Hasil Uji Instrumen METODE PENELITIAN

47

K. Etika Penelitian

Masalah etika pada penelitian menggunakan subjek manusia menjadi isu sentral yang berkembang saat ini. Pada penelitian ilmu keperawatan, karena hampir 90 subjek yang digunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar hak-hak manusia Nursalam,2008. Dalam penelitian ini, setidaknya ada beberapa etika penelitian yang harus diperhatikan. Pertama Informed consent, yaitu responden harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu. Informed consent berisi lembar persetujuan apakah responden bersedia atau pun tidak. Kedua anonimity tanpa nama, yaitu menjamin kerahasiaan identitas responden dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar alat ukur atau hasil penelitian. Ketiga kerahasiaan confidentiality, yaitu semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya, hanya pada kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset 48 BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darul Muttaqien

Pondok Pesantren Darul Muttaqien merupakan salah satu pesantren yang menjalankan sistem pembelajaran modern. Pondok Pesantren Darul Muttaqien yang terletak di wilayah desa Jabon Mekar Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Resmi berdiri sebagai lembaga pesantren pada tahun 1988 M, tepatnya tanggal 18 Juli 1988. Sejarah berdirinya Darul Muttaqien terkait erat dengan dengan pemberian tanah wakaf seluas 1,8 ha oleh pemiliknya H. Mohamad Nahar kepada KH. Sholeh Iskandar , ketua BKSPPI Badan Kerjasama Pondok Pesantren se Indonesia pada tahun 1987. Dari tahun 1980 H. Mohamad Nahar telah melakukan berbagai konsultasi dengan tokoh-tokoh ulama dan pada akhirnya tahun 1988 berdirilah Pondok Pesantren Darul Muttaqien dengan KH. Mad Rodja Sukarta diberi amanah untuk menjadi pimpinan. Mulai dari rangkaian sejarah berdirinya, awalnya Darul Muttaqien berafiliasi pada Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta. Namun berdasarkan pertimbangan dan kepentingan yang lebih luas, maka didirikanlah Yayasan Darul Muttaqien pada tanggal 29 Januari 1992, dengan H. Mohamad Nahar sebagai ketua. Terkait dengan pengunduran diri H. Mohamad Nahar, maka berdasarkan rapat anggota yayasan H. M. Lutfi Nahar, SE resmi menjadi ketua yayasan yang baru menggantikan ketua lama terhitung sejak tanggal 27 Oktober 2002 sampai sekarang