Praktik Saksi Pelaku Yang Bekerjasama

collaborator kasus korupsi diperoleh oleh Agus Condro, penghargaan juga diperoleh oleh Mindo Rosalina Manulang, dan Sukotjo S. Bambang. 70 Tidak semua orang mau menjadi justice collaborator karena mereka kahawatir dengan keselamatan diri sendiri dan keluarga apabila sampai ia mengungkap suatu kasus mengingat kasus tersebut sangat terorganisir. Maka ada privilege khusus untuk justice collabolator dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban dengan terbitnya SEMA Nomor 04 Tahun 2011. Selain itu, negara juga mengapresiasi tersangka yang bersedia menjadi justice collaborator dengan memberikan reward and punishment dalam bentuk keringanan hukuman, remisi, dan kebebasan bersyarat, seperti pada kasus Agus Tjondro dimana dia divonis lima belas bulan penjara yang kemudian menjadi bebas bersyarat setelah menjalani dua pertiga masa tahanannya ditambah remisi 1,5 bulan. Pemberian penghargaan pertama pada tahun 2013 terhadap justice collaborator juga diberikan kepada Kosasih Abbas, terpidana kasus dugaan korupsi Solar Home System di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dia mendapat penghargaan berupa pembebasan bersyarat. Selain Kosasih Abbas, ada juga Vincentus Amin Sutanto, tersangka penggelapan pajak. Selain itu, pemberian penghargaan diberikan kepada Thomas Claudius Ali Junaidi dalam 70 Arjun Alqindy Tumangger, “Justice Collaborator dalam Driving Simulator SIM di Korlantas POLRI ”, artikel diakses pada 19 Nopember 2013 pada http:legalscraw.wordpress.com2013 0830justice-collaborator-dalam-driving-simulator-sim-di- korlantas-polri putusan bernomor No. 920KPid.sus2013, yang menjatuhkan vonis ringan terhadap Thomas. 71 Semestinya proses yuridis tidak menjadi ancaman serius bagi justice collaborator ketika lembaga peradilan dapat memberlakukan reward peghargaan berupa remisi, perlakuan khusus dan punishment hukuman bagi justice collaborator. Dengan demikian, putusan yang berlandaskan keadilan tentunya diharapkan dapat menentukan potret masa depan justice collaborator. 72 Implementasi perlindungan tersebut sudah menunjukan kemajuan perlindungan hukum dan kepastian hukum, akan tetapi masih sangat minim, walaupun sebenarnya telah ada Peraturan Bersama, Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 tahun 2011, revisi Undang- undang No. 13 tahun 2006 diharapkan menjadi solusi konkret atas persoalan ini. 73 71 Maharani Siti Shopia ,”LPSK Puji Keberanian Hakim Agung Vonis Ringan Justice Collaborator”, artikel diakses pada 19 Nopember 2013 pada hhtp:lpsk.go.idpage51c1ad91b45e8 72 Rahardian FN dan Sularto Pujiyono, “Praktek Pemidanaan Terhadap Saksi Pelaku Tindak Pidana Yang Bekerja SamaJustice Collaborator Telaah Yuridis Putusan No. 14 Pid.B Tpk 2011 Pn.Jkt.Pst Pengadilan Tipikor Jakarta”, Diponegoro Law Review, No. 1, Tahun 2012: h. 8 73 Majalah Kesaksian, Apresiasi Bagi Whistleblower dan Justice Collaborator Minim, Jakarta: LPSK, 2012, edisi II, h. 13 55 BAB III PERLINDUNGAN HUKUM PELAPOR TINDAK PIDANA DAN SAKSI PELAKU YANG BEKERJASAMA DALAM UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2006 SEBAGAI KEBIJAKAN LEGISLATIF

A. Pengertian Perlindungan Hukum

Perlindungan adalah pemberian jaminan atas keamanan, ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian dari pelindung atas segala bahaya yang mengancam pihak yang dilindungi. Perlindungan hukum adalah hal perbuatan melindungi menurut hukum. 1 Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra mengemukakan bahwa hukum dapat difungsikan tidak hanya mewujudkan kepastian, tetapi juga jaminan perlindungan dan keseimbangan yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, namun juga prediktif dan antisipatif. 2 Menurut Philipus M. Hadjon perlindungan hukum adalah suatu kondisi subyektif yang menyatakan hadirnya keharusan pada diri sejumlah subyek untuk segera memperoleh sejumlah sumberdaya guna kelangsungan eksistensi subyek hukum yang dijamin dan dilindungi oleh hukum, agar kekuatannya secara terorganisir dalam proses pengambilan keputusan politik maupun ekonomi, 1 Nurini Aprilianda, Perlindunga Hukum Terhadap Tersangka Anak dalam Proses Penyidikan, Malang: Tesis Program Studi Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, 2001, h. 41 2 Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993, h. 123 khususnya pada distribusi sumber daya, baik pada peringkat individu maupun struktural. 3 Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah adanya upaya melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. 4 Padanan kata perlindungan hukum dalam bahasa Inggris adalah Legal Protection, dalam bahasa Belanda Rechtsbecherming. Kedua istilah tersebut juga mengandung konsep atau pengertian hukum yang berbeda untuk memberi makna sesungguhnya dari perlindungan hukum. Menurut Harjono, konsep perlindungan hukum dari perspektif keilmuan hukum adalah : 5 “Perlindungan hukum mempunyai makna sebagai perlindungan dengan menggunakan sarana hukum atau perlindungan yang diberikan oleh hukum, ditunjukan kepada perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan tertentu, yaitu dengan cara menjadikan kepentingan yang perlu dilindungi tersebut ke dalam sebuah hak hukum ”. Adapun yang dimaksud dengan hukum yang berlaku dalam hal ini adalah hukum sebagai suatu sistem, yang menurut Lawrence M. Friedman dalam operasinya memiliki tiga komponen yang saling berinteraksi, yaitu : Subtansi, Struktur, dan Kultur. Maka perlindungan hukum adalah perbuatan melindungi hak individu atau sejumlah individu yang kurang atau tidak mampu atau tidak berdaya 3 Philipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987, h. 2 4 Satjipto Rahardjo, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta: Kompas, 2003, dalam Arif Awaludin, “Rekonstruksi Perlindungan Hukum Terhadap Penyingkap Korupsi Studi Kasus Budaya Hukum Aparatur Sipil Negara Dalam Menyingkap Birokrasi di Jawa Tengah”, Semarang: Disertasi Undip, 2011, h. 75 5 Ibid, h. 77