Sumber Hukum Pembiayaan Murabahah

38

5. Inflasi a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barangkomoditas dan jasa selama suatu periode waktu tertentu. Menurut Adiwarman Karim 2008:135 Huda, Mustafa, Handi dan Ranti 2008:175 Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu perekonomian. Sedangkan menurut Rahardja dan Manurung 2004:155 mengatakan bahwa, inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Sedangkan menurut Sukirno 2004:333 Inflasi yaitu, kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang terlalu sedikit. Tingkat inflasi adalah perubahan persentase dalam seluruh tingkat harga yang sangat bervariasi sepanjang waktu dan antar negara. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen IHK. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. IHK adalah suatu ukuran atas keseluruhan biaya pembelian barang dan jasa oleh rata-rata konsumen. 39 Inflasi adalah pencerminan tingkat harga, yang merupakan opportunity cost bagi masyarakat dalam memegang asset finansial. Artinya, makin tinggi perubahan inflasi, makin tinggi pula opportunity cost untuk memegang asset finansial. Jika asset finansial luar negeri dijadikan salah satu pilihan asset dalam negeri, maka perbedaan tingkat inflasi dalam dan luar negeri akan menyebabkan perbedaan antara nilai tukar dalam dan luar negeri. Heriberta 1997 Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus continue berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus continue. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah Indeks Harga Konsumen IHK atau Consumer Price Index CPI dan Gross Domestic Product GDP Deflator. 40 Cara menghitung laju inflasi adalah perubahan persentase dalam indeks harga dari jangka waktu yang sebelumnya. Rumusnya sebagai berikut : Keterangan : Laju Inflasi = Laju inflasideflasi pada bulan ke n. IHKn = Indeks harga konsumen pada bulan ke n. IHK n - 1 = Indeks harga konsumen pada bulan ke n-1. Pengelompokkan inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan kedalam 7 kelompok pengeluaran berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP, yaitu : www.bi.go.id 1 Kelompok Bahan Makanan. 2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman dan Tembakau. 3 Kelompok Perumahan. 4 Kelompok Sandang. 5 Kelompok Kesehatan. 6 Kelompok Pendidikan dan Olahraga. 7 Kelompok Transportasi dan Komunikasi. IHKn – IHK n - 1 x 100 Laju Inflasi = IHK n - 1

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia

4 18 134

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) dan Tingkat Inflasi terhadap Total Pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia (Periode januari 2007-Oktober 2012)

2 24 142

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Performing Financing (NPF), Kurs, dan Inflasi Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Januari 2010- Januari 2016)

8 37 116

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Jumlah Kantor Bank Syariah, Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014

0 5 104