Standar Kompetensi Lulusan Hakikat Profil Lulusan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2003 menyatakan bahwa standar kompetensi Lulusan adalah “Kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan ”. 6 Sedangkan Menurut Oemar Hamalik standar kompetensi lulusan merupakan ”Pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, setelah siswa menyelesaikan suatu jenjang tertentu”. 7 Oleh karena itu, Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi para lulusan berupa pengetahuan dan keterampilan yang tercermin dalam cara bersikap dan berpikir. Standar kompetensi lulusan ini dijadikan kriteria bagi sekolah sebagai dasar pertimbangan kelulusan para peserta didiknya. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum dan kejuruan juga bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan agar peserta didik dapat hidup mandiri mengikuti pendidikan lebih lanjut. Menurut Dedy Mulyasana “Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan nonformal dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP dan ditetapkan dengan peraturan menteri ”. 8 Hal ini menunjukkan bahwa setiap siswa yang telah menyelesaikan proses pendidikannya di lembaga sekolah manapun harus memiliki standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh masing-masing lembaga pendidikannya karena standar kompetensi itu menjadi salah satu syarat kelulusan dan menjadi bekal bagi para peserta didik dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat baik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya maupun untuk memasuki dunia kerja. 6 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2003 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. 7 Oemar Hamalik, op.cit, h. 134. 8 Dedy Mulyasana, op.cit,. h. 156

B. Hakikat Pendidikan

1. Pengertian dan Peran Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan umumnya berarti “Daya upaya untuk memajukan budi pekerti karakter, kekuatan batin, pikiran intellect, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”. 9 Sedangkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional tahun Nomor 20 Tahun 2003, pada Bab 1 pasal 1 Ayat 1 menjelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 10 Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang terencana untuk meningkatkan kemampuan berpikir, keterampilan, kepribadian sehingga bisa menjadi manusia yang berkualitas dan mampu mewujudkan tujuan-tujuan dalam hidupnya serta mampu menjalankan tugasnya dalam masyarakat. Pendidikan tidak hanya dilakukan tanpa peranan yang jelas. Tentunya pendidikan dilaksanakan karena adanya peranan yang begitu penting dari pendidikan itu sendiri untuk masyarakat. Menurut Andi Makkulau peranan pendidikan adalah “Untuk mengembangkan sumber daya insaniyah agar manusia menyadari dan mampu melaksanakan fungsi kekhalifahannya, maka sasaran pengembangan adalah meningkatkan daya pikir, daya fisik, dan daya pertimbangan 9 Dedy Mulyasana, op.cit., h. 3 10 Sabri Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 7 nilai. Ketiga daya tersebut perlu dikembangkan secara optimal, serasi dan sedini mungkin”. 11 Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dijelaskan bahwa pendidikan itu memiliki peranan untuk meningkatkan daya fikir, daya fisik dan daya pertimbangan manusia, agar manusia itu mampu melaksakan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi, yang tentunya pengembangan itu harus dilaksanakan secara serasi dan sedini mungkin. Jika pendidikan itu tidak dilakukan secara serasi dan sedini mungkin maka daya pikir, daya fisik dan daya pertimbangan manusia tidak bisa berjalan secara optimal.

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional

Berdasarkan Tap MPR Nomor IVMPR1973 menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah: Membentuk manusia pembangunan ber-Pancasila dan membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945. 12 Sedangkan fungsi pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pada Bab II, Pasal 3,yaitu : Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha, berahlak 11 Andi Makkulau, Strategi Pengembangan Potensi Sumber Daya Insaniyah: Konsep Ideal, Alumni Jurnal Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni,Vol. 1 No 1, 1991,. h 22. 12 Oemar Hamalik, op.cit,h. 131.