Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian
yang digunakan situasi- situasi dalam kehidupan nyata.”
11
Dengan demikian, pembelajaran ini menuntut siswa untuk memilah mana-mana informasi atau pengetahuan yang mereka
inginkan sesuai dengan keinginan peserta didik. b Ciri-ciri belajar sebagimana dikatakan Young didalam buku H.
Martinis Yamin, yaitu: 1 Materi tersebut disesuaikan untuk mengatasi masalah-
masalah atau soal-soal yang biasa dihadapi dalam kehidupan nyata.
2 Peserta didik memilah informasi atau pengetahuan mana yang mereka inginkan.
12
3 Pembelajaran Berbasis Kasus
Smith dan Reagan menyatakan sebagaimana dikutip oleh H. Martinis Yamin bahwa: Pembelajaran berbasis kasus hampir sama
dengan pembelajaran dengan menggunakan metode studi kasus, bedanya peserta didik adalah orang yang memiliki masalah atau
problem bukan orang lain seperti dalam studi kasus. Untuk memecahkan masalah tersebut, peserta didik memilih beberapa
teori atau prinsip lalu menggunakannya untuk memecahkan masalah.
13
Dengan demikian, pembelajaran ini biasanya digunakan apabila ada suatu masalah yang sukar untuk dicari permasalahannya.
Menuntut peserta didik untuk mencari beberapa teori atau prinsip untuk memecahkan masalah kasus tersebut juga dituangkan dalam
bentuk tulisan yang berisi informasi tentang kasus yang ingin dipecahkan
agar peserta didik
mudah untuk mengikuti
perkembangan kasus tersebut.
11
H. Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran ,…. hal. 22
12
H. Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran ,…. hal. 22
13
H. Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran,.... hal. 23
4 Magang Kognitif
a “Istilah ini merujuk pada proses yang digunakan seorang
pelajar untuk secara bertahap memperoleh keahlian melalui interaksi dengan pakar, apakah orang dewasa atau teman yang
lebih tua atau lebih maju.”
14
Dengan demikian, menuntut peserta didik untuk melihat dan mendengarkan para ahli yang
memiliki kemampuan kognitif yang sedang didemonstrasikan. b
“Para ahli teori konstruktivis menyarankan agar guru mengalihkan model pengajaran dan pembelajaran yang
berlangsung lama dan sangat efektif ini ke kegiatan sehari-hari diruang kelas, dengan melibatkan siswa dalam tugas-tugas yang
rumit maupun membantu mereka melalui tugas- tugas ini.”
15
5 Pembelajaran Kolaboratif
a Robleyer, Edwars, dan Havriluk menyatakan sebagaimana dikutip oleh H. Martinis Yamin bahwa: “Pembelajaran
kolaboratif atau sering juga disebut pembelajaran kooperatif banyak digunakan dalam pendekatan-pendekatan konstruktif
dalam belajar.”
16
b “Pembelajaran kolaboratif atau kooperatif yakni pembelajaran
yang terjadi ketika murid bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam belajar. Kelompok belajar ini
bervariasi ukurannya, meskipun biasanya terdiri dari empat orang.”
17
Dengan demikian, pembelajaran ini siswa diajak untuk bekerja sama
dengan kelompok-kelompoknya
untuk mencari
14
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Jakarta: PT Indeks, 2009, hal. 7
15
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik ,…. hal. 7
16
H. Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: GP Press Jakarta, 2011, hal. 25
17
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, Jakarta: Kencana, 2010, cet ke-3 hal. 397
pemahaman, makna, solusi dari pembelajaran yang sedang dipelajarinya. Karena pembelajaran ini didasarkan pada model,
bahwa pengetahuan dapat dibuat dalam populasi dimana anggota aktif berinteraksi dengan berbagai pengalaman dan
mengambil asimetris peran.
6 Pembelajaran Penemuan
“Pembelajaran penemuan discovery learning adalah komponen penting pendekatan konstruktivis modern yang mempunyai sejarah
panjang dalam inovasi pendidikan.”
18
Bergstrom, O’Brien dan Wilcox menyatakan sebagaimana dikutip oleh Robert E. Slavin bahwa: Siswa didorong untuk terutama
belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip,
dan guru
mendorong siswa
mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip-prinsip bagi diri sendiri.
19
Dengan demikian, pembelajaran penemuan ini menuntut siswa untuk
mengkaji, mencari dan menemukan informasi secara mandiri terhadap suatu permasalahan yang timbul terkait dengan materi
pelajaran.
7 Permainan Epistemik
“Permainan epistemik adalah satu formulasi belajar struktur masyarakat untuk menciptakan pengetahuan. Aturan-aturan
permainan dapat mengambarkan perdefinisian pola budaya. Kerjasama yang dilakukan untuk menghasilkan pola-pola budaya
18
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Jakarta: PT Indeks, 2009, hal. 10
19
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik ,…. hal. 10