2.2.12 Model Intensi berwirausaha Jeff Brice,JR 2003
Menurut Sejarah penelitian mengenai trait kepribadian wirausaha memiliki hasil yang tidak mantap. Konsekuensinya, banyak percobaan-percobaan untuk
memisahkan antara potensi kewirausahaan dari yang lainnya melalui dasar-dasar karakteristik psikologis yang dirasa menunjukkan suatu manfaat yang mendasar.
Menurut Gartner keyakinan bahwa wirausaha memiliki karakteristik psikologis telah sejak lama menjadi tradisi penelitian kewirausahaan. Perspektif tersebut dianggap
simbolik dari pengusaha sebagai pribadi yang percaya diri dan dan memilikinjiwa petualang dalam situasi yang kurang menentukan dimsa yang akan datang. The Big
Five Faktor model dari kepribadian dideskripsikan sebagai lima dimensi utama yang berupa kepribadian manusia. Kepribadian manusia digunakan secara luas dalam
psikologi industri sebagai dasar untuk mengukur hubungan anatar sikap, personal- organisasi, dan human resource. Salah satu faktor kepribadian yang terdiri dari Big
Five adalah 1 Entraversion, dengan representasi kecenderungan menjadi seseorang yang mampu bersosialisasi, asertif, dinamik, dan memerintah, 2 Agreeableness,
digambarkan sebagai kecenderungan menjadi ramah, menyenangkan, dan suportif. 3 Conscientiousness terdiri dari dua sub faktor utama, prestasi dan dapat diandalkan 4
Neuroticism, disebut sebagai Emotional Stability merupakan kecenderungan untuk menunjukkan penyesuaian emosi yang kurang stabil 5 Openness to Experience,
dengan sifat-sifat berupa inkuisitif, kreatif, dan independen.
1 Conscientiousness
Barrick dan Mount mendemonstrasikan faktor kepribadian conscientiousness sebagai seseorang yang memiliki orientasi kepada prestasi dan ambisius, sehingga
dianggap sebagai bagian dari orang yang memiliki karakteristik wirausahawan.
2 Agreeableness
Menurut Costa dan McCrae dan Goldberg Agreeableness Jeff Brice,JR, 2003 agreeableness diasosiasikan sebagai orang yang pasif, dependen, dan
tradisional. Menurut Sexton dan Bowman Jeff Brice,JR, 2003, persepsi tradisional tentang wirausahawan adalah menganggap wirausahawan sebagai seseorang yang
berani mengambil resiko. Karena agreeableness kuat dalam memiliki nilai konformitas dan memiliki sifat dependen, maka orang dengan faktor kepribadian ini
mampu dalam berinovatif khususnya dalam hal kewirausahaan dan berkemungkinan memunculkan intensi berwirausaha.
3 Extraversion
Menurut Costa McCrae dan Holland Jeff Brice,JR, 2003 extraversion dianggap sebagai orang yang positif memiliki keinginan berwirausaha dan telah sejak
lama memiliki hubungan kuat dengan kegiatan kewirausahaan. Lebih dari itu, Sehingga berkemungkinan karakteristik tersebut berguna dalam prospektif wirausaha
yang membutuhkan pengembangan network yang mendukung masa depan kewirausahaan.
4 Neuroticism
Menurut Knight dan Schumpeter Jeff Brice,JR, 2003, individu yang memiliki neurotic kurang dalam menunjang kepercayaan diri atau inovasi sebagai
karakteristik wirausahawan. Kenyataannya, penelitian yang dilakukan oleh Judge dan Cable Jeff Brice,JR, 2003 menemukan bahwa orang dengan neurotic tinggi
cenderung menolak budaya inovatif sehingga berlawanan dengan karakteristik seorang wirausahawan..
5 Openness to Experience
Menurut Knigt Jeff Brice,JR, 2003 Openness to Experience merupakan dimensi kepribadian yang menjelaskan tentang kecenderungan kuatnya intensi
berwirausaha. Menurut Costa dan McCrae Jeff Brice,JR, 2003, karakteristik kepribadian dalam dimensi ini seperti keingintahuan, memiliki pendirian, dan
inteligen, berkemungkinan memiliki semangat untuk berwirausaha. Individu yang terbuka memiliki keingintahuan dan keinginan untuk memunculkan ide yang
berlawanan dengan nilai-nilai yang ada. Menurut Goldberg Jeff Brice,JR, 2003 karena individu yang terbuka juga memiliki sifat kemandirian dan nonconform,
mereka seharusnya memiliki kekurangan apabila bekerja pada aturan perusahaan dan karir yang memiliki organisasi tradisional.
Jeff Brice,JR, 2003 dalam penelitiannya tentang pengaruh kepribadian terhadap intensi berwirausaha diketahui menggunakan sampel 315 mahasiswa yang
berasal dari lulusan skolah bisnis dan Master of Business Administration MBA yang bergerang dalam pemasaran, manajemen, dan akutansi. Alat ukur yang digunakand
alam penelitiannya adalah intensi berwirausaha berdasarkan skala keputusan berwirausaha yang diadaptasi berdasarkan teori Chen, Greene, dan Crik dan MMPI
Costa dan MC Crae untuk mengukur kepribadian big fivenya. Sebagai penentunya, faktor demografi dan informasi latar belakang menjadi penentu dalam penelitian yang
dilakukan oleh Jeff Brice,JR. Informasi tersebut berupa usia, jenis kelamin, dan etnik serta kelas.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeff Brice,JR 2003 didapatkan bahwa orang dengan openness to experience dan agreeableness yang tinggi, memiliki intensi
berwirausaha yang kuat dibandingkan dengan dimensi kepribadian yang lain. Meskipun begitu, penelitian ini dapat membantu dalam memberikan informasi untuk
mengembangkan pendidikan kewirausahaan bahwa dimensi kepribadian memiliki hubungan dan potensi perilaku kewirausahaan.
Berikut skema model intensi berwirausaha menurut Jeff Brice,JR, 2003
Agreeableness Extraversion
Neuroticism Openness to Experience
Conscientiousness
Intensi berwirausaha
Kemudian Jeff Brice, JR 2003 R square yang didapat dari penelitiannya menunjukkan bahwa big five memberikan kontribusi sebesar 72 terhadap intensi
berwirausaha.
Kemudian, menurut McCrae Jeff Brice, 2003, trait kepribadian big five oppeness to experience merupakan trait kepribadian dengan karakteristik
1keingintahuan intellectual, 2 kecenderungan mencoba pengalaman baru dan 3menggali ide-ide unik. Seseorang dengan Openness to experience yang tinggi dapat
digambarkan sebagai individu dengan karakteristik kreatif, inovatif, imajinatif, reflektif dan tidak mengikuti tradisi. Sedangkan seseorang dengan Openness to
experience yang rendah memiliki karakteristik 1 konvensional 2 membatasi ruang geraknya 3 tidak berpikir analitis.
McCrae Jeff Brice, 2003 menegaskan bahwa openness to experience secara positif berkorelasi dengan intelejensi khususnya intelejensi yang berhubungan dengan
kreativitas, seperti berpikir divergen. Kuatnya hasrat seseorang untuk menjadi wirausahawan didorong oleh karekteristik seseorang untuk menjadi kreatif dan
inovatif. Terlebih orang tersebut mampu menciptakan produk baru yang mendukung perkembangan pasar.
2.2.13. Model Intensi berwirausaha Isfaq Ahmed.et.al 2010