Model Intensi berwirausaha Isfaq Ahmed.et.al 2010 Model Intensi berwirausaha Jessica Kennedy.et.al 2003

Kemudian, menurut McCrae Jeff Brice, 2003, trait kepribadian big five oppeness to experience merupakan trait kepribadian dengan karakteristik 1keingintahuan intellectual, 2 kecenderungan mencoba pengalaman baru dan 3menggali ide-ide unik. Seseorang dengan Openness to experience yang tinggi dapat digambarkan sebagai individu dengan karakteristik kreatif, inovatif, imajinatif, reflektif dan tidak mengikuti tradisi. Sedangkan seseorang dengan Openness to experience yang rendah memiliki karakteristik 1 konvensional 2 membatasi ruang geraknya 3 tidak berpikir analitis. McCrae Jeff Brice, 2003 menegaskan bahwa openness to experience secara positif berkorelasi dengan intelejensi khususnya intelejensi yang berhubungan dengan kreativitas, seperti berpikir divergen. Kuatnya hasrat seseorang untuk menjadi wirausahawan didorong oleh karekteristik seseorang untuk menjadi kreatif dan inovatif. Terlebih orang tersebut mampu menciptakan produk baru yang mendukung perkembangan pasar.

2.2.13. Model Intensi berwirausaha Isfaq Ahmed.et.al 2010

Dalam waktu yang demikian sulit, orang terdidik sulit dalam mendapatkan pekerjaan, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Negara. Seperti di Negara Pakisthan, dimana pemerintah kurang memiliki dukungan dalam lahan pekerjaan guna menyerap sumber daya manusianya. Sehingga self-employment dan berwirausaha menjadi pilihan solusi yang baik. Tetapi berwirausaha tidak serta merta berfungsi apabila hanya ditunjang dengan semangat. Sehingga diperlukan adanya sikap sebagai bagian dari kepribadian. Sikap dapat didasari oleh trait kepribadian dan karakteristik demografis dan dapat juga dibentuk melalui pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Isfaq Ahmed.et.al 2010 mengangkat inovatif sebagai trait utama seorang wirausahawan dengan sampel mahasiswa universitas di pakisthan berjumlah 289 dimana 195 laki-laki dan 81 perempuan. Kemudian Isfaq Ahmed.et.al 2010 Menemukan bahwa faktor inovatif, usia, lama pendidikan, pengalaman bisnis dan latar belakang keluarga signifikan mempengaruhi intensi berwirausaha. Taraf signifikan untuk inovatif didapat sebesar 0,0030,05, Usia 0,0310,05, lamanya pendidikan 0,0050,05, pengalaman bisnis 0,0040,05, dan faktor keluarha 0,0050,05. Berikut model intensi berusaha menurut Isfaq Ahmed et.al 2010: Tabel 2.2.13 Model Intensi berwirausaha Isfaq Ahmed et.al 2010 Pendidikan wirausaha Latar belakang keluarga Perbedaan jenis kelamin Intensi Berwirausaha

2.2.14. Model Intensi berwirausaha Jessica Kennedy.et.al 2003

Variabel situasi merupakan variable yang penting dalam proses pembentukan keputusan dalam memulai suatu usaha. Dalam model intensi berwirasuaha, dipaparkan bahwa variable situasi berinteraksi dengan persepsi atau sikap dalam mempengaruhi intensi memulai suatu usaha. Variabel situasi digambarkan sebagai kesempatan dalam hidup dikarenakan ketiadaan pekerjaan dan komitmen terhdap rumah dan keluarga yang mendorong seseorang untuk memperkerjakan diri sendiri dari apda menjadi pekerja kantoran. Ketiadaan kerja membuat seseorang memiliki keinginan untuk memiliki self-employment. Menurut Reynolds ditemukan bahwa yang utama dari nascent entrepreneur adalah karyawan dengan adanya self- employment yang mendorong seseorang untuk memulai suatu bisnis. Sedangkan pada keluarga ditemukan bahwa adanya keseimbangan antara dorongan dari rumah dan keluarga yang menjadikan seorang wanita dituntut untuk berkarir. Wanita kebih mudah dalam memulai suatu bisnis. Sehingga komitmen terhadap keluarga menjadikan seserang memiliki kesempatan untuk memperkerjakan diri mereka self- employment. Berikut skemanya : Self- Employment Situasional variabel Unemployment Home dan Family komitment Intensi berwirausaha

2.2.15. Model Intensi Berwirausaha menurut Goldberg 1990