Mahkamah Internasional untuk Hukum Laut

fakta-fakta yang menimbulkan perselisihan tersebut. Findings dari Arbitrase Khusus dapat dipandang mengakhiri perselisihan, kecuali kalau pihak-pihak bersangkutan berpendapat lain. h. Apabila dikehendaki oleh pihak-pihak berselisih, Arbitrase Khusus dapat menyusun suatu rekomendasi, yang tidak memiliki kekuatan yang mengikat, akan tetapi dapat menjadi dasar dari peninjauan kembali oleh pihak-pihak bersangkutan tentang masalah yang menimbulkan perselisihan. †††

3. Mahkamah Internasional untuk Hukum Laut

International Court of Justice ICJ atau yang lebih dikenal dengan Pengadilan Dunia world court merupakan badan peradilan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB yang memiliki tempat kedudukan di Den Haag didirikan tahun 1945 berdasarkan Piagam PBB. Hal yang penting dalam sistem PBB adalah meletakkan ICJ sebagai organ utama dalam system PBB sesuai dengan Pasal 7 Piagam PBB. Pasal 92 Piagam ini menentukkan: The International Court of Justice shall be the principle judicial organ of the United Nations. It shall function in accordance with the annexed Statue, hich is base upon the Statue of the Permanent Court of International Justice and forms an integral part of the present Charter. Berdasarkan ketentuan tersebut maka ada tiga hal yang diatur, yaitu : 1. Mahkamah Internasional adalah merupakan bagian yang integral dalam system PBB. Hal tersebut tidak ada pada PCIJ dalam rangka LBB. PCIJ walaupun sangat erat hubungannya dengan LBB, tetapi menurut konvenen LBB, PCIJ merupakan badan di luar LBB. ††† Ibid. Pasal 4 Annex VIII. 2. Kedua, semua anggota PBB ipso facto menjadi pihak ICJ hal ini tidak ada dalam PCIJ. 3. Ketiga, dalam hal pelaksanaan keputusan, berdasarkan Pasal 94 1. Setiap anggota PBB mematuhi keputusan ICJ dalam perkara apa pun di mana anggota tersebut menjadi salah satu pihak. ‡‡‡ Organ peradilan utama PBB ini mulai bekerja tahun 1946 sebagai successor dari Permanent Court of International Justice. Yurisdiksi yang dimiliki Mahkamah Internasional yang diatur dalam Piagam PBB, antara lain : 1. untuk memutus sengketa contentious issues sesuai dengan hukum internasioal permasalahan-permasalahan hukum yang diajukan oleh negara-negara ; 2. memberikan advisory opinions dalam hal permasalahan-permasalahan yang berkenaan hukum yang diajukan oleh negara atau pihak lain e.g. individu, negara bagian, Non-Governmental Organizations NGOs, organ-organ PBB melalui rekomendasi dari Dewan Keamanan dan diputus dalam Majelis Umum PBB. Statuta dari Mahkamah Internasional Hukum laut terdapat di dalam Annex VI UNCLOS 1982 dengan ketentuan-ketentuan tentang organisasi, kompetensi dan prosedur serta termasuk Kamar Perselisihan Dasar Laut Sea-Bed Disputes Chamber. Adapun Tribunal Internasional ini meliputi : a. Komposisi, penunjukan dan pemilihan . Mahkamah berkedudukan di Hamburg, Republik Federasi Jerman dan terdiri dari 21 anggota independen independent member yang dipilih dari orang- orang yang bereputasi atas kejujuran dan integritasnya dan memiliki kernampuan ‡‡‡ Sri Setianingsi Suwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Jakarta : Universitas Indonesia UI-Press, 2006. hlm. 63-64 dalam hukum laut. Termasuk sekurang-kurangnya tiga anggota dari kelompok utama geografi yang ditentukan oleh Majelis Umum PBB. Tidak diperkenankan dua orang anggota Mahkamah yang merupakan warga negara dari negara yang sama. Sekurang-kurangnya tiga bulan sebelum tanggal pemilihan Sekretaris Jenderal PBB mengundang negara-negara anggota untuk mengajukan penunjukannya untuk anggota Mahkamah dalam jangka waktu dua bulan. Pemilihan pertama dilakukan di dalam enam bulan setelah berlakunya konvensi ini. b. Masa kerja Anggota-anggota dari Mahkamah dipilih untuk sembilan tahun dan dapat dipilih kembali. §§§ c. Anggota-anggota Mahkamah tidak diperkenankan melaksanakan fungsi-fungsi politik atau administratif, atau secara aktif sedang menjalankan usaha atau mempunyai kepentingan keuangan dalam suatu perusahaan tertentu tentang eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber laut, dasar laut, atau penggunaan komersiil dari dasar laut. Anggota-anggota Mahkamah tidak diperbolehkan bertindak sebagal agen, penasehat atau pengacara dan di dalam melaksanakan tugas Mahkamah diberikan kekebalan diplomatik. Mahkamah akan memilih Ketua President, Wakil Ketua Vice president untuk tiga tahun serta dapat dipilih kembali. Mahkamah akan menunjuk Registrar beserta staff yang diperlukan. Quorum Diperlukan quorum dari sebelas orang anggota untuk membentuk Mahkamah. §§§ Ibid. Pasal 5 Annex VIII. Ibid. Pasal 5,7,10 dan 12 Annex VI. Semua perselisihan dan permohonan-permohonan yang diajukan kepada Mahkamah akan didengar dan diputuskan oleh Mahkamah, kecuali untuk masalah-masalah yang ditangani oleh Kamar Perselisihan Dasar Laut atau oleh Kamar Khusus Special Chambers. d. Kamar khusus Mahkamah dapat membentuk Kamar-kamar Khusus yang terdiri dari tiga atau lebih dari anggota-anggotanya yang dipilih, apabila dipandang perlu untuk menangani perselisihan-perselisihan khusus. atas permintaan pihak-pihak berkepentingan guna menangani perselisihan-perselisihan khusus dan keputusan dari Kamar-kamar Khusus akan dipertimbangkan oleh Mahkamah. †††† Mahkamah akan menentukan aturan-aturan untuk melaksanakan fungsinya dan menetapkan aturan-aturan pelaksanaannya. ‡‡‡‡ Setiap pihak yang berselisih di depan Mahkamah dapat memilih seseorang untuk berpartisipasi sebagai anggota Mahkamah, dengan hak partisipasi di dalam keputusan dengan kualitas penuh, apabila seseorang dari kebangsaan pihak yang berselisih belum lagi menjadi anggota Mahkamah. §§§§ Pengeluaran-pengeluaran dari Mahkamah akan dipikul oleh negara-negara yang merupakan pihak-pihak yang berselisih dan Otorita Dasar Laut Internasional, menurut ketentuan-ketentuan yang akan ditentukan oleh negara-negara tersebut. e. Kompetensi Mengenai kompetensi Mahkamah, ditentukan bahwa Mahkamah terbuka untuk negara-negara anggota konvensi dan badan-badan lainnya yang bukan †††† Ibid. Pasal 13 Annex VI. ‡‡‡‡ Ibid. Pasal 15 Annex VI. §§§§ Ibid. Pasal 16 Annex VI. Ibid. Pasal 17 Annex VI. negara, Yurisdiksi Mahkamah meliputi semua perselisihan dan permohonan- permohonan yang diajukan kepadanya menurut ketentuan-ketentuan konvensi serta semua hal yang ditetapkan di dalam persetujuan lainnya yang memberikan yurisdiksi kepada Mahkamah. ††††† f. Dengan persetujuan pihak-pihak bersangkutan perselisihan tentang interpretasi atau penerapan dari perjanjian-perjanjian internasional Iainnya tentang masalah-masalah hukum laut dapat diajukan kepada Mahkamah. Mengenai hukum yang akan diterapkan, Mahkamah akan memutuskan semua perselisihan dan permohonan menurut ketentuan pasal 293 UNCLOS 1982, yaitu menerapkan ketentuan-ketentuan konvensi dan aturan hukum internasional lainnya yang sesuai dengan konvensi. Prosedur Mengenai prosedur, perselisihan dapat diajukan dengan nota tentang persetujuan khusus special agreement atau dengan permohonan tertulis. Mahkamah dapat menetapkan upaya-upaya sementara untuk menjaga hak-hak dari pihak-pihak atau mencegah kerusakan serius terhadap lingkungan maritim. Hearing atas kasus terbuka untuk umum, kecuali Mahkamah memutuskan lain atau pihak-pihak meminta tidak terbuka untuk umum. Tidak hadirnya pihak-pihak yang berselisih atau kegagalannya untuk mempertahankan kasusnya, tidak menjadi halangan bagi pemeriksaan kasus tersebut. g. Keputusan berdasarkan suara terbanyak Keputusan Mahkamah diambil berdasarkan suara terbanyak dari anggota- anggota Mahkamah yang hadir, dengan ketentuan bahwa Ketua Mahkamah dapat memberikan suara penentu dalam hal terdapat suara sama banyak. ‡‡‡‡‡ ††††† Ibid. Pasal 19 Annex VI. ‡‡‡‡‡ Ibid. Pasal 20, 21, 22 dan 23 Annex VI. Keputusan menyebutkan alasan-alasan yang menjadi dasar keputusan tersebut dan setiap anggota berhak memberikan pendapat tersendiri. Mahkamah dapat memutus atas permohonan dari negara peserta konvensi lainnya, untuk diizinkan sebagai pihak tambahan dalam kasus tersebut, di mana negara tersebut mempunyai kepentingan hukum. Dalam hal ini keputusan Mahkamah akan mengikat negara tersebut mengenai masalah di mana negara tersebut turut sebagai pihak yang tersangkut. Setiap negara peserta konvensi atau perjanjian internasional mempunyai hak untuk turut sebagai pihak yang berkepentingan, dalam hal Mahkamah mengadakan suatu interpretasi atau penerapan dari konvensi atau suatu perjanjian dan dalam hal tersebut, interpretasi dari Mahkamah akan mengikat terhadap negara tersebut. Keputusan Mahkamah merupakan keputusan terakhir dan semua pihak yang berselisih seyogyanya mentaatinya. Keputusan hanya mengikat pihak- pihak mengenai perselisihan tertentu tersebut. h. Amandemen terhadap statuta mahkamah Amandemen terhadap statuta Mahkamah dapat dilaksanakan menurut “simplified procedure” untuk amandemen konvensi §§§§§ †††††† ‡‡‡‡‡‡ atau melalui konsensus pada konferensi yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan konvensi. Amandemen atas Kamar Sengketa Dasar Laut harus mengikuti prosedur untuk amandemen ketentuan-ketentuan tentang dasar laut dan konvensi. Mahkamah dapat mengusulkan amandemen. Negara peserta UNCLOS 1982 dapat membawa perselisihan mereka ke Mahkamah Internasional. Namun untuk organisasi internasional yang menjadi §§§§§ Ibid. Pasal 29, 30, 31, 32 dan 33 Annex VI. Ibid. Pasal 41 Annex VI. †††††† Ibid. Pasal 313 Annex VI. ‡‡‡‡‡‡ Ibid. Pasal 35-40 Annex VI. pihak pada Konvensi tidak dapat memilih Mahkamah Internasional karena menurut Statutanya, Mahkamah hanya memiliki jurisdiksi untuk mengadili negara. Pasal 34 ayat 1 Statuta secara kategoris menyatakan “hanya negara-negara yang boleh menjadi pihak dalam perkara-perkara di muka Mahkamah Internasional.” Negara-negara pihak pada waktu menandatangani, meratifikasi, atau menerima Konvensi, atau pada waktu kapan saja, melalui suatu deklarasi dapat memilih badan-badan peradilan di atas untuk mengadili sengketanya. Jika tidak ada deklarasi dimaksud maka negara pihak tersebut dianggap memilih Arbitrasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Pengaturan atas eksploitasi sumber daya perikanan di wilayah laut ZEE oleh kapal asing menurut hukum internasional harus ditinjau terlebih dahulu mengenai zona wilayah atau batas-batas zona maritim suatu wilayah dan sumber daya alam yang terkandung dalam eksploitasi tersebut. Adapun zona wilayah atau batas-batas zona maritim itu meliputi perairan pedalaman laut territorial, jalur tambahan, landas kontinen, kepulauan, laut lepas, dasar samudera dalam dan zona ekonomi eksklusif. Berdasarkan tinjauan tersebut maka aturan hukum terhadap kapal asing yang melakukan eksploitasi sumber daya perikanan di wilayah laut ZEE penegakannya dikaitkan dengan hak lintas damai menurut hukum internasional yang meliputi hak lintas damai menurut Konvensi Hukum Laut Jenewa 1958 dan hak lintas damai menurut Konvensi Hukum Laut PBB 1982. 2. Pengaturan atas eksploitasi sumber daya perikanan di wilayah laut ZEE oleh kapal asing menurut hukum nasioal harus ditinjau terlebih dahulu mengenai jenis eksploitasi sumber daya perikanan yang dilakukan di wilayah ZEE tersebut. Terhadap kapal asing yang melakukan eksploitasi tersebut penegakannya didasarkan pada hak lintas damai kapal asing di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang No.4Prp.1960 tentang Perairan Indonesia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1962 tentang Lalu Lintas