Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

konstruk dan kemudian menganalisa data dengan menggunakan sofware SPSS 17.

3.5. Metode Analisa Data

3.5.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Setelah mendapatkan data dari prosedur pengumpulan data, peneliti kemudian menguji validitas konstruk dan reliabilitas pada masing-masing alat ukur variabel. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA sebagai metode uji validitasnya sehingga dapat diketahui apakah masing-masing item pada variabel signifikan dala mengukur apa yang hendak diukur. Jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara teori dengan data X 2 tidak sognifikan, maka disimpulkan bahwa seluruh item tersebut mengukur hal yang sama unidimensional. Selanjutnya, dengan menggunakan software yang sama dalam penelitian ini LISREL 8.7. dapat diuji apakah masing-masing item signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur dalam hal ini menggunakan uji t Umar, 2010. Setelah diuji validitasannya, kemudian diuji pula realibilitas dari item-item yang dimiliki peneliti. Reliabilitas adalah seberapa besar proporsi varian dari total skor yang merupakan varian dari true skor. Nilai reliabilitas nantinya didapatkan sekaligus ketika melakukan uji validitas dengan bantual software Lisrel 8.7 Diteorikan bahwa pertama-tama yang dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang ada pada alat ukur valid adalah dengan dicari model fit dari tiap variabel yang terdiri dari item-item. Kemudian untuk melihat item yang valid dan item yang harus di eliminasi ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. pertama dilihat apakah nilai T T-Value pada item-item variabel terdapat tanda negatif -. Disyaratkan bahwa nilai T T-Value harus +. Jika terdapat nilai T-Value negatif pada item, maka item tersebut tidak diikutsertakan dalam pengolahan menjadi standardize score Z-Score yang kemudian dirubah ke dalam faktor score. 2. Kriteria lainnya adalah koefisien muatan faktor. Apabila nilai koefisien muatan faktor nilainya rendah dengan nilai t lebih kecil dari 1,96 berarti koefisien muatan faktor tidak signifikan. Maka item tersebut dengan koefisien faktor yang kecil harus di eliminasi. 3. Kesalahan pengukuran berkorelasi. Apabila ditemukan item dengan banyak melakukan kesalahan pengukuran yang berkorelasi dengan banyak item lain, dapat diartikan bahwa item tersebut selain mengukur satu hal, juga mengukur hal lain. Sehingga item etrsebut harus di eliminasi. Kemudian setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk mendapatkan faktor skornya. Olah data dapat menggunakan SPSS 17. Dengan ketentuan tidak mengikutsertakan score mentah dari item yang dieliminasi. 4. Setelah proses mendapatkan Z-score dilakukan, kemudian dikonversikan dalam skala TT-score yang rumus perhitungannya adalah Tx = 50 + 15Zx Keterangan : Tx = T Score untuk variabel x Zx = standardized score. Faktor score yang masih mengandung angka negatif harus dikonfersikan menjadi true-score dengan mean standar deviasi mean SD sebesar 15. 5. Setelah true-score t-score diperoleh dari masing-masing variabel, maka dilakukan analisis regresi. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda Multiple regression Analysis. Untuk pengujian validitas alat ukur pada penelitian ini, didapatkan 15 item tidak valid sedangkan 71 item dinyatakan valid. Berikut penjelasan mengenai variabel-variabel yang nomor-nomor itemnya tidak valid : 1. Intensi berwirausaha : item nomor 4 2. Kebutuhan akan prestasi need for achievement : - 3. Kebutuhan akan lemandirian need for autonomy : item nomor 6 dan 16 4. Faktor kepribadian big five extraversion : item nomor 36 5. Faktor kepribadian big five agreeableness : item nomor 7, 27, 2, 12 6. Faktor kepribadian big five conscientiousness : item nomor 3, 13, 33 7. Faktor kepribadian big five emotional stability: item nomor 9, 24 8. Faktor kepribadian big five openness to experience : item nomor 25 dan 35. Item yang tidak valid tersebut tidak diikutsertakan dalam pengujian, untuk lebih jelasnya dibahas pada BAB 4.

3.5.2 Metode Analisa Data Pengujian Hipotesis Mayor