Sarana dan Prasarana Gambaran Umum Sekolah

3. Meja dan Kursi 65 4. Lab. Komputer 1 5. Komputer 10

B. Deskripsi Data

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelompok Belajar Kejuruan Ar- Rahman, dengan merujuk kepada kisi-kisi instrumen, maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Pelaksanaan Pendidikan Nonformal di Kelompok Belajar Kejuruan

Ar-Rahman a. Karakteristik Kelompok Belajar Kelompok Belajar Kejuruan Ar-Rahman merupakan salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan nonformal pada jenjang pendidikan menengah, berupa pendidikan kejuruan dengan program ekstension yang diperuntukkan bagi para siswa yang tidak mampu menyelesaikan studinya pada tingkatjenjang pendidikan tertentu. Kelompok belajar ini berbentuk Community Education yang merupakan pendidikan bagi kelompok-kelompok dalam masyarakat agar mereka dapat menolong diri mereka sendiri, dengan cara merubah sikap mental dan pola berpikirnya, serta memiliki pandangan dan kebiasaan-kebiasaan baru. Kelompok belajar tersebut merupakan pendidikan alternatif bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah formal, kelompok belajar ini juga merupakan bagian dari solusi dalam mengatasi permasalahan kesenjangan hak pendidikan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan biaya untuk sekolah. Pelaksanaan pendidikan bersifat terbuka, luwes dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa pendidikan nonformal merupakan proses pendidikan yang tidak terlalu terikat aturan yang ketat seperti pendidikan formal lainnya, karena sifat dari pendidikan nonformal itu sendiri yang diselenggarakan memang untuk memenuhi kebutuhan layanan pendidikan bagi masyarakat tertentu. Salah satu cara untuk mewujudkan pelaksanaan pendidikan tersebut, maka kelompok belajar Kejuruan Ar-Rahman ini menyelenggarakan pendidikan secara gratis dan menerima peserta didik dengan berbagai latar belakang kehidupan. Menurut Kepala Pelaksana kelompok belajar, hal tersebut bertujuan: Untuk memberikan kesempatan kepada fakir miskin yang memiliki keinginan untuk maju, karena untuk maju itu realitanya diperlukannya ijazah. Ijazah tersebut diperoleh melalui pendidikan, akan tetapi mereka terbentur biaya dalam memperoleh pendidikan tersebut. Jadi kelompok belajar ini, didirikan untuk masyarakat luas tanpa mengenal latar belakang kehidupannya, yang penting anak tersebut memiliki motivasi untuk belajar. 1 Kegiatan pendidikan dilaksankan layaknya Sekolah Menengah Kejuruan, akan tetapi banyak hal yang tentunya berbeda dengan pelaksanaan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Kelompok belajar ini, memberikan ijazah kepada para lulusannya, ijazah tersebut sama dengan ijazah sekolah formal akan tetapi berbeda dalam logonya. Ijazah ini digunakan oleh para lulusannya untuk bekerja ataupun melanjutkan pendidikan. Ijazah tersebut tidak pernah dipertanyakan akan keasliannya, padahal seharusnya sebagai sebuah kelompok belajar yang statusnya belum diakui oleh pemerintah, tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan ijazah, dan jika hal tersebut tetap dilakukan maka nantinya akan menimbulkan pidana. Kelompok belajar tersebut, hanya cukup mengeluarkan sertifikat saja kepada para lulusannya. Kepala Pelaksana kelompok belajar menegaskan: Saya akui, saya telah melakukan tindak pidana karena telah mengeluarkan ijazah tanpa izin pemerintah, jika memang saya akan dipidanakan, silahkan saja. Saya punya alasan kuat untuk menyatakan kebenaran. Pada akhirnya ijazah tersebut tidak pernah menjadi masalah dan para lulusan diterima saja untuk bekerja atau belajar di perguruan tinggi swasta. 1 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Pada Tanggal 28 Juni 2014