Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian

11 Selain itu, Efendy dan Makhfudli 2009, juga mengklasifikasikan pesantren berdasarkan kegiatan yang berlangsung sebagai berikut: a. Pesantren salafi atau salafiyah tradisional, merupakan pesantren yang masih tetap mempertahankan bentuk aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis ulama dengan menggunakan bahasa Arab. Sistem pengajarannya dengan menggunakan sistem halaqah artinya diskusi untuk memahami isi kitab, bukan untuk mempertanyakan benar salah yang diajarkan kitab. Kurikulum sepenuhnya tergantung kepada para kyai pengasuh pondok pesantren. b. Pesantren khalafi atau khalafiyah modern, merupakan pondok pesantren yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem klasikal dan sekolah. Meskipun kurikulum pesantren modern memasukkan pengetahuan umum akan tetapi tetap dikaitkan dengan ajaran agama hanya saja pengajian kitab- kitab klasikal tidak lagi menonjol. c. Pesantren komprehensif Pondok pesantren komprehensif yaitu pondok pesantren yang menggabungkan sistem pendidikan dan pengajaran antara yang tradisional dan modern. Artinya di dalamnya diterapkan pengajaran kitab dan keagamaan namun secara reguler sistem persekolahan terus dikembangkan.

3. Fungsi Pondok Pesantren

Efendy dan Makhfudli 2009, menyimpulkan fungsi pesantren secara garis besar sebagai berikut: a. Tempat belajar ilmu-ilmu agama keislaman. 12 b. Meningkatkan fungsi syiar dan pelayanan. c. Berperan aktif dalam peningkatan kualitas umat melalui dakwah. d. Mengembangkan dakwah dengan cara yang kreatif dan inovatif. e. Membangun struktur lembaga yang kokoh dan berwibawa. f. Membentuk kader-kader dakwah islami. g. Sebagai garda depan dalam mencetak para mujahid dakwah, termasuk para penghafal Al- Qur‟an hafiz dan hafizah. h. Menjadikan pesantren sebagai media pemberdayaan untuk perempuan korban kekerasan. i. Merespons persoalan-persoalan kemasyarakatan seperti masalah kemiskinan, memelihara tali persaudaraan, mengurangi pengangguran, memberantas kebodohan, menciptakan kehidupan yang sehat, dan sebagainya.

B. Santri

Santri berasal dari bahasa Sanskerta, shastri yang berarti orang yang memahami kitab suci agama Hindu. Di zaman Islam, kata santri dipakai dalam arti yang luas yaitu orang yang melaksanakan ajaran islam. Tetapi kata santri di kalangan orang jawa islam berasal dari pengertian yang lebih khusus yaitu orang atau murid yang belajar di pondok Purwoko,dkk, 2007. Kata santri memiliki dua makna yaitu sebagai kategori sosial dan kategori pendidikan. Kategori sosial santri berarti komunitas atau kelompok masyarakat yang taat dalam menjalankan ajaran agama islam. Kategori pendidikan, santri bermakna murid-murid yang belajar islam kepada guru yang disebut kiai dan tinggal di pondok atau asrama. Purwoko,dkk, 2007.