Pengertian Pelapor Tindak Pidana

kemungkinan atau kepastian penyimpangan yang penting yang terjadi dalam sebuah organisasi; 4. Orang yang mengungkap adanya penyimpangan dalam organisasi tersebut bukan wartawan atau anggota masyarakat biasa, tetapi anggota atau karyawan dari organisasi tersebut. Menurut Mary Curtis, “whistle blower is one who reveals wrongdoing within an organizati on to the public, or to those in positions of authority”. 56 Menurut Mary Curse bahwa whistle blower adalah seseorang yang mengungkap adanya penyimpangan yang terjadi dalam sebuah organisasi kepada publik atau kepada pihak yang berwenang. Menurut Geoffrey Hunt, “whistle blower is an employee who tells on an employer, because he or she believed that the employer committed an illegal act”. 57 Dia menggambarkan bahwa whistle blower adalah seorang pegawai yang melaporkan seorang pegawai yang mempekerjaannya, karena ia yakin bahwa pegawai tersebut telah melakukan perbuatan yang ilegal. Pengertian whistle blower menurut PP No. 71 Tahun 2000 adalah orang yang memberi suatu informasi kepada penegak hukum atau komisi mengenai terjadinya suatu tindak pidana korupsi dan bukan pelapor. Dalam SEMA No. 04 Tahun 2011, secara jelas whistle blower diartikan sebagai pihak yang mengetahui dan melaporkan tindak pidana tertentu dan bukan 56 Mary Curtis, Whistleblower Mechanism: A Study of The Perceptions of User and Responders, Dallas: Institute of Internal Auditors, 2006, p. 4 57 Geoffrey Hunt, Whistleblowing, Commissioned Entry For Encyclopedia of Applied Ethics, California: Academic Press, 1998, p. 2 merupakan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya. 58 Namun demikian yang terjadi dalam praktiknya adalah kadang whistle blower juga terlibat dan memiliki peran yang kecil dalam kejahatan tersebut. Dari beberapa definisi tersebut, dapat di simpulkan bahwa whistle blower adalah seseorang pegawai atau karyawan dalam suatu organisasi yang melaporkan, menyaksikan, mengetahui adanya kejahatan ataupun praktik yang menyimpang dan mengancam kepentingan publik di dalam organisasi tersebut. Salah satu tokoh whistle blower yang populer adalah Dr. Jeffrey Wigand. Ia adalah mantan Wakil Presiden Research pada Brown and Williamson Tobacco di Amerika Serikat. Jeffrey dipecat karena mengungkap praktek manipulasi data nikotin pada rokok yang diproduksi perusahaannya, tidak hanya di pecat ia pun mendapat pelecehan dan ancaman terkait dengan tindakannya. Di Indonesia istilah whistle blower menjadi populer dan banyak disebut oleh berbagai kalangan dalam beberapa tahun terakhir. Istilah ini makin sering digunakan sejak kasus Susno Duaji mencuat. Susno Duadji pada saat itu mengungkap adanya mafia pajak dianggap sebagai whistle blower. Namun demikian hingga kini belum ditemukan padanan yang pas dalam Bahasa Indonesia untuk istilah tersebut. 59 58 Lihat SEMA No. 4 tahun 2011 tentang tentang Perlakuan terhadap Pelapor Tindak Pidana whistleblower dan Saksi Pelaku yang Bekerja Sama justice collaborator. 59 Abdul Haris Semendawai,dkk. Memahami Whistleblower, Jakarta: LPSK, 2011, h. v

2. Prinsip Pelapor Tindak Pidana

Dilihat dari tempat seseorang bekerja, pada umumnya seorang whistle blower dapat berasal dari perusahaan swasta atau instansi pemerintah. Oleh karena itu, seorang whistle blower dapat muncul dari perusahaan-perusahaan swasta maupun dari lembaga-lembaga publik dan pemerintahan. Seorang whistle blower selain dapat secara terbuka ditujukan kepada individu- individu dalam sebuah organisasi atau skandal, dapat pula ditujukan kepada para auditor internal. 60 Seorang whistle blower seringkali dipahami sebagai saksi pelapor. Orang yang memberikan laporan atau kesaksian mengenai suatu dugaan tindak pidana kepada aparat penegak hukum dalam proses peradilan pidana. Namun untuk disebut sebagai whistle blower, saksi tersebut setidaknya harus memenuhi dua kriteria mendasar. 61 1 Seorang whistle blower menyampaikan atau mengungkap laporan kepada otoritas yang berwenang atau kepada media massa atau publik. Dengan mengungkapkan kepada otoritas yang berwenang atau media massa diharapkan dugaan suatu kejahatan dapat diungkap dan terbongkar. 2 Seorang whistle blower merupakan orang dalam, yaitu orang yang mengungkap dugaan pelanggaran dan kejahatan yang terjadi di tempatnya bekerja atau ia berada. Karena skandal kejahatan selalu terorganisir, maka seorang whistle blower kadang merupakan bagian dari pelaku kejahatan atau kelompok mafia itu sendiri. Dia terlibat dalam skandal lalu mengungkapkan kejahatan yang terjadi. 60 Abdul Haris Semendawai,dkk. Memahami Whistleblower, h. 4 61 Abdul Haris Semendawai,dkk. Memahami Whistleblower, h. 1-2

3. Praktik Pelapor Tindak Pidana

Di Amerika Serikat, dimana tingkat korupsi tidak terlalu tinggi, lebih banyak orang yang melaporkan mengenai penyelewengan, penyimpangan, dan penyalahgunaan wewenang daripada di negara-negara lainnya. Perlindungan yang diberikan oleh Undang-undangan di Amerika telah menjadi jaminan bagi para whistle blower untuk melaporkan pelanggaran- pelanggaran di tempat mereka bekerja. Di Amerika telah dibentuk lembaga advokasi yang bernama National Whistle blower Center yang secara rutin sejak 1988 mengadvokasi para whistle blower disamping itu juga terdapat sebuah lembaga bernama Government Accountability Project GAP yang berdiri sejak tahun 1977 dan aktif mengadvokasi para whistle blower dengan fokus kegiatan pada litigasi, advokasi, medis, dan legislatif. 62 Indonesia belum memiliki ketentuan khusus mengenai prosedur dan mekanisme pengungkapan fakta oleh whistle blower. Selama ini mekanisme yang digunakan masih mendasarkan pada perlindungan saksi sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Australia yang telah memiliki aturan khusus yang menjamin perlindungan terhadap pengungkap kejahatan publik. Meski demikian, sejalan dengan perkembangan perekonomian dan kemajuan zaman, sudah selayaknya 62 Roberta Ann Johnson, Whistleblowing: When It Works and Why, p. 157