70
Kasus Pada Bank Muamalat
Indonesia BMI hubungan yang
signifikan
4
Aldrin Wibowo
dan Susi
Suhendra Analisis Pengaruh
Nilai Kurs, Tingkat Inflasi,
dan Tingkat Suku Bunga terhadap
Dana Pihak Ketiga
pada Bank Devisa di Indonesia
Periode Triwulan I 2003 – Triwulan
III 2008 Dependen:
DPK Independen:
Tingkat Inflasi
Nilai Kurs Tingkat Suku
Bunga SBI Regresi Linier
Berganda Semua variabel
berpengaruh lemah terhadap DPK pada
Bank Devisa di Indonesia. Kurs
dan Inflasi memiliki pengaruh
searah positif, SBI memiliki pengaruh
berlawanan negatif .
5
Rosita Chong,
Raihana Firdaus
Seah Abdullah,
Alex Anderson
Hanudin Amin
2008 Instrumen
Perdagangan Pembiayaan
Ekonomi Islam Variabel:
Kafalah Salam,
Istisna’ Murabahah
Pasar Uang Perdagangan
Internasional Analisis
kualitatif Menunjukkan
bahwa pada kenyataannya gaya
Islam dalam pembiayaan seperti
Salam, Istisna’, Murabahah Dan
Kafalah dapat melengkapi
pembiayaan perdangangan
Internasional
6
Nur Kholis 2007
Praktek Evaluasi Operasional
Pembiayaan Murabahah di
Baitul Mal Wattamwil
BMT, Yogyakarta
Variabel: Evaluasi
praktek pembiayaan
murabahah Penentuan
margin keuntungan
Sikap dan tindakan
pihak BMT Analisis
kualitatif Metode
Operating Reflective
Thinking Deduktif,
Induktif dan Komparatif
Konsep murabahah sebagai salah satu
instrumen pembiayaan dalam
transaksi Islam.
7
Bagya Agung
Prabowo Praktek
Murabahah dalam Skema Perbankan
Syariah Analisis Kritis Menuju
Aplikasi Murabahah
Indonesia Dan Malaysia
Variabel: Murabahah
Ba’I al-Inah Kepercayaan
Dhaman Analisis
kualitatif, Perbandingan
antara Indonesia dan
Malaysia Terdapat perbedaan
signifikan pada konsep akad
murabahah antara Indonesia dan
Malaysia. Perbedaan yang
paling besar terletak pada adopsi bai’ail-
inah di Malaysia yang tidak dapat
diaplikasikan di Indonesia.
Sumber: Berbagai Jurnal
71
Perbedaan dengan penelitian terdahulu
Penulis menganalisa tentang “Analisis pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Non Performing Financing NPF dan Dana
Pihak Ketiga DPK terhadap Pembiayaan Murabahah”. Metodologi yang digunakan yaitu Ordinary Least Square OLS dengan hasil, semua variabel
bebas berpengaruh terhadapa variabel terikat. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Duddy Roesmara Donna
dan Nurul Chotimah 2008:17, dengan judul “Variabel-variabel yang mempengaruhi pembiayaan pada perbankan syariah di Indonesia ditinjau dari
sisi penawaran”. Variabelnya yaitu: terikat: Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Istishna. Variabel bebas: Nisbah Bagi Hasil, Rata-rata
Tertimbang, DPK, Modal Per Asset dan NPF. Dengan menggunakan metodologi Ordinary Least Square OLS dan ARCHGARCH dalam
Eviews. Hasilnya adalah jumlah murabahah yang ditawarkan secara signifikan positif dipengaruhi oleh Tingkat Bagi Hasil, Rata-rata Tertimbang
dan Dana Pihak Ketiga. Sedangkan NPF tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah. Hal ini diduga bahwa analisis terhadap NPF tidak
dilakukan dalam jangka waktu bulanan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lebih panjang misalnya:tahunan selain itu ada dugaan NPF bank
syariah relatif kecil dibandingkan dengan bank konvensional sehingga bukan merupakan pertimbangan utama dalam menawarkan pembiayaan.
72
C. Kerangka Berpikir
Dalam kehidupan sehari – hari, masyarakat memiliki kebutuhan – kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun
tersier. Adakalanya masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian
masyarakat yang semakin meningkat munculah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan bukan bank.
Perbankan syariah memberikan produk yang lebih adil dibandingkan dengan perbankan konvensional. Pembiayaan dalam perbankan syariah yaitu
mudharabah, musyarakah, murabahah, salam dan istishna. Produk pembiayaan syariah ini mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits yang
mengharamkan kegiatan maysir, gharar dan riba. Produk pembiayaan perbankan syariah yang paling diminati dan
resikonya kecil yaitu pembiayaan murabahah, pembiayaan murabahah ini merupakan investasi jangka pendek, keuntungan mark-up yang ditentukan
sebanding dengan bank yang berbasis bunga dan hubungan dengan nasabah merupakan antara kreditur dan debitur, sehingga bank adalah pihak yang
cukup menentukan. Peningkatan inflasi akan mempengaruhi dalam pelaksanaan
pembiayaan murabahah, contohnya: peningkatan harga barang yang menjadi objek transaksi, kemampuan nasabah dan bank di kemudian hari apabila
terjadi inflasi akan mempengaruhi pengembalian cicilan dan tingkat keuntungan bank. Terdapat teori, teori kuantitas yang menekankan pada
73 peranan jumlah uang beredar JUB dan harapan masyarakat mengenai
kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Dalam teori ini tidak secara langsung mempengaruhi pembiayaan murabahah tetapi melalui sektor
moneter, dimana pemerintah menjual SBIS dengan tujuan menurunkan JUB dan Inflasi. SBIS yang meningkat maka pembiayaan dana yang akan
diberikan ke sektor riil akan berkurang dan mengakibatkan kinerja sektor riil tersendat.
Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS merupakan instrumen kebijakan moneter kontraktif yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Jadi,
apabila Bank Indonesia menjual SBIS untuk menarik jumlah uang beredar dari masyarakat, maka hal ini menunjukkan bahwa inflasi akan ditekan.
Apabila uang yang ada di Bank Indonesia lebih besar dibandingakan yang ada di masyarakat maka hal ini justru tidak menguntungkan bagi bank syariah dan
nasabah karena dana yang disimpan dalam SBIS tidak akan digunakan untuk memberikan pembiayaan produktif sehingga sektor riil akan tersendat.
Non Performing Financing NPF, tingkat pengembalian cicilan dari nasabah akan mempengaruhi profitabilitas dan juga kinerja suatu bank.
Sehingga bank diusahakan untuk menyeleksi para nasabahnya secara hati-hati untuk mengurangi resiko yang akan terjadi. Perbankan syariah ditekankan
untuk menyeleksi dalam pemenuhan persyaratan bank syariah.
74 Dana Pihak Ketiga DPK, dana yang terkumpul dari nasabah akan
digunakan untuk pembiayaan. Hal ini dilakukan agar uang yang ada di bank dapat berputar dan tidak menganggur idle, sehingga bank akan
mendapatkan keuntungan dan begitu pula dengan nasabah. Menurut Akhyar Adnan dan Pratin 2005:37 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Pasal 1 disebutkan bahwa, “Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam
bentuk giro, deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan”.
75
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Analisi Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, Non Performing Financing NPF dan Dana Pihak Ketiga DPK
terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah di Indonesia Periode Januari:2007 – Maret:2011
Dunia perbankan merupakan kegiatan yang pokok dalam pertumbuhan ekonomi. Pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah memberikan masyarakat
kemudahan dalam menjalankan usahanya sehari-hari, tanpa adanya unsur maysir, gharar, riba dan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits
Inflasi
X₁ SBIS
X₂ NPF
X₃
Pembiayaan Murabahah
P.Mur Y
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis
Uji t Uji Adj R²
Hasil, Kesimpulan dan Implikasi Uji OLS
Ordinary Least Square
DPK X
4
76
D. Hipotesis Penelitian
Adapun perumusan hipotesa penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. H
o
: β₁ 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh Inflasi terhadap
Pembiayaan Murabahah. H
a
: β₁ 0 : Diduga terdapat pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan
Murabahah. 2. H
o
: β₂ 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh SBIS terhadap
Pembiayaan Murabahah. H
a
: β₂ 0 : Diduga terdapat pengaruh SBIS terhadap Pembiayaan
Murabahah. 3. H
o
: β₃ 0 : Diduga tidak terdapat pengaruh NPF terhadap Pembiayaan
Murabahah. H
a
: β₃ 0 : Diduga terdapat pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Murabahah.
4. H
o
: β
4
0 : Diduga tidak terdapat pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah.
H
a
: β
4
0 : Diduga terdapat pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah.