis - Meningkatnya kontribusi ternak domestik dalam penyediaan pangan hewani daging dan telur 4 - Jumlah varietas unggul baru padi 14 - - Jumlah varietasklon unggul tanaman perkebunan 10 5 - Pengembangan komoditas ekspor kopi Ha 3.500 - - Swasembada tebu nasional Ha 79.000 13 019 Kementerian Perindustrian Rp2.622,3 miliar, a.l.: 1 - Tumbuh dan berkembangnya klaster industri tekstil dan aneka 2 - - Tersusunnya standar nasional Indonesia SNI 17 2 - Pengembangan klaster industri berbasis pertanian, oleochemical di kawasan industri 6 - Meningkatkan kinerja industri agro - Pabrik gula PG yang diberi bantuan 25 - Menyebarnya industri agro di luar Pulau Jawa 3 - Terlaksananya standarisasi bidang industri elektronika dan telematika 45 - Terwujudnya nilai tambah industri unggulan berbasis teknologi tinggi - Meningkatnya kompetensi SDM industri elektronika dan telematika 360 - Terwujudnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri - Membangun organisasi yang profesional dan pro bisnis 4 - Jumlah lokasi yang dibina melalui pendekatan klaster 15 - Meningkatnya akses sumber bahan baku dan pembiayaan bagi IKM - Jumlah IKM yang mengikuti restrukturisasi mesin peralatan 35 - Meningkatnya kemampuan teknologi dan SDM, penerapan standardisasi dan HKI, akses pasar dalam dan luar negeri, kerjasama kelembagaan dan iklim usaha bagi IKM 5 - Meningkatnya harmonisasi dan sinergitas kebijakan di sektor industri 2 - Meningkatnya akses pasar, akses terhadap sumber investasi dan teknologi serta kerjasama internasional, terbantunya kepentingan industri nasional untuk mengakses sumber daya industri secara efisien 5M, meningkatnya ketahanan industri nasional - Jumlah kesepakatan investasi industri, kerjasama industri internasional dan jejaring kerja internasional 10 - Terbantunya kepentingan industri Nasional untuk mengakses sumber daya industri secara efisien 5M Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Program Kerja Sama Industri Internasional Program Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal Meningkatnya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Meningkatnya ketahanan pangan melalui pemberdayaan ketersediaan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan segar, ditingkat masyarakat, serta terkoordinasinya kebijakan ketahanan Program Revitalisasi dan Penumbuhan Basis Industri Manufaktur Memulihkan dan menumbuhkembangkan industri basis manufaktur Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro Program Penumbuhan Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Terlaksananya penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian melalui kegiatan perluasan dan pengelolaan lahan; pengelolaan air irigasi; fasilitasi pembiayaan pertanian; fasilitasi pupuk dan pestisida; serta fasilitasi alat dan mesin pertanian Perluasan penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat yang didukung oleh sistem penanganan pasca panen dan penyediaan benih serta pengamanan produksi yang efisien untuk mewujudkan produksi tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 26 No Urut Target 2014 14 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Rp16.263,2 miliar, a.l.: 1 - Jumlah kapasitas pembangkit, panjang jaringan transmisi, jumlah kapasitas gardu induk, panjang jaringan distribusi dan jumlah kapasitas gardu distribusi 164; 4881; 1020; 6.011,22; 136,72 - - Jumlah pelanggan program listrik murah dan hemat 71.429 2 - Jumlah pembinaan investasi dan kerjasama bioenergi 19 - - Jumlah infrastruktur energi pemanfaatan aneka energi baru dan energi terbarukan 154 3 - Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian, penyelidikan 60 - - Jumlah daerah sulit air yang memperoleh sarana air bersih bersumber dari air tanah 100 daerah sulit air 4 - Penambahan jaringan gas kota kotasambungan rumah 4 kota; 16.000 SR - - Jumlah produksi migas dan coalbed methane CBM minyak bumi 860- 900 MBOPD, gas 1240-1260 MBOEPD dan CBM 113.2 MBOEPD 5 - Persentase cakupan sistem pengawasan pendistribusian BBM 30 dari wilayah NKRI - Tersedianya dan terdistribusinya BBM di seluruh wilayah NKRI - Pengawasan badan usaha niaga umum dan terbatas pemegang izin usaha penyediaan dan pendistribusian BBM non subsidi 9 - Tersedianya cadangan BBM nasional 15 022 Kementerian Perhubungan Rp39.151,7 miliar, a.l.: 1 - Jumlah pedoman teknis, ketentuan peraturan, sistem prosedur, kelembagaan dalam mewujudkan SDM perhubungan yang memiliki kompetensi, dispilin, integritas yang tinggi dan profesional serta didukung oleh fisik dan jasmani yang prima 5.260 - - Jumlah peserta dan lulusan pelatihan SDM aparatur perhubungan pertahun yang bersertifikat 5.615 2 - Jumlah paket rencana induk angkutan perkotaan, rencana induk sistem informasi lalu lintas perkotaan, laporan evaluasi, terselenggarannya ATCS, jumlah fasilitas keselamatan transportasi perkotaan 1 - - Jumlah fasilitas keselamatan LLAJ 32 3 - Jumlah unit pengadaan lokomotif, KRDI, KRDE, KRL, railbus, tram 116 - - Panjang km jalur kereta api baru yang dibangun termasuk jalur ganda 116,45 4 - Pelabuhan perintis dibangunditingkatkandirehabilitasi 24 lokasi - - Pelabuhan strategis yang dibangunditingkatkandirehab 4 lokasi 5 - Jumlah rute perintis yang terlayani 160 - Meningkatnya pelayanan dan pengelolaan perhubungan udara yang lancar, terpadu, aman, dan nyaman, - Jumlah bandar udara yang dikembangkan, direhabilitasi 122 - Meningkatnya efisiensi pergerakan orang dan barang serta memperkecil kesenjangan pelayanan angkutan udara antarwilayah Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Darat Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Laut Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Perkeretaapian Program Penelitian, Mitigasi dan Pelayanan Geologi Program Pengelolaan Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi Program Pengelolaan dan Penyediaan Minyak dan Gas Bumi Program Pengelolaan Ketenagalistrikan Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Transportasi Udara Meningkatnya kinerja pelayanan transportasi laut Meningkatnya produksi migas yang berkelanjutan, kapasitas nasional, kehandalan dan efisiensi pasokan bahan bakar dan bahan baku industri, kehandalan infrastruktur serta menurunnya kecelakaan dan dampak lingkungan dari kegiatan migas Meningkatnya kualitas hasil litbang serta pemanfaatannya untuk perumusan kebijakan perhubungan Meningkatnya kinerja pelayanan transportasi darat Meningkatnya kinerja pelayanan transportasi perkeretaapian Meningkatnya pemanfaatan energi listrik yang andal, aman, dan akrab lingkungan Terwujudnya program pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi Peningkatan status data dasar Badan Geologi, sumber daya geologi, penataan ruang berbasis geologi, dan mitigasi bencana geologi Program Pengaturan dan Pengawasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 2 7 No Urut Target 2014 16 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rp82.743,6 miliar, a.l.: 1 - persentase efektifitas pengembangan dan penerapan kurikulumperbukuan melalui kegiatan pemantauan, evaluasi dan pengendalian 94,40 - - Jumlah analisis hasil penilaian pendidikan dan survey tingkat nasional dan internasional 22 2 - Jumlah siswa SDSDLB penerima bantuan siswa miskin 8.602.561 - - Jumlah siswa SMPSMPLB penerima bantuan siswa miskin 2.893.187 3 - Peserta didik SMA mendapatkan BOS SMA 4.384.026 - - Peserta didik sekolah menengah luar biasa SMLB mendapat beasiswa yang responsif gender 92 4 - Jumlah pendirian perguruan tinggi baru 11 - - Jumlah satker penerima dana masyarakat 103 5 - Persentase guru SDSDLB bersertifikat pendidik 70,90 - - Persentase guru SMPSMPLB bersertifikat pendidik 74,52 17 024 Kementerian Kesehatan Rp44.859,0 miliar, a.l.: 1 - Jumlah puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk 96 - - Persentase RS kabkota yang melaksanakan pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif PONEK 100 2 - Jumlah kabkota di 33 propinsi yang telah mampu melaksanakan perencanaan kebutuhan SDMK 50 - - Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di dalam dan di luar negeri 2.880 3 - Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 - - Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih cakupan PN 90 4 - Persentase ketersediaan obat dan vaksin 92,85 - - Persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan manfaat 95 5 - Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap 90 - - Persentase kasus zoonosa yang ditemukan, ditangani sesuai standar 90 Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Program Pendidikan Dasar Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Tinggi Program Pembinaan Upaya Kesehatan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan PPSDMK Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Menurunnya angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit Meningkatnya ketersediaan dan mutu sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat Meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat Tercapainya keluasan dan kemerataan akses pendidikan tinggi bermutu, berdaya saing internasional, berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara Meningkatnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, serta terjaminnya mutu pendidikan sesuai SNP Meningkatkan upaya kesehatan dasar, rujukan, tradisional, alternatif dan komplementer, kesehatan kerja, olah raga dan matra, serta standarisasi, akreditasi, dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan Terwujudnya bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan teknologi serta pilar pemerkukuh persatuan dan kesatuan bangsa Tercapainya keluasan dan kemerataan akses TKTKLB, SDSDLB dan SMPSMPLB bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, berkesetaraan gender, di semua provinsi, kabupaten dan kota Tercapainya keluasan dan kemerataan akses SMA, SMK, SMLB bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, berkesetaraan gender di semua provinsi, kabupaten, dan kota Program Pengembangan Profesi PTK dan Penjaminan Mutu Pendidikan Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 28 No Urut Target 2014 18 025 Kementerian Agama Rp49.582,5 miliar, a.l.: 1 - Rehabilitasi asrama hajipusat informasi dan hubungan masyarakat PIH embarkasi 4 lokasi - - Petugas pusat informasi dan hubungan masyarakat PPIH Arab Saudi 1490 org 2 - Siswa MIUla penerima BOS 3.593.000 siswa - Meningkatnya akses, mutu, dan daya saing pendidikan Islam - Siswa MTs Wustha penerima BOS 3.353.000 siswa - Pemerataan, perluasan, dan peningkatan mutu pendidikan menengah 3 - Jumlah mahasiswa miskin penerima beasiswa 1.000 - - Jumlah sertifikasi guru agama Kristen 2.500 4 - Mahasiswa miskin penerima beasiswa 2.000 - - Lembaga keagamaan yang menerima bantuan 95 5 - Mahasiswa miskin penerima beasiswa 3.500 - - Jumlah tenaga pendidik sesuai dengan keahlianya 187 6 - Mahasiswa miskin penerima beasiswa 500 - - Bantuan rehab pengembangan Buddhis centre pusdiklat Buddhis 12 19 026 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rp3.910,8 miliar, a.l.: 1 - Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi kompetensi profesi 11.750 TK - - Jumlah standar kompetensi kerja nasional indonesia SKKNI yang yang ditetapkan dan program pelatihan berbasis kompetensi yang disusun 50 SKKNI dan 433 program 2 - Penempatan tenaga kerja melalui antar kerja antar daerah AKADantar kerja lokal AKL, dan kelembagaan tenaga kerja 100rb org33Prop - - a Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara; b Jumlah kabkota yang menyelenggarakan program pengurangan pengangguran sementara 80rb org400 KabKota 3 - Jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam hubungan kerja DHK yang menjadi peserta jamsostek 400rb org - - Terbangunnya keselarasan kebijakan pengupahan KHL dan penetapan upah sosialisasi dan konsolidasi dg Pemda 4 - Jumlah perusahaan yang menerapkan SMK3 standar manajemen kesehatan dan keselamatan kerja naik 10 - - a Jumlah pekerja anak yang ditarik dari tempat kerja b Persentase pekerja anak yang ditarik yang dikembalikan ke dunia pendidikan danatau memperoleh keterampilan 12.500 anak, 100 5 - Jumlah kawasan yang dibangun sarana dan prasarananya di daerah kawasan tertinggalperbatasan 30 Kawasan 1.521 Unit 145,18 Km - - Jumlah kawasan yang disediakan lahannya di daerah tertinggalperbatasan 16 Kawasan 53.720 Ha Program Pendidikan Islam Program Bimbingan Masyarakat Hindu Program Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi Program Bimbingan Masyarakat Katolik Program Bimbingan Masyarakat Kristen Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan Program Bimbingan Masyarakat Buddha Program Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengelolaan Haji dan Umrah Terwujudnya permukiman dalam kawasan transmigrasi sebagai tempat tinggal dan tempat berusaha yang layak Program Peningkatan Kompetensi Tenaga kerja dan Produktivitas Meningkatnya daya saing dan produktivitas tenaga kerja Meningkatnya penempatan dan perluasan kesempatan kerja melalui fasilitasi pelayanan penempatan tenaga kerja Meningkatnya pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja melalui persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi, pengupahan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial Meningkatnya penerapan pelaksanaan peraturan perundang- undangan ketenagakerjaan di tempat kerja Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Katolik Meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Hindu Meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Buddha Meningkatnya kualitas pembinaan, pelayanan, dan pengembangan sistem informasi haji dan umrah Meningkatnya kualitas pelayanan bimbingan masyarakat dan pendidikan Kristen Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 2 9 No Urut Target 2014 20 027 Kementerian Sosial Rp7.638,8 miliar, a.l.: 1. - Jumlah KK yang mendapatkan akses berusaha melalui kelompok usaha bersama ekonomi KUBE 10.931KK - - Jumlah keluarga miskin yang mendapatkan bantuan pemberdayaan 5.300 KK 2. - Jumlah anak dan balita telantar, anak jalanan, anak cacat, anak berhadapan dengan hukum, dan anak yang membutuhkan perlindungan khusus yang berhasil dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti 145.254 jiwa - - Jumlah penyandang cacat yang berhasil dilayani, dilindungi dan direhabilitasi baik di dalam maupun di luar panti 46.279 jiwa 3. - Jumlah korban bencana alam yang dibantu jumlah lokasi kampung siaga bencana KSB 75.000 jiwa - - Jumlah rumah tangga sangat miskin RTSM yang mendapatkan bantuan tunai bersyarat Program Keluarga harapan PKH 3,2 juta RTSM 4. Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial - Tersertifikasinya pekerja sosial dan tenaga kesejahteraan sosial 400 org - Peningkatan jumlah pekerja sosial dan tenaga kerja kesejahteraan sosial yang kompeten 5. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Pembangunan Kesejahteraan Sosial - Terperiksanya DIPA dana Dekon, Tugas Pembantuan TP, dan kantor pusat lingkup Ditjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan 4300 - Menurunnya penyimpangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan 21 029 Kementerian Kehutanan Rp5.262,0 miliar, a.l.: 1. - Terjaminnya tata batas kawasan hutan sepanjang 63.000 km, terdiri dari batas luar dan batas fungsi kawasan hutan 13.000 km - - Data dan informasi penggunaan kawasan hutan tersedia di 33 provinsi 7 Provinsi 2. - Terjaminnya penanganan perambahan kawasan hutan pada 12 provinsi prioritas Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng, Kalsel, Kalbar, Sultra, dan Sulteng 3 Provinsi - - Terjaminnya hotspot titik api di Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi berkurang 20 persentase setiap tahun dari rerata 2005-2009 67,2 3. - Terjaminnya tanaman rehabilitasi lahan kritis, mangrove, gambut, rawa dan sempadan pantai pada DAS prioritas seluas 1.994.000 ha 230rb ha - - Rencana pengelolaan DAS terpadu pada 108 unit DAS prioritas 3 DAS 4. - Iptek dasar dan terapan yang dihasilkan di bidang keteknikan kehutanan dan pengolahan hasil hutan sebanyak 5 judul 100 - - Iptek dasar dan terapan yang dimanfaatkan oleh pengguna di bidang produktifitas hutan tanaman sebanyak 6 judul 100 5. - Pelanggaran terhadap peraturan perundangan di wilayah kerja inspektorat berkurang hingga 50 dari tahun 2009 50 - - Potensi kerugian negara dapat diturunkan hingga 25 dari temuan tahun 2006-2009 25 Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Program Rehabilitasi Sosial Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Berkurangnya lahan kritis pada DAS prioritas Minimal 60 hasil penelitian dan pengembangan kehutanan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan kebijakan, pengelolaan teknis kehutanan, dan pengayaan ilmu pengetahuan termasuk pengembangan kebijakan dan teknis yang berkaitan dengan isu-isu Program Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan Terjaminnya kepastian kawasan hutan sehingga pengelolaan sumberdaya hutan dapat dilaksanakan secara optimal Program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan Biodiversiti dan ekosistemnya berperan signifikan sebagai penyangga ketahanan ekologis dan penggerak ekonomi riil serta pengungkit martabat bangsa dalam pergaulan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kehutanan Program Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kehutanan Terwujudnya pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur kementerian kehutanan serta perwujudan reformasi birokrasi dan tata kelola kementerian kehutanan Meningkatnya fungsi sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS penerima manfaat melalui pemberdayaan dan pemenuhan kebutuhan dasar Meningkatnya fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial Meningkatnya fungsi sosial PMKS penerima manfaat melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 30 No Urut Target 2014 22 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan Rp5.601,5 miliar, a.l.: 1. - Jumlah kawasan pesisir dan WPP yang terpetakan sumber daya, karakteristik dan dinamikanya 7 SDLP; 2 WPP - - Jumlah paketinovasi teknologi, usulan HKIpenghargaan, data dan informasi untuk peningkatan produksi dan produktifitas perikanan budidaya 13 paket 2. - Jumlah pelabuhan perikanan yang dibina, termasuk pelabuhan di lingkar luar dan daerah perbatasan yang potensial 816 pelabuhan - - Jumlah kapal perikanan 30 GT yang terbangun unit 100 130 kapal lainnya dipenuhi melalui DAK 3. - Jumlah benih dengan mutu terjamin miliar benih 61 - - Jumlah kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai 126 kawasan 4. - Lokasi pengembangan dan pembinaan sarana dan prasana pemasaran hasil perikanan dalam negeri lokasi 35 - - Lokasi sarana dan prasarana pengolahan hasil perikanan yang dikembangkan 143 UPI 30 Baru; 113 Lanjutan 5. - Jumlah pulau kecil yang terfasilitasi penyediaan infrastruktur termasuk pulau-pulau kecil terluar 30 pulau - - Luas kawasan konservasi perairan yang dikelola secara berkelanjutan 4,5 juta Ha 23 033 Kementerian Pekerjaan Umum Rp74.908,1 miliar, a.l.: 1 - Jumlah pembinaan pembina jasa konstruksi daerah 33 - - Jumlah pembinaan manajemen usaha 15 2 - Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan 155 kawasan - - Jumlah desa yang terlayani infrastruktur air minum 396 desa 3 - Jumlah jalan tol yang dibangun 17,64 km - Meningkatnya fasilitasi penyelenggaraan jalan daerah untuk menuju 60 kondisi mantap. - Panjang jalan yg dipreservasi 32.229 km - Meningkatnya panjang peningkatan strukturpelebaran jalan 4 - Jumlah rencana tata ruang yang telah disinkronkan program pembangunannya 33 provinsi - - Jumlah kabupaten yang mendapatkan bimbingan teknis penataan ruang wilayahkawasan perdesaan dan agropolitan 14 kawasan 5 - Luas layanan jaringan irigasi yang dibangunditingkatkan 44.064 ha - - Luas layanan jaringan rawa yang dibangunditingkatkan 20.558 ha Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Meningkatnya kapasitas dan kinerja pembina jasa konstruksi pusat dan daerah Meningkatnya jumlah kabupaten kota yang menerapkan NSPK dalam pengembangan kawasan permukiman sesuai rencana tata ruang wilayahkawasan bagi terwujudnya pembangunan permukiman, sertajumlah kawasan yang mendapat akses pelayanan infrastruktur bidang permukiman Tercapainya kesesuaian RPJM nasional dan daerah dengan RTRW, tercapainya kesesuaian perwujudan program pembangunan infrastruktur terutama infrastruktur PU dan permukiman dengan rencana tata ruang wilayah nasional, dan meningkatnya kualitas manajemen Meningkatnya kinerja pengelolaan sumber daya air Termanfaatkannya hasil riset dan inovasi iptek kelautan dan perikanan Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Program Pengelolaan Sumber Daya Air Meningkatnya produksi perikanan budidaya. Meningkatnya produk perikanan prima yang berdaya saing di pasar domestik dan internasional Meningkatnya penataan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat Meningkatnya produktivitas perikanan tangkap dan kesejahteraan nelayan Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Program Pembinaan Konstruksi Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman Program Penyelenggaraan Jalan Program Penyelenggaraan Penataan Ruang Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 3 1 No Urut Target 2014 24 034 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Rp514,3 miliar, a.l.: 1. - Jumlah rapat koordinasi bidang politik, hukum, dan keamanan 12 - - Jumlah pemantauan dan evaluasi 12 2. - Jumlah penyelenggaraan kegiatan operasi intelijen DN LN dalam rangka operasi keamanan laut 9 - - Jumlah terlaksananya operasi keamanan laut secara bersama di wilayah perairan yurisdiksi indonesia 9 3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Intensitas pengembangan sistem informasi manajemen 2 - Memadainya sarana dan prasarana aparatur 4. - Persentase pengelolaan administrasi umum yang tepat waktu 90 - - Persentase laporan pengawasan pelaksanaan rencana kerja yang akuntabel dan tepat waktu 90 25 035 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rp317,5 miliar, a.l.: 1. - Persentase rekomendasi dari hasil kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dibidang desa mandiri energi yang ditindaklanjuti 75 - - Persentase kementerian lembaga yang terintegrasi dalam perencanaan dan pengembangan sistem NSW 90 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana - Persentase pemenuhan sarana dan prasarana kerja yang berkualitas untuk seluruh pegawai 100 - Meningkatnya produktifitas pegawai 3. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Tugas Teknis Lainnya - Persentase dokumen tata kelola perencanaan yang berkualitas 95 - Meningkatnya budaya organisasi berbasis kinerja dan kompetensi serta tata kelola organisasi yang baik 26 036 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Rp218,4 miliar, a.l.: 1 - Daerah tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerahTKPKD melaksanakan kebijakan integrasi program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat 15 - - Persentase rumusan kebijakan implementasi badan penyelenggara jaminan sosial kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan roadmap universal coverage jaminan kesehatan UCJK 80 2 - Opini BPK terhadap laporan keuangan wajar tanpa pengecualian WTP - - Persentase temuan BPK dan BPKP yang ditindaklanjuti 100 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenko Kesra Terlaksananya seluruh kegiatan pendukung pelaksanaan kegiatan- kegiatan koordinasi bidang kesejahteraan rakyat Program Peningkatan Koordinasi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Meningkatnya dukungan administratif dan pelaksanaan operasional Kemenkopolhukam Meningkatnya efektivitas koordinasi kebijakan ekonomi makro dan keuangan Meningkatnya koordinasi dalam mengembangkan dan menyerasikan kebijakan kesejahteraan rakyat dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran serta tanggap cepat masalah kesejahteraan rakyat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian Program Koordinasi Pengembangan Kebijakan Kesejahteraan Rakyat Meningkatnya efektivitas koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan politik dalam negeri Meningkatnya pembangunan kapasitas kelembagaan, sarana prasarana pengamanan, perumusan kebiakan keamanan laut, pelaksanaan operasi keamanan laut secara terpadu penegakan hukum di wilayah perairan yurisdiksi indonesia Program Peningkatan Koordinasi Keamanan dan Keselamatan di Laut Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 32 No Urut Target 2014 27 040 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rp1.704,9 miliar, a.l.: 1 - Jumlah daerah yang difasilitasididukung untuk menjadi destinasi pariwisata nasional 1 - Meningkatnya keragaman destinasi pariwisata - Desa yang difasilitasi untuk dikembangkan sebagai desa wisata 837 desa - Meningkatnya investasi di sektor pariwisata 2 - Jumlah pengembangan informasi pasar luar negeri 14 - Meningkatnya kualitas dan kuantitas promosi pariwisata di dalam dan luar negeri - Jumlah partisipasi pada bursa pariwisata internasional 27 - Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara wisman dan perjalanan wisatawan nusantara wisnus 3 - Jumlah SDM peserta pembekalan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif 1.200 - Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata dan ekonomi kreatif - Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata yang disertifikasi orang 6.000 - Meningkatnya penelitian dan pengembangan kebijakan di sektor ekonomi kreatif 4 - Jumlah pelaku kreatif sektor ekonomi kreatif berbasis seni budaya EKSB yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi dan produksi karya kreatif subsektor seni pertunjukan dan musik 1.625 - Meningkatnya kontribusi ekonomi sektor ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya - Jumlah pelaku kreatif sektor EKSB yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi dan produksi karya kreatif film berkualitas 875 5 - Jumlah pelaku kreatif sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain dan iptek EKMDI yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi dan produksi karya kreatif berbasis media 550 - Meningkatnya kontribusi ekonomi sektor ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan iptek - Jumlah pusat kreatif yang terbentuk atau direvitalisasi pusat 2 28 041 Kementerian Badan Usaha Milik Negara Rp131,6 miliar, a.l.: 1 - Nilai skor good corporate governance GCG BUMN Baik - Peningkatan kontribusi BUMN terhadap ekonomi nasional - Persetujuan pendayagunaan aset dan sinergi BUMN 30 - Peningkatan transparansi, akuntabilitas, dan independensi pengelolaan BUMN 2 - Nilai indeks kepuasan BUMN 80 - Peningkatan kepuasan BUMN atas kebijakan Kementerian BUMN - Skor sistem akuntabilitas kinerja pemerintah SAKIP 65 - Terlaksananya prinsip-prinsip pengelolaan organisasi yang baik dan benar 29 042 Kementerian Riset dan Teknologi Rp617,7 miliar, a.l.: 1 - Jumlah paket insentif riset sistem inovasi nasional Sinas 250 - Menguatnya sumber daya iptek - Jumlah intermediasi Iptek untuk mendukung Indonesia-science technology park I-STP terkait pendayagunaan iptek untuk industri kecil dan menengah 3 - Meningkatnya pendayagunaan iptek bagi peningkatan daya saing ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan kemandirian bangsa 2 - Persentase peningkatan kualitas pelayanan di bidang hukum, hubungan masyarakat dan protokol, data dan informasi, perizinan penelitian asing 75 - - Persentase rekomendasi hasil evaluasi yang ditindaklanjuti 100 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Iptek Program Pembinaan BUMN Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian BUMN Program Peningkatan Kemampuan Iptek untuk Penguatan Sistem Inovasi Nasional Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Ristek Meningkatnya dukungan manajemen bagi pelaksanaan tugas serta pelaksanaan tugas lainnya untuk meningkatkan kinerja organisasi Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 33 No Urut Target 2014 30 043 Kementerian Lingkungan Hidup Rp904,2 miliar, a.l.: 1 - Jumlah kota peserta peningkatan kinerja pengelolaan sampah Adipura 382 kota - Penurunan beban pencemaran lingkungan - Jumlah kabupaten peserta program menuju Indonesia hijau MIH 202 kabupaten - Peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup - Jumlah peserta Adiwiyata 2.160 sekolah 2 - Jumlah laporan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan 4 laporan - Peningkatan pelayanan perencanaan, SDM, laporan keuangan, hukum dan kerjasama dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup - Jumlah telaahan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang dipergunakan sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijakan 5 dokumen 31 044 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Rp1.435,4 miliar, a.l.: 1 - Terbentuknya lembaga pengawas koperasi simpan pinjam LPKSP 1 lembaga - Meningkatnya kualitas kelembagaan KUMKM dan pemahaman perkoperasian dikalangan aparat pembina dan masyarakat, berupa a jumlah koperasi berkualitas; b jumlah masyarakat peserta penyuluhan perkoperasian; c jumlah aparat pembina peserta bimbingan teknis. - Tersedianya dukungan sarana usaha pemasaran melalui revitalisasi pasar tradisional yang dikelola oleh koperasi 40 unit - Terfasilitasinya dukungan revitaliasipengembangan sarana dan prasarana pasar tradisional, terselenggranya temu mitra KUMKM dan terpromosikannya produk koperasi dan UKM dan serta tertatanya usaha pedagang kaki lima PKL 2 - Tersedianya sistem informasi dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada publik tentang pemberdayaan Koperasi dan UKM 3 sistem - Meningkatnya kualitas dan koordinasi perencanaan programkegiatan Kementerian Koperasi dan UKM - 20 kegiatan - Meningkatnya kualitas evaluasi dan laporan serta pelayanan data dan informasi KUKM - Meningkatnya kualitas pelaksanaan anggaran serta penatausahaan barang milik negara BMN - Meningkatnya penataan birokrasi, tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien dan bertanggungjawab - Meningkatnya pemeriksaan dan pengawasan pelaksanaan anggaran pusat dan daerah 3 - Terlaksananya perbaikan peralatan perlengkapan kantor Kementerian Koperasi dan UKM 12 bulan - Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana aparatur di Kementerian Koperasi dan UKM - Terlaksananya perawatan dan pengadaan alat pengelola data dan komunikasi 4 kegiatan Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Program Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Lingkungan Hidup Terciptanya SDM aparatur yang memiliki kompetensi dalam menstimulus pribadi untuk melakukan pekerjaan secara lebih inovatif dan kreatif dengan mencoba pendekatan-pendekatan dalam memecahkan permasalahan pekerjaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Negara Koperasi dan UKM Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Koperasi dan UKM Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 34 No Urut Target 2014 32 047 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rp214,7 miliar, a.l.: 1 - Jumlah KL dan Pemda yang difasilitasi dalam penerapan kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan 12 provinsi - Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan pengarustamaan gender PUG di bidang ekonomi - Jumlah KL dan Pemda yang difasilitasi dalam mengembangkan data perempuan korban kekerasan 4 provinsi - Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG di bidang sosial, politik, dan hukum - Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan 2 - Jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak 1 kebijakan - Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan perlindungan anak - Jumlah KL dan Pemda yang difasilitasi tentang perlindungan anak dari masalah sosial 2 KL dan 6 provinsi - Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan tumbuh kembang anak 3 - Persentase bantuan hukum yang tepat waktu, sesuai kebutuhan dan akuntabel 100 - - Jumlah pengawasan pelaksanaan perlindungan anak di provinsi 33 provinsi - Meningkatnya laporan evaluasi kinerja pembangunan gender dan anak berdasarkan data terkini, terintegrasi dan harmonis - Meningkatnya layanan sarana prasarana, keuangan dan pengembangan SDM yg sesuai kebutuhan dan akuntabel 33 048 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rp159,8 miliar, a.l.: 1 - Jumlah peraturankebijakan di bidang pengawasan RUU tentang Pengendalian Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan 1 RUU - Terwujudnya organisasi pemerintah yang proporsional, efektif, dan efisien - 100 - Terwujudnya SDM aparatur yang profesional, berkinerja,akuntabel dan sejahtera - Terwujudnya penyelenggaraan tata laksana pemerintah yang efisien, efektif, dan akuntabel - Terwujudnya instansi pemerintah yang akuntabel dan berkinerja tinggi - Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik - Terwujudnya penyelenggaraan pengawasan pemerintah yang terintegrasi, efisien, dan efektif - Terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi nasional secara terencana, sistematis, dan komprehensif 2 - Persentase jumlah kampanye budaya kerja di media cetak dan elektronik 100 - Terwujudnya peningkatan kinerja manajemen internal dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian - Jumlah instansi pemerintah yang menjadi pilot project pengembangan budaya kerja 5 instansi 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian PAN dan RB - Rasio sarana dan prasarana yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pegawai sesuai standar kualitas pelayanan yang baik 100 - Terwujudnya peningkatan kualitas sarana dan prasarana internal dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian Meningkatnya jumlah dokumen perencanaan, pengembangan dan evaluasi sumber daya manusia SDM dan penganggaran KPP dan PA yang diselesaikan tepat waktu, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi berdasarkan tersedianya data terkini, terintegrasi, dan harmonis Persentase instansi pemerintah yang telah menerapkan kebijakan tunjangan berdasarkan kinerja Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Program Perlindungan Anak Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PPPA Program Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian PAN dan RB Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 3 5 No Urut Target 2014 34 050 Badan Intelijen Negara Rp1.303,8 miliar, a.l.: 1 - Meningkatnya dukungan secara teknis dan administrasi intelejen 33 - - Persentase kecukupan penggelaran pos intelijen luar negeri 33 2 - Kecukupan jumlah dukungan yang tersedia 32 - - Rasio kecukupan personil daerah terhadap jumlah kabkota 33 3 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Intelijen Negara - Kualitas pemeriksaan dan pengawasan yang meningkat 32 - Meningkatnya pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan intelijen negara 35 051 Lembaga Sandi Negara Rp1.346,5 miliar, a.l.: 1 - Jumlah titik penggelaran peralatan sandi 33 - Terselenggaranya persandian sesuai kebijakan nasional - Jumlah titik penggelaran sistem sandi 13 - Terdukungnya komunikasi rahasia - Kemandirian teknologi persandian 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lembaga Sandi Negara - Jumlah layanan administrasi paket 26 - Pelayanan administrasi perkantoran Lembaga Sandi Negara secara akuntabel 36 052 Dewan Ketahanan Nasional Rp31,0 miliar, a.l.: 1 - Tersedianya kajian dalam bentuk saran tindak dan rencana kontijensi bidang pengembangan pembangunan nasional untuk mengatasi permasalahan keamanan internal, keamanan eksternal, dan bencana berskala besar 16 - 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Dewan Ketahanan Nasional - Persentase pelayanan administrasi dan pelaksanaan kajian sesuai dengan kebutuhan 31 - Meningkatnya kelancaran pengelolaan dan kecukupan dukungan operasional pelaksanaan tugas Dewan Ketahanan Nasional 37 054 Badan Pusat Statistik Rp3.578,7 miliar, a.l.: 1 - Persentase terlaksananya rangkaian kegiatan sensus pertanian 2013 yang sesuai standard operating procedure SOP 100 - Meningkatnya penyediaan data dan informasi statistik yang lengkap, akurat, dan tepat waktu - Persentase terselenggaranya rangkaian kegiatan sensus ekonomi 2016 yang sesuai SOP 100 2 - Terselenggaranya pengawasan akuntabilitas aparatur BPS Wilayah I yang sesuai SOP 100 - Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang - Terselenggaranya pengawasan akuntabilitas aparatur BPS Wilayah II yang sesuai SOP 100 3 - Persentase satker yang telah menyelenggarakan sosialisasi reformasi birokrasi 100 - Terwujudnya good governance dan clean government - Persentase terselenggaranya layanan pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik 100 4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS - Tersedianya berbagai output bagi pelaksanaan tugas 1.200 - Terpenuhinya sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kinerja kegiatan teknis Tersedianya bahan pengambilan keputusan untuk menetapkan kebijakan pembinaan ketahanan nasional yang diarahkan pada bidang pertahanan defence , dan keamanan security , serta pencegahan dan penanggulangan krisis crisis prevention and resolution . Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BPS Meningkatnya pelaksanaan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan keamanan negara Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Intelijen Negara Meningkatnya dukungan pelayanan secara teknis dan administrasi intelijen negara Program Pengembangan Persandian Nasional Program Pengembangan Penyelidikan, Pengamanan, dan Penggalangan Keamanan Negara Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 36 38 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBappenas Rp1.174,3 miliar, a.l.: 1 - Tersusunnya kebijakan pembangunan peraturan perundang- undangan 100 - Meningkatnya kualitas rancangan rencana pembangunan dan pendanaan nasional terkait lingkup sumber daya manusia dan kebudayaan - Persentase kesesuaian kebijakan rencana pembangunan di daerah terhadap Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 100 - Meningkatnya kualitas rancangan rencana pembangunan dan pendanaan nasional terkait lingkup pengembangan regional dan otonomi daerah - Meningkatnya kualitas evaluasi kinerja pembangunan nasional 2 - Tersedia dan terlaksananya sistem pengendalian internal yang efektif 100 - meningkatnya efektivitas sistem pengendalian intern pemerintah SPIP di Kementerian PPNBappenas - Tingkat kepuasan terhadap pelayanan konsultasi 80 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Bappenas - Persentase ketersediaan sarana dan prasarana aparatur Kementerian PPNBappenas 100 - Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur Kementerian PPNBappenas 4 - Persentase kesesuaian hasil kajian diklat dan jabatan fungsional perencana JFP yang digunakan dalam perumusan kebijakan diklat dan JFP 95 - - Jumlah dokumen hasil pelaksanaan di bidang perencanaan, kelembagaan, dan ketatalaksanaan 11 39 056 Badan Pertanahan Nasional Rp4.238,6 miliar, a.l.: 1 - Cakupan peta pertanahan PN7 2.800.000 Ha - - Jumlah bidang tanah yang dilegalisasi PN7 865.316 bidang - Inventarisasi wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu WP3WT Prioritas Nasional 10 1 paket - Terwujudnya percepatan legalisasi aset pertanahan, ketertiban administrasi pertanahan dan kelengkapan informasi legalitas aset tanah - Jumlah bidang tanah yang diredistribusi PN4 154.075 bidang - Meningkatnya pengaturan dan penataan penguasaan dan pemilikan tanah serta pemanfaatan dan penggunaan tanah secara optimal. - Inventarisasi P4T PN6 182.300 bidang - Terwujudnya pengendalian penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber ekonomi - Berkurangnya sengketa, konflik dan perkara pertanahan serta mencegah timbulnya sengketa, konflik dan perkara pertanahan 2 - Rata-rata jumlah laporan hasil pelaksanaan kegiatan peningkatan intensitas pengawasan dalam upaya perbaikan pelayanan publik 29 - Meningkatnya akuntabilitas kinerja pelaksanaan tugas pada semua unit kerja BPN RI - Jumlah laporan hasil pemeriksaan kinerja dan kasus Obrik 48 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPN - Pengembangan sarana prasarana pelayanan pertanahan 145 satker - Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana BPN RI 4 - Jumlah pembinaan organisasi dan kepegawaian 1 paket - - Ketersediaaan data dan informasi pertanahan nasional pada sistem informasi dan manajemen pertanahan nasional SIMTANAS 430 kabkota Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPN Meningkatnya kualitas koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan tugas dan fungsi BPN RI serta mutu pelayanan publik di bidang pertanahan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Bappenas Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BPN Meningkatnya pelaksanaan tugas manajemen kelembagaan dalam rangka mendukung tugas pokok dan fungsi Kementerian PPNBappenas Terwujudnya suatu kondisi yang mampu menstimulasi, mendinamisasi dan memfasilitasi pengembangan infrastruktur pertanahan secara nasional, regional dan sektoral, yang diperlukan di seluruh Indonesia; Program Perencanaan Pembangunan Nasional Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Bappenas Program Pengelolaan Pertanahan Nasional B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 3 7 No Urut Target 2014 40 057 Perpustakaan Nasional Rp435,1 miliar, a.l.: 1 - Jumlah terbitan nasional dan internasional yang terhimpun dan terkelola 81.520 entry - Meningkatnya layanan perpustakaan, pelestarian fisik dan kandungan naskah kuno dan budaya gemar membaca di masyarakat - Jumlah terbitan nasional yang terdata dalam bibliografi nasional Indonesia BNI dan katalog induk nasional KIN 2.500 entry 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Perpustakaan Nasional - Jumlah sarana kerja layanan Perpustakaan Nasional 561 unit - Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana gedung dan operasional peralatan kantor di lingkungan Perpusnas 3 - Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran 36 dokumen - - Jumlah laporan keuangan yang sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah 34 dokumen 41 059 Kementerian Komunikasi dan Informatika Rp3.587,2 miliar, a.l.: 1 - Jumlah kebijakan dan regulasi di bidang e-government 4 dokumen Regulasi - - Nilai rata-rata e -goverment nasional 3,0 - Jumlah UKM yang menerapkan aplikasi e-bisnis 300 UKM - Layanan e-bisnis untuk usaha kecil dan menengah - Jumlah pusat layanan e-bisnis 2 unit 2 - Jumlah kebijakan, regulasi dan standarisasi di bidang komunikasi dan informasi publik 3 dokumen - Meningkatnya penyebaran, pemerataan, dan pemanfaatan Informasi publik - Jumlah media center lengkap dan berfungsi sesuai standar di provinsikabupatenkota di daerah terluarterdepanpasca konflik. 20 lokasi 3 - Persentase desa yang dilayani akses telekomunikasi atau sejumlah 33.184 desa dari total 72.800 desa di Indonesia 100 - Ketersediaan layanan pos dan informatika - Persentase keamanan jaringan internet nasional khususnya pada penyelenggara jasa internet, internet exchange, lembaga 75 - Keamanan jaringan internet nasional - Persentase dukungan sumber daya dan sistem dalam memberikan layanan pengamanan jaringan internet dan dukungan penegakan hukum 100 4 - Persentase penggunaan spektrum frekuensi radio yang mematuhi regulasi dan penyelesaian gangguan di bidang spektrum frekuensi radio, orbit satelit, perangkat pos, telekomunikasi dan penyiaran 90 - Pengelolaan sumber daya informatika yang optimal untuk mendukung pencapaian tingkat penetrasi internet 50, layanan broadband 30, dan siaran TV digital 35 - Persentase layanan pengujian perangkat informatika dan kalibrasi 90 - Tumbuh kembangnya industri informatika yang layak secara teknis - Persentase pelayanan perijinan diproses tepat waktu 80 - Jumlah operator radio yang besertifikat 5.100 5 - Jumlah karya litbang bidang literasi dan profesi 6 dokumen - - Jumlah e-literasi masyarakat pada daerah perbatasan, terpencil, tertinggal dan pasca-konflik 200 - Jumlah peserta diklat multi media kedinasan 204 orang - - Jumlah peserta diklat multi media swadana 1714 Program Pengelolaan Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Persentase peserta diklat yang tersertifikasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Perpustakaan Nasional Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan, perencanaan dan pelaksanaan yang ditunjang oleh pembinaan adminstrasi dan keuangan Perpustakaan Nasional Program Pengembangan Perpustakaan Perluasan penerapan dan peningkatan kualitas layanan aplikasi e- government Program Pengembangan Aplikasi Informatika Karya riset menjadi acuan penyusunan kebijakan publik bidang komunikasi dan informatika Program Penelitian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik Program Penyelenggaraan Pos dan Informatika Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 38 No Urut Target 2014 42 060 Kepolisian Negara Republik Indonesia Rp41.525,6 miliar, a.l.: 1 Program Penelitian dan Pengembangan Polri - Jumlah prototype alat yang dihasilkan diuji 12 - Peralatan Polri berbasis teknologi yang mampu menghadapi berbagai tren kejahatan 2 Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban - Jumlah kegiatan intelijen yang dapat menurunkan potensi gangguan keamanan dalam negeri paket gabungan 480 - Dapat diketahui sejak awal potensigangguan keamanan yang dapat meresahkan masyarakat, sehingga ditemukan upaya penanganannya 3 Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat - Jumlah kriminalitas yang dapat ditindak oleh fungsi Babinkum Polri 95 - 4 Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana - Persentase pengungkapan tindak pidana konvesional 66 - Menanggulangi dan menurunnya penyelesaian jenis kejahatan kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan yang berimplikasi kontijensi, dan kejahatan terhadap kekayaan negara tanpa melanggar HAM 5 Program Penanggulangan Gangguan Keamanan Dalam Negeri Berkadar Tinggi - Jumlah efisiensi, pelaksanaan mobilisasi pasukan bersenjata 62 - Masyarakat tidak merasa tergangguresah oleh gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat terutama gangguan yang berkadar tinggi kerusuhan masa, kejahatan teroganisir, dll 43 063 Badan Pengawas Obat dan Makanan Rp1.133,1 miliar, a.l.: 1 - Persentase sarana produksi makanan MD yang memenuhi standar GMP yang terkini dihitung dari 1.000 sarana yang diperiksa 30 - Meningkatnya efektifitas pengawasan obat dan makanan dalam rangka melindungi masyarakat - Jumlah kasus di bidang penyidikan obat dan makanan 594 2 - Persentase ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kinerja termasuk pemeliharaannya 95 - Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Badan POM - Persentase satker yang mampu mengelola BMN dengan baik dihitung dari 40 satker 50 3 - Jumlah rancangan peraturan dan peraturan perundangundangan yang disusun 75 - - Jumlah partisipasi Badan POM dalam hubungan dan kerjasama bilateral, regional, multilateral dan organisasi internasional 43 forum Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPOM Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPOM Memelihara dan meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat agar mampu melindungi seluruh warga Meningkatnya koordinasi perencanaan pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya di lingkungan BPOM sesuai dengan standar sistem manajemen mutu Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 39 No Urut Target 2014 44 064 Lembaga Ketahanan Nasional Rp332,8 miliar, a.l.: 1 - Jumlah dokumen kajian bidang politik 4 naskah - Meningkatnya kualitas pelaksanaan pendidikan pimpinan tingkat nasional secara efektif dan efisien serta optimal yang dapat dipertanggung jawabkan - Jumlah dokumen kajian bidang ekonomi 5 naskah - - Jumlah dokumen kajian bidang pertahanan keamanan 15 naskah - Jumlah dokumen kajian bidang internasional 5 naskah 2 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Lembaga Ketahanan Nasional Lemhanas - Persentase jumlah laporan pengaduan yang ditindaklanjuti 51 - Tercapainya akuntabilitas kinerja dan keuangan melalui sistem pengendalian intern yang handal menuju tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih di Lemhannas RI 3 - Persentase terlaksananya kegiatan yang direncanakan 76 - Terpublikasinya tugas pokok dan fungsi Lemhannas RI ke masyarakat - Keprotokolan tamu luar negeri 12 - Terselenggaranya pelayanan protokol Lemhannas RI dalam mendukung tupoksi lembaga dan kegiatan pimpinan serta dokumentasi kegiatan pimpinan dan lembaga 45 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal Rp609,1 miliar, a.l.: 1 - Jumlah rumusan rekomendasi penyederhanaan prosedur penanaman modal 1 - - Jumlah pelaksanaan pelatihan peningkatan kemampuan kewirausahaan usaha mikro kecil, menengah, dan koperasi UMKMK 6 lokasi - Jumlah pelaksanaan forum komunikasi pemberdayaan usaha nasional 6 lokasi - Meningkatnya kualitas promosi yang berorientasi pada peningkatan daya saing penanaman modal - Sarana promosi penanaman modal yang efektif dengan pengembangan kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM di luar negeri Indonesian Investment Promotion Center IIPC Penyelenggaraan the Indonesian Investment Promotion Center IIPC di 11 negara 2 - Peningkatan jumlah aplikasi perizinan dan non perizinan yang menjadi wewenang BKPM, pelayanan terpadu satu pintu PTSP provinsi, PTSP kab.kota yang terbangun dalam sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik SPIPISE Pengembangan master data dengan tambahan perizinan di dua sektor - Meningkatnya kualitas dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di BKPM - Jumlah peningkatan perangkat daerah PTSP yang terhubung dalam SPIPISE 50 kabkota Program Pengembangan Ketahanan Nasional Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKPM Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lemhannas Meningkatnya kualitas kajian dan usulan kebijakan, informasi potensi, dan fasilitasi pengembangan usaha untuk mendorong peningkatan daya saing penanaman modal Meningkatnya kualitas kelaksanaan pengkajian yang bersifat konseptual dan strategis mengenai berbagai permasalahan nasional, regional dan internasional yang dapat dipertanggungjawabkan. Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 40 No Urut Target 2014 46 066 Badan Narkotika Nasional Rp792,8 miliar, a.l.: 1 - Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba 2 - - Jumlah wahana desiminasi informasi P4GN 547 wahana - Jumlah instansi pemerintah di daerah yang diadvokasi bidang P4GN 580 Instansi Pemerintah - Meningkatnya kemampuan lembaga rehabilitasi yang telah sesuai sandar pelayanan minimal SPM - Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk 20.000 Kader 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN - Opini laporan akuntabilitas kinerja dan keuangan BNN WTP - Terlaksananya layanan sistem komunikasi informasi kelembagaan, administrasi kelembagaan, penyediaan dan pengelolaan barang milik negara SIMAK BMN 47 067 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Rp1.331,3. miliar, a.l.: 1 - Jumlah daerah tertinggal yang mendapat bantuan stimulan dalam pengembangan produk unggulan 52 - Terwujudnya peningkatan keseimbangan wilayah yang didukung oleh arus investasi yang memadai - Jumlah kabupaten tertinggal yang mendapat bantuan stimulan pengembangan infrastruktur ekonomi 79 - Meningkatnya pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal melalui pengembangan produk unggulan dan sarana prasarana pendukung ekonomi secara terintegrasi 2 - Ketersediaan informasi dan publikasi KPDT dalam rangka percepatan pembangunan daerah tertinggal 100 - - Jumlah publikasi informasi daerah tertinggal 50 - Persentase koordinasi dan pengendalian perencanaan percepatan pembangunan daerah tertinggal yang dilaksanakan tepat waktu 100 - Terumuskannya kebijakan pengembangan organisasi dan tatalaksana di lingkungan KPDT - Jumlah provinsi yang memiliki kabupaten tertinggal yang mengirimkan data dan dokumen perencanaan dan pelaporan serta hasil evaluasi pembangunan dikabupaten tertinggal 27 Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Meningkatnya siswa menengah, mahasiswa, dan pekerja yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba P4GN Terwujudnya peningkatan profesionalisme dan efektifitas sumber daya manusia SDM di lingkungan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal secara optimal. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal KPDT Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 4 1 No Urut Target 2014 48 068 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Rp2.888,4 miliar, a.l.: 1 - Persentase keluarga yang mempunyai balita dan anak memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang balita dan anak 80,9 dari 4,45 juta anggota aktif - Tercapainya penduduk tumbuh seimbang 2015 - Jumlah provinsi yang mendapatkan fasilitasi pembinaan program ketahanan keluarga balita dan anak 33 - Tersedianya dan tersosialisasikannya kebijakan pembangunan yang berwawasan kependudukan - Jumlah kebijakan, strategi dan informasi tentang akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana KB galciltas, wilayah khusus, dan sasaran khusus yang dapat dioperasionalkan 5 - Jumlah mitra kerja yang telah mendapatkan fasilitasi pembinaan kesertaan KB galciltas, wilayah khusus, dan sasaran khusus. 6 2 - Jumlah kurikulum, materimedia yang dikembangkan dan digunakan 5 - Meningkatnya kualitas pelaksanaan pelatihan sumber daya manusia SDM aparatur, serta penelitian program kependudukan dan KB - Jumlah mitra kerja yang aktif melakukan kerjasama dalam pengembangan program diklat SDM paratur dan SDM tenaga program 6 3 - Persentase pelaksanaan kerja pengawasan ketenagaan dan administrasi umum 100 - Meningkatnya akuntabilitas pengelola bidang program, ketenagaan dan administrasi umum serta keuangan dan perbekalan good governance - Jumlah monitoring, evaluasi dan pembinaan pengawasan keuangan dan perbekalan 1 pusat; 33 provinsi 4 - Jumlah kebijakan, strategi dan materi informasi hukum, organisasi tata laksana dan kehumasan yang dapat dimanfaatkan oleh semua stakeholders dan mitra kerja 5 - Tersedianya dukungan manajemen dalam rangka penyelenggaraan program kependudukan dan KB - Persentase satuan kerja yang melaksanakan pengelolaan keuangan dengan tingkat akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan 98 49 074 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Rp68,7 miliar, a.l.: 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM - Persentase penanganan pengaduan yang disampaikan ke Komnas HAM 2.250 kasus yang ditangani dari 3.000 kasus yang diterima oleh Komnas HAM - Meningkatnya dukungan manajemen pelaksanaan tugas teknis Komnas HAM - 80 layanan perkantoran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN Meningkatnya fungsi kelembagaan Komnas Perempuan dalam rangka menciptakan lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam menjalankan mandat Komnas Perempuan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Program Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4- 14 2 No Urut Target 2014 50 075 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Rp1.567,9 miliar, a.l.: 1 Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika - Jumlah propinsi yang memperoleh informasi prakiraan cuaca skala kabupaten setiap hari melalui media elektronik dan cetak lokal 33 - - Jumlah unit pelaksana teknis UPT BMKG yang mendiseminasikan informasi dini kualitas udara air quality monitoring system AQMS. 6 - Waktu yang diperlukan untuk menentukan parameter gempa bumi 4 menit - - Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan peringatan dini tsunami 5 menit 2 - Jumlah jenis dokumen evaluasi dan monitoring 5 - - Jumlah rancangan Pemerintah 3 peraturan 51 076 Komisi Pemilihan Umum Rp15.410,4 miliar, a.l.: 1 Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik - Tingkat ketepatan penyiapan analisis di bidang administrasi hukum dalam kepengurusan partai politik, perseorangan peserta pemilihan umum Pemilu dan dana kampanye peserta Pemilu. 80 - - Persentase pedoman dan petunjuk teknis bimbingan teknis penyelenggaraan Pemilu yang diselesaikan tepat waktu dan akuntabel 75 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU - Persentase akumulasi kemajuan pembangunan, pengadaan meubelair dan belanja modal 40 - Memadainya sarana dan prasarana operasionalisasi KPU 3 - Ketepatan dan kepatuhan dalam pelayanan pelaksanaan keuangan 100 - - Tingkat ketepatan pengelolaan informasi kebutuhan Pemilu 90 52 077 Mahkamah Konstitusi RI Rp189,0 miliar, a.l.: 1. - Jumlah kegiatan pembinaan dan pengembangan administrasi yustisial 6 - Meningkatnya dukungan administrasi umum dan administrasi yustisial yang modern dan terpercaya - Jumlah bahan publikasi konstitusi dan Mahkamah Konstitusi 2 paket 2. - Jumlah renovasirehabilitasi gedung kantor dan rumah negara 1 - - Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor 5 paket 3. Program Penanganan Perkara Konstitusi - Jumlah perkara pengujian undang-undang PUU, sengketa kewenangan lembaga negara SKLN, dan PHPU legislatif Pilpres, Pilgub, Pilbup, walikota, dan perkara lainnya 247 - Penyelesaian perkara konstitusi yang tepat waktu, transparan dan akuntabel 4. Program Kesadaran Berkonstitusi - Jumlah kegiatan peningkatan pemahaman berkonstitusi dan hukum acara Mahkamah Konstitusi 34 - Meningkatnya konstitusionalitas masyarakat dan budaya berkonstitusi - Jumlah penyebarluasan informasi penanganan perkara dan putusan Mahkamah Konstitusi 114 Meningkatnya kepuasaan pengguna informasi gempabumi, tsunami, seismologi teknik dan geofisika potensial untuk mendukung perencanaan pembangunan nasional dan pengelolaan bencana Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Konstitusi RI Meningkatnya kualitas pelayanan yang didukung dengan sarana dan parasarana yang memadai Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPU Meningkatnya kualitas dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BMKG Meningkatnya layanan tata kelola perencanaan, hukum, keuangan dan aset, SDM, pengawasan, pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan penelitian, dalam rangka mendukung sistem pelayanan jasa dan informasi MKKuG Meningkatnya kapasitas dan kredibilitas organisasi penyelenggara pemilu dan pemilihan kepala daerah di Komisi Pemilihan Umum KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupatenkota Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Konstitusi RI Meningkatnya kepuasan pengguna informasi peringatan dini cuaca ekstrim dan informasi cuaca secara rutin untuk mendukung keselamatan transportasi dan pengelolaan bencana Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 43 No Urut Target 2014 53 078 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Rp65,0 miliar, a.l.: 1. - Persentase SDM PPATK yang kurang kompeten 30 - Terpenuhinya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis PPATK yang berkualitas - Ketersediaan SOP PPATK 80 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur PPATK - Ketersediaan sarana dan prasarana PPATK 100 - Tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi PPATK 3. - Jumlah laporan hasil analisis LHA berindikasi TPPU dan pidana lain 120 - Meningkatnya peran pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme - Jumlah laporan hasil pemeriksaan LHP berindikasi TPPU dan pidana lain 12 54 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Rp1.072,7 miliar, a.l.: 1. - Jumlah kerjasama riset internasional interdisipliner 8 - Menguatnya kompetensi inti - Jumlah paket peningkatan mutu dan pengembangan fasilitas riset LIPI Cibinong Science Center 1 - Terbangunnya tata kelola litbang yang efisien dan efektif 2. Program Penelitian, Penguasaan, dan Pemanfaatan Iptek - Jumlah pendaftaran hak kekayaan intelektual HKI 45 - Meningkatnya kemampuan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan iptek - Jumlah publikasi ilmiah yang difasilitasi oleh balai media dan reproduksi BMR 35 - Meningkatnya akses masyarakat terhadap pengetahuan 55 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional Rp718,5 miliar, a.l.: 1. - Jumlah dokumen pelaksanaan standardisasi Iptek nuklir 1 - - Jumlah dokumen penyelenggaraan pendidikan teknologi nuklir 1 2. - Jumlah varietas hasil pengembangan aplikasi teknologi isotop dan radiasi 7 - Meningkatnya peran iptek nuklir dalam mendukung program pembangunan nasional - Jumlah media sosialisasi PLTN 3 media Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Batan Program Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang TPPU dan Pendanaan Terorisme Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan mendukung program litbang energi nuklir, isotop dan radiasi Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 44 No Urut Target 2014 56 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Rp822,0 miliar, a.l.: 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT - Jumlah laporan pengawasan terhadap akuntabilitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi unitsatuan kerja 1 - Terselenggaranya pembinaan dan pelayanan administrasi umum melalui penerapan SOP, pengukuran dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran, administrasi pemerintahan dan layanan teknologi yang akuntabel - Jumlah laporan layanan sistem informasi dan standarisasi BPPT 4 - Terselenggaranya pelayanan teknologi untuk meningkatkan daya saing industri 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPPT - Jumlah pembangunan fasilitas BPPT 4 - Terbangunnya fasilitas laboratoria dan perkantoran BPPT di Serpong 3. Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi - Jumlah pilot plant pembangkit listrik tenaga panas bumi PLTP 3 MW, pilot plant PLT Binary Cycle 100 KW dan 1000 KW 1 - Terlaksananya rekomendasi penerapan teknologi di bidang IT, hankam, pangan, kesehatan, energi, transportasi, SDA, kebencanaan - Terlaksananya intermediasi teknologi bidang SDA untuk pelayanan publik instansi Pemerintah dan teknologi kebencanaan untuk meningkatkan daya saing industri 57 082 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Rp789,2 miliar, a.l.: 1 Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa - Jumlah jenis pesawat airbone RS yang dikembangkan 2 - Meningkatnya kapasitas penguasaan teknologi roket, satelit dan penerbangan dan pemanfaatannya dalam mendukung kemandirian, keutuhan NKRI dan pembangunan nasioanal. - Jumlah penelitian dan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk sumber daya wilayah darat 6 - Meningkatnya kapasitas kemandirian dan produksi dan layanan data informasi penginderaan jauh untuk pengguna berbagai sektor pembangunan. 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN - Jumlah saranaprasarana pengamatan yang dikembangkan 5 - Meningkatnya kualitas dukungan manajemen bagi koordinasi dan pelayanan perencanaan, kepegawaian, aset, keuangan, pengawasan dan komunikasi pelayanan masyarakat untuk mendukung kinerja LAPAN 58 083 Badan Informasi Geospasial Rp802,6 miliar, a.l.: 1 Program Penyelenggaraan Informasi Geospasial - Jumlah jaring kontrol geodesi dan geodinamika yang dibangun 68 - Meningkatnya pemanfaatan peta dasar dalam mendukung pembangunan nasional. - Jumlah peta tematik dan integrasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, kebencanaan dan perubahan iklim serta tematik strategis 493 - Memperluas pemanfaatan data dan informasi spasial tematik hasil survei sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan. 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Informasi Geospasial - Jumlah layanan produk geospasial yang diberikan kepada instansi dan masyarakat 4.015 - Meningkatnya tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, profesional, bertanggung jawab, efisien dan efektif melalui pembinaan dalam perencanaan, pengawasan, perbendaharaan sumber daya manusia, peraturan perundang-undangan, penelitian dan pengembangan. Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 45 No Urut Target 2014 59 084 Badan Standardisasi Nasional Rp95,4 miliar, a.l.: 1 Program Pengembangan Standardisasi Nasional - Persentase kerjasama standardisasi yang disepakati ditingkat nasional, bilateral, regional dan multilateral untuk memfasilitasi perdagangan 90 - Meningkatnya jumlah SNI yang memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan. - Jumlah industriorganisasi yang mendapat fasilitasi penerapan standarSNI. 50 - Meningkatnya penerapan standar dan akreditasi. 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Standarisasi Nasional BSN - Jumlah pelatihan sumber daya manusia sesuai analisis kebutuhan. 3 - Meningkatnya kualitas layanan pelaksanaan tupoksi BSN. 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana - Persentase pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana fisik. 80 - Tersedianya sarana dan prasarana aparatur untuk pelaksanaan tupoksi. 60 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir Rp100,7 miliar, a.l.: 1 - Dokumen sistem manajemen inspeksi instalasi nuklir. 6 - Tercapainya standar keselamatan dan keamanan pemanfaatan tenaga nuklir sesuai dengan regulasi nasional maupun internasional. - Tersedianya dokumen sistem manajemen fasilitas dan kegiatan ketenaganukliran. 1 - Terwujudnya kepatuhan pengguna terhadap standar keselamatan dan keamanan pemanfaatan tenaga nuklir. 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pengawas Tenaga Nuklir - Tersedianya dokumen sistem manajemen mutu pendidikan dan pelatihan. 7 - Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik good governance . 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Bapeten - Terbangunnya satu kantor Bapeten. 1 - Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana dalam rangka mendukung pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir. 61 086 Lembaga Administrasi Negara Rp235,8 miliar, a.l.: 1 - Jumlah peserta diklat reform leader academy RLA 30 orang - Ketepatan kajian dan Litbang dengan kebutuhan. - Jumlah laporan pembaharuan diklat aparatur. 1 - Peningkatan kualitas pembinaan diklat aparatur. 2 - Jumlah dokumenpedomanlaporan di bidang pengawasan dan pemeriksaan. 4 - Pengembangan organisasi LAN berbasis kinerja. - Jumlah laporan penyelenggaraan sosialisasibimtek peraturan 1 - Publikasi dan diseminasi produk LAN yang terintegrasi. 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana - Luasan gedung yang terbangun. 5.483 m2 - Peningkatan kualitas sarana dan prasarana. Program Pengkajian Administrasi Negara dan Diklat Aparatur Negara Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lembaga Administrasi negara LAN Program Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 46 No Urut Target 2014 62 087 Arsip Nasional Republik Indonesia Rp125,6 miliar, a.l.: 1 - Jumlah pemerintah provinsikabkota yang mendapatkan kemampuan teknis pengelolaan arsip asset sesuai dengan peraturan perundangan. 33 provinsi - Terwujudnya pembinaan kearsipan yang efektif dan efisien secara nasional. - Jumlah instansi pusat yang telah menerapkan SIKD-TK 15 instansi - Terwujudnya penyelamatan dan pelestarian arsipdokumen dinamis secara efektif dan efisien. 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Arsip Nasional Republik Indonesia ANRI - Jumlah sosialisasi Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan UU No 432009 tentang Kearsipan. 3 daerah - Terwujudnya efektifitas koordinasi perencanaan program dan kegiatan, peraturan dan perundangundangan, kearsipan serta pembinaan dan pelayanan administrasi dan sumber daya di lingkungan ANRI. 3 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur ANRI - Jumlah bangunan rehabilitasi 1 - Meningkatnya efektifitas pemenuhan sarana dan prasarana kantor untuk mendukung layanan arsip. 63 088 Badan Kepegawaian Negara Rp543,0 miliar, a.l.: 1 - Jumlah instansi yang menjadi pelaksana pilot project penataan PNS. 12 - Terwujudnya rumusan kebijakan di bidang perencanaan dan pengembangan kepegawaian. - Jumlah NSP dan pedoman wasdal bidang kepegawaian. 1 - Terwujudnya perumusan kebijakan pembinaan kinerja dan pelaksanaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian. 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Kepegawaian Negara BKN - Jumlah dokumen pengelola kegiatan. 14 - Meningkatnya efektifitas koordinasi perencanaan program dan kegiatan, sumber daya serta pengelolaan administrasi di lingkungan BKN. 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BKN - Jumlah sarana dan prasarana yang diadakan 1 - Terlaksananya pembangunan, pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana di BKN. 64 089 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Rp1.233,4 miliar, a.l.: 1 - Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan instansi penyidik. 48 - Meningkatnya kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada kementerianlembaga KL bidang perekonomian. - Jumlah KL dan Pemda yang mengimplementasikan jabatan fungsional auditor. 62 - Meningkatnya KL Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai ketentuan yang berlaku. 2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP - Jumlah peserta diklat subtansi. 2770 - Meningkatnya kualitas dukungan manajemen dan kapasitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP. 3 - Jumlah sarana dan prasarana. 16 - Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana aparatur BPKP. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP Program Penyelenggaraan Kearsipan Nasional Program Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian Negara Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPKP Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 4 7 No Urut Target 2014 65 090 Kementerian Perdagangan Rp2.241,4 miliar, a.l.: 1 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri - Jumlah usaha kecil dan menengah UKM mitra binaan yang difasilitasi bimbingan teknis, pemasaran, bantuan sarana, kemitraan dan aspek pembiayaan. 1.200 UKM - Meningkatnya efektifitas kebijakan yang menunjang pengembangan perdagangan dalam negeri. 2 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri - Jumlah pengguna perijinan eksporimpor online yang dilayani melalui INATRADE. 4.500 perusahaan - Meningkatnya efektivitas pelaksanaan perdagangan luar negeri. 3 - Jumlah sosialisasi hasil kerja sama perdagangan internasional. 5 - Meningkatnya kerja sama perdagangan internasional dalam rangka peningkatan akses pasar ekspor. - Hasil-hasil perundingan perdagangan internasional. 25 hasil perundingan - Meningkatnya kerja sama perdagangan internasional dalam rangka pengamanan kebijakan perdagangan nasional di forum internasional. 4 Program Peningkatan Efisiensi Pasar Komoditi Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perdagangan - Persentase kepatuhan penyampaian laporan kegiatan pelaku usaha perdagangan berjangka komoditi PBK. 90 - Meningkatnya pembinaan, pengaturan dan pengawasan bidang perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang, dan pasar lelang. 5 - Jumlah market intelligence . 12 - Peningkatan akses pasar ekspor dan fasilitasi ekspor. - Jumlah penyelenggaraan marketing point. 2 daerah - Peningkatan daya saing ekspor. 66 091 Kementerian Perumahan Rakyat Rp4.565,2 miliar, a.l.: 1 - Jumlah unit rumah sejahtera yang terbangun melalui penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas PSU kawasan. 38.179 - Terwujudnya lingkungan hunian yang layak sebanyak 1.020.000 unit dan berkurangnya lingkungan permukiman kumuh seluas 655 ha melalui penyediaan PSU kawasan perumahan dan kawasan perumahan. - Jumlah rusunawa dan rumah khusus terbangun 100 TB 2.000 unit - Terwujudnya keswadayaan masyarakat untuk membangun rumahhunian yang layak dan terjangkau bagi 130.000 MBR dalam lingkungan yang aman, sehat, teratur dan serasi. 2 Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Kawasan Permukiman - Jumlah dokumen masukan teknis, rumusan kebijakan, program dan anggaran pembiayaan perumahan dan kawasan permukiman. 2 - Meningkatnya jumlah masyarakat berpenghasilan rendah MBR yang menghuni rumah layak dan terjangkau yang mendapat fasilitas bantuan pembiayaan perumahan. 3 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perumahan Rakyat - Jumlah dokumen pendataan dan evaluasi bidang perumahan dan kawasan permukiman. 13 - Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Kementerian Perumahan Rakyat. 67 092. Kementerian Pemuda dan Olah Raga Rp1.881,2 miliar, a.l.: 1 - Jumlah publikasi dan dokumentasi 48 - - Dokumen verifikasi pelaksanaan anggaran yang diproses sesuai SOP 100 2 - Luas area pembangunanrehabilitasi sarana dan prasarana bangunan 20.000 - - Jumlah pengadaan dan penyaluran sarana dan prasarana peralatan dan mesin 110 3 - Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai kader kewirausahaan 4000 - Meningkatnya partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan - Jumlah sarjana pemuda kader penggerak pembangunan pedesaan 3000 - Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga 4 - Jumlah pelaku industri olahraga yang memperoleh fasilitasi peningkatan kapasitas teknik produksi atau manajemen jasa event olahraga 400 - Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional - Jumlah olahragawan andalan nasional 1500 Program Pembinaan Olahraga Prestasi Program Kepemudaan dan Keolahragaan Meningkatnya kualitas perencanaan, pengawasan, administrasi keuangan dan kepegawaian, serta pelayanan umum di Kementerian Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pemuda dan Olahraga Meningkatnya kualitas pengelolaan sarana dan prasarana aparatur Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional Program Pengembangan Ekspor Nasional Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 48 No Urut Target 2014 68 093. Komisi Pemberantasan Korupsi Rp616,9 miliar, a.l.: 1 - Terkelolanya barang sitaan dan rampasan 75 - Persentase pemenuhan komponen reformasi birokrasi - Terpenuhinya pegawai KPK sesuai dengan formasi yang tersedia 85 - Persentase ketersediaan SDM - Persentase ketersediaan gedung KPK - Persentase ketersediaan anggaran untuk operasional KPK 2 - Kasus yang disupervisi KPK lanjut ke tahap berikutnya 140 - Indeks penegakkan hukum atau law enforcement index survei, 1- 10 - Keputusan pimpinan KPK terkait gratifikasi 420 - Tingkat keberhasilan pemberantasan korupsi oleh KPK skala 1-10 - Jumlah kasus pokok kasus grand curruption - Persentase conviction rate kasus yang disupervisi - Jumlah pelanggaran kode etik dan kode perilaku 69 095. Dewan Perwakilan Daerah Rp721,3 miliar, a.l.: 1 - Frekuensi dukungan kegiatan sidangrapat-rapat DPD RI 12 bulan - - Frekuensi penerbitan jurnal ilmiah DPD RI 12 bulan 2 - Frekuensi kantor DPD di ibukota negara Jakarta 12 bulan - Terselenggaranya pelaksanaan kinerja Biro Umum - Frekuensi kantor DPD di ibukota provinsi 12 bulan 3 - Jumlah RUU dari DPD mengenai otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,pemekaran, dan penggabungan daerah. 20 RUU - Terselenggaranya pelaksanaan fungsi legislasi, pertimbangan, dan pengawasan DPD serta penyerapan aspirasi masyarakat dan daerah dan akuntabilitas kinerja Anggota DPD - Frekuensi rapat-rapat dengan pemerintah daerah, dewan perwakilan rakyat daerah DPRD, dan unsur masyarakat daerah 12 bulan 70 100. Komisi Yudisial Rp83,5 miliar, a.l.: 1 - Jumlah penghubung yang dibentuk di daerah 6 lokasi - - Jumlah putusan hakim tingkat pertama, banding, kasasi yang diteliti dan dianalisa 100 penelitian 2 - Jumlah sistem aplikasi internal dan eksternal yang diimplementasikan 3 aplikasi - - Jumlah data base rekam jejak hakim yang terintegrasi 450 data 3 - Jumlah laporan masyarakat yang ditangani dan diselesaikan hingga tuntas 120 laporan - - Jumlah kegiatan seleksi calon hakim agung 1 kegiatan Program pemberantasan tindak pidana korupsi Program penguatan kelembagaan DPD dalam sistem demokrasi Meningkatnya sarana dan prasarana kantor untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Yudisial Meningkatnya kualitas hakim agung dan hakim adhoc di Mahkamah Agung melalui proses seleksi, peningkatan kapasitas dan advokasi, serta penanganan laporan masyarakat terkait pelanggaran KEPPH Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Dewan Perwakilan Daerah DPD RI Terselenggaranya pelaksanaan kinerja biro administrasi, biro perencanaan dan keuangan, pusat data dan informasi, pusat kajian daerah, pusat kajian kebijakan dan hukum Setjen DPD Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur DPD RI Meningkatnya dukungan teknis administratif kepada Komisi Yudisial di bidang pembiayaan kegiatan, peningkatan SDM, akuntabilitas serta pelayanan publik Program Peningkatan Kinerja Seleksi Hakim Agung dan Pengawasan Perilaku Hakim Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Komisi Yudisial Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Komisi Yudisial Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 4 9 No Urut Target 2014 71 103. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Rp931,3 miliar, a.l.: 1 - Pelaksanaan kegiatan kerjasama organisasi internasional di bidang penanggulangan bencana 12 - - Jumlah pelatihan teknis 6 2 - Jumlah pembangunan gedung kantordiklat 1 - - Jumlah pengadaan sarana dan prasarana 4 3 - Jumlah kegiatan pemeriksaan di lingkungan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana, serta Pusat Data dan Informasi dan Humas 31 - - Jumlah dan kualitas laporan hasil pengawasan LHP Inspektorat II sesuai standar 5 4 - Jumlah pemenuhan logistik di daerah rawan bencana 33 propinsi - Meningkatnya upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam rangka pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. - Jumlah pemenuhan kebutuhan peralatan di wilayah rawan bencana 108 kabkota - Terselenggaranya penanganan darurat secara cepat, tepat , terpadu dan menyeluruh - Terselenggaranya pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pada pasca bencana secara terkoordinasi dan terpadu - Terselenggaranya ketersediaan dan pemenuhan logistik dan peralatan dalam penanggulangan bencana 72 104. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Rp329,1 miliar, a.l.: 1 - Terlaksannya pengawasan dan pengendalian aparatur BNP2TKI 45 satker - - Meningkatnya mutu pelayanan TKI ke luar negeri melalui hasil kajian, litbang, dan informasi 9 topik 2 - Terwujudnya pelayanan, penempatan, perlindungan, pengamanan TKI 200.000 pekerja migran - Tersedianya peluang kerja jabatan formal di negara-negara penempatan TKI - Meningkatnya pengiriman jumlah TKI formal sesuai dengan peta potensi CTKI per kompetensi 125.000 CTKI - Meningkatnya kualitas dan kuantitas penempatan pekerja migran - Meningkatnya kualitas perlindungan pekerja migran Terwujudnya pengawasan dan pemeriksaan pelaksanaan tugas unit- unit internal BNPB yang akuntabel Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BNP2TKI Terlaksananya penyiapkan penguatan kelembagaan yang mendukung pelayanan penempatan dan perlindungan TKI Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BNPB Program Penanggulangan Bencana Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi dan sarana prasarana serta kerjasama di lingkungan BNPB Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BNPB Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap program, administrasi dan sarana prasarana serta kerjasama di lingkungan BNPB Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 50 No Urut Target 2014 73 105. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo Rp845,1 miliar, a.l.: 1 - Pengelolaan sistem dan media informasi BPLS 2 laporan - Peningkatan capaian kinerja tahunan Bapel BPLS - Pengamanan wilayah kerja BPLS 1 wilayah - Dipertahankannya capaian opini Badan Pemeriksa Keuangan BPK atas laporan keuangan Bapel BPLS 2 - Pengaliran lumpur ke Kali Porong 40 juta m3 slurry - Memberikan rasa aman kepada penduduk yang bermukim di wilayah pengaruh bencana lumpur Sidoarjo - Pemberian bantuan air bersih 5000 liter12 desa - Terpenuhinya hak-hak dasar warga terdampak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Perpres - Terjaganya kemampuan dan keamanan Kali Porong dalam mengalirkan luapan lumpur dan banjir - Terjaganya kemampuan tanggul dalam menahan lumpur - Berfungsinya infrastruktur jalan alternatif dan jalan relokasi - Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional 74 106 Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah Rp167,0 miliar, a.l: 1 - Dokumen sistem informasi bersama LKPP office automation 12 - Terlaksananya penyempurnaan fungsi dan struktur organisasi LKPP - 3 - Terpenuhinya SDM yang kompeten - Terlaksananya sistem kerja di lingkungan LKPP yang efektif 2 - Konstruksi gedung kantor tahap I 18.750 - - Pengembangan data center 150 3 - Jumlah LPSE terstandardisasi 280 - Terselesaikannya kasus korupsi, perdata, persaingan usaha dan tata usaha negara di bidang pengadaan barangjasa - Kegiatan sertifikasi profesi barangjasa pemerintah 205 - Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi monitoring-evaluasi pelaksanaan pengadaan berdasarkan prinsip pengadaan barangjasa - Jumlah pelayanan pembentukan ULP 70 - Terwujudnya pengadaan barangjasa Pemerintah secara elektronik menuju satu pasar nasional - Terciptanya kebijakan pengadaan barangjasa yang transparan, konsisten, efisien, dan akuntabel serta mendukung prinsip-prinsip persaingan usaha, dapatmeningkatkan peran usaha kecil menengah UKM dan produk dalam negeri - Tersosialisasikannya strategi, kebijakan, dan regulasi di bidang pengadaan Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana LKPP Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo BPLS Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lembaga Kebijakan Pengadaan BarangJasa Pemerintah LKPP Dokumen pembentukan struktur organisasi LKPP yang baru Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur LKPP Program Penanggulangan Bencana Lumpur Sidoarjo Program Pengembangan Sistem Pengadaan BarangJasa Pemerintah Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 5 1 No Urut Target 2014 75 107. Badan SAR Nasional Rp1.488,7 miliar, a.l.: 1 - Jumlah kegiatan pengembangan sistem informasi serta penyediaan data dan informasi SAR 2 paket - - Jumlah kegiatan pengawasan dan pembinaan internal Basarnas 200 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Badan SAR Nasional - Jumlah kegiatan pengelolaan perlengkapan 35 paket - Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana aparatur di lingkungan Badan SAR Nasional 3 - Pelatihan pendidikan dan pemasyarakatan SAR 35 paket - - Pengelolaan komunikasi SAR 35 paket 76 108. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Rp95,0 miliar, a.l.: 1 - Jumlah laporan hasil penyelidikan terhadap pelaku usahakegiatan usaha 50 - - Jumlah kajian terkait iklim persaingan dan kinerja sektor ekonomi yang ditindaklanjuti 5 77 109 Badan Pengembangan Wilayah Suramadu Rp381,6 miliar, a.l.: 1 - Sistem informasi dan perangkat pendukungnya 2 - - Jumlah laporan pelaksanaan legal formal BPWS 2 2 - Dokumen studi dan pemantapan sistem perizinan satu atap 2 - Tersusunnya rencana pengembangan wilayah Suramadu yang baik dan dapat dilaksanakan serta tersusunnya sistem perizinan satu atap - Luas lahan yang dibebaskan ha 14,5 - Tercapainya pengendalian pengembangan kawasan yang efisien dan efektif 78 110 Ombudsman Republik Indonesia Rp67,0 miliar, a.l.: 1 - Persentase dokumen perencanaan dan laporan yang tepat waktu 100 - Peningkatan kualitas manajemen unit kerja yang terintegrasi, akurat, tepat waktu berbasis kinerja - Persentase mediasi yang dapat menghasilkan kesepakatan yang diterima para pihak 100 - Peningkatan kualitas pelayanan publik secara nasional dalam penerapan asas-asas pemerintahan yang baik good governance Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ombudsman Republik Indonesia Program Percepatan Pengembangan Wilayah Suramadu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan SAR Nasional Basarnas Terwujudnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Badan SAR Nasional Berjalannya kegiatan pengawasan persaingan usaha secara efektif dan kredibel dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pengembangan Wilayah Suramadu BPWS Terwujudnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam upaya percepatan pengembangan wilayah Suramadu Program Pengawasan Persaingan Usaha Program Pengelolaan Pencarian, Pertolongan, dan Penyelamatan Terwujudnya pengelolaan pencarian, pertolongan, dan penyelamatan yang optimal bagi masyarakat Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 52 No Urut Target 2014 79 111 Badan Nasional Pengelola Perbatasan Rp194,1 miliar, a.l.: 1 - Terlaksananya koordinasi dan peningkatan kapasitas aparatur daerah dalam rangka pengelolaan perbatasan antar negara 16 laporan - - Tersusunnya produk hukum bidang perencanaan, kerjasama, dan hukum 8 produk hukum 2 - Tersedianya sarana dan prasarana prioritas dukungan hankam dan penegakkan hukum Gakum batas wilayah laut dan udara 1 unit Speedboat; 5 unit alat komunikasi dan pemantauan - Terkelolanya batas wilayah negara dan kawasan perbatasan secara efektif yang mencakup kejelasan dan penegasan batas antarwilayah Negara, berkembangnya potensi dan terbangunnya infrastruktur di kawasan perbatasan - Terbangunnya sarana prasarana Pos Lintas Batas Negara PLBN 1 PLBN, 4 unit gudang logistik 80 112 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Rp1.005,9 miliar, a.l.: 1 - Jumlah laporan hasil koordinasi antar lembaga pemerintah 14 laporan - - Persentase pemanfaatan pengelolaan data center 75 2 - Jumlah kapasitas bongkar muat barang kontainer 313.300 TEUS - - Jumlah pelayanan perizinan penanaman modal 7 layanan 81 113 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Rp302,8 miliar, a.l.: 1 - Jumlah pengoperasian satgas pencegahan dan kontra propaganda dalam penanggulangan terorisme 13 - - Persentase pelaksanaan perlindungan hukum bagi korban, saksi, dan aparat penegak hukum terkait ancaman terorisme 100 82 114 Sekretariat Kabinet Rp185,6 miliar, a.l.: 1. - Persentase kecepatan penyelesaian Keppres mengenai pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan pemerintahan dan kepangkatan dan pensiun PNS secara tepat waktu 100 - Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan administrasi aparatur yang wewenang penetapannya di tangan Presiden - Persentase pelaksanaan penyebarluasan data dan informasi di website Sekretariat Kabinet 100 2. - Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan program pemerintah di bidang politik dan hubungan internasional secara tepat waktu 97 - Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan - Persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum dan keamanan yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres 97 - Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres, dan Inpres di bidang politik, hukum, dan keamanan Meningkatnya kemampuan memantau, mendeteksi secara dini ancaman bahaya serangan terorisme dan meningkatnya efektifitas proses deradikalisasi Program Penyelenggaraan Pelayanan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan Program Penanggulangan Terorisme Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Kabinet Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Nasional Pengelola Perbatasan BNPP Terlaksananya dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya untuk pelaksanaan tugas sekretariat BNPP Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam BPKPB dan PB Batam Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya yang handal dalam mendukung pengelolaan kawasan Terwujudnya kapasitas pelabuhan bongkar muar kontainer yang berstandar internasional, bandar udara yang mampu melayani lalu lintas barang dan jasa yang berstandar internasional, iklim investasi yang kondusif, target peningkatan nilai investasi dan sistem yang terukur Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4 -1 53 No Urut Target 2014 83 115 Badan Pengawas Pemilihan Umum Rp3.261,9 miliar, a.l.: 1. - Persentase penyelesaian dokumen perencanaan dan anggaran, serta dokumen laporan evaluasi pengawasan Pemilihan Umum Pemilu 100 - Meningkatnya dukungan administratif dan pelaksanaan operasional Bawaslu - Persentase pelaksanaan pengelolaan data, informasi serta kehumasan 100 2. - Persentase pelaksanaan koordinasi hubungan antarlembaga dan pelayanan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pemilihan umum 100 - Meningkatnya pengawasan penyelenggaraan Pemilu - Persentase pelaksanaan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis Juknis pengawasan Pemilu 100 84 116 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia Rp998,0 miliar, a.l.: 1. - Persentase dokumen perencanaan program, anggaran, dan laporan LPP RRI yang terselesaikan tepat waktu 100 - Terlaksananya peningkatan koordinasi penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran, serta evaluasi dan penyusunan laporan LPP RRI yang terselesaikan tepat waktu - Persentase kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program secara periodik 100 2. - Persentase infrastruktur pemancar dan sarana yang menjangkau wilayah NKRI dan populasi dalam negeri 65 wilayah, 75 populasi - Mewujudkan LPP RRI sebagai radio berjaringan terluas, pembangun karakter bangsa dan berkelas dunia - Jumlah model produksi paket siaran informasi, pendidikan, pelestarian, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan membangun citra positif bangsa 10 paket Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia LPP RRI Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pengawas Pemilu Bawaslu Program Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Siaran Radio Publik Program Indikator Kinerja Outcome B a b 4 A n g g a ra n B el a n ja P em er in ta h P u sa t N o ta K eu a n g a n d a n R A P B N 2 14 4-1 54 No Urut Target 2014 85 117 Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia Rp1.075,1 miliar, a.l.: 1. - Jumlah kegiatan penyerapan aspirasi publik berhubungan dengan kebijakan kelembagaan 5 - Terwujudnya administrasi pelayanan pemerintah yang baik di lingkungan LPP TVRI - Jumlah hasil pengembangan database dan informasi 2 2. - Jumlah paket siaran informasi, hiburan yang sehat, kontrol sosial dan membangun citra positif bangsa 67.100 jam siar - Mewujudkan LPP TVRI sebagai media guna ikut mencerdaskan bangsa dan memperkuat negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI - Persentase jangkauan siar TVRI terhadap wilayah NKRI dan populasi 42,2 86 118 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang Rp392,2 miliar, a.l.: 1. - Jumlah ketersediaan dokumen perencanaan pengembangan kawasan dan konektivitas dengan wilayah sekitar 1 dokumen - - Pendidikan dan pelatihan teknis 8 kegiatan 2. - Jumlah pelaksanaan pembangunan pelabuhan dan terminal kapal YachtMarina 1 pekerjaan - - Jumlah perizinan yang telah tertangani oleh BPKPB dan PB Sabang 2 dokumen perizinan Keterangan: Program dan Indikator Kinerja Kementerian NegaraLembaga adalah sebagian dari seluruh Program dan Indikator Kinerja Kementerian NegaraLembaga Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang BPKPB dan PB Sabang Terwujudnya dukungan manajemen dan pelaksana teknis lainnya dalam upaya pengelolaan pengembangan kawasan pelabuhan bebas dan perdagangan bebas Sabang Program Perencanaan, Pengelolaan, dan Penyelenggaraan Kawasan Sabang Terwujudnya nilai investasi dan pelayanan terpadu satu pintu melalui dukungan perencanaan dan pembangunan sarana prasarana kawasan serta pendukungnya, teknologi, tata ruang, lingkungan hidup, promosi, pengembangan bisnis dan pemanfaatan aset kawasan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia LPP TVRI Program Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Siaran TV Publik Program Indikator Kinerja Outcome Bab 5 5-1 Kebijakan Desentralisasi Fiskal Nota Keuangan dan RAPBN 2014

BAB 5 KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL

5.1 Umum

Kebijakan desentralisasi iskal di Indonesia pada dasarnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut mengatur tentang pembagian urusan antara tingkat pemerintah, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupatenkota. Pemerintah Daerah melaksanakan urusan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria NSPK yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Implikasi dari pengaturan ini, daerah dapat membelanjakan sumber-sumber dana yang dimiliki untuk melaksanakan urusan-urusan yang menjadi tanggung jawabnya. Selanjutnya, dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 diatur sumber-sumber keuangan daerah untuk melaksanakan urusan yang menjadi tanggung jawabnya. Sumber-sumber keuangan tersebut berupa pengenaan pajak daerah dan retribusi daerah, dana perimbangan, pinjaman, dan hibah. Berbeda dari sumber keuangan daerah lainnya, pengenaan pajak dan retribusi daerah diatur tersendiri dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, dalam tahun 2014 semua daerah kabupatenkota diharapkan telah memungut Pajak Bumi dan Bangunan PBB sektor perdesaan dan perkotaan. Sementara itu untuk provinsi terdapat jenis pajak baru yaitu pajak rokok. Sumber keuangan daerah yang berasal dari transfer dana APBN adalah Dana Perimbangan yang terdiri atas Dana Bagi Hasil DBH, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK. Dana Perimbangan dialokasikan kepada daerah dalam satu kesatuan sistem transfer dana dari Pemerintah Pusat APBN kepada Pemerintah Daerah APBD serta merupakan satu kesatuan yang utuh, guna mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan daerah vertical imbalance dan mengurangi kesenjangan pendanaan urusan pemerintahan antardaerah horizontal imbalance. Selain dana perimbangan tersebut di atas, pemerintah daerah juga mendapatkan Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian yang dialokasikan oleh Pemerintah Pusat dalam APBN. Dana Otonomi khusus dialokasikan untuk mendanai pelaksanaan otonomi khusus di Provinsi Aceh, Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan mulai tahun 2014 akan dialokasikan Dana Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sementara itu, Dana Penyesuaian dialokasikan untuk mendanai program yang terkait dengan peningkatan kualitas pendidikan Tunjangan Profesi Guru PNSD, Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD, dan Bantuan Operasional Sekolah, Dana Insentif Daerah, dan Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi. Selanjutnya, Pemerintah Daerah juga dapat memanfaatkan pendanaan dari pinjaman dan memperoleh hibah. Pinjaman daerah dapat berasal dari pemerintah pusat, pemerintah daerah Bab 5 Kebijakan Desentralisasi Fiskal Nota Keuangan dan RAPBN 2014 5-2 lainnya, lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank, serta masyarakat melalui penerbitan obligasi daerah. Pemerintah daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, kecuali dalam hal pinjaman langsung kepada pihak luar negeri yang terjadi karena kegiatan transaksi obligasi daerah di pasar modal domestik. Pinjaman daerah dapat digunakan untuk mendanai kegiatan yang merupakan inisiatif dan kewenangan daerah danatau untuk menutup kekurangan kas daerah. Namun, mengingat peranannya hanya sebagai salah satu sumber pembiayaan daerah, maka pinjaman harus dapat dikelola dengan baik berdasarkan kriteria, persyaratan, dan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang- undangan. Selain itu, pinjaman juga harus dapat dikendalikan sesuai dengan batas-batas yang tidak memberikan dampak negatif terhadap APBD serta perekonomian daerah dan nasional. Sementara itu, hibah dari pemerintah pusat digunakan untuk mendanai penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah khususnya yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik. Secara keseluruhan, alokasi anggaran Transfer ke Daerah yang terdiri atas Dana Perimbangan dan Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian diarahkan untuk 1 Meningkatkan kapasitas iskal daerah serta mengurangi kesenjangan iskal antara pusat dan daerah, serta antar daerah; 2 Meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan ketepatan waktu pengalokasian dan penyaluran anggaran transfer ke daerah; 3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi kesenjangan pelayanan publik antar daerah; 4 Mendukung kesinambungan iskal nasional; 5 Meningkatkan sinkronisasi antara rencana pembangunan nasional dengan pembangunan daerah; 6 Meningkatkan perhatian terhadap pembangunan di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan; serta 7 Meningkatkan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap jenis dana transfer tertentu guna meningkatkan kualitas belanja daerah.

5.2 Perkembangan Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Tahun 2008-2013

5.2.1 Pelaksanaan Kebijakan Transfer ke Daerah

Sejalan dengan arah tujuan kebijakan alokasi Transfer ke Daerah untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan kesinambungan iskal nasional, selama kurun waktu 2008-2013, alokasi dana transfer ke daerah terus mengalami peningkatan. Dana Transfer ke Daerah terdiri atas: 1 Dana Perimbangan, yakni DBH, DAU, dan DAK, serta 2 Dana Otonomi khusus dan Penyesuaian. DBH dialokasikan dari beberapa jenis pendapatan negara guna mendanai kebutuhan yang menjadi urusan daerah dan ditujukan untuk mengurangi ketimpangan iskal antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. DBH bersumber dari penerimaan negara berupa pajak, cukai, dan penerimaan negara bukan pajak dari sumber daya alam. Pendapatan pajak yang dibagi hasilkan terdiri atas Pajak Penghasilan Pasal 21 PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Pasal 25, dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri PPh Pasal 2529 WPOPDN, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, serta Cukai Hasil Tembakau CHT. DBH SDA bersumber dari kehutanan, pertambangan umum, perikanan, minyak bumi, gas bumi, dan pertambangan panas bumi. Sementara itu, DAU dialokasikan untuk meminimumkan ketimpangan iskal antardaerah dalam mendanai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. DAU dialokasikan