Data Peningkatan Hasil Belajar Hasil Pretest dan Posttest dilihat dari Rata-Rata Mean, Varian dan

Grafik 4.5 Umpan Balik Terhadap Pembelajaran PBL Adapun penjelasan dari grafik tersebut adalah sebagai berikut: 1 Sekitar 27,8 siswa merespon bahwa fasilitator menjelaskan dengan baik seperti apa proses pembelajaran berbasis masalah PBL yang seharusnya berlangsung. 2 Sekitar 94,4 siswa merespon bahwa fasilitator berusaha agar siswa menjalankan prosedur yang sudah ditetapkan. 3 Sekitar 66,7 siswa merespon bahwa masalah yang diberikan menarik untuk diselesaikan. 4 Sekitar 27,8 siswa merespon bahwa fasilitator membantu saya memahami tujuan pembelajaran dari masalah. 5 Sekitar 66,7 siswa merespon bahwa fasilitator mendorong saya berpartisipasi dalam diskusi kelompok. 6 Sekitar 55,6 siswa merespon bahwa fasilitator memiliki kemampuan untuk menjaga dinamika diskusi. 7 Sekitar 55,6 siswa merespon bahwa umpan balik yang diberikan fasilitator sangat membantu saya. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 Respon Siswa 8 Sekitar 22,2 siswa merespon bahwa fasilitator menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang membantu saya mendapatkan pemahaman.

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

a Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahuo apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Liliefors. Kriteria uji normalitas adalah H diterima jika L hitung L tabel dan jika L hitung L tabel maka H berarti data berasal dari populasi berdistribusi normal, sedangkan jika H ditolak berarti data penelitian berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dari data kelompok kontrol diperoleh L = -0,0463 dan L t = 0,173 dengan taraf sisnifikan 0,05 dan n = 22. Karena L L t maka H o diterima, berarti data berasal dari populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas dapat dilhat pada lampiran. Sedangkan untuk kelas eksperimen diperoleh L = -0,1109 dan L t = 0,200 dengan taraf sisnifikan 0,05 dan n = 18. Karena L L t maka H o diterima, berarti data berasal dari populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas dapat dilhat pada lampiran. Untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok kontrol dan eksperimen disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen A Kelas Jumlah L Hitung L o L Tabel L t Kesimpulan 0,05 Kontrol 22 -0,0463 0,173 H o diterima berdistribusi normal Ekserimen 18 -0,1109 0,200 b Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher. kriteria uji homogenitas adalah H ditolak jika F Hitung F Tabel maka H diterima. Dengan diterimanya H berarti sampel kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah homogen. Uji kesamaan kedua varian sampel atau kelompok perlakuan dilakukan dengan menggunakan Uji Fisher pada taraf signifikan 0,05. Dari hasil perhitungan diperoleh F Hitung = 2,20 dan F Tabel = 2,192,03, karena F Hitung F Tabel maka H diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok atau kelas tersebut bersifat homogen. Secara jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.7 Hasil Pengujian Homogenitas Pretest dan Uji Fisher A Kelas Jumlah F Hitung F Tabel Kesimpulan 0,05 Kontrol 22 2,20 2,19 Homogen Ekserimen 18 2,03 Dari hasil perhitungan diperoleh F Hitung = 1,39 dan F Tabel = 2,192,03 , karena F Hitung F Tabel maka H diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok atau kelas tersebut bersifat homogen. Secara jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.8 Hasil Pengujian Homogenitas Postest dengan Uji Fisher A Kelas Jumlah F Hitung F Tabel Kesimpulan 0,05 Kontrol 22 1,39 2,19 Homogen Ekserimen 18 2,03 c Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji persyaratan analisis data berupa uji normalitas dan homogenitas, diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan homogen. Sehingga pengujian dapat diteruskan pada analisis data selanjutnya yaitu uji “t” untuk mengetahui sejauh mana perbedaan hasil belajar siswa. Kriteria pengujjian hipotesis sebagai berikut: H diterima, jika t Hitung t Tabel H ditolak, jika t Hitung t Tabel Dari hasil perhitungan didapat nilai t Hitung sebesar 1,65. Untuk nilai pretest dan t Hitung sebesar 4,54 untuk nilai posttest. Sedangkan nilai t Tabel pada taraf signifikan 0,05 dan dk = n1 + n2 - 2, maka dk = 38 diperoleh nilai t Tabel = 2,02 Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.9 Uji Hipotesis Skor Pretest dan Postest Nilai dk t Hitung t Tabel Kesimpulan Pretest 38 1,65 2,02 H Diterima Posttest 38 4,54 2,02 H Ditolak Dengan demikian dapat didinterprestasikan bahwa pada hasil perhitungan data pretest tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen karena t Hitung t Tabel 2,02 sehingga H diterima, namun setelah diberikan perlakuan kepada kelas eksperimen terlihat perbedaan hasil belajar yang sangat signifikan dan didapat nilai t Hitung t Tabel 4,54 2,02 sehingga H ditolak.

C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian

Penelitian membuktikan bahwa model pembelajaran berbasis masalah PBL tidak terdapat perubahan hasil belajar siswa antara pretest dan posttest baik pada kelas kontrol maupun eksperimen. Pada tabel 4.6 mengenai Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen diketahui bahwa rata- rata nilai kemampuan awal siswa yang diperoleh dari hasil Pretest untuk kelas kontrol dan eksperimen relatif sama, populasi berdistribusi normal, dan homogen. Demikian juga hasil pengujian perbedaan dua rata-rata dengan nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen yang menunjukkan tidak adanya perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan yang relatif sama karena kelas tersebut tidak dikelompokkan secara khusus. Dari hasil data diperoleh temuan yaitu bahwa diperoleh rata-rata posttest nilai kelas eksperimen tidak berbeda jauh dengan pembelajaran konvensional yaitu 70,77 untuk rata-rata kelas kontrol dan 79,94 untuk rata-rata kelas eksperimen. Selanjutnya dalam proses pembelajaran berbasis masalah PBL tidak dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Fiqih siswa. Karena dalam hasil perolehan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda jauh hasil perolehannya. Dapat dilihat pada tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Sisiwa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah PBL tidak terdapat pengaruh dalam hasil belajar Pendidikan Agama Islam PAI. “Pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada peserta didik dalam kondisi dunia nyata.” 1 “Salah satu metode yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan learner centered dan yang memberdayakan pemelajar adalah metode Problem Based Learning PBL.” 2 Oleh karena itu pendekatan model pembelajaran berbasis masalah PBL ini bersumber dari dimensi kreatif seseorang. Dan banyak terungkap bahwa setiap individu memiliki potensi kreatif yang begitu besar dalam dirinya. Tan, Wee dan Kek menyatakan sebagaimana dikutip oleh M. Taufiq Amir bahwa: “Ciri-ciri pembelajaran PBL dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, pemelajar secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan melaporkan ma salah. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi.” 3 Dengan demikian, dalam proses pembelajaran berlangsung pendidik harus memberikan penekanan pada pemelajar, bahwa mereka harus bekerja secara kelompok. Karena dalam menjalankan proses pembelajaran berbasis masalah 1 H. Martinis, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: GP Press Jakarta, 2011, hal. 146 2 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, Jakarta: Kencana, 2009, cet ke- 1, hal. 12 3 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan ,… hal. 12 PBL tidak bisa mengandalkan pendidik yang cakap, kerja sama dan kesiapan dari pemelajar juga menjadi salah satu faktor. Oleh karena itu, sebelum proses pembelajaran berbasis masalah PBL itu dimulai, mereka harus diberi pengertian, kesulitan-kesulitan yang mungkin mereka alami, mereka harus menjadi lebih indenpenden dalam merumuskan, memecahkan masalah, mencari sumber belajar dan seterusnya. Selama proses penelitian berlangsung diperoleh beberapa informasi bahwa pembelajaran berbasis masalah PBL ini membuat pemelajar terlihat lebih aktif pada saat diskusi berlangsung, tanya jawab antar peserta didik. Mereka diberi kesempatan bukan hanya mengikuti kegiatan belajar mengajar pada umumnya akan tetapi mereka juga saling bekerja sama untuk membantu mengajarkan temannya satu sama lain sehingga terjadi transfer ilmu pengetahuan Transfer of knowledge, keterampilan dan sikap yang dimiliki. Dari hasil yang diperoleh dengan data-data yang ada dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah PBL tidak terdapat pengaruh dalam hasil belajar Pendidikan Agama Islam PAI. 59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Selama penelitian ini belangsung di kelas eksperimen, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran berbasis masalah PBL cocok diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam PAI, karena para siswa berpendapat bahwa pembelajaran berbasis maslah PBL ini sangat membantu mereka dalam memahami suatu bahan ajar atau materi, selain itu pembelajaran berbasis masalah PBL juga melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya, tanya jawab antar peserta didik, mampu bersikap profesional dalam memecahkan masalah, dan saling bekerja sama, serta mampu mengambil keputusan yang tepat. 2. Dalam lembar angket yang diberikan maka diperoleh presentase tentang respon siswa mengenai umpan balik siswa atas fasilitator pelaksanaan proses pembelajaran berbasis masalah PBL sekitar 66,7 siswa merespon bahwa masalah yang diberikan menarik untuk diselesaikan. 3. Dari hasil yang diperoleh dengan data-data yang ada dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah PBL tidak terdapat pengaruh dalam hasil belajar Pendidikan Agama Islam PAI. Karena nilai rata-rata dari kelas kontrol tidak berbeda jauh dengan kelas eksperimen. yaitu 70,77 untuk rata-rata kelas kontrol dan 79,94 untuk rata-rata kelas eksperimen.