Kualifikasi dan Syarat Perlindungan Hukum

sehingga ia mau membuka informasi yang seluas-luasnya, dan tercapailah tujuan dari restorative justice yaitu pemulihan bagi korban. 4 Bertanggungjawab atas kerusakan yang timbul akibat tindak pidana yang dilakukannya tersebut, bukan atas paksaan atau ada unsur intervensi politik dari pihak lain. 5 Bekerjasama secara kooperatif dengan aparat penegak hukum dalam mengusut dan membongkar kasus tindak pidana terorganisir yang dilaporkannya hingga ke akar-akarnya. Kualifikasi dan syarat perlindungan tersebut merupakan bersifat keseluruhan akumulatif, kualifikasi dan syarat tersebut harus dapat terpenuhi oleh seseorang yang ingin menjadi whistle blower dan justice collaborator, sehingga berhak mendapatkan perlindungan hukum dan diberikan penghargaan dari Negara atas jasanya tersebut.

2. Jenis Perlindungan Hukum

Apabila seseorang telah memenuhi kualifikasi dan syarat menjadi whistle blower dan justice collaborator, kemudian ia behak mendapatkan perlindungan hukum, maka yang bersangkutan akan diberikan perlindungan hukum berupa perlindungan dari segala tuntutan pidana atau perdata. Perlindungan dari segala tuntutan pidana atau perdata ini dimaksudkan agar whistle blower dan justice collaborator tidak dituntut oleh pihak yang merasa dirugikan atas laporan dan kesaksiannya. Perlindungan ini terdiri atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut : 1 Perlindungan dari tuntutan pidana atau perdata atas laporannya, ini penting terkait dengan apresiasi dan penghargaan yang didapat oleh seorang whistle blower dan justice collaborator dari Negara. Jangan sampai terjadi whistle blower dan justice collaborator dilaporkan balik dan kemudian dituntut atas pencemaran nama baik terhadapa apa yang ia laporkan tersebut. 2 Perlindungan dari tuntutan pidana atau perdata atas kasus yang dilaporkannya, bentuk perlindungan hukum ini penting terkait dengan tidak dapat dituntut dan tidak ikut dijadikan tersangka dalam kasus serius dan terorganisir yang dilaporkannya. 3 Perlindungan dari tuntutan pidana atau perdata atas kasus lain, misalnya seorang whistle blower dan justice collaborator tidak dapat dituntut dengan kasus lain, jangan sampai seorang whistle blower dan justice collaborator dituntut dengan kasus lain. Jenis perlindungan hukum terhadap whistle blower dan justice collaborator dalam tiga model tersebut menjadi sangat urgent dalam suatu proses pemberantasan tindak pidana serius dan terorganisir, karena dapat menghambat dan membuat penanganan terhadap kasus tindak pidana serius dan terorganisir tersebut menjadi semakin lama, dan tidak ada kepastian hukum bagi seorang yang sudah dinyatakan sebagai whistle blower dan justice collaborator.