Kampung dan Desa Pengertian Umum Musik Populer

yang kaya atau miskin kadang-kadang begitu erat kaitannya, hal ini dikarenakan konsep adat telah terbentuk sejak mulai lahirnya kelompok masyarakat yang identitas utamanya adalah adanya marga, sejauh ini tidak ada orang Batak Toba tanpa marga, karena dengan marga itu orang Batak akan setia terhadap ketentuan adatnya di mana pun mereka berada.

2.4 Kampung dan Desa

Menurut Vergouwen, masyarakat Batak Toba mengenal beberapa kesatuan tempat yaitu: 1 kampung, lapangan empat persegi dengan halaman yang bagus dan kosong di tengah-tengahnya, 2 huta, “republik” kecil yang diperintah seorang raja, 3 onan, daerah pasar, sebagai satu kesatuan ekonomi, 4 homban mata air, 5 huta parserahan, kampung induk dan lain-lain Vergouwen 1964:119-141. Ditinjau dari kemasyarakatan Batak Toba, perkampungandesa memiliki hubungan yang erat dengan sistem marga. Pada mulanya setiap marga bertempat tinggal di perkampungan yang disebut huta, yang biasanya juga merupakan suatu bahagian dari huta yang dihuni oleh sekelompok induk marga dari suatu keturunan, yang disebut toga dan gabungan beberapa unsur – unsur marga masyarakat yang tercakup dalam suatu wilayah beberapa huta yang satu keturunan disebut bius. Misalnya marga Hutagalung dalam cakupan bius Tarutung, marga Simamora dalam cakupan bius Dolok Sanggul, marga Nainggolan dalam cakupan bius Onan Runggu, marga Sinambela dalam cakupan bius Balige, marga Pasaribu dalam cakupan bius Haunatas, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Dikatakan Huta jika bangunan yang didirikan di atas tanahnya sendiri, atau bertempat tinggal di atas tanah yang telah diduduki, maka parhutaan adalah merupakan bagian dari milik si pendiri serta keturunannya, misalnya untuk menanyakan didia marhuta yang berarti bertempat tinggal di kampung mana, dijawab huta atau kampung Hutagalung yang berarti marga Hutagalung yang mendirikannya . Seperti yang dijelaskan oleh Vergouwen, kampung merupakan lapangan empat persegi dengan halaman yang bagus dan kosong di tengah-tengahnya. Rumah-rumah, biasanya berbaris, berhadapan dengan barisan rumah terdapat lumbung padi. dan setiap rumah memiliki pekarangan dapur sendiri di bagian belakang.

2.5 Agama dan Kepercayaan

Definisi agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut, sedang kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tradisi Sebelum terbentuk Negara Republik Indonesia bahwa, suku-suku di daerah-daerah sudah menganut agama dan kepercayaan asliseperti dalam kepercayaan masyarakat Batak Purba, diyakini adanya Tuhan Yang Maha Tinggi yang disebut Mula Jadi Nabolon. “Tuhan” itu secara fungsional terbagi atas tiga dalam prinsip yang tri tunggal, yaitu Tuan Bubi na . Universitas Sumatera Utara Bolon, Ompu Silaon Na Bolon, dan Tuan Pane Na Bolon yang berurut menguasai wilayah atas: langit yang disebut banua ginjang, wilayah tengah: bumi yang disebut banua tonga dan wilayah bawah: laut dan cahaya yang disebut banua toru. Konsep “Tuhan” yang demikian itu menurut para ahli antropologi religi akibat dari pengaruh Hindu yang menyusup ke dalam konsep kepercayaan asli orang Batak. 128 Pada masa itu, keagamaan orang Batak merupakan suatu konsep totalitas, yaitu alam, komunitas, pribadi, dan sebagainya yang terjalin dalam suatu pandangan, merupakan konsep totalitas dan juga yang tercermin dalam pembagian alam menjadi tiga bagian dan Mulajadi Na Bolon yang diartikan sebagai Pencipta Alam Semesta sebagai penguasa atau Bangsa Batak sudah menganut agama asli yaitu agama Mulajadi Menurut Pedersen pada mulanya antara tahun 2000 dan 1500 sebelum Masehi, kebudayaan Batak di daerah selatan dan pesisir Barat Sumatera Utara telah dikuasai oleh suatu peradaban Hindu-Budha. Tetapi kemudian, pendapat yang sudah ada sejak jaman purba. Sejak masa sebelum ada pengaruh Hindu, orang Batak yakin akan adanya roh nenek moyang, penguasa tanah, dan roh-roh lain yang bermukim di tempat-tempat suci. Pengaruh agama Hindu diperkirakan lama cukup memengaruhi perkembangan budaya Batak, dapat dilihat dari beberapa kosa kata yang diserap dari bahasa Hindi dalam banyak kosa kata bahasa Batak seperti guru, batara, aditia, anggara dan lain sebagainya, dan juga terdapatnya candi-candi Hindu di Portibi, Sipamutung dan Padang Bolak. 128 Hary Parkin, Batak Fruit Hindu Thought, Madras: Cristian Literature Society, 1978, 253. Dalam Ben Marojahan Pasaribu, Taganing Batak Toba: Suatu Kajian Dalam Konteks Gondang Sabangunan Universitas Sumatera Utara: Jurusan Etnomusikologi, 1986, h. 46. Universitas Sumatera Utara tentang masuknya pengaruh Hindu-Budha ke daerah Batak lebih menonjolkan teori kolonisasi yang lebih muda, dengan teori bahwa kolonisasi asing mungkin secara langsung datang dari India atau dari Jawa, tetapi yang paling besar kemungkinannya ialah dari orang-orang Melayu Minangkabau di Sumatera Tengah-Barat. Bangsa Batak sudah menganut agama asli yaitu agama Mulajadi yang sudah ada sejak jaman purba sampai kemudian pada masa Sisingamangaraja-X sepuluh mulai berkembang agama baru yang dianut sebagian dari Bangsa Batak yaitu Ugamo Malim dan penganutnya disebut parmalim Kedudukan ketiga pimpinan Ompu Palti Raja, Si Raja Lontung: Jonggi Manaor dan Si Singamangaraja X adalah sebagai pendeta agung yang mewakili yang Maha Kuasa dengan sebutan Malim Ni Debata dan pemimpin dari suatu . Pada masa Si Singamangaraja X sebelum masuknya Islam dan Kristen kehidupan beragama bagi masyarakat Batak Toba merupakan kesatuan yang erat dengan pemerintahan, yang pada masa itu dipegang oleh beberapa pimpinan. Sebab walaupun secara keseluruhan wilayah Batak Toba berpegang pada suatu tata cara adat yang sama, tetapi masyarakatnya terbagi atas tiga harajaon yang masing-masing dipimpin oleh Ompu Palti Raja di Samosir Selatan, yang menguasai tujuh marga dari keturunan Si Raja Lontung: Jonggi Manaor di lembah kaki gunung Pusuk Buhit, yang menguasai marga-marga dari keturunan Guru Tatea Bulan; dan Si Singamangaraja X dengan wilayah yang hampir meliputi lima perenam dari keseluruhan wilayah Batak Toba yang mencakup Toba Holbung, Samosir Utara, Humbang dan Silindung, yang menguasai belasan bius dari keturunan Sumba. Universitas Sumatera Utara bentuk organisasi politik yang meliputi berbagai bius, yang secara genealogis dan geografis terkelompok sebagai suatu rumpun, sesuai dengan peta hasil pola migrasi marga-marga masyarakat Batak Toba. Ada tiga lapisan atau unsur kepercayaan yang juga tercermin dari ritual- ritual, yaitu: 1 Unsur theisme, berdasar pada kepercayaan akan keesaan Tuhan; 2 Unsur kepercayaan bahwa semua benda dan gejala alamiah adalah roh atau mengandung roh, yang disebut animisme; dan 3 Unsur kepercayaan bahwa jagat raya ini dikuasai oleh daya-daya gaib, magis yang lewat pelaksanaan ritual dan mantra dapat dikendalikan oleh datu, seperti penyembuhan orang sakit secara kekuatan supra-natural.

2.5.1 Islam

Sejarah perkembangan agama telah banyak meninggalkan catatan-catatan, agama Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia yang penyebarannya juga sampai ke Tapanuli. Dalam kunjungannya pada tahun 1292, Marco Polo melaporkan bahwa masyarakat Batak sebagai orang-orang liar dan tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar. Meskipun Ibn Battuta, mengunjungi Sumatera Utara pada tahun 1345 dan mengislamkan Sultan Al-Malik Al-Dhahir, masyarakat Batak tidak pernah mengenal Islam sebelum disebarkan oleh pedagang Minangkabau. Bersamaan dengan usaha dagangnya, banyak pedagang Minangkabau yang melakukan kawin-mawin dengan perempuan Batak. Hal ini Universitas Sumatera Utara secara perlahan telah meningkatkan pemeluk Islam di tengah-tengah masyarakat Batak. 129 Pada abad XIX terjadi pergolakang besar di Minangkabau, di mana sebuah mahzab Islam bercita-cita mengadakan pemurnian pelaksanaan syariat Islam. Pemimpin-pemimpin gerakan ini menyerang pranata-pranata Minangkabau yang banyak itu, yang bertentangan dengan ajaran Islam dan tidak hanya pranata, tetapi juga kepala-kepala adat yang berhubungan dengan itu dan memerolah kedudukan sosial daripadanya. Gerakan pemurnian ini mendapat sambutan baik dari masyarakat, sehingga memperoleh dukungan yang banyak terutama dari golongan yang tidak simpati akan tindakan dari tokoh-tokoh adat 130 Kemudian Perlawanan dari raja-raja Minangkabau dan Raja-raja Mandailing yang dibantu oleh Belanda, pada tahun 1837 berhasil menumpas gerakan kaum Paderi ini dengan menyerang pusat mereka yaitu Bonjol, sehingga . Keunang, 1990: 302 Awal abad ke-19, pasukan Minangkabau menyerang tanah Batak dan melakukan pengislaman besar-besaran atas masyarakat Mandailing dan Angkola. Para kepala-kepala adat yang terancam itu meminta bantuan mula-mula kepada orang Inggris, dan juga kepada orang Belanda sesudah tahun 1824; maka terjadilah suatu perang sengit, yang berlangsung dengan mengalami pasang surut bagi kedua belah pihak. Kaum Paderi berhasil mempertahankan diri dan pada tahun 1830 mereka melakukan penyerangan ke Mandailing dan berhasil menguasai perkampungan dan masyarakat yang dijumpainya. 129 Christine Doblin, “Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi, Minangkabau 1784-1847”. Dalam http:id.wikipedia.orgwikiSuku_Batak. Halaman ini terakhir diubah pada 10.08, 23 November 2012. 130 Keunang. J, 1990. Batak Toba dan Batak Mandailing Dalam Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Universitas Sumatera Utara era baru pun mulailah di derah Batak bagian selatan, yang telah berada di bawah pendudukan Kolonial Belanda. Dalam melaksanakan program-programnya pemerintah Belanda memerlukan tenaga-tenaga bantuan agar dapat mengerjakan urusan-urusan pemerintahan, dengan dimulainya penanaman kopi secara paksa, sebagai suatu bagian dari Culturstelsel Sistem Tanam Paksa. Dikarenakan orang Batak Mandailing yang memenuhi syarat tidak bersedia, sehingga diangkatlah orang Minangkabau hampir dalam segala jabatan yang diisi oleh pribumi. Beberapa gedung sekolah didirikan yang bertujuan untuk mendidik putra kepala-kepala adat Batak Mandailing agar memenuhi syarat untuk penempatan dalam aparatur pemerintahan. Guru pada sekolah-sekolah ini pun kebanyakan didatangkan dari Minangkabau. Para penganut ajaran agama Islam yang fanatik, orang Minangkabau ini yang juga dihinggapi oleh semangat untuk penyebaran agama, sehingga sambil bekerja bagi pemerintah kolonial Belanda mereka juga aktif menyebarkan agama Islam. Dari wilayah Batak Mandailing yang berdampingan dengan wilayah Batak Toba, masuklah pengaruh Islam ke masyarakat Batak Toba. Dapat dikatakan, kemungkinan besar bahwa masyarakat Batak Toba yang memeluk agama Islam mendapat pengaruh dari Batak Mandailing yang sering dianggap masih saudara satu asal-usul. Sehingga daerah perbatasan Batak Toba yang berbatasan langsung dengan daerah Batak Mandailing sebagian penduduknya memeluk agama Islam sedang sebagian lagi memeluk agama Kristen misalnya pada daerah Pahae Jahe dan Pahae Julu. Universitas Sumatera Utara

2.5.2 Kristen

Agama Kristen merupakan agama mayoritas di Batak Toba dapat dikatakan Kristen sebagai identitas budaya, merupakan sejarah baru perkembangan yang sangat dinamis bagi masyarakat Batak Toba yang dimulai pada tahun 1863, ketika misionaris dari Jerman, I.L. Nommensen 131 Pada tahun 1824, dua misionaris Baptist asal menetap di Silindung. Sebelum itu, berabad-abad lamanya tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama dari luar atau tidak ada hubungan dengan dunia luar atau Bangsa Batak terisolasi yang amat ketat dari hubungan pemahaman kebudayaan, masyarakat Batak Toba hidup dengan gayanya sendiri dan menurut pahamnya sendiri. Inggris, Richard Burton dan Nathaniel Ward berjalan kaki dari Sibolga menuju pedalaman Batak. 132 Pada tahun 1850, Sebelum kedatangan I.L. Nommensen, dua orang pengabar Injil berkebangsaan Inggris, memasuki daerah Batak Toba tahun 1824, baru beberapa hari sampai di tanah Batak, mereka sudah dikejar-kejar, sehingga melarikan diri meminta perlindungan kepada pihak Belanda. Sepuluh tahun kemudian, dalam tahun 1834 dua orang penginjil Amerika harus menebus kegiatannya dengan nyawanya karena dibunuh Schreiner, 2002:56. Dewan Injil Belanda menugaskan Herman Neubronner van der Tuuk untuk menerbitkan buku tata bahasa dan kamus bahasa Batak- Belanda. Hal ini bertujuan untuk memudahkan misi-misi kelompok Kristen 131 Hotmaida. Hutasoit, T. Simanjuntak, 1993. I.L. Nommensen Sang Penabur Di Tanah Batak. PT BPK GUNUNG MULIA. 132 R. Burton and N,Ward. Transactions of the Royal Asiatic Society.London: Report of a Journey into the Batak Country, in the interior of Sumatra, in the year 1824. 1:485-513. Universitas Sumatera Utara Belanda dan Jerman berbicara dengan masyarakat Toba dan Simalungun yang menjadi sasaran pengkristenan mereka. 133 Neubronner Van Der Tuuk, bertempat tinggal di dekat pantai di Barus di daerah pinggiran. Dalam perjalanannya ke Danau Toba hampir saja ditebus dengan nyawanya, ketika sekelompok masyarakat Batak Toba mengejar- ngejarnya tetapi Neubronner Van Der Tuuk berhasil melarikan diri dan ia berhasil dapat mencapai kembali tempat tinggalnya di Barus. Van Asselt, Heine, Betz dan Klammer yang mengadakan rapat pendeta pada 7 Oktober 1861 di Sipirok untuk mengatur strategi PI. Kemudian dilanjutkan oleh Nommensen, Schreiber, Johansen dkk sejak tahun 1862. 134 Masyarakat Batak Toba mulai terbuka dalam menerima agama baru, pekerjaan para zending dan keinginan untuk merubah hidup bisa jadi penyebabnya. Mengenai persentasi penganut agama Kristen di Batak Toba, Geertz menuliskan: Agama Kristen telah dianut oleh kira-kira seperdua dari orang Batak; ada juga sedikit menjadi Islam, sedangkan yang lainnya tetap memeluk apa yang dinamakan orang Batak Toba sebagai agama perbegu, yaitu kepercayaan kepada roh-roh. 135 Sebenarnya I.L. Nommensen juga mengalami banyak kesulitan di tahun- tahun pertama dengan kasus yang sama seperti yang dialami misionaris 133 Van der Tuuk, Bataksch Leesbok, Stukken in het Mandailingsch; Stukken in het Dairisch. Amsterdam, 1861. Dalam http:id.wikipedia.orgwikiSuku_Batak. Halaman ini terakhir diubah pada 10.08, 23 November 2012. 134 PWT. Simanjuntak, 2011. “Berkat Sekolah Zending, Tano Batak Maju” Horas, Edisi 135. 5-20 Maret, h. 13. 135 Greetz, Hildred. 1986. Aneka Budaya dan Komunitas di Indonesia. Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial dan FIS-UI Terjemahan Zainuddin A. Rahman. Universitas Sumatera Utara sebelumnya, dari berbagai pihak ia mengalami berbagai hambatan dan gangguan, berkali-kali nyawanya terancam dan jelas keberadaannya tidak di terima raja- raja. Pasaribu Arifin, 2011 menuliskan tentang: Berita tentang Nommensen sampai ke telinga Raja Amandari, salah satu raja dari pomparan O Sumurung dan beliau menyuruh salah seorang pembantunya yaitu Pandjingkel Silalahi untuk menyampaikan kepada Nommensen bahwa dia tidak di terima di Hutabagasan 136 Mula-mula di Silindung, kira-kira 15-20 tahun kemudian di Dataran Tinggi Danau Toba dan Balige dan sekitarnya. Di sekitar Danau Toba walaupun sudah melalui perjuangan yang sengit, dengan campur tangan sebuah ekspedisi militer Belanda dan pencaplokan daerah itu, hasilnya memuaskan bagi Zending. , akan tetapi karena I.L. Nommensen mempunyai wibawa dan pribadinya yang besar dan juga karena silindung yang menjadi cita-citanya dari awal, baru ia berdoa, “Hidup atau Mati, aku tinggal ditengah-tengah bangsa ini, berdiam memberitakan firman-Mu. Kemudian kesabarannya pun menuai hasil, dimulai dari Huta dame di desa Sait Ni Huta. Huta Dame adalah perkampungan pertama yang dibangun Nommensen untuk menampung orang Batak yang tertindas di wilayah Silindung sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Kristen pertama di Tanah Batak. Dilokasi ini pula Nommensen membangun gereja Dame, yakni Gereja pertama di Silindung yang didirikan pada tahun 1864. Sesudah itu gerakannya bertambah cepat, sehingga agama Kristen mencapai perkembangan yang pesat di Batak Toba. 136 Arifin Pasaribu, 2011. “Tarutung Kota Wisata Penuh Sejarah” Horas, Edisi 142. 10-30 September, h. 39. Universitas Sumatera Utara Akan tetapi memang sesudah tahun 1883 Zending telah benar-benar berhasil dengan misinya, orang Batak Toba memahami apa arti kesempatan yang diberikan Zending dan pemerintahan Belanda kepada mereka. Keamanan dan ketertiban, pembukaan daerah permukiman dan lahan pertanian yang baru banyak memengaruhi taraf kehidupan masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba diberi kesempatan untuk dididik menduduki kedudukan-kedudukan dalam Zending sebagai pengetua-pengetua, guru dan pendeta. Keunang, 1990: 302

2.5.3 Parmalim

Sebelum terbentuk Negara Republik Indonesia bahwa suku-suku di daerah-daerah sudah menganut agama dan kepercayaan asli seperti agama Parmalim, kemudian Pada abad ke-19 sekitar tahun 1864 suku Batak Utara banyak menganut faham agama Kristen terutama oleh I.L. Nommensen dan faham agama Mulajadi dari Tanah Batak berangsur-angsur hilang kemudian beralih ke faham agama Islam dan Kristen dalam kurun waktu sekitar 140 tahun ke masa sekarang ini, berabad-abad lamanya tidak pernah terpengaruh oleh agama-agama atau faham-faham dari luar, sejak jaman perdagangan kemenyan, sebenarnya sudah berhubungan dengan dunia luar tanpa terpengaruh atau tak terusik oleh faham-faham luar. Kemungkinan suku Batak mengalami masa frustrasi yang tak teratasi pada masa Paderi sehingga menimbulkan hubungan manusia Batak yang monotheis dengan Mulajadi Nabolon dianggap tidak mampu membendung Tuhannya orang luar Bangsa Batak. Faham agama Islam yang sudah bercokol di Batak Selatan dengan anggapan memiliki kekuasaan dibanding Batak di Utara Universitas Sumatera Utara sementara kekosongan di Batak Utara menjadi Blessing in disguise Organisasi agama Parmalim dibentuk antara tahun 1870 sampai tahun 1883 suatu reaksi dari Raja Si Singamangaraja XII untuk meneruskan sikap hamalimon, dan yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga keutuhan kepercayaan asli Batak dari pengaruh agama Kristen dan perluasan administratif Belanda. Bukti lain yang diajukan adalah keeratan hubungan antara Guru Somalaing Pardede, yang dianggap sebagai mandat dari Raja Si Singamangaraja XII untuk meneruskan pengorganisasi Parmalim dengan E. Modligiani karunia tersembunyi bagi Evangelisasi Kristen. 137 Akhirnya aliran Parmalim ini meningkat menjadi Parhudamdam, yang bertalian dengan penyembahan Si Singamangaraja, dan merambat iBarat api yang menggila meliputi seluruh Tanah Batak. Dalam tahun 1918 dianggap sebagai ancaman politik yang menguatirkan banyak pejabat Belanda”. , seorang ahli botani Katolik berkebangsaan Itali, membuat penyatuan kepercayaan Islam, Kristen, kultus individu Si Singamangaraja dan animisme Batak dianggap sebagai dasar dari organisasi Parmalim ini. Pada tahun 1907 anggapan Parmalim sebagai suatu gerakan keagamaan dan politis, melahirkan Parhudamdam yang merupakan suatu gerakan keagamaan politis yang lebih ekstrim. “Agama baru” ini secara tidak langsung merupakan bawahan dari Parmalim. Sehubungan dengan ini Barlett menulis: 138 137 Miodligiani, penulis buku laporan botani dan etnografi di daerah Batak yang berjudul “Fra I Bottacchi Indepedenti”, mengangkat Guru Somailing menjadi juru bicaranya. Sehingga diduga ia banyak memengaruhi sikap dan cara berfikir Somailing. Dalam Ben Marojahan Pasaribu, “Taganing Batak Toba: Suatu Kajian Dalam Konteks Gondang Sabangunan” Universitas Sumatera Utara: Jurusan Etnomusikologi, 1986, hal. 37. 138 H.H. Barlett. The Labors of The Datou, Ann Arbor: University of Michigan, 15 dalam Ben Marojahan Pasaribu, “Taganing Batak Toba: Suatu Kajian Dalam Konteks Gondang Sabangunan” Universitas Sumatera Utara: Jurusan Etnomusikologi, 1986, h. 39. Universitas Sumatera Utara Terbentuknya Parhudamdam yang diilhami oleh kematian Si Singamangaraja XII dan juga dengan adanya pembebanan pajak yang berat oleh Belanda, penyusunan kembali pola-pola tanah milik, dan pengaruh-pengaruh asing lainnya yang berkembang di wilayah Batak, sehingga hal-hal tersebut di atas menimbulkan suatu mitologi yang messianis, yaitu ada kepercayaan akan datangnya kembali Si Singamangaraja, dan suatu tema kebinasaan apokaliptis bagi orang-orang yang tidak percaya. Tata cara ibadat Parhudamdam merupakan paduan antara ritual-ritual gaya Parmalim dengan Islam. 139 139 Ismail Manalu, 1985. Mengenal Batak. Medan: CV Kiara 1985, h. 174. Adanya pengucapan “La Illaha Illallahu” yang berulang-ulang dalam ibadat mereka, merupakan perkembangan yang sinkretis yang sudah akomodatif dalam menerima unsur-unsur agama, terutama agama Islam. Sesudah kemerdekaan, penganut Parmalim semakin terpinggirkan. Bahkan oleh penganut agama tertentu mereka dicitrakan sebagai si pelebegu yang menyembah setan, hantu. Persepsi demikian tertanam karena klaim kebenaran agama yang masuk ke Indonesia. Tentu saja dampak dari klaim tersebut sangat fatal bagi penganut Parmalim. Dalam pelaksanaan ibadat parmalim, selain acara ibadat rutin setiap hari Sabtu, hampir seluruh upacara ritual mereka dilaksanakan dengan musik, baik dengan gondang sabangunan maupun dengan gondang hasapi. Sebutan yang diberikan kepada yang memainkan alat-alat musik yang ada di masyarakat Batak Toba adalah Pargonci. Selain sebutan Pargonci adalah sebutan pande atau sering disebut dengan pande nami, dan juga Tukang nami. Sebutan pargonci atau pande ini diberikan kepada yang memainkan ensembel Gondang Sabangunan dan Gondang Hasapi. Universitas Sumatera Utara Berikut ini tulisan Pasaribu tentang kegiatan Parmalim yang dikutip dari catatan harian Masashi Hiroshue, sebagai berikut. Dungi marliat ma margondangi ganup ripe: manukma digondangkan ia na umpogos, hambing ia di naummora, jadi sai marpunguma nasida ganup ari mangan-mangan, ia dung lojabe manortori, ai ndang ringkot roha nasida marulaon. Ai songon ondo di dok guru nasidai: Mangulape angka parbegu I, dohot angka na Cristen I, na hita do I sogot, ninna, Huhut didok: molo dung mulak sian habuangan Guru Somalaing dohot Ompu Barnit ama pangajari I, sega ma tano on, jadi mago masude na cristen dohot parbegu I, alai sonangma ianggo hita. Ai patarma disi harajaonni rajanta Si Singamangaraja I dohot tuanta Raja Rom. 140 Kemudian setiap keluarga menari berkeliling dengan iringan gondang: keluarga yang sederhana mempersembahkan ayam, dan bagi keluarga yang kaya kambing, yang dipersembahkan melalui gondang, setiap hari mereka berkumpul dan makan-makan, dan mereka terus menari hingga letih, namun mereka tidak mengindahkan pekerjaan. Sebab guru mereka pernah berkata: walaupun kaum kafir dan kristen senantiasa bekerja, kelak hasilnya akan jatuh ke tangan kita, kemudian dikatakan: apabila Guru Somalaing dan Ompu Barnit, guru kecintaan kita, sudah kembali dari pembuangan berubahlah dunia ini, lantas musnahlah semua kristen dan kafir, tetapi kalau kita akan mendapat kesenangan. Sebab jelaslah pada saat itu kerajaan dari Raja Si Singamangaraja dan Tuan Kita Raja Rom. Terjemahannya: 141 Secara umum peribadatan Parmalim dapat dibagi atas tiga kelompok ritual, yaitu: 140 Ben M Pasaribu, 1986. Taganing Batak Toba: Suatu Kajian Dalam Konteks Gondang Sabangunan. Medan: Universitas Sumatera Utara: Jurusan Etnomusikolog, hal. 41. Masashi Hiroshue adalah seorang warga Jepang yang menulis topik tentang Parmalim untuk disertasinya pada Australia National University. 141 Dalam tonggo-tonggo doa Si Singamangaraja, diucapkan hormat kepada Mulajadi na Bolon, Martua Raja Uli, Tuan Soripada Aceh dan kepada Martua Raja Rom, yang diperkirakan adalah Raja Turki dari Istambul dari kekaisaran Ottoman yang pengaruh dan wibawanya masuk melalui Aceh. Universitas Sumatera Utara 1. Upacara yang wajib dilaksanakan oleh anggota penganut Parmalim dua kali dalam setahun, yang disebut sipaha sada dan sipaha lima. Upacara sipaha sada berlangsung selama lima hari, sedang upacara sipaha lima berlangsung selama tiga hari. 2. Upacara yang dilaksanakan secara khusus, tanpa berpegang pada bulan-bulan tertentu, yang pelaksanaannya merupakan kehendak dari perseorangan. Upacara seperti ini disebut maradat, misalnya martutu aek yaitu upacara pemandian bagi anak yang baru lahir; manggalang na paet yaitu suatu upacara kurban setelah melaksanakan puasa selama sehari semalam; dan sebagainya. 3. Upacara yang dilaksanakan apabila seseorang ada melakukan kesalahan atau perbuatan asusila sehingga dilaksanakan acara manopoti sala memohon ampun. Kepada orang yang melakukan kesalahan ini akan dikenakan aturan yang “ingkon pajong-jongonna hau sarung marnaik, halangonna gondang bolon” harus mendirikan kayu sarung marnaik dan mengadakan acara gondang.

2.5.4 Siraja batak

Perlawanan secara gerilya yang dilakukan oleh orang-orang Batak Toba berakhir pada tahun 1907, setelah pemimpin kharismatik mereka, Sisingamangaraja XII wafat sehingga terbentuknya Parhudamdam yang diilhami oleh kematian Si Singamangaraja XII kemudian sekitar tahun 1942 terbentuklah Organisasi Si Raja Batak, merupakan suatu kenangan terhadap Si Singamangaraja dengan memproklamasikan pemujaan terhadap Mulajadi Na Bolon, penghormatan Universitas Sumatera Utara leluhur orang Batak, dan pemeliharaan adat. Perbedaan yang nyata antara organisasi Parmalim dan Si Raja Batak adalah dasar pijakannya. Parmalim menekankan pada hal iman sedangkan Si Raja Batak menekankan pada hal adat. Si Raja Batak didirikan oleh Raja Patik Tampubolon yang beranggapan bahwa tugas penganut Si Raja Batak adalah menghidupkan kembali persekutuan- persekutuan bius melalui pengaruh adat yang berdasarkan kekuatan ilham yang supra alamiah. Tampubolon membuat “kitab suci” dari Si Raja Batak yang disebut Pustaha Tumbaga Holing, yang oleh Tampubolon sendiri disebut sebagai pustaha yang berdasar pada mitos pustaha yang diberikan Mulajadi Na Bolon kepada Si Raja Batak nenek moyang suku bangsa Batak, dan mencoba membuktikan melalui pustaha karangannya bahwa seluruh habatahon dasar-dasar kehidupan dan setelah kehidupan masyarakat Batak adalah dasar anutan Si Raja Batak. Tetapi Tampubolon tidak menyebut agama, melainkan “adat” sebagai inti Si Raja Batak. Hampir setiap dari upacara-upacara penting Si Raja Batak mempunyai kaitan dengan pertanian. Hal ini merupakan suatu warisan dari tata aturan parbaringin, yang senantiasa menyertakan siklus aktivitas pertanian dalam ritual bius. Secara umum upacara peribadatan Si Raja Batak dapat dibagi atas tiga kelompok ritual, yaitu: 1. Upacara yang wajib dilaksanakan secara berkala dalam setahun, misalnya: Gondang Patuat Boni Sipaha Ualu, suatu upacara sebelum menanam padi; Gondang Buhuni Taon, suatu upacara menjelang panen; Gondang Matumona Universitas Sumatera Utara Sipaha Dua, upacara panen; Gondang Haroroni Habonaran Sipaha Lima, upacara menyambut kedatangan roh kebenaran; Gondang Sahala ni Raja Si Singamangaraja, upacara memperingati kematian Si Singamangaraja. 2. Upacara yang dilaksanakan oelah penganut Si Raja Batak yang berkenaan dengan adat dan dalihan na tolu, misalnya: Panangkokhon Saring-saring, upacara menggali dan menguburkan kembali tulang-belulang leluhur, dan Gondang Debata Pasahat Tondi ni Naung Mate Matua, upacara kematian. Upacara yang dilaksanakan oleh penganut Si Raja Batak berdasarkan keinginan perseorangan. Hal ini disebut sinta-sinta, misalnya: Sibaran, upacara yang dilakukan atas permintaan seseorang yang telah menderita sakit dan mangompoi gorga, upacara peresmian rumah.

2.6 Kesenian Masyarakat Batak Toba

Kesenian masyarakat Batak Toba meliputi Seni tari dan seni suara, seni rupa, seni sastra dan seni musik meliputi vokal dan jenis alat musik tradisional Batak Toba kemudian ensembel gondang sabangunan dan ensembel gondang hasapi.

2.6.1 Seni tari dan seni suara

Pada masyarakat Batak Toba ada dua kata yang dapat dianalogikan dengan istilah tari, a. Tumba yaitu suatu tarian bagi anak remaja, biasanya dilakukan malam hari di halaman desa, dan peristiwanya terlepas dari konteks upacara. Tumba mirip Universitas Sumatera Utara dengan joting tetapi semua pemainnya berdiri dan menari bergerak seragam sambil bernyanyi. Gerakannya didominasi gerakan tortor, tetapi ada kombinasi gerakan hentakan kaki dan mengayun disertai menepuk lutut dengan kedua tangan dilanjutkan dengan bertepuk tangan. Paduan gerak dan nyanyian ini disebut Tumbas. Sementara dalam syair lagunya ada kata tumba. Tumba adalah syairnya, embas adalah gerakannya. Pemakaian kata tumba dipopulerkan karena embas tortor Batak semakin dihilangkan dan telah didominasi budaya joget melayu. b. Tortor, yang dilakukan dalam setiap upacara dengan iringan gondang sabangunan, secara umum terlihat seperti hiburan. Akan tetapi dalam pemikiran yang asli, kedudukan tor-tor bagi masyarakat Batak Toba tidaklah merupakan suatu seni hiburan. Pastor A.B. Sinaga menuliskan: Pada mulanya tortor bukanlah peragaan keindahan estetis melainkan suatu sembah kepada Pengada Adikodrati… Tortor asli Batak bersifat sakral dan merupakan pujaan kepada Sang Maha Tinggi Sinaga, 1977:16-19. Dalam pelaksanaannya pola gerak tortor dapat dibagi atas dua bagian: - Tortor hatopan, suatu pola gerak yang sudah baku dalam setiap upacara. Antara pria dan wanita memiliki pola-pola tersendiri. Gerakan ini biasanya dilakukan pada setiap awal penyajian gondang, setiap penari melakukan gerakan yang sama, menurut pola-pola yang telah baku. - Tortor hapunjungan, tortor yang dilakukan sesuai dengan konteks upacaranya. Dengan kata lain, fungsi tortor ini berhubungan dengan upacara tersebut. Tortor ini dilakukan secara pribadi atau sekelompok Universitas Sumatera Utara orang yang memiliki motivasi serupa misalnya tortor untuk kaum muda, atau tortor dalam acara sukacita, tetapi memiliki gerakan yang relatif bebas, setiap penari bebas melakukan gerakan yang sesuai dengan ekspresinya sepanjang masih mengikuti ritme. Secara umum dapat dikatakan bahwa bagi masyarakat Batak Toba, tortor sangat individual sekali, walaupun dalam tortor Batak yang asli sebenarnya terdapat pola gerakan yang harus dipatuhi, tetapi seringkali mereka mengabaikan hal ini. c. Joting Joting adalah seni suara dengan syair yang beraturan dipadukan dengan gerakan yang seragam. Permainan joting biasanya ramai pada saat bulan purnama usai panen raya. Dalam menyanyikan joting seseorang bernyanyi dan diikuti banyak suara respinsorial. d. Andung Andung adalah ratapan bernuansa kesedihan. Bila tangisannya diiringi dengan suara menggelegar dan hempasan tubuh sembarang disebut dengan “angguk bobar”. e. Oing Oing mirip dengan nyanyian sinden Jawa. Oing kebanyakan mengutarakan suka duka dan pengharapan, biasanya dinyanyikan perahan dan dalam kesendirian. f. Dideng Dideng adalah seni suara bernuansa sanjungan dan motivasi kepada seseorang. Universitas Sumatera Utara g. Didang Didang tidak disebut sebagai seni suara, tetapi merupakan sikap menyanjung seseorang. Seorang bayi dipangku dan diayun perlahan disebut “mandidang” dan kadang diiringi nyanyian meninabobokkan. h. Doding Doding adalah kepandaian merangkai kata-kata untuk menyemangati seseorang atau kelompok orang. Doding juga adalah rangkaian kata-kata bentuk nyanyian yang tujuannya menyemangati seseorang atau kelompok orang. Orang tua bertepuk tangan sambil bernyanyi menyemangati anak yang belajar berdiri termasuk juga sebagai kegiatan mandoding. i. Ende Ende nyanyian adalah syair dan irama yang dilagukan oleh pemain joting dan tumbas. Opera Batak adalah bentuk kegiatan teaterikal yang diiringi Gondang Hasapi dan nyanyian andung, ende, oing untuk hiburan rakyat. Opera Batak mempopulerkan kesenian andung, ende, oing, dan pemainnya sering menampilkan bernyanyi seperti menangis.

2.6.2 Seni rupa

Seni rupa merupakan seni yang paling tua di Batak Toba dapat dilihat dari hasil karya seni megalitikum, yang sampai sekarang masih banyak kelihatan di beberapa tempat di Toba seperti pada bentuk atap berbentuk tanduk kerbau, dan juga pada dindingnya yang penuh dengan ukiran-ukiran yang disebut gorga. Universitas Sumatera Utara Ragam seni rupa yang ada pada masyarakat Batak Toba juga mencakup tenun, ragam hias, patung, dan berbagai bentuk lainnya. Tempat menyimpan padi dan beberapa kegiatan desa yang menyangkut kehidupan muda-mudi, merupakan salah satu ciri khas yang dalam penyajiannya adalah apa yang tertera pada bangunan ruma dan sopo. Secara umum, pola-pola ragam hias tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut. a. Pola berbentuk manusia, misalnya: ulu paung, singa-singa. b. Pola berbentuk hewan, misalnya: boraspati, hoda-hoda. c. Pola berbentuk raksasa, misalnya: jengger, jorngom. d. Pola berbentuk tumbuhan, misalnya: hariara, sundung di langit. e. Pola berbentuk geometris, misalnya: ipon-ipon, iran-iran. f. Pola berbentuk kosmos, misalnya: silintong, simarogung-gung. Selain berfungsi sebagai magis, di sisi lain seni rupa juga berfungsi dalam upacara adat dapat dilihat dari bentuk tenunan, ulos misalnya. Pada setiap corak atau motif ulos yang dibedakan dalam warna, pola, bahan, dan ukuran memiliki nama-nama tersendiri. Misalnya: ragidup, abit godang, runjat, sibolang, ragi hotang, sadum, parompa, dan sebagainya. Fungsi ulos akan disesuaikan pada masing-masing upacara adat, nama ulos tersebut berubah menurut kepentingan dan fungsi ulos tersebut. Misalnya: dalam upacara memasuki rumah baru diberikan ulos mompo jabu; dalam upacara kelahiran diberikan ulos manimpus, ulos tondi; dalam upacara perkawinan diberikan ulos pargomgom, ulos pansamoti, ulos hela todoan, ulos pariban dalam upacara kematian diberikan ulos saput, ulos saurmatua, ulos Universitas Sumatera Utara panggabei; dalam upacara mangongkal holi diberikan ulos saput; dalam upacara pemberian nama anak diberikan ulos mampe. Dalam aktifitas kehidupan sehari- hari masyarakat Batak Toba, karya seni rupa mempunyai kedudukan penting seperti hubungannya dengan religi dan adat.

2.6.3 Seni sastra

Seni sastra selain untuk keperluan komunikasi sehari-hari sejak dahulu kala Bangsa Batak sudah mengemukakan karyacipta seni-seni sastra melalui umpasa pantun nasihat, umpama Kata-kata bijak=wisewords, turi-turian Umpasa, Tonggo-tonggo, Umpama adalah bahasa Sastera yang Eufemis yang disusun secara puitis, dirangkum dengan kalimat-kalimat yang indah penuh dengan aliterasi dan paralelisme, baik dalam bentuk: Peribahasa, Pantun, Syair, Pepatah ataupun Sanjak, ceritahikayatmitoslegenda, tonggo-tonggo mantra, torsa-torsa perumpamaan, huling-huling teka-teki dan seni sastra ini disampaikan dalam beberapa bentuk penyajian sastra, yang juga berfungsi untuk hiburan, sebagai bagian dari adat, hukum dan religi yang kesemuanya mengandung kearifan dengan tatanan nilai normatif apapun takarannya. 142 1. Umpama, suatu bentuk penyajian sastra yang bermaksud sebagai teladan kebijaksanaan, hukum-hukum lisan, dialog-dialog resmi dalam upacara adat, misalnya: diantara beberapa jenis sastra ada 3 pokok Bentuk bahasa dalam seni sastra di Batak Toba, yaitu. 142 Lumongga R.A Pardede, 2010. Masisisean Di Ulaon Adat. Medan: Cetakan Kedua, h. 12. Universitas Sumatera Utara - Songon gondang, dobung-dobung soarana, hape rumar do dibagasan. Terjemahannya: Seperti gendang, keras suaranya, ternyata kosong di dalamnya. - Matek-tek bulung pinasa, matektek tu bona. Tunda ni anakna, dohonan tu amana Terjemahannya: jatuh daun nangka, jatuh ke batangnya. Perbuatan anaknya, ditanggungkan ke ayahnya. Pasaribu, 1986:41. 2. Umpasa, suatu bentuk penyajian sastra yang dari segi bentuknya agak sulit dibedakan dari umpama. Tetapi dari segi isinya, umpasa lebih terasa berkesan religius, dalam arti lebih menekankan hal-hal yang bersifat rahmat, kurnia, dan berkat, contohnya” - Sahat-sahatni solu, sai sahatma tu bontean. Leleng hita mangolu, sai sahat tu pangabean. Terjemahannya: Melajulah perahu, melaju ke tepian, semoga mempunyai umur yang panjang dan mencapai kebahagiaankesuksesan. 3. Tudosan, suatu bentuk penyajian sastra yang berupa perbandingan. Dalam kaitan ini, berbagai permasalahan dalam alam dijadikan suatu bandingan terhadap kehidupan manusia untuk menyatakan perasaan hati atau keadaan sesuatu, misalnya: -Togu uratni bulu, toguan uratni padang. Togu hatani uhum, toguan hatani padan. Terjemahannya: Kuatteguh pun akar bamboo, lebih kuatteguh akar rumput sejenis ilalang. Kuatteguh aturan hukum, namun lebih kuatteguh aturan janji.

2.6.4 Seni musik

Universitas Sumatera Utara Musik tradisional yang merupakan bagian dari perkembangan musik dunia, memiliki masing-masing karakter yang unik dan secara sosio-religius memiliki nilai-nilai tersendiri bagi masyarakat pemilik tradisi tersebut. Dalam religi awal atau masa pra Kristen pada masyarakat Batak Toba, musik memiliki tempat yang sangat penting di tengah penganutnya dan pada kegiatan keagamaanya. Musik dalam masyarakat Batak Toba, dalam pengelompokannya tercakup dalam dua bagian besar, yaitu: a musik vokal, dan b musik instrumental.

2.6.4.1 Musik vokal

Dalam musik vokal tradisional pembagian ditentukan oleh kegunaan dan tujuan lagu tersebut dapat dilihat dari isi liriknya. Masing-masing lagu yang disebut ende memiliki kategori tersendiri, yang secara tradisional dibagi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Ende Mandideng, yaitu musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak lullaby song. 2. Ende Sipaingot, adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan melangsungkan pernikahan. Dinyanyikan pada saat senggang pada hari- hari menjelang pernikahan tersebut. 3. Ende Pargaulan, adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo- chorus”, dan dinyanyikan oleh kaum muda dalam waktu senggang, bisanya malam hari. Universitas Sumatera Utara 4. Ende Tumba, adalah musik vokal yang khusus dinyanyikan sebagai pengiring tarian hiburan. Penyanyi sekaligus menari dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya ende tumba ini dilakukan oleh remaja di halaman kampung yang disebut alaman pada malam terang bulan. 5. Ende Sibaran, adalah musik vokal sebagai cetusan penderitaan yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita tersebut, yang menyanyi di tempat sepi. 6. Ende Pasu-pasuan, adalah musik vokal yang berkenaan dengan pemberkatan berisi lirik-lirik tentang kekuasaan yang abadi dari Yang Maha Kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh orang-orang tua kepada keturunannya. 7. Ende Hata, adalah musik vokal yang berupa lirik yang diimbuhi ritem yang disajikan secara monoton, seperti metric speech. Liriknya berupa rangkaian pantun dengan bentuk AABB yang memiliki jumlah suku kata yang sama. Biasanya dinyanyikan oleh kumpulan kanak-kanak yang dipimpin oleh seseorang yang lebih dewasa atau orang tua. 8. Ende Andung, adalah vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal, yang disajikan pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung, melodinya datang secara spontan sehingga penyanyinya, haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan terampil dalam sastra serta menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini Pasaribu, 1986:50-54. Universitas Sumatera Utara

2.6.4.2 Jenis alat musik tradisional batak toba

Pada etnik Batak Toba terdapat berbagai jenis alat-alat musik yang dimainkan dalam bentuk ensambel, atau sebagai alat musik individual yang dimainkan secara solo. Ragam alat musik tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sarune Bolon yaitu, alat musik pembawa melodi yang memiliki reed ganda double reed. Dimainkan dengan cara mangombus marsiulakhosa circular breathing. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok aerophone. Gambar 1. Sarune Bolon 2. Sarune Etek yaitu, alat musik pembawa melodi yang memiliki reed tunggal single reed. Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada empat disebelah atas, satu disebelah bawah dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa meniup dengan cara terus menerus. Gambar 2. Sarune Etek 3. Garantung adalah instrumen pembawa melodi yang terbuat dan kayu dan memiliki lima bilah nada. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok xylophone. Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan Universitas Sumatera Utara sebagai pembawa ritem variabel pada lagu-lagu tertentu. Dimainkan dengan cara memukul dengan menggunakan stick. Gambar 3. Garantung 4. Taganing yaitu serangkaian gendang yang terdiri dari 5 buah. Disusun dalam satu standar berturut-turut dari bentuk yang lebih besar hingga yang terkecil berfungsi sebagai pembawa melodi dan ritme variabel pada lagu-lagu tertentu. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok membranophone. Dimainkan dengan cara memukul kulitnya dengan palu-palu stick. Gambar 4. Taganing dan Gordang 5. Gordang single headed drum, yaitu satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem konstan maupun ritem variabel. Instrumen ini sering disebut sebagai bass dari ansambel gondang sabangunan. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok Universitas Sumatera Utara membranophone. Perhatikan gambar 4, gordang terletak pada posisi kiri, dengan bentuk yang lebih besar dari taganing. 6. Odap double headed drum, yaitu gendang dua sisi yang berperan sebagai pembawa ritem variabel. Instrumen ini dimainkan untuk lagu-lagu tertentu dalam gondang sabangunan dan sering digunakan ketika pawai. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok membranophone. Gambar 5. Odap 7. Hasapi ende plucked lute dua senar adalah instrumen pembawa melodi dan merupakan instrumen yang dianggap paling utama dalam ansambel gondang hasapi. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok chordophone.Tune atau stem dari kedua senamya adalah dengan interval ters mayor yang dimainkan dengan cara mamiltik memetik. Gambar 6. Hasapi Ende 8. Hasapi doal, alat musik ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa ritme konstan. Ukuran instrumen hasapai doal sedikit lebih besar dari hasapi ende. Universitas Sumatera Utara 9. Ogung gong, yaitu empat buah gong yang diberi nama oloan, ihutan, doal dan panggora. Setiap ogung mempunyai ritem yang sudah konstan. Instrumen ini berperan sebagai pembawa ritem konstan atau pembawa irama dalam gondang sabangunan. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok idiophone. oloan ihuta doal panggora Gambar 7. Ogung gong 10. Sulim transverse flute, yaitu alat musik yang terbuat dari bambu, memiliki enam lobang nada dan satu lobang tiup. Dimainkan dengan cara meniup dari samping side blown flute yang dilakukan dengan meletakkan bibir secara horizontal pada pinggir lobang tiup. Instrumen ini biasanya memainkan lagu-lagu yang bersifat melankolis ataupun lagu-lagu sedih. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok aerophone. Gambar 8. Sulim 11. Talatoit transverse flute, yaitu alat musik yang terbuat dari bambu, sering juga disebut dengan salohat atau tulila. Dimainkan dengan cara meniup dari samping. Mempunyai empat lubang penjarian yakni dua di sisi kiri dan dua di sisi kanan, sedangkan lubang tiup berada di tengah. Instrumen ini biasanya Universitas Sumatera Utara memainkan lagu-lagu yang bersifat melodis dan juga bersifat ritmik. Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok aerophone. Gambar 9. Talatoit 12. Sordam long flute yang terbuat dari bambu. Dimainkan dengan cara meniup dari ujungnya up blown flute dengan meletakkan bibir pada ujung bambu secara diagonal. Memiliki enam lubang nada, yakni lima di bagian atas dan satu di bagian bawah, sedangkan lubang tiupnya merupakan ujung dari bambu tersebut. Gambar 10. Sordam 13. Tanggetang, yaitu alat musik yang senamya terbuat dari rotan dan peti kayu sebagai resonator. Permainan instrumen ini bersifat ritmik atau mirip dengan gaya permainan gong maupun gaya permainan mengnmng. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok kordophone. Gambar 11. Mengmung Universitas Sumatera Utara 14. Saga-saga fews harp yang terbuat dari bambu dimainkan dengan cara menggetarkan lidah dari instrumen tersebut dan rongga mulut berperan sebagai resonator. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok idiophone. Gambar 12. Saga-Saga Etnik Batak Toba mengakui bahwa gondang adalah ciptaan dari Mulajadi Na Bolon dan merupakan milik dewa-dewa. Manusia hanya diberikan hak untuk menyimpan dan menggunakannya. Alasan yang membuktikan bahwa gondang adalah ciptaan dari Mulajadi Na Bolon dapat dilihat dari suatu upacara, dimana gondang bunyi gondang dapat menyampaikan permohonan manusia kepada dewa-dewa. Selain itu konsep religi yang menganggap bahwa gondang merupakan milik dewa-dewa dapat dilihat dalam konsep sipitu gondang tujuh repertoar gondang. Dalam setiap upacara yang menyertakan gondang baik dalam konteks adat maupun religi, penyajian sipitu gondang selalu dilakukan pada bagian pembuka dan pada bagian penutup. Dalam etnik Batak Toba terdapat dua jenis ensambel musik yaitu, ensambel Gondang Sabangunan dan Gondang Hasapi. Secara umum, fungsi dan penggunaan musik dalam bentuk ansambel mempunyai konsep dan tujuan yang sama. Gondang hasapi dan gondang sabangunan sama-sama digunakan untuk upacara adat maupun untuk upacara yang bersifat religius. Perbedaan penggunaan kedua ansambel tersebut hanya terletak pada sifat dari upacara tersebut, yaitu Universitas Sumatera Utara untuk upacara yang melibatkan masyarakat luas biasanya menggunakan ansambel gondang sabangunan. Selain dalam bentuk formasi ensambel, pada masyarakat ini terdapat permainan musik yang bersifat individual, serta berbagai jenis musik vokal.

2.6.4.3 Ensambel gondang sabangunan

Ansambel gondang sabangunan mempunyai beberapa istilah yang sering digunakan oleh masyarakat Batak Toba, yakni ogung sabangnnan dan gondang bolon. Instrumen yang termasuk dalam kelompok gondang sabangunan antara lain: taganing, gordang, odap, ogung, sarune bolon. Pada masa Pra Kristen, gondang sabangunan digunakan untuk berbagai upacara yang berhubungan dengan upacara adat maupun upacara religius. Pada masyarakat ini istilah gondang juga diartikan sebagai media yang menghubungkan manusia dengan penciptanya atau yang disembahnya dalam hubungan vertikal juga sebagai media yang menghubungkan manusia dengan sesamanya dalam hubungan horizontal Purba, 2003. Dalam permainan gondang sabangunan instrumen odap belakangan sudah jarang digunakan karena permainan dari odap tersebut dapat digantikan dengan menggunakan taganing dan mempunyai suara yang sama. Tangga nada yang ada dalam instrumen pembawa melodi yakni taganing dan sarune bolon mempunyai tangga nada yang pentatonis. Namun dalam hal ini istilah pentatonis yang terdapat dalam gondang sabangunan bukan seperti konsep pentatonis yang ada dalam Universitas Sumatera Utara musik Barat melainkan hanya suatu sebutan terhadap tangga nada yang mempunyai lima nada dalam konsep gondang sabangunan. Gambar 15. Ragam Alat Musik Dalam Ensambel Gondang Sabangunan. Pada dasamya permainan instrumen taganing dan sarune terjalin dalam hubungan melodi yang heteroponis dimana kedua instrumen tersebut membawakan melodi yang sama dalam beberapa reportoar, namun tangganada maupun tonalitasnya berbeda. Oleh karena itu istilah heteroponis untuk sarune dan taganing ini terjalin dalam heteroponis polytonal.

2.6.4.4 Ensambel gondang hasapi

Ansambel gondang hasapi memiliki beberapa alat musik yang terdiri dari : 1 hasapi ende sebagai pembawa melodi, 2 dan merupakan instrumen yang Universitas Sumatera Utara dianggap paling utama dalam ansambel gondang hasapi. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok chordophone. Tune atau stem dari kedua senamya adalah dengan interval ters mayor yang dimainkan dengan cara mamiltik memetik. Hasapi doal, instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa ritem konstan. Ukuran instrumen hasapai doal lebih besar sedikit dari hasapi ende. Sarune etek, adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed tunggal single reed. Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada empat disebelah atas, satu disebelah bawah dimainkan. Klasifikasi instrumen musik yang modern dirintis oleh Victor Mahillon 1841-1924 yang bekerja pada Instrumental Museum of The Conservatiore Royal de Musique, Brusels, Belgia, sejak didirikan pada tahun 1877. Koleksi dasar museum ini pada umumnya terdiri dari instrumen musik yang dipakai dan terdapat pada orkes simfoni Eropa. Kemudian berkembang dengan memasukkan instrumen-instrumen musik dari sebagian besar kawasan dunia. Tujuan dari sistem Mahillon pada masa itu adalah untuk menginventarisir atau mengkalogkan keseluruhan koleksi instrumen musik yang berangsur-angsur semakin banyak hingga berkisar tiga ribu jenis. Dasar klasifikasi instrumen musik yang dilakukan oleh Vivtor Mahillon berprinsip pada pembagian instrumen musik yang telah ada pada tulisan Hindu Kuno yang mana di dalamnya terdapat empat kelas dasar, yaitu: 1 instrumen Universitas Sumatera Utara musik pukul, 2 instrumen musik yang mempunyai membran berhubungan dengan cara merenggangkan kulit dimulut gendang, 3 instrumen musik berongga atau instrumen musik tiup, dan 4 instrumen musik berdawai alat musik yang memiliki senar. Mahillon membagi alat musik perkusi pukul ke dalam dua kelompok sub divisi yaitu, autophones autofon yang terdiri dari alat musik yang badannya sendiri menghasilkan suara apabila dibunyikan dengan alat penggetar, dan membranophones membranofon yaitu berdasarkan hasil suara yang disebabkan oleh getar membrannya, seperti kulit gendang. Prinsip-prinsip divisi dalam klasifikasi instrumen, masih berpedoman pada sistem Mahillon. Kemudian sistem-sistem tersebut disusun dalam hirarki-hirarki dengan sejumlah level yang terdiri dari: kelas, cabang, seksi, dan sub seksi. Dimana media yang memproduksi bunyi merupakan dasar pada devisi dan mewakili sebuah prinsip dari divisi suatu instrumen. Mahillon-Sachs-VonHornbostel membuat pengelompokan atau klasifikasi instrumen berdasarkan bahan yang memproduksi suara, dan terbatas pada aspek akustik. 143 1. Idiofon bahan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi. Klasifikasi tersebut terbagi dalam 5 kelompok yaitu : 2. Aerofon udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik itu sebagai sumber bunyi. 3. Membranofon kulit atau selaput tripis yang direnggangkan sebagai sumber bunyi. 143 Selain berdasar sumber produksi suara, juga dikelompokkan berdasarkan teknik memainkan alat musik. Universitas Sumatera Utara 4. Kordofon senardawai yang ditegangkan sebagai sumber bunyi. Prinsip klasifikasi berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh Mahillon- Sachs-VonHornbostel dalam kaitannya dengan pengelompokan alat musik yang dilakukan secara lokal pada alat-alat musik tradisional Batak Toba, pada prinsipnya mengacu pada teori klasifikasi oleh Mahillon-Sachs-VonHornbostel namun di sisi lain secara spesifik pengelompokan yang dilakukan secara lokal berdasar pada fungsi alat musik dalam sebuah ansambel baik pada gondang sabangunan maupun gondang hasapi. Universitas Sumatera Utara

BAB III MUSIK POPULER BATAK TOBA

3.1 Pengertian Umum Musik Populer

Istilah populer untuk jenis musik sudah ditemukan pada abad 17 dari seorang pastor Prancis di Santo Domingo yang mengadakan observasi khusus terhadap musik-musik Negro-Amerik. 144 Sementara dalam The New Grove Dictionary of Music and Musician dituliskan bahwa istilah populer digunakan pada abad 18 di Amerika dan di Eropa pada abad 20. 145 Sering kali istilah populer dianggap sama artinya dengan pop, 146 Hubungan yang erat antara musik rakyat dan musik populer juga dapat diamati dari penggunaan istilah untuk kedua jenis musik tersebut. Musik populer atau musik yang dibuat dan dimiliki oleh rakyat, defenisi singkat ini langsung menuju pada suatu istilah lain folklor. Ada 2 genre dasar dalam bidang musik, yaitu “musik seni” padahal kedua istilah ini tidak sepenuhnya sama. 147 144 Remy Sylado 1983. Musik Pop Indonesia: Suatu Kekebalan Sang Mengapa. Jakarta: Bunga rampai, Gramedia. Dalam Edy Sedyawati ed, Seni Dalam Masyarakat Indonesia. 145 Lamb, Andrew 1980. The New Grove Dictionary of Music and Musician. London: Macmillan dalam Stanley Sadie ed. 146 Remy Sylado, op. cit., h. 76. Istilah pop berasal dari gerakan seni rupa yang muncul sekitar tahun 1960-an di Amerika Serikat dan Inggris. Dalam gerakan itu, pop kira-kira dianggap sebagai konsep untuk mengendorkan pandangan-pandangan lama yang dianggap tidak sesuai dengan jaman, dipelopori oleh, antara lain Tom Wesselmann, Roy Lichtenstein dan R.B. Kitaj. Istilah “pop” dalam hal ini merupakan singkatan dari istilah populer, yang mana tidak berhubungan dengan istilah “Pop Art” dalam dunia senirupa, walaupun dalam perkembangan musik rekaman “Musik Pop” adalah sebutan untuk lagu-lagu yang “manis” dan komersial. dan “musik hiburan” atau “populer”, atau “berguna” 147 Dieter Mack, 2002. Sejarah Musik Jilid 4. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, h. 377 Pengertian “musik seni”art music perlu sedikit uraian, sebab istilah ini sering digunakan di dunia Barat, sesuai dengan suatu tradisi tertentu di Barat di Indonesia, oleh karena tradisinya, pengertian ini kelihatan masih agak samar dan kami tidak merasa berhak untuk menentukan tentang penerapannya. “Musik seni” pada umumnya menuju pada suatu karya musik yang diciptakan oleh Universitas Sumatera Utara Konsep budaya populer popular culture dan seni populer art culture digunakan dengan secara meluas di Barat selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meluasnya kapitalisme, sistem pendidikan populer dan peristiwa proses modernisasi dan urbanisasi. Budaya populer memberikan pengertian yang sama dengan budaya massa Gans 1974:10. Dalam bahasa Inggris, lagu rakyat disebut “Folk Song”, namun dalam bahasa Prancis disebut “Chanson Populaire”, dalam bahasa Italia disebut “Canto Popalare”, dalam bahasa Spanyol disebut “Cancion Popular”. Penggunaan istilah “populer’, di sini disebabkan oleh hubungan yang erat antara musik populer dan musik rakyat dengan populasi. Musik populer ini tidak dapat disamakan dengan musik rakyat, seperti misalnya dalam tradisi etnik-etnik di Indonesia sebab musik populer baru ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan komersial, dimana teknologi reproduksi memungkinkannya. 148 karena tujuan ekspresi individual, secara mandiri dan tanpa penyesuaian dengan selera orang lain atau keinginan orang lain. Sekaligus musik ini tidak merupakan imitasi salah satu gaya yang sudah ada. Dengan demikian “musik seni” seolah-olah selalu berada di ujung perkembangan gramatik musik. Namun dimana batasan dengan musik populer, folklore, hiburan dll, sulit untuk ditentukan. 148 Dieter Mack, 2004. Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural. Arti, h. 2. Munculnya budaya populer mempunyai sejarah perkembangan tersendiri. Perubahan politik feodal ke arah demokrasi, perkembangan teknologi, dan usaha perdagangan sistem kapitalis menjadi titik tolak munculnya budaya populer ini. Seiring dengan berkembangnya jaman, setelah teknologi rekaman hadir, musik menjadi sebuah komoditi, suatu “produk” dalam istilah industri rekaman dan penyiaran sekarang, musik menjadi sesuatu yang bisa dijual dan menjadi suatu kebutuhan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Musik populer pada dasarnya ingin memuaskan orang, sehingga selera dan kebutuhan kebanyakan orang menjadi tolak ukur untuk garapan musik populer, termasuk kebutuhan ekonomis para pengusaha dan artis. 149 … peredaran massal melalui media elektronis tidak bisa dikontrol lagi dari manusia sendiri. Sebagai contoh kami sebutkan situasi dikebanyakan restoran dan supermarket, dimana kita terkena dengan musik populer, apakah kita mau atau tidak. Dengan demikian ada dua alternatif: 1 Seseorang yang tidak ingin terkena seolah-olah harus memisahkan diri dari kebanyakan tempat sosial masyarakat. Tempat pekerjaanpun kadang-kadang “dihujani” dengan musik hiburan itu. 2 Musik tersebut dianggap sebagai suatu kenyataan lingkungan kita, sama dengan bunyi alam atau mobil dsb. Namun kedua alternatif ini bersifat anti-manusiawi oleh karena dampak sosialnya yang di luar keputusan bebas manusia sendiri. Menurut Donald sistem politik demokrasi dan pelajaran yang semakin meluas meruntuhkan monopoli golongan kelas atas terhadap unsur budaya Donald 1968:12. Perkembangan teknologi yang lebih baik dapat mengeluarkan bentuk hiburan dengan harga murah. Ia berpendapat teknologi modern seperti piringan hitam dan film sesuai bagi pengeluaran dan penyebaran hiburan yang meluas, tidak terkecuali di musik populer Batak Toba, musik populer merupakan suatu kenyataan, atau merupakan fenomena di musik populer Batak Toba, karena sifat dari hiburan selalu menangkap yang lagi tren atau terbaru, sehingga usaha untuk menawarkan hiburan menjadi lapangan bisnis yang menguntungkan sangat terbuka. Salah satu fenomenanya dapat kita lihat pada kutipan berikut. 150 Dari kut ipan di atas jelas bahwa mau atau tidak musik populer telah menjadi bagian dari aktifitas manusia sekarang ini, mungkin dikarenakan musik 149 Mack Dieter.op. cit., h. 380. 150 Ibid., h. 378. Universitas Sumatera Utara populer juga berfungsi sebagai media pemuas selera musikal pengguna maupun pencipta musik populer atau karena hakekat orientasinya yaitu bisnis serta hasil komersial sebagai tujuan produknya. Para pekerja professional atau orang-orang yang ahli dalam lapangan tertentu, seperti artis-artis menerima bayaran dari pihak panitia penyelenggara dan sejalan dengan itu panitia penyelenggara juga bertujuan mencari untung dan penonton merupakan penikmat. Bisnis musik populer ini telah mencapai dimensi yang sulit dibayangkan Manuel 1988:2 mengatakan: “… the term “popular music” has ben used in a general sense in English- Language writings to distinguish music “of the people” from art music associated with elites. There is clearly a need for a term for the narrowing in this century of close relationship to the mass media”. 151 “… populer music is typical of societies with a relatively highly developed division of labour and a clear distinction between preducers are created largely by prefessiionals sold in a mass market and reproduced through mass media”. “… istilah musik populer telah dipakai dalam arti umum dalam tulisan- tulisan bahasa inggris untuk membedakan musik orang banyak dengan musik seni yang diasosiasikan dengan golongan elit. Jelas perlu diadakan sebuah istilah mencakup makin dekatnya hubungan yang akrab dengan media massa”. Beberapa pendapat pakar lainnya oleh Manuel 1988:2 dituliskan: 152 … musik populer adalah khas dalam masyarakat banyak yang mempunyai pembagian tugas yang jelas dan yang mempunyai perbedaan yang jelas antara mereka yang menghasilkan dengan 151 Peter Manuel, 1988. Popular Music Of The Non-Western, World. New York: Oxfor University Press, h. 2. 152 Ibid., Universitas Sumatera Utara konsumennya. Dimana produksi-produksi yang bersifat cultural adalah diciptakan pada garis besarnya oleh sebuah golongan professional, dijual dalam sebuah pasaran umum dan diperbanyak melalui media massa. Perkembangan pesat suatu industri musik populer berkembang sejajar dengan perkembangan media dan kemajuan teknologi, dalam hal ini menyangkut media massa elektronik yaitu televisi, radio, video, kaset, laser disc, tape reel, kemudian media massa cetak yaitu brosur, sheet musik, majalah, surat kabar dan lain-lain. Mulkanas 1994 menuliskan bahwa: …Walter Lippman yang mengatakan media massa sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi sekaligus dapat membentuk persepsi khalayaknya. Sementara Charles Wright dalam artikelnya “Some effects of mass media” melihat peranan media dalam pembentukan persepsi pada realitas sosial dalam kaitannya dengan penataan informasi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Wright menyebutkan media massa telah dijadikan sebagai sarana “pembenaran” terhadap informasi yang telah diterima tersebut”. 153 Pada umumnya budaya Indonesia bertradisi oral lisan, salah satu kriteria folklore adalah bertradisi lisan, semua teorinya ditransmisikan secara oral dimana unsur etnis lebih menonjol, sehingga dalam perkembangan antara lagu rakyat dengan lagu populer, penciptaan menjadi perbedaan karena kebanyakan lagu rakyat tidak diketahui lagi siapa penciptanya. 154 153 Mulkanas, Dede. “Mempertanggung-jawabkan Perhatian Dampak Media”, dalam Harian Kompas, 30 Januari, 1994. 154 Kosasih L.M, “Sekitar Pengertian Dan Perkembangan Lagu-Lagu Rakyat”, Bahas Edisi I, Medan, 1976. “Sukar dipastikan dengan pasti data mengenai folksong kecuali bila lagu itu tadinya ditulis atau diterbitkan”. Universitas Sumatera Utara Lagu-lagu seperti ‘Happy Birthday To You’ Selamat Ulang Tahun yang telah dinyanyikan hampir diseluruh dunia pada saat perayaan ulang tahun, perbedaannya hanya pada bahasa yang dipergunakan dalam menyanyikannya. Besar kemungkinan folksong atau lagu rakyat akan langka kecuali lagu tersebut ada tertulis atau diterbitkan dalam bentuk buku. Kira-kira sampai tahun 1900-an, orang tidak bisa mendengarkan musik tanpa hadir pada saat musik dimainkan. Rekaman, radio dan televisi masih belum ditemukan saat itu. Jika ingin menikmati musik, orang harus menyanyi dan memainkan musik sendiri atau menonton pertunjukan orang lain. 155 Media elektronik adalah salah satu konteks musik populer yang paling dominan. Sulit mencari radio dan televisi yang tidak menyiarkan musik. Diantara berbagai ragam musik yang disiarkan media elektronik, musik populer paling dominan. Perkembangan industri musik populer pada awalnya dimulai dari penjualan kertas-kertas yang bertuliskan melodi-melodi lagu sheet music seperti buku panduan yang diperjual-belikan agar konsumen mengetahui bentuk-bentuk musik baru dan dapat memainkan musik sendiri, atau dengan menggunakan piano rool yakni kertas musik yang digulung dan dimasukkan ke dalam badan piano kemudian piano tersebut akan bermain sendiri dan juga dapat dinikmati dengan menonton melalui pentas-pentas komersial. 156 155 Mauly Purba dan Ben M Pasaribu, 2006. Musik Populer. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara, h. 2. 156 Ibid., h. 138. Dalam membicarakan media massa, radio menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam perkembangannya. Siaran radio mulai dikenal di Hindia Belanda sejak pertengahan tahun 1920-an… Pada mulanya, hampir 100 siaran radio diisi dari piringan hitam, tetapi makin lama makin banyak siaran Universitas Sumatera Utara “live”: siaran kroncong dan lagu populer dalam bahasa MelayuIndonesia. 157 … Rata-rata pengguna awal Radio merupakan bagian dari media massa elektronik yang bersifat auditori mendengarkan. radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat… siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an. Sekarang, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja… Guglielmo Marconi1896… John Ambrose Fleming 1904… sampai pada masa Edwin Howard Armstrong 1912 menemukan penguat gelombang radio disebut juga radio amplifier… Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. 158 Pada tahun 1933 radio menjadi alat yang penting dalam menyebarluaskan lagu dan artis baru kepada audiens di seluruh Indonesia terutama di perkotaan, siaran musik Indonesia yang ketika itu disebut “siaran ketimuran”, pertama kali di Batavia, kemudian di Yogyakarta dan Surakarta, lalu Bandung, Semarang dan Surabaya. Alisjahbana 1966:112 menulis: “… Radio Republik Indonesia berjasa menyebarkan lagu2 dan nyanyian2 dari berbagai daerah, yang amat banyak jumlah dan ragamnya, dan dengan demikian membuka kemungkinan baginya untuk berpadu sesamanya maupun dengan lagu dan nyanyian Indonesia 157 Ibid., h. 55. 158 Sawyer, Stacey C. Williams, Brian K. 2001. Using Information Technology, New York: McGraw-Hill Company. Halaman ini terakhir diubah pada 12.12, 14 November 2012. Universitas Sumatera Utara modern…”. 159 Program di radio juga sering membuat tangga lagu, sebagai usaha untuk menentukan mana lagu yang paling populer pada hari ini, minggu ini, atau bulan ini. Pemilihan tangga lagu di radio juga sebagai cara untuk mendongkrak popularitas lagu, memberi ruang pada lagu baru. Penyiaran musik di radio secara teknis dapat langsung menggunakan produksi rekamannya, berbagai jenis musik populer sering menjadi identitas radio yang menyiarkannya. Beberapa stasiun radio kebanyakan menyiarkan lagu-lagu dangdut, pop daerah, pop Indonesia, pop mancanegara dan banyak juga stasiun radio yang menyiarkan berbagai ragam musik populer, biasanya semua pilihan jenis lagu pop yang disiarkan disesuaikan dengan target pendengar yang ingin di capai. 160 Pada media elektronik lainnya, televisi menjadi pelengkap yang sempurna, televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, berbeda dengan radio yang bersifat auditori mendengarkan dimana televisi bersifat audio-visual didengar dan dilihat. Perkembangan televisi dapat merekam dan menampilkan musik hiburan atau lagu-lagu yang berasal dari film. Pada kasus lagu-lagu populer di dalam sinema telah memberikan letak arti yang lain, secara alami mewarnai dan mempengaruhi musik. Konteks sinema antara lain penyuntingan dan frekuensi penggunaan tarian. 161 159 Alisjahbana, S Takdir, 1996. Revolusi Masharakat Dan Kebudayaan Di Indonesia. Kuala Lumpur: Oxford University Pres, h. 112. 160 Purba M dan Pasaribu M Ben, op. cit., h. 139. 161 Manuel, Peter.op. cit., h. 5. Banyak stasiun televisi menyiarkan pertunjukan musik secara langsung ataupun siaran tunda prosesnya direkam dulu, lalu disiarkan Universitas Sumatera Utara kemudian dan juga program musik yang disiarkan di televisi yang disebut dengan klip, musik yang direkam untuk dipasarkan kemudian diisi dengan gambar yang biasanya berhubungan dengan isi teks lagu, yang penyiarannya berulang-ulang karena klip lebih sebagai media promosi dari produksi rekaman. Beberapa media elektronik lainnya seperti video, kaset, laser disc, tape reel juga sebagai media pendukung perkembangan musik populer. Video adalah teknologi elektronik menangkap pengolahan, merekam, menyimpan, transmisi, dan merekonstruksi urutan gambar diam yang mewakili adegan dalam gerakan. Pada tahun 1951 perekam video pertama rekaman menangkap gambar hidup dari kamera televisi dengan mengubah impuls listrik kamera dan menyimpan informasi ke rekaman video magnetik. 162 Seperti yang sudah dibahas di atas pada pembahasan televisi yang membahas tentang klip yang merupakan video musik yang disiarkan di televisi. Pada akhir tahun 1990-an, playback player seperti video, VCD, dan sekarang DVD sudah merambah, terutama dalam memasarkan produk pertunjukan musik, diantaranya musik populer-lah yang paling dominan. Model klip di televisi ini banyak ditiru untuk memproduksi musik populer dengan gambar. Di kota-kota dan di berbagai wilayah Indonesia sudah banyak yang memproduksi musik pop daerah dan tradisi yang menggunakan media VCD. 163 Pada industri musik populer, video atau yang sekarang ini lebih dikenal dengan VCD dan DVD mempunyai peran penting di dalam perkembangan musik populer dalam hal ini pemasaran baik untuk kepentingan bisnis penyiaran dan hiburan, 162 dalam hiburan yang sifatnya pribadi, video dapat menghibur penonton di http:en.wikipedia.orgwikiVideo Halaman ini terakhir diubah pada 3 January 2013 at 19:40. 163 Mauly Purba dan Ben M Pasaribu, op. cit., h. 140. Universitas Sumatera Utara tempat-tempat seperti di dalam rumah, stadion, kedai kopi, teater, ruangan konser dan dibanyak tempat lainnya. Compact Cassette, yang biasa disebut kaset, pita kaset, atau tape adalah media penyimpan Kaset juga berperan penting di dalam perkembangan musik populer karena kemudahan penggunaannya dan juga karena kaset lebih murah dan praktis dibandingkan dengan media lainnya seperti piringan hitam yang mahal dan rumit, dapat kita lihat pada kutipan berikut. data yang umumnya berupa lagu. Berasal dari bahasa Perancis, yakni cassette yang berarti kotak kecil. Kaset berupa pita magnetik yang mampu merekam data dengan format suara. Dari tahun 1970 sampai 1990-an, kaset merupakan salah satu format media yang paling umum digunakan dalam industri musik. Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-bagian lainnya ini terbungkus dalam bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita magnet. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita bergerak ke salah satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua sisinya. Contohnya, side A dan side B… kaset memegang peran besar dalam dunia musik pada 1980-an dan 1990-an, bahkan di era sekarang setelah 2000-an, kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik. 164 Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi berperan di balik berkembangnya musik populer, kaset tumbuh semakin pesat karena kaset menjadi salah satu alternatif media musik. Lima belas tahun terakhir ini telah banyak bermunculan industri-industri kaset, penduplikasi kaset, pencetakan label dan pemasaran produk lokal dengan investasi awal dan biaya pengoperasian yang sangat rendah. 165 164 http:id.wikipedia.orgwikiCompact_Cassette. Halaman ini terakhir diubah pada 12.26, 26 Desember 2012. 165 Manuel, Peter.op. cit., h. 6. Universitas Sumatera Utara Jumlah pengguna Internet 166 yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet, teknologi internet menawarkan gejala baru yang beragam berkaitan dengan musik populer, karena sudah banyak situs yang menyiarkan musik populer seperti radio kabel yang lebih dikenal dengan sebutan radio internet. 167 Situs-situs tertentu di internet juga menjadi ajang penjualan musik populer. Contoh musik yang mau kita beli dapat didengar sedikit atau sebagian dari beberapa lagu dalam satu album. Kita dapat memesan sebuah lagu atau album rekaman untuk dibeli. 168 166 Internet kependekan dari interconnection-networking secara Dari uraian-uraian di atas, penulis berasumsi bahwa perkembangan musik populer melalui beberapa media yang penyebaran informasi dan reproduksi musik populer melalaui media cetak meliputi Koran, Majalah, Brosur, Poster, Kartu Pos, kemudian Audio-visual melalui film layar lebar, Televisi, Video-tape, VCDDVD, Mini Disc, HandphonePDA, juga melalui media Audio melalui Radio, Kaset, Reel-to-reel tape, CD, Disket, Ringtone HP, dan juga melalui media internet melalui Website dan E-mail, yang berperan penting di dalam perkembangan musik populer dan promosi yang disampaikan media tersebut besar pengaruhnya dalam eksistensi musik populer. harfiah ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar internet Protocol Suite TCPIP untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia… Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969. http:id.wikipedia.orgwikiInternet Halaman ini terakhir diubah pada 07.54, 13 Desember 2012. 167 Situs ini sebenarnya adalah radio siaran, tetapi siarannya dimasukkan ke internet, sehingga dapat menjangkau belahan manapun dimuka bumi ini sepanjang bisa mendapat jaringan internet. 168 Mauly Purba dan Ben M Pasaribu, op. cit., h. 141. Universitas Sumatera Utara

3.2 Pengaruh Kebudayaan Modern Dalam Musik Batak Toba