2.8 Kerangka Berpikir
Penelitian
Peneliti menganggap bahwa banyak dari tokoh yang mencoba mengaitkan intensi dengan bidang kewirausahaan disebabkan oleh pemahaman tentang teori
planned behavior. Dengan mengaplikasikan teori fishbein, Ajzen berusaha mengembangkan teori planned behavior menjadi lebih detail dengan menambah
faktor latar belakang. Sehingga penelitian tentang intensi berwirausaha tidak hanya berfokus pada sikap, norma subjektif dan perceived behavior control, tetapi juga
terhadap beberapa faktor lain yang mempengaruhinya. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah trait kepribadian. Sehingga peneliti mengganggap teori
planned behavior yang disempurnakan oleh Ajzen 2005 merupakan kunci dari banyaknya penelitian di bidang intensi berwirausaha yang dipengaruhi faktor
kepribadian. Faktor kepribadian seperti Kepribadian Big Five menjadi salah satu latar
belakang dalam memprediksikan intensi dan perilaku berwirausaha. Teori kontemporer tersebut merupakan dimensi kepribadian yang sering dimunculkan
melalui sebutan “Big Five” atau Five-Factor Model See Costa dan McCrae, 1992; Block, 1995 dalam Jeff, Brice, JR, 2003. Faktor kepribadian big five seperti
extraversion, emotional stability, Agreeableness, Conscientiousness dan Openess to Experience diprediksikan mempengaruhi intensi berwirausaha seseorang.
Kemudian kepribadian lain yang dianggap sebagai penentu kemunculan intensi berwirausaha adalah kebutuhan akan prestasi need for achievement dan
kebutuhan akan kemandirian need for autonomy. Selanjutnya dijelaskan bahwa
kebutuhan akan prestasi need for achivement dan kebutuhan akan kemandirian need for autonomy merupakan bagian dari suatu kepribadian yang menjadi latar
belakang kemunculan suatu perilaku. Beberapa pendekatan kepribadian modern menggunakan konsep motif kebutuhan dalam memahami kepribadian, namun para
tokoh membahasnya secara lebih sederhana Sebagai contoh, mahasiswa mungkin menganalisis tujuan-tujuan tertentu atau “tugas dalam hidup” seperti berhasil dalam
sekolah Cantor dkk dalam Friedman dan Schustack, 2008. Banyak mahasiswa yang menjadikan hal itu sebagai motivasi utama dalam hidup mahasiswa.
Kebutuhan dianggap sebagai dorongan motif seseorang untuk memunculkan tingkah laku. Dorongan tersebut dapat berubah-ubah karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan sosial. Murray memandang perlunya memperhatikan dan menganalisis berbagai interaksi antara individu dengan situasi yang ditemuinya di
sepanjang hidupnya. Murray menggunakan konsep motivasi tidak sadar dari Freud, Jung, Adler, di samping konsep tuntutan lingkungan dari Lewin serta konsep trait
yang canggih dari Allport Friedman dan Schustack, 2008. Kemudian Friedman dan Schustack 2008 mengartikan motif Sebagai dorongan psikobiologis internal yang
membantu munculnya pola perilaku tertentu. Konsep motif menunjukkan pemikiran adanya dorongan dalam diri manusia yang mendorong munculnya perilaku untuk
memenuhi kebutuhan. Kemudian Murray menggunakan istilah kebutuhan need yang merujuk pada kesiapan untuk merespon dengan cara tertentu dalam kondisi
tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan akan prestasi dan kebutuhan akan
kemandirian menurut beberapa peneliti dianggap sebagai latar belakang kerpibadian yang mempengaruhi kemunculan intensi berwirausaha seseorang.
Kemudian, menurut Mcclelland Larsen dan Buss, 2002 motif terbentuk melalui tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi need for achievement,
kebutuhan akan kekuasaan need for power dan kebutuhan akan afiliasi need for affiliacy. Namun dari ketiga kebutuhan tersebut, kebutuhan akan berprestasi need
for achievement yang dianggap paling mencerminkan karakteristik seorang entrepreneur
selain memberikan pengaruh terhadap kemunculain intensi berwirausaha seseorang Boris Urban, 2004.
Selanjutnya menurut Keith M Hmeleski dan Andrew C Corbett 2006, faktor motivasional dibutuhkan dalam memunculkan niat berwirausaha. Tanpa motivasi,
seseorang sulit untuk memunculkan suatu tindakan khsusnya apabila didalam dunia kerja. Dibalik motivasi menjadi wirausaha, terdapan kebutuhan-kebutuhan yang
mempengaruhinya yaitu self efficacy, Locus of control dan kebutuhan akan kemandirian need for autonomy.
Dari kesemua variable yang telah digambarkan melalui kombinasi antara beberapa trait kepribadian yang berasal dari kumpulan teori-teori, peneliti
menyimpulkan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut :
Skema 4.13 Kerangka Berpikir penelitian
Faktor Kepribadian “big five” extraversion
Kebutuhan akan prestasi need for achievement
Kebutuhan akan kemandirian Need for autonomy
Faktor Kepribadian “big five”
,
emotional stability Faktor Kepribadian “big five”
aggreableness
Faktor Kepribadian “big five” conscientiousness
Intensi Berwirausaha
Faktor Kepribadian “big five” openness to experience
Kepribadian diasumsikan mempengaruhi mahasiswa untuk memunculkan keinginan berwirausaha Nikolaus Franke dan Christian Luthje, 2004; Keith M
Hmieleski dan Andrew C Corbett, 2006. Kebutuhan akan prestasi need for achievement membuat seseorang berani mengambil keputusan khususnya dalam
menentukan karirnya dibidang kewirausahaan, begitu juga dengan kebutuhan akan
kemandirian yang mencerminkan karakteristik seorang entrepreneur wirausahawan yang mandiri. Selain itu, faktor kepribadian extraversion yang mencerminkan pribadi
terbuka, agreeableness yang mencerminkan pribadi seseorang yang mampu membuat orang lain merasa nyaman, conscientiousness merupakan pribadi yang memandang
segala sesuatu dengan teliti, emotional stability seseorang dengan sifat yang sensitive dan tenang mengahadapi segala situasi, serta openness to experience dengan sifat
imajinatif dan mempu menciptakan ide-ide yang cermelang merupakan cerminan dari karakteristik wirausahawan. Big five faktor secara signifikan mempengaruhi intensi
berwirausaha karenakan menggambarkan karakteristik dari seorang wirausaha Digman dan Takemoto-Chock, Peabody dalam Goldberg, 1990. Seluruh
kepribadian tersebut merupakan modal awal seseorang untuk memiliki keinginan berwirausaha..
Menurut Ajzen 2005 bahwa intensi dekat dengan kemunculan perilaku dan intensi dipengaruhi oleh berbagai latarbelakang yang menentukan salahsatunya
kepribadian. Sehingga peneliti merasa tepat jika memilih kepribadian sebagai salah satu faktor penting dalam mempengaruhi intensi berwirasuaha.
Apabila peneliti meneliti dengan beberapa kepribadian selain dari kepribadian big five dan kebutuhan akan prestasi dan kemandirian, dapat dimungkinkan bahwa
hasil penelitian yang dicapai menjadi lebih baik namun pengujian tersebut akan menjadi lebih rumit dan memakan waktu cukup lama sehingga kurat tepat dilakukan.
2.6. Hipotesis Penelitian