Metodologi Penelitian Kebijakan Legislatif Dalam Perlindungan Hukum Terhadap Pelapor Tindak Pidana Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama
hukum primer, seperti literatur, hasil-hasil penelitian, makalah-makalah dalam seminar, artikel-artikel dan lain sebagainya.
3 Bahan hukum tersier tertiary resource, berupa bahan-bahan hukum yang
dapat memberi petunjuk dan kejelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder seperti berasal dari kamusleksikon, ensiklopedia dan
sebagainya. Data kepustakaan yang merupakan data utama penelitian ini dikumpulkan
melalui metode sistematis guna memudahkan analisis permasalahan.
8
Adapun bahan-bahan tersebut yang dicatat dalam kartu antara lain permasalahannya, asas-
asas, argumentasi, implementasi yang ditempuh, alternatif pemecahannya dan lain sebagainya. Data kepustakaan yang dominan dipergunakan adalah kepustakaan
dalam bidang hukum pidana, khususnya mengenai kebijakan legislatif dalam perlindungan terhadap hukum whistle blower dan justice collaborator. Adapun
lokasi penelitian kepustakaan dilakukan di beberapa tempat antara lain di Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Umum Universitas Indonesia, Perpustakan Universitas Muhammadiyah Jakarta, serta
perpustakaan lain yang menyediakan data sekunder yang sesuai dan diperlukan dalam penelitian ini.
Sebagai akhir dari pengolahan data, data primair dan data sekunder yang diperoleh dalam penelitian dideskripsikan sesuai dengan pokok permasalahan
8
Sudarwan Danim, Menjadi peneliti Kualitatif , Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 51
yang dikaji secara yuridis kualitatif. Deskripsi dilakukan terhadap isi maupun struktur hukum positif yang berkaitan dengan kebijakan legislatif dalam
perlindungan hukum whistle blower dan justice collaborator. Data yang telah dideskripsikan selanjutnya ditentukan maknanya melalui
metode interpretasi dalam usaha memberikan penjelasan atas kata atau istilah yang kurang jelas maksudnya dalam suatu bahan hukum terkait pokok
permasalahan yang diteliti sehingga orang lain dapat memahaminya.
9
Data yang telah dideskripsikan dan diinterpretasikan sesuai pokok permasalahan
selanjutnya disistematisasi,
dieksplanasi, dan
diberikan argumentasi. Langkah sistematisasi dilakukan untuk memaparkan isi dan struktur
hukum atau hubungan hirarkis antara aturan-aturan hukum yang ada. Pada tahap eksplanasi dijelaskan mengenai makna yang terkandung dalam aturan-aturan
hukum sehubungan dengan isu hukum dalam penelitian ini sehingga keseluruhannya membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan secara logis.
Sedangkan pada tahap argumentasi diberikan penilaian terhadap data dari hasil penelitian ini untuk selanjutnya ditemukan kesimpulannya.
Oleh karena itu, metode analisis yang diterapkan untuk mendapatkan kesimpulan atas permasalahan yang dibahas adalah melalui analisis yuridis
kualitatif. Adanya penerapan analisis yuridis kualitatif itu sangat membantu
9
Yudha Bhakti Ardhiwisastra, Penafsiran dan Konstruksi Hukum, Bandung: Alumni, 2000, h. 20. Lihat juga Bambang Sutiyoso, Metode Penemuan Hukum Upaya Mewujudkan Hukum Yang
Pasti dan Berkeadilan, Yogyakarta: UII Press, 2006, h. 77. Lihat juga lihat juga Lilik Mulyadi, Hukum Pidana Adat: Pengkajian Asas, Teori, Praktek dan Prosedurnya, h. 22
dalam proses memilih, mengelompokkan, membandingkan, mensintesakan, dan menafsirkan secara sistematis untuk mendapatkan penjelasan dari suatu fenomena
yang diteliti.
10