Hak Lintas Damai bagi Kapal Semua Negara di Laut Teritorial dan

tersebut, negara pantai yang bersangkutan dapat meminta kepada kapal perang asing tersebut, itu untuk meninggalkan laut teritorialnya. Ketentuan Pasal 23 itu mengandung makna bahwa negara pantai diperkenankan membuat dan memberlakukan peraturan perundang-undangannya, berkenaan dengan hak lintas damai yang dinikmati kapal-kapal perang asing di laut teritorialnya. ††††††††††††††

2. Hak Lintas Damai Menurut Konvensi Hukum Laut PBB 1982

Paparan mengenai hak lintas damai dalam Konvensi Hukum Laut Jenewa 1958 di atas, memang sudah dapat dikatakan sesuai dengan perkembangan zaman, namun pada abad ke-21 hak lintas damai dalam Konvensi ini sudah banyak yang tidak sesuai lagi atau ketinggalan zaman. Atas dasar itu, dapat dipahami bahwa pengaturan hak lintas damai dalam Konvensi Hukum Laut PBB 1982 lebih rinci dan setidak-tidaknya lebih sesuai dengan perkembangan zaman. Pengaturan tentang hak lintas damai dalam Konvensi ini dapat dijumpai dalam Bagian 3 dari pasal 17 sampai dengan pasal 32, yang terbagi menjadi tiga sub-bagian, yakni :

a. Hak Lintas Damai bagi Kapal Semua Negara di Laut Teritorial dan

atau Perairan Pedalaman Pasal 17 Konvensi Hukum Laut PBB 1982 yang isi, jiwa, dan semangatnya dengan Pasal 14 ayat 1 Konvensi Hukum Laut Jenewa 1958 menyatakan bahwa kapal semua negara, baik berpantai maupun tak berpantai menikmati hak lintas damai melalui laut teritorial, dengan tunduk pada ketentuan Konvensi ketentuan ini sudah tampak jelas sehingga tidak perlu dibahas secara panjang lebar. †††††††††††††† Ibid. hlm. 105. Selanjutnya, Pasal 18 ayat 1 menegaskan tentang pengertian “lintas” passage yakni : ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡ Pelayaran melalui laut teritorial untuk tujuan : a. Melintasi laut teritorial tanpa memasuki perairan pedalaman ataupun tanpa singgah di tempat kapal berlabuh di tengah laut roadstead ataupun fasilitas pelabuhan di luar perairan pedalaman; b. Melintasi laut teritorial; 1 Menuju ke perairan pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut roadstead atau fasilitas pelabuhan di luar laut pedalaman, atau 2 Melintasi laut teritorial dalam pelayaran dari laut pedalaman ataupun dari tempat berlabuh di tengah laut atau dari fasilitas pelabuhan di luar laut pedalaman. Ketentuan ini secara tegas mengakui hak lintas damai bagi kapal asing di laut teritorial dari perairan pedalaman. Bahwa kapal asing itu ada yang hanya berlayar di laut teritorial saja, ada pula yang berlayar di laut teritorial dengan tujuan ke suatu pelabuhan di perairan pedalaman, atau untuk tujuan berlabuh di tempat berlabuh di tengah laut roadstead, atau juga untuk keperluan tertentu di fasilitas pelabuhan di luar laut pedalaman masih dalam area laut teritorial. Selama dalam pelayaran berdasarkan hak lintas damai, kapal asing itu harus berlayar terus menerus, langsung serta dalam tempo yang secepat mungkin. Ini berarti, bahwa kapal itu tidak boleh berhenti ataupun melakukan tindakan- tindakan lain, seperti membuang jangkar atau sauh tanpa suatu alasan yang jelas. Meskipun demikian, berhenti ataupun membuang jangkar atau sauh dapat dibenarkan, sepanjang memang ada alasan yang kuat untuk itu. Demikian ditegaskan dalam Pasal 18 ayat 2. §§§§§§§§§§§§§§

b. Perbuatan Kapal Asing yang Merugikan Kedamaian, Ketertiban atau