Fungsi Pendidikan Nonformal Hakikat Pendidikan Nonformal

a. Pendidikan suplemen: kesempatan untuk menambahmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan tertentu di luar pendidikan sekolahformal. b. Pendidikan komplemen: kesempatan untuk menambahmelengkapi pendidikan sekolahformal. c. Pendidikan kompensasipengganti: kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi yang tidak pernah mengalami pendidikan di sekolah. d. Pendidikan substitusi: kesempatan untuk belajar pada jenjang pendidikan tertentu berhubung belum adanya pendidikan sekolah di sekitar tempat tinggal. e. Pendidikan alternatif: kesempatan untuk memilih jalur pendidikan nonformal sehubungan dengan peluang atau waktu yang dimiliki. f. Pendidikan pengayaanpenguatan: kesempatan untuk memperkayamemperluas meningkatkan kemampuan yang diperoleh dari pendidikan sekolahformal. g. Pendidikan pemutakhiranupdating: kesempatan untuk memutakhirkan atau meremajakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki. h. Pendidikan pembentukan keterampilan: kesempatan untuk memperoleh keterampilan baru di samping keterampilan yang telah dimiliki. i. Pendidikan penyesuaian: kesempatan untuk memperoleh pendidikan penyesuaian diri sehubungan adanya mobilitas teritorial, pekerjaan, dan perubahan sosial. j. Pendidikan pembibitan: kesempatan untuk memperoleh pendidikan atau latihan keterampilan tertentu melalui proses belajar bersama sambil mengadakan usaha bersama dalam kelompok belajar usaha bersama. Selain itu Pendidikan nonformal berfungsi mengatasi berbagai kesenjangan yang ada di masyarakat. Menurut Hunter ada beberapa kesenjangan yang dapat diatasi melalui pendidikan nonformal yaitu : a. Kesenjangan Pekerjaan the job gap b. Kesenjangan Efisiensi the efficiency gap c. Kesenjangan Permintaan dan Penyediaan the demand and supply gap d. Kesenjangan Populasi population gap e. Kesenjangan bayaran sebagai pendapatan the wage gap f. Kesenjangan persamaan hak the equity gap g. Kesenjangan beradaptasi the adaptability gap h. Kesenjangan evaluasi evaluation gap i. Kesenjangan harapan expectation gap. 24 Kesenjangan-kesenjangan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kesenjangan pekerjaan the job gap, yaitu adanya ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja atau keterampilan kerja yang dibutuhkan. b. Kesenjangan efisiensi the efficiency gap, yaitu kurangnya pemanfaatan secara tepat sumber daya manusia dan sumber finansial. c. Kesenjangan permintaan dan penyediaan the demand and supply gap, yaitu meningkatnya permintaan pendidikan dan konsekuensi rendahhnya mutu pendidikan. d. Kesenjangan populasi population gap, yaitu gagalnya sekolah untuk mengatasi pertumbuhan penduduk usia sekolah. e. Kesenjangan bayaran sebagai pendapatan the wage gap, yaitu tingginya bayaran di sektor perkotaan mengakibatkan migrasi dari desa ke kota. f. Kesenjangan persamaan hak the equity gap, yaitu ketidakmampuan sekolah memberikan kesempatan kepada semua orang; hanya bagi orang-orang yang punya kemampuan untuk membiayai karena semakin tinggi tingkatan pendidikannya semakin tinggi pula ongkosnya. 24 Saleh Marzuki, op.cit.,h. 147 g. Kesenjangan beradaptasi the adaptability gap, yaitu kekakuan atau ketidakluwesan sekolah yang menyebabkan sulitnya mereka merespons kebutuhan sosial dan ekonomi. h. Kesenjangan evaluasi evaluation gap, kesenjangan ini timbul karena sulitnya menilai kinerja individu dalam pekerjaan karena keterampilan pekerja lebih cepat daripada supervisornya. i. Kesenjangan harapan expectation gap yang terlihat dari adanya migrasi dari desa ke kota dan mengejar pendidikan guna mencari kerja yang sering kali tidak tersedia. Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan di atas dapat kita simpulkan bahwa fungsi dari pendidikan nonformal adalah memberikan kebutuhan akan pendidikan bagi masyarakat luas baik itu sebagai pelengkap atau pengganti, sesuai dengan yang masyarakat butuhkan serta pendidikan nonformal berfungsi untuk menyelesaikan masalah-masalah kesenjangan di masyarakat baik itu kesenjangan pendidikan, sumber daya manusia atau kesenjangan lainnya.

4. Tujuan Pendidikan Nonformal

Pada dasarnya, pendidikan nonformal memiliki tujuan yang sama dengan pendidikan formal pada umumnya. Seperti yang dinyatakan oleh Soedirjato bahwa : Pendidikan nonformal mempunyai tujuan nasional yang sama dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003, BAB II Pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 25 Berdasarkan hal tersebut, bisa kita lihat bahwa tujuan dari pendidikan nonformal sama dengan tujuan pendidikan nasional yang 25 Soedijarto, Landasan Dan Arah Pendidikan Nasional Kita, Jakarta: Gramedia, 2008, h. 59 pada intinya memberikan kecakapan dan pengetahuan bagi masyarakat agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab. Sedangkan secara operasional, pendidikan nonformal mempunyai tujuan institusional yang memungkinkan warga masyarakat memiliki: a. Kesempatan mengembangkan kepribadian dan mengaktualisasikan diri; b. Kemampuan menghadapi tantangan hidup baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam lingkungn masyarakat, c. Kemampuan membina keluarga sejahtera untuk memajukan kesejahteraan umum; d. Kemampuan wawasan yang luas tentang hak dan kewajiban sebagai warga segara; e. Kemampuan kesadaran berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat dalam rangka pembangunan manusia dan masyarakat; f. Kemampuan menciptakan atau membantu menciptakan lapangan kerja sesuai dengan keahlian yang dimiliki. 26

5. Jalur Pendidikan Nonformal

Pelaksanaan pendidikan nonformal, teridiri dari berbagai jenjang yang setiap jenjangnya diberikan keterampilan sesuai dengan karakter siswanya. I Made Candiasa dalam Temu Karya XIII UniversitasIKIP se Indonesia di Jakarta mengatakan bahwa : Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Ditetapkan disana bahwa pendididikan nonformal teridiri atas pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi. Sementara itu untuk pendidikan nonformal ditetapkan bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. 27 26 Soegimin Gitoasmoro, loc.cit, h.,41 27 I Made Candiasa, “ Sinergi Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal Untuk Mendukung Sertifikasi dan Akreditasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan”, Makalah disampaikan pada Temu Karya XIIIFTFPTKJPTK UniversitasIKIP Se-Indonesia Di Jakarta Tgl. 13-14 Februari 2004.h. 5