Jalur Tambahan Landas Kontinen

negara tertentu batas 12 mil ini merupakan perluasan laut teritorialnya, sedangkan untuk beberapa negara lainnya hal ini diartikan sebagai kegagalan Konvensi untuk mengesahkan tuntutan mereka yang lebih luas lagi. Belanda termasuk ke dalam kelompok pertama, dan peraturan perundang-undangan yang memperluas laut teritorialnya hingga 12 mil telah disahkan dan mulai berlaku pada tahun 1985. Lebih jauh lagi, lebar laut teritorial 12 mil ini mengakibatkan beberapa selat yang menurut hukum laut klasik termasuk ke dalam pengaturan laut lepas, kini tunduk pada pengaturan laut teritorial; kebebasan berlayar yang dahulu dinikmati di laut lepas kini tidak diperoleh lagi di selat-selat tersebut. Mengenai hal ini Konvensi mencantumkan beberapa ketentuan khusus untuk selat-selat tertentu, di mana hak lintas damai dianggap tidak mencukupi lagi. Akhirnya Konvensi memuat ketentuan-ketentuan untuk penetapan batas laut teritorial antara negara-negara yang pantainya berhadapan dan berdampingan, apabila tidak ada persetujuan yang menyatakan sebaliknya, tidak satu negara pun yang berhak untuk menetapkan batas laut teritorialnya melebihi garis tengah, yaitu garis yang titik-titiknya sama jarak dari titik-titik terdekat pada garis-garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial masing-masing negara seperti yang diatur dalam pasal 15 UNCLOS. †††††

3. Jalur Tambahan

Pasal 33 menegaskan jalur yang lebarnya tidak melebihi 24 mil dari garis- garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut teritorial, negara pantai dapat melakukkan tindakan untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan pada wilayahnya atau pada laut teritorialnya dan Albert W. Koers, Op.cit. hlm. 6. ††††† Ibid. sekaligus juga dapat menerapkan hukumnya, maka lebar laut jalur tambahan ini juga telah diperluas apabila dibandingkan dengan lebar jalur tambahan menurut hukum laut klasik. ‡‡‡‡‡ a Mencegah pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan masalah bea-cukai, fiskal, imigrasi, atau sanitasi yang dilakukkan dalam wilayah atau laut teritorialnya; Pasal 33 ayat 1 dan 2 Konvensi secara umum menyatakan, bahwa zona tambahan adalah suatu zona perairan yang berbatasan dengan laut teritorial yang lebar maksimumnya adalah 24 dua puluh empat mil laut diukur dari garis pangkal darimana laut teritorial itu diukur. Pada zona tambahan, negara pantai dapat melaksanakan pengawasan yang dibutuhkan untuk : b Menghukum pelaku pelanggaran atas peraturan perundang-undangan tersebut di atas yang dilakukan di dalam wilayah atau laut teritorialnya. §§§§§

4. Landas Kontinen

Pasal 76 UNCLOS menyatakan Landas Kontinen adalah daerah dasar laut dan tanah di bawahnya yang berada di luar laut teritorial yang merupakan kelanjutan alamiah dari daratan sampai ke batas terluar tepian kontinen continental margin atau sampai jarak 200 mil laut diukur dari garis pangkal yang digunakan untuk mengukur lebar laut tertorial apabila sisi terluar tepian kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Menurut Konvensi Jenewa 1958 tentang Landas Kontinen di mana batas terluar landas kontinen sampai kedalaman 200 meter dan kriteria eksploitabilitas, digantikan oleh kriteria geologis batas terluar tepian kontinen serta kriteria jarak batas 200 mil. Pasal 76 merupakan pencerminan dari kompromi antara negara-negara pantai yang memiliki landas ‡‡‡‡‡ Albert W. Koers, Op.cit. hlm. 7. §§§§§ I Wayan Parthiana, Hukum Laut Internasional dan Hukum Laut Indonesia, Yrama Widya, Bandung. hlm. 88. kontinen luas seperti Canada yang mendasarkan pada kriteria eksploitabilitas sebagaimana termuat dalam Konvensi Jenewa 1958 dan tetap mempertahankan posisi bahwa mereka memiliki hak-haknya di seluruh landas kontinennya, dengan negara-negara yang menginginkan kawasan internasional seluas mungkin. Konvensi juga menetapkan ketentuan-ketentuan mengenai penetapan batas landas kontinen antara negara-negara yang pantainya berbatasan atau berhadapan. Ketentuan dalam pasal 83 UNCLOS ini identik dengan ketentuan mengenai hal yang sama di zona ekonomi eksklusif. Ketentuan lainnya yang identik adalah ketentuan dalam pasal 121 UNCLOS yaitu mengenai pulau yang tidak mendukung adanya kehidupan manusia atau kehidupan perekonomian yang tidak dapat memiliki landas kontinennya sendiri. ††††††

5. Kepulauan