Penegakan Hukum dalam Hukum Internasional Ketentuan hukum Internasional.

Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu kepastian hukum dalam melakukan penegakan hukum terhadap aturan kelautan nasional terutama mengenai instansi yang berwenang dalam bidangnya masing-masing seperti masalah keamanan, keselamatan laut, perizinan dsb.

2. Tanggung Jawab Oleh Hukum Internasional

Selain penegakan hukum laut yang dilakukan menurut hukum nasional Negara Indonesia seperti yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa penegakan hukum laut yang dilakukan menurut Hukum Internasional, yaitu :

a. Penegakan Hukum dalam Hukum Internasional

Konvensi Hukum Laut 1982 mengatur bahwa jika terjadi pelanggaran, maka sifat yuridiksi negara pantai akan tergantung pada situasi dan kondisi pelanggaran yang terjadi. Negara pantai dapat melakukkan tuntutan di muka pengadilan nasionalnya atas pelanggaran ketentuan nasional atau ketentuan internasional jika kapal tersebut singgah disalah satu pelabuhan negara pantai tersebut dengan sukarela. ††††††††††††††††††††††††† Jika negara bendera menolak untuk melaksanakan penegakan hukum berdasarkan hukumnya sendiri terhadap kapal yang berlayar di bawah Bagi kapal yang berlayar di Zona Ekonomi Eksklusif ZEE, negara pantai mempunyai hak untuk meminta informasi tertentu, melakukkan pemeriksaan fisik kapal, serta dalam keadaan khusus dan terbatas juga berhak untuk mengajukkannya ke pengadilan. Hak-hak negara pantai ini juga berlaku pada zona tambahan dalam hal terjadi pelanggaran ketentuan kesehatan. ††††††††††††††††††††††††† Suhaidi, Op cit, hlm 231. benderanya, maka hak penuntutan negara pantai dapat berlaku terhadap pelanggaran yang terjadi dimana saja. ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

b. Ketentuan hukum Internasional.

Selain hak-hak dan wewenangan yang bersumber pada kedaulatan negara, maka berdasarkan ketentuan Hukum Internasional baik ketentuan Hukum Internasional yang berupa “conventional lawtreaty” maupun kebiasaan- kebiasaan internasional danatau prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa negara yang beradab, maka negara sebagai subjek hukum internasional adalah pendukung hak dan kewajiban hukum yang tertentu dapat juga dimilki negara sepeti halnya hak berdaulat dan yurisdiksi tertentu yang dimiliki negara pantai pada zona-zona tertentu dilaut atau objek-objek tertentu di laut. Dari pengertian sebagaimana disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum adalah merupakan usaha atau kegiatan negara berdasarkan kedaulatan negara atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Hukum Internasional agar segala segala aturan yang berlaku, baik aturan hukum nasional negara itu sendiri maupun aturan Hukum internasional, dapat diindahkan oleh setiap orang danatau badan-badan hukum, bahkan negara- negara lain, dalam rangka memenuhi kepentingannya namun tidak sampai mengganggu kepentingan pihak lain. Kalau kita hubungkan masalah penegakan hukum ini ketentuan-ketentuan penegakan hukum ZEE berdasarkan pada Konvensi Hukum Laut yang baru, maka secara garis besarnya dapat diperincikan sebagai berikut : ‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡ Ibid, hlm. 232. a. The coastal State may, in the exerciase if its sovereign rights to explore, exploit, conserve and manage the living resources in the ZEE, take such resources, including boarding, inspection, arrest and judicial proceedings, as may necessary to ensure compliance with the laws and regulations adopted by it in conformity with this convention. Maksudnya, dalam melaksanakan hak kedaulatannya untuk mengekplorasi, melestarikan dan mengelola sumber daya alam hayati di ZEE, negara pantai dapat mengambil tindakan-tindakan seperti menaiki kapal, menginspeksi, menahan dan melakukan, penuntutan hukum sesuai kebutuhan untuk menegakkan hukum negaranya dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan daripada konvensi, dalam ayat 1. b. Arrested vessels and their crews shall be promotly released upon the posting of reasonable bond or ather security. Artinya kapal dan anakanak-anak buah kapal yang ditahan harus dilepaskan setelah tanggungan dibayarkan atau jamian keamanan lainnya, dalam ayat 2. c. Coastal state pinalties for violations of fisheries laws and regulations in the ZEE may not include imprisonment, inte absence of agreements to the contarary by the states concerned, or any other form of cuporal punishment. Artinya adalah kurang lebih adalah tindakan hukuman yang boleh dijatuhkan terhadap nelayan asing di ZEE oleh Negara pantai tidak termasuk hukum penjara, dalam ayat 3. d. In cases of arrest or detention of foreign vessel the coastal State shall promptly notify the flag state, throght appropriate channels, of the any penalties subsequently imposed. Maksudnya bilamana sampai melakukan penahanan, negara pantai harus segera memberitahukan hal tersebut kapada perwakilan Negara bendera kapal, dalam ayat 4.

B. Pelanggaran Hukum Nasional dan Hukum Internasional