Praktik Pelapor Tindak Pidana

Indonesia mulai mengadopsi pentingnya jaminan perlindungan terhadap whistle blower. 63 Whistle blower adalah sosok penting dalam proses pengungkapan tindak pidana serius dan terorganisir. Di Indonesia memang sudah memberi beberapa saksi pengungkap kejahatan yang sangat berarti bagi upaya pemberantasan korupsi demi mencipatakan pemerintahan yang baik dan bersih, namun peran whistle blower tidak dihargai secara layak, bahkan jiwanya justru terancam dan tertekan.

E. Perlindungan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama

1. Pengertian Saksi Pelaku Yang Bekerjasama

Dalam istilah hukum saksi pelaku yang bekerjasama dikenal dengan istilah Justice Collaborator. Secara etimologis kata Justice Collaborator berasal dari kata Justice yang artinya keadilan, peradilan, adil, hakim, 64 dan kata Collaborator yang mempunyai arti teman bekerjasama atau kerjasama. 65 63 Abdul Haris Semendawai,dkk. Memahami Whistleblower, h. 81 64 I.P.M. Ranuhandoko BA, Terminologi Hukum Inggris Indonesia, Jakarta: Sinargrafika, 2003, Cet. III, h. 367. Lihat juga Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, Amerika: West Publishing Co, 2009, Nhinty Edition, h. 942. Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris- Indonesia, h. 339 65 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, h. 124 Istilah Saksi Pelaku yang Bekerjasama ini dikenal dengan beragam istilah, misalnya justice collaborator, cooperative whistle blowers, participant whistle blower, collaborator with justice atau pentiti italia. 66 Secara terminologi, dalam sistem hukum Indonesia pengertian justice collaborator diatur dalam peraturan bersama tentang Perlindungan Bagi Pelapor, Saksi Pelapor dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama, definisi Saksi Pelaku yang Bekerjasama adalah : 67 “Saksi yang juga sebagai pelaku suatu tindak pidana yang bersedia membantu aparat penegak hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana atau akan terjadinya suatu tindak pidana untuk mengembaikan aset-aset atau hasil suatu tindak pidana kepada negara dengan memberikan informasi kepada aparat penegak hukum serta memberikan kesaksian di dalam proses peradilan”. Pengertian di atas pada dasarnya sejalan dengan pengertian menurut Council of Europe Committee of Minister, bahwa yang dimaksud dengan collaborator of justice adalah: 68 “Seseorang yang juga berperan sebagai pelaku tindak pidana, atau secara meyakinkan adalah merupakan bagian dari tindak pidana yang dilakukan secara bersama-sama atau kejahatan terorganisir dalam segala bentuknya, atau merupakan bagian dari kejahatan terorganisir, namun yang bersangkutan bersedia untuk bekerjasama dengan aparat penegak hukum untuk memberikan kesaksian mengenai suatu tindak pidana yang dilakukan bersama-sama atau terorganisir, atau mengenai berbagai bentuk tindak pidana yang terkait dengan kejahatan terorganisir maupun kejahatan serius lainnya”. 66 Abdul Haris Semendawai, Eksistensi Justice Collaborator dalam Perkara Korupsi Catatan tentang Urgensi dan Implikasi Yuridis atas Penetapannya Pada Proses Peradilan Pidana, Makalah disampaikan pada Stadium General Fakultas Hukum UII, Jogjakarta, 17 April 2013, h. 7 67 Peraturan Bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia dan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Republik Indonesia 68 Abdul Haris Semendawai, Penanganan dan Perlindungan Justice Collaborator dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia, diakses pada tanggal 21 Nopember 2013 dari http:www. elsam.or.iddownloads1308812895_penanganan_dan_perlindungan__justice_collaborator_.pdf