Locus Of Control Self Efficacy Need for Autonomy

sejak Mcclelland berusaha menghubungkan antara kaum protestan, kebutuhan akan prestasi dan perkembangan ekonomi. Teori motivasi berprestasi McClelland menjadi dorongan utama dalam meningkatkan aktivitas kewirausahaan dalam pengembangan ekonomi sosial. Sehingga Usaha MecClelland sangat berpengaruh. Motivasi berprestasi muncul sebagai karakteristik psikologi dari wirausahawan David Pastrui, 2003.

2.3.3 Locus Of Control

Locus of control didefisnisikan sebagai berikut: “is a concept that describes a person’s perception of responsibility for events in his or her life. More specifically, locus of control refers to whether people tend to locate that responsibility internally, within themselves, or externally, in fate, luck, or chance.” Larsen Buss, 2002 . Menurut Rotter, locus of control merupakan konsep yang menggambarkan persepsi individu dalam merespon peristiwa yang terjadi didalam hidup mereka. Lebih spesifiknya, bahwa locus of control diartikan sebagai seseorang yang melokasikan kemampuan meresponnya dengan internal atau eternal dalam sebuah kesempatan dan keberuntungan Larsen Buss, 2002 .

2.3.4. Self Efficacy

Bandura mendefinisikan self-efficacy sebagai berikut: “at the levels of confidence individuals have in their ability to execute certain courses of action, or achieve specific outcomes” Menurut Bandura, Self-Efficacy dapat didefinisikan sebagai level dari kepercayaan diri individu untuk melakukan suatu aksi atau tindakan yang specific John Lane, Andrew M. Lane Anna Kyprianou, 2004.

2.3.5. Need for Autonomy

Menurut Murray, need for Autonomy adalah kebutuhan untuk menjadi bebas untuk bertindak sesuai dengan keinginan Larsen Buss, 2002. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murray, ia membuat suatu daftar ‘fundamental human needs’ yang masing-masing need dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu ambition needs, need to defend status, needs related to social power, social affection needs, dan needs related to information exchange. Sedangkan autonomy termasuk kedalam needs related to social power LarsenBuss, 2002 . Menurut Murray, orang yang memiliki kebutuhan akan kemandirian tinggi mencerminkan pribadi yang menginginkan kebebasan, melawan paksaan dan hambatan, menghindari kekuasaan orang lain, mandiri, tidak terikat aturan yang mengekang, menolak kelaziman, dan mampu berdiri sendiri dalam membuat keputusan Larsen Buss, 2002. Menurut Hurlock 2002 penelitian-penelitian tentang hubungan keluarga menunjukkan bahwa semua hubungan keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan individu. Segala peristiwa pada masa kanak-kanak dan tahun-tahun kemudian begitu penting dalam menguatkan ataupun mengubah struktur kepribadian yang secara tentative sudak terbentuk pada awal masa kehidupan. Kemudian ketika masa akhir kanak-akanak muncul dan mencapai tahap krisis dalam masa remaja, Menurut Erikson, “identitas diri” berarti perasaan dapat berfungsi sebagai seorang yang tersendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Untuk memperoleh identitas diri, anak harus mempunyai keyakinan bahwa ia harus dapat bertindak mandiri. Sebelum anak memiliki keyakinan ini, ia masih merasa kurang aman. Untuk mengatasi masalah ini, anak mencoba melepaskan diri dari kedekatan orang tua dan mendekatkan diri dengan teman-teman, yang akhirnya keinginan untuk menyendiri muncul pada masa remaja. 2.3.6 Sikap 2.3.6.1 Pengertian Sikap