Profil Lulusan Kelompok Belajar Kejuruan Ar-Rahman

dari sekolah dan susahnya masuk ke sekolah negeri karena NEM yang tidak memadai. Pada tahun pertama belajar, anak-anak tersebut menunjukan kenakalannya yang memang sudah terbentuk di lingkungan keluarga seperti cara berbicara yang kasar, pemalas, mengkonsumsi minuman keras, merokok dan sebagainya. Akan tetapi ketika mereka memasuki tahun kedua, kenakalan yang mereka lakukan sudah mulai berkurang, mereka cenderung memiliki pola pikir yang positif. Ketika ada siswa yang melanggar aturan yang sudah ditetapkan, pengurus dari kelompok belajar tersebut tidak serta merta langsung mengeluarkannya karena pelanggaran tersebut akan dilihat dari tingkatan serta latar belakangnya. Pengurus tersebut tidak pernah melihat bahwa anak tersebut nakal, yang mereka lihat bahwa anak tersebut belum memahami nilai dan norma. Jika anak tersebut langsung dikeluarkan maka anak tersebut cenderung akan menjadi orang yang nakal selamanya, tetapi jika dipertahankan untuk tetap belajar setidaknya anak tersebut suatu saat akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik karena mendapatkan pendidikan nilai dan norma dari kelompok belajar Ar-Rahman. Para siswa Ar-Rahman ketika masih belajar di kelompok belajar tersebut, sebagian dari mereka membantu perekonomian keluarga seperti berjualan motor, online shop, supir angkot dan bekerja pada saat weekend. Akan tetapi banyak juga dari siswa Ar-Rahman yang fokus untuk belajar karena memang kedua orang tuanya melarang mereka untuk bekerja. Cara bergaul mereka di masyarakat, cenderung mengalami perubahan yang lebih baik dari segi berkomunikasi, bersosialisasi dan percaya diri. Hal ini terjadi karena pada dasarnya Ar-Rahman memberikan ilmu agama sebagai panduan dan pemberi motivasi untuk merubah pola pikir mereka. Hal ini dilakukan, dalam rangka memenuhi standar kompetensi lulusan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Meskipun ketiga aspek yang mereka miliki jauh berbeda dengan para lulusan sekolah formal, namun setidaknya mereka memiliki kompetensi yang tidak jauh berbeda dengan lulusan sekolah formal ketika berada di masyarakat. Kebanyakan siswa menyukai pelajaran Akuntansi, Kewirausahaan, Bahasa Inggris, Agama dan Ekonomi. Siswa cenderung lebih banyak menyukai akuntansi dan ekonomi, karena memang kelompok belajar tersebut lebih menekankan pada bidang akuntansi. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok belajar kejuruan tersebut yaitu behavioral outcome approach seperti yang ditekankan pada pelaksanaan Sekolah Menengah Kejuruan, maka hasil belajar siswa pun akan terlihat berdasarkan aktifitas spesifik yang dilakukan oleh siswa tersebut. Oleh karena itu, hasil belajar mereka pun cenderung lebih unggul pada bidang akuntansi. Kelompok belajar Ar-Rahman meskipun dalam pelaksanaannya seperti Sekolah Menengah Kejuruan akan tetapi kelompok belajar ini bersifat terbuka dan fleksibel sehingga siswa nya pun jarang dibekali tugas rumah. Hal tersebut menyebabkan siswanya jarang belajar di rumah meskipun ada sebagian dari mereka yang memang dipaksa oleh orang tuanya untuk belajar pada jam-jam tertentu. Tentunya hal ini berakibat pada kemampuan yang mereka miliki nantinya, maka tidak mengherankan jika mereka memiliki kompetensi yang tidak sebanding dengan para siswa di sekolah formal. Ketika mereka sudah lulus dari Ar-Rahman, ternyata mereka menjadi pribadi yang berbeda ketika mereka awal masuk kelompok belajar tersebut. Mereka memiliki motivasi yang tinggi dan merasa punya kesempatan untuk maju. Dalam memilih pekerjaan, mereka selalu memilih pekerjaan yang memiliki prospek yang bagus kedepannya, tidak lagi ingin menjadi penjaga toko kecil ataupun juru masak di warung-warung kecil. Adapun kompetensi yang mereka miliki meliputi: Tabel 4.4 Kompetensi Lulusan No Kognitif Afektif Psikomotorik 1. Ekonomi dan Akuntansi a. Bertanggung jawab b.Wirausaha c. Teliti Laporan keuangan 2. Pengetahuan Agama a.Motivasi untuk Maju b. Sopan a.Mengaji b.Salat 3. Komputer a. Kreatif a.Pengoperasian Komputer 4. Public Speaking a. Percaya diri b.Menghargai perbedaan pendapat a.Berkomunikasi dengan baik dan efektif Selain kompetensi yang tertera diatas, kompetensi lain yang mereka tunjukkan adalah perbaikan sikap yaitu para lulusannya lebih disiplin, tekun dan memiliki motivasi untuk maju. Semua kompetensi ini merupakan gambaran profil para lulusan, yang dapat digunakan ketika mereka memasuki dunia kerja. Hal ini sesuai dengan fungsi dari pendidikan kejuruan sebagai pendidikan dasar keterampilan dan kebiasaan yang mengarah pada dunia kerja, yaitu berusaha memberikan keterampilan dasar dan kebiasaan yang diperlukan dalam mengarahkan lulusannya untuk masuk ke dunia kerja.

3. Kompetensi Lulusan Kelompok Belajar Kejuruan Ar-Rahman Dalam

Kaitannya Dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. a. Srategi Pengurus Kelompok Belajar Dalam Menyalurkan Lulusan ke Dunia Kerja Penduduk yang dikategorikan tenaga kerja adalah mereka yang berusia 15-64 tahun dan sudah mampu mengahasilkan barang dan jasa. Salah satu hal penting yang berkaitan dengan tenaga kerja adalah profil angkatan kerja, salah satu profil angkatan kerja tersebut adalah pendidikan. Pendidikan memberikan keterampilan dan pengetahun kepada peserta didik sehingga mereka memiliki modal dasar yang dibutuhkan sebagai tenaga kerja. Oleh karena itu, pendidikan merupakan indikator mutu tenaga kerja. Kelompok belajar Kejuruan ini pun, dalam pelaksanaan pendidikannya meskipun tidak memiliki kurikulum secara tertulis dan standar pendidikan seperti prndidikan formal lainnya, akan tetapi kelompok belajar tersebut tetap memperhatikan komponen-komponen yang terdapat dalam standar kompetensi kerja nasional Indonesia, atau yang sering dikatakan oleh pengurus kelompok belajar tersebut yaitu tenaga kerja yang sesuai pesanan pasar. Strategi yang dilakukan oleh kelompok belajar dalam menyalurkan para lulusannya yaitu menyuruh siswa agar melamar pekerjaan secepat mungkin sebelum sertifikat dikeluarkan, karena biasanya lulusan sekolah formal melamar pekerjaan ketika mereka sudah mendapatkan ijazah, sedangkan pihak sekolah tersebut menyuruh siswa melamar dengan menggunakan surat tanda kelulusan dan jika ada hambatan, para lulusan dimotivasi untuk menyelesaikan hambatan tersebut. Pada kenyataannya ketika perpisahan sekolah, hampir 50 peserta didik Ar-Rahman sudah bekerja, karena kebanyakan mereka setelah mendapat surat kelulusan langsung melamar pekerjaan. Kelompok belajar ini tidak memberikan fasilitas dalam upaya menyalurkan para lulusannya ke dunia kerja, apalagi bekerjasama dengan instansi tertentu. Akan tetapi jika memang ada informasi terkait lapangan pekerjaan, biasanya pengurus kelompok belajar langsung menginformasikan kepada lulusannya. Strategi kelompok belajar ini hanya memberikan penanaman terhadap siswa, bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama seperti siswa-siswi di sekolah formal lainnya dan memberikan pengarahan bagaimana mereka bisa bekerja, bagaimana memahami dunia kerja serta apa yang diinginkan oleh seorang atasan atau perusahaan. Oleh karena penanaman tersebut, maka para lulusan tampil percaya diri, ketika dia melamar pekerjaan. Sesudah menyelesaikan pendidikan kejuruannya di kelompok belajar Ar-Rahman, para lulusannya mulai mencari pekerjaan dengan melamar ke berbagai perusahaan. Ada yang bekerja sebagai Telesales officer XBILL bii may bank yang bertempat di PT infomedia solusi humanika, Admin Kantor Notaris, Staff Kios PT Pertamina Retail, Admin Griya Yatim dan Dhuafa, SPG Event di PT Demo Power Indonesia, Staff Killiney Kopitian, Kasir Mr Beef, dan Security Loss Prevention Floor Giant CBD Ciledug. Semua pekerjaan yang diperoleh oleh para lulusan Ar-Rahman, adalah pekerjaan yang ditawarkan bagi para siswa lulusan sekolah formal juga. Mereka melamar pekerjaan berdasarkan iklan atau rekomendasi teman. Jika melalui iklan atau berdasarkan lamaran pekerjaan yang masuk, maka perusahaan menyeleksi para calon pegawainya yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang dibutuhkan. Penarikan pegawai yang dilakukan oleh beberapa perusahaan, biasanya melalui seleksi berupa tes pengetahuan akademik, tes psikologis, dan wawancara. Hal tersebut seakan memberikan fakta kepada masyarakat, bahwa lulusan pendidikan nonformal pun mampu bersaing dengan para lulusan pendidikan formal.