Aspek Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional

34 a. Laporan tes diri yaitu dengan membandingkan jawaban individu ke ribuan database orang lain. Area pertanyaan mencakup bagaimana individu melihat diri saat berurusan dengan situasi sulit, bagaimana individu cenderung berinteraksi dengan orang lain. Dan bagaimana individu menggambarkan suasana hati saat itu. Tes ini yang paling umum digunakan adalah EQ-I Self Report. b. Penilaian 360 derajat yaitu penilaian yang mencakup persepsi orang lain. Orang yang mengenal individu dari perspektif berbeda seperti atasan, pasangan, dan bawahan. Laporan ini mencakup semua laporan tentang bagaimana mereka menilai individu berperilaku sama dengan penilaian individu terhadap dirinya sendiri. Para ahli psikologi umumnya menggunakan penilaian tes 360 derajat yaitu EQ-360. c. Penilaian kerja yaitu penilaian terstruktur dan mengukur kecerdasan emosi sebagai kemampuan. Individu yang menggunakan tes ini akan diminta untuk menilai emosi orang lain dalam gambar, memilih jawaban terhadap situasi kehidupan yang sulit atau menunjukkan pemahaman prinsip-prinsip dasar tentang emosi. Para ahli menggunakan uji membandingan skor subjek pada item ini ke ribuan orang lain yang telah menyelesaikan tes tersebut. Hasil penilaian tes MSCEIT adalah yang paling umum digunakan. Pengukuran kecerdasan emosional di Indonesia telah dilakukan adaptasi. Pendekatan pengukuran yang dilakukan oleh Sumikan 2011, menggunakan model Goleman yang mencakup pada lima aspek kecerdasan emosional yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan 35 kecakapan membina hubungan dengan orang lain. Pengukuran menggunakan kuesioner yang berisi 36 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert. Hasil uji reliabilitas yang dilakukan oleh Sumikan menunjukkan masing- masing dimensi pertanyaan memiliki nilai alpha 0,50 dan Cronbach‟s Alpha 0,923 dari total 36 dimensi pertanyaan. Ini membuktikan reliabilitas dimensi secara keseluruhan hasilnya bagus.

F. Kerangka Teori

A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M. Bagan 2.1 Modifikasi teori personal adjustment Schneiders 1984, dalam Ali dan Asrori, 2011, Zohar Marshall 2000, dalam Bahaudin 2007. Faktor-faktor penyesuaian diri menurut Schneiders 1984 a. Kondisi fisik  Hereditas dan konstitusi fisik  Sistem utama tubuh  Kesehatan fisik b. Kepribadian  Kemauan dan kemampuan untuk berubah  Pengaturan diri  Intelegensia c. Edukasi dan pendidikan  Belajar  Pengalaman  Latihan  Determinasi diri d. Lingkungan  Keluarga   Sekolah  Masyarakat e. Agama dan Budaya  Intelegensia  Keluarga IQ EQ SQ Kunjungan Keluarga p enye sua ian di ri 36

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Pada teori yang sudah dikemukakan pada tinjauan pustaka, maka variabel dan kerangka konsep dalam penelitian ini ada variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah frekuensi kunjungan keluarga dan kecerdasan emosional. Sedangkan variabel dependennya adalah penyesuaian diri santri Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kerangka konsep maka dirumuskan hipotesa penelitian sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara frekuensi kunjungan keluarga dengan penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren Darul Muttaqien. Frekuensi kunjungan keluarga Penyesuaian diri Kecerdasan emosional Santri baru