Latar Belakang Masalah Analisis pengaruh inflasi srtifikat bank Indonesia Syariah (SBIS), non performing financing (NPF) dan dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan murabahah pada bank Syariah di Indonesia (periode januari 2007--maret 2011)

5 Berdasarkan tabel dan grafik diatas, menunjukkan perkembangan pembiayaan perbankan syariah berdasarkan laporan rata-rata tahunan BI dari Desember 2007 – Maret 2011. Berdasarkan laporan pembiayaan tersebut diatas menunjukkan pembiayaan musyarakah dan mudharabah peningkatanya tidak lebih banyak jika dibandingkan dengan pembiayaan murabahah. Jadi, masyarakat lebih banyak menggunakan akad murabahah dibandingkan pembiayaan lainnya. Pembiayaan murabahah dengan prinsip jual-beli yang dilakukan oleh perbankan syariah mendominasi jauh, daripada pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Menurut Choudury dalam Asmi Nur Siwi 2007:28 Dominannya pembiayaan murabahah terjadi karena pembiayaan ini cenderung memiliki resiko yang lebih kecil dan lebih mengamankan bagi shareholder. Pendapat yang dikemukakan Choudury di atas secara implisit menunjukkan bahwa walaupun pembiayaan murabahah begitu mendominasi praktek pembiayaan perbankan syariah namun tetap ada resiko-resiko yang menyertainya. Dari data statistik perkembangan perbankan syariah, terlihat bahwa bentuk pembiayaan murabahah memegang peranan penting yang memberikan porsi terbesar dalam penyaluran dana. Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya adalah karena pembiayaan murabahah adalah pembiayaan investasi berjangka pendek; dibandingkan dengan sistem Profit and Loss Sharing PLS cukup memudahkan; kemudian mark-up yang ada di dalam pembiayaan murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat memastikan bahwa bank syariah memperoleh keuntungan 6 yang sebanding dengan bank yang berbasis bunga yang menjadi pesaing dari bank-bank syariah; pembiayaan murabahah juga menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari berbagai bisnis yang dijalankan dengan sistem Profit and Loss Sharing PLS dan yang terakhir pembiayaan murabahah tidak memungkinkan bank-bank syariah untuk mencampuri manajemen bisnis, karena pihak bank bukan merupakan mitra nasabah akan tetapi hubungan yang terjadi adalah hubungan antara kreditur dan debitur, posisi ini jelas lebih disukai oleh pihak bank karena pihak bank menjadi pihak yang cukup menentukan. Inilah yang membuat pembiayaan murabahah mengalahkan pembiayaan yang berbasis Profit and Loss Sharing PLS sehingga keuntungan bank yang terbesar juga berasal dari keuntungan pembiayaan murabahah. Dalam sistem keuangan Islam, hasil dari investasi dan pembiayaan yang disalurkan ke sektor riil yang menentukan besar kecilnya pembagian keuntungan di sektor moneter. Jika investasi dan produksi di sektor riil berjalan lancar maka return di sektor moneter akan meningkat. Kesimpulannya, kondisi sektor moneter merupakan cerminan kondisi sektor riil. Peningkatan penyaluran pembiayaan dalam kondisi sektor riil yang kurang kondusif karena laju inflasi yang tinggi dalam satu tahun terakhir, mendorong peningkatan jumlah pembiayaan bermasalah Non Performing FinancingNPF yang dihadapi perbankan syariah. Rasio pembiayaan bermasalah NPF perbankan syariah selama kuartal I-2009 mencapai 5,14 dan melampaui batas maksimal yang ditentukan Bank Indonesia BI sebesar 7 5 peningkatan ini dipicu oleh stagnasi. Statistik perbankan syariah yang diterbitkan Bank Indonesia BI per Maret 2009 NPF mencapai 5,14 dengan total pembiayaan Rp 39,309 triliun. Dari total pembiayaan tersebut kategori lancar Rp 37,289 triliun dan non-lancar Rp 2,019 triliun hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan syariah memiliki kinerja dan fungsi intermediasi yang cukup baik. Nur Kurnaliyah 2011:4 Duddy Roesmara dan Nurul Chotimah 2008 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan syariah di Indonesia ditinjau dari sisi penawaran adalah Tingkat bagi hasil, Ekspektasi keuntungan, Pendapatan, Total DPK dan NPF. Pembiayaan syariah meliputi musyarakah, mudharabah, murabahah dan istishna. Dalam prinsip bagi hasil, jual-beli dan sewa menyewa masih terjadi ketimpangan yang sangat jauh. Sedangkan menurut Akhyar Adnan dan Pratin 2005 Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi Pembiayaan Murabahah adalah Dana Pihak Ketiga DPK, Modal Sendiri, NPL yang ditargetkan dan Prosentase Bagi hasil atau mark-up yang diterima oleh bank. Disamping faktor-faktor internal seperti Dana Pihak Ketiga DPK, Aset, Nisbah Bagi Hasil NBH, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS, dan Non Performing Financing NPF. Kenaikan faktor-faktor ekonomi makro seperti Inflasi, Jumlah Uang Beredar JUB dan tingkat suku bunga kredit bank konvensional secara tidak langsung berpengaruh terhadap pembiayaan perbankan syariah. Pembiayaan ditinjau dari sudut pandang makro merupakan salah satu sarana penggerak sektor riil, sekaligus 8 merupakan sarana intermediasi sektor perbankan yang menyalurkan dana. Pembiayaan murabahah merupakan kegiatan jual-beli dengan objek transaksi berupa barang transaksi, dengan tingginya tingkat suku bunga kredit saat ini kepercayaan masyarakat terhadap bank konvensional cenderung menurun, Sehingga masyarakat akan beralih ke perbankan syariah yang lebih menguntungkan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui dan memahami lebih jauh seputar masalah tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH SBIS, NON PERFORMING FINANCING NPF DAN DANA PIHAK KETIGA DPK TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA Periode Januari:2007 – Maret:2011”. 9

B. Perumusan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap persepsi masalah yang hendak ditulis dan agar permasalahan tidak meluas dalam pembahasannya, penulis merasa perlu untuk memberikan batasan dan perumusan masalah terhadap objek yang dikaji. Tulisan ini akan dibatasi hanya pada kajian seputar keadaan Inflasi, SBIS, NPF dan DPK terhadap Pembiayaan Murabahah dari Januari 2007 – Maret 2011. Sedangkan perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh SBIS terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia? 3. Bagaimana pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia? 4. Bagaimana pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisa pengaruh Inflasi terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia. 2. Untuk menganalisa pengaruh SBIS terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia. 10 3. Untuk menganalisa pengaruh NPF terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia. 4. Untuk menganalisa pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Murabahah pada bank syariah di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini antara lain : 1. Bagi Penulis Merupakan suatu pembelajaran yaitu usaha menganalisis suatu laporan keuangan, sehingga penulis dapat mempraktekan teori yang didapat selama perkuliahan dengan menganalisa dan memecahkan masalah. 2. Bagi Bank Syariah Diharapkan dapat berguna dalam pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk merencanakan suatu strategi baru, serta peningkatan kinerja dari bank syariah. 3. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi mengenai keadaan keuangan bank syariah kepada para nasabahnya serta masyarakat umum yang tertarik terhadap perbankan syariah dan ingin bergabung. 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Filosofi Ekonomi Islam

Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang berarti “peraturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan rumah tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari 3 akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang berarti Allah, dan “mim” yang berarti ibadah, kemudian bila digabung menjadi “sinlammim” bermakna “alam dicipta Allah untuk ibadah”. QS Adz-Dzariat [51]: 56 Artinya: “... Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. Kata “islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang berbeda. Kata Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran. a. QS. Ali Imran [3]: 19. Artinya: “Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam”. b. QS. Ali Imran [3]: 85. c. QS. Al-Shaf [61]: 7. d. QS. Al-Maidah [5]: 3. 12 Sedangkan berdasarkan kata jadian “salama” bermakna “keselamatan, kedamaian”. Sehingga jika digabungkan maka kata “Ekonomi Islam” secara harfiah berarti “aturan rumah tangga untuk keselamatan”. Di dalam filosofinya Ekonomi Islam terkandung tiga hal yaitu Ontologi Ekonomi Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan Aksologi Ekonomi Islam. Mochamad Aziz, 2009 dalam www.sinlammim.org

2. Pengertian Bank

Menurut Arifin 2006:1 Istilah bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis dan dari banco dalam bahasa Italia, yang dapat diartikan petilemari atau bangku. Konotasi kedua kata tersebut menjelaskan dari dua fungsi dasar pada bank komersial yaitu menyediakan tempat untuk menitipkan uang secara aman safe keeping function dan menyediakan alat pembayaran transaction function. Abustan 2009 Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Sedangkan pengertian bank berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 yang menyempurnakan UU No. 7 tahun 1992, adalah : “Bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang 13 banyak”. Ditinjau dari segi imbalan atau jasa atas penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Bank Konvensional, yaitu bank yang aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan yang berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase dari dana untuk suatu periode tertentu. b. Bank Syariah, yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah, yaitu jual-beli, bagi hasil dan sewa menyewa.

a. Fungsi Bank

Menurut Lailiatul Masturoh 2009:8 Secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank : 1 Agent of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan ekonomi di sektor riil, kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104