Geografi Batak Toba TINJAUAN UMUM MASYARAKAT DAN KESENIAN BATAK TOBA

BAB II TINJAUAN UMUM MASYARAKAT DAN KESENIAN BATAK TOBA

2.1 Geografi Batak Toba

Batak merupakan salah satu suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli di provinsi Sumatera Utara 108 Indonesia yang terletak di . Wilayah Batak Toba atau yang sering disebut dengan istilah Tanah Batak, meliputi wilayah yang cukup luas, yang terdiri dari: Daerah Tepi Danau Toba, Pulau Samosir, Dataran Tinggi Toba, dan Silindung, Daerah Pegunungan Pahae, dan Habinsaran. Wilayah ini luasnya lebih kurang 10.000 km2 dan berada pada ketinggian 700-2.300 m di atas wilayah ini luasnya lebih kurang 10.000 km2 dan berada pada ketinggian 700-2.300 meter di atas permukaan laut. 109 Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Mandailing-Angkola, deskripsi secara umum letak geografi dan etnografi masyarakat Sumatera Utara dalam 108 Muhammad Takari dkk “Masyarakat Kesenia Di Indonesia:Masyarakat Dan Kesenian Sumatera Utara”, Studia Kultura, Fakultas Sastra,Universitas Sumatera Utara, 2008. Pada masa penjajahan Belanda, di Sumatera Utara terdapat dua provinsi afdeeling, yaitu Sumatera Timur dan Tapanuli. Ada perbezaan pengertian antara Sumatera Utara dengan Sumatera Timur. Wilayah Sumatera Timur Oostkust van Sumatra dalam Bahasa Belanda atau East Coast of Sumatra dalam Bahasa Inggeris mencakup Provinsi Sumatera Utara sekarang di luar Tapanuli, ditambah daerah Bengkalis Provinsi Riau-secara budaya termasuk pula Tamiang Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Lebih jauh lihat Blink, Sumatras Oostkust: In Here Opkomst en Ontwikkelings Als Economisch Gewest, sGravenhage: Mouton Co., 1918, pp. 1 dan 9. Kini Sumatera Utara adalah salah satu dari 33 Provinsi di Indonesia, yang terdiri dari 26 Kabupaten dan Kota, yaitu: 1 Kabupaten Asahan, 2 Kabupaten Batubara, 3 Kabupaten Dairi, 4 Kabupaten Deli Serdang, 5 Kabupaten Humbang Hasundutan, 6 Kabupaten Karo, 7 Kabupaten Labuhan Batu, 8 Kabupaten Langkat, 9 Kabupaten Mandailing Natal, 10 Kabupaten Nias, 11 Kabupaten Nias Selatan, 12 Kabupaten Pakpak-Dairi Bharat, 13 Kabupaten Samosir, 14 Kabupaten Serdang Bezagai, 15 Kabupaten Simalungun, 16 Kabupaten Tapanuli Selatan, 17 Kabupaten Tapanuli Tengah, 18 Kabupaten Tapanuli Utara, 19 Kabupaten Toba Samosir, 20 Kota Binjai, 21 Kota Medan, 22 Kota Padang Sidempuan, 23 Kota Pematangsiantar, 24 Kota Sibolga, 25 Kota Tanjung Balai dan 26 Kota Tebing Tinggi. 109 Mangaraja Siahaan. Gondang Dohot Tortor Batak. Pematang Siantar: Sjarif Saama. Universitas Sumatera Utara konteks pemerintahan Republik Indonesia dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: 1 delapan etnik setempat yang terdiri dari: Melayu, Karo, Simalungun, Pakpak- Dairi-Dairi, Batak Toba, Mandailing-Angkola, Pesisir, dan Nias; 2 etnik pendatang dari Nusantara: Minangkabau, Aceh, Banjar, Jawa; serta 3 etnik pendatang dari luar negeri: Tionghoa, Tamil, Benggali, dan Eropa. Pada masa sekarang sebagian besar masyarakat Sumatera Utara, menerima cara pembagian kelompok-kelompok etnik setempat ke dalam delapan kategori, seperti yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia. Keberadaan etnik setempat dijelaskan oleh Goldsworthy sebagai berikut. The three major [North] Sumatran ethnic groups are the Batak, coastal Malay and Niasan... North Sumatrans often divide the indigenous that is, non-immigrant population of the province into nine more narrowly defined ethnic groups suku-suku... The broad Batak ethnic group is ussually divided into six main communities-Pakpak-Dairi, Toba, Angkola-Sipirok, Mandailing, Karo and Simalungun. All six groups have a broadly similar social organisation patrilineal, exogamus dans and related languages, but important social, religious and lingu istic differences also divide them. The sharpest linguistic division is between the KaroPakpak-Dairi Dairi groups in the north and west and the TobaMandailingAngkola-Sipirok groups in the south. The Simalungun group falls between the two extreme points of contrast”. Tiga kelompok etnik besar Sumatera Utara adalah Batak, Melayu Pesisir, dan Nias. Orang-orang Sumatera Utara biasanya dibagi ke dalam sembilan populasi setempat yaitu mereka yang bukan imigran, yang biasa disebut dengan suku-suku. Kelompok etnik Batak yang lebih luas, biasanya dibagi pada lima komunitas utama, antara lain: Karo, Pakpak-Dairi, Batak Toba, Simalungun, Mandailing-Angkola. Ke-lima komunitas utama ini mempunyai organisasi sosial Universitas Sumatera Utara yang sama, yaitu berdasar pada sistem patrilineal dan klen yang eksogamus. 110 Kebanyakan masyarakat Batak Toba mempunyai suatu kebiasaan untuk merantau meninggalkan kampung halaman. Hal ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya untuk mencari kehidupan yang lebih layak, pendidikan dan biasanya orang Batak yang sukses diperantauan akan memanggil orang Batak yang mempunyai kedekatan dengan yang satu marga Mereka mempunyai sistem sosial, religi, dan linguistik yang berbeda. Perbedaan linguistik paling jelas adalah antara kelompok Karo dan Pakpak-Dairi di utara dan Barat dengan kelompok Toba, Mandailing, Angkola, dan Sipirok di Selatan. Simalungun berada di antara dua sistem linguistik ini. 111 atau tondong yang masih ada hubungan family untuk diberikan pekerjaan, dalam hal ini bisa dikarenakan oleh falsafah, azas sekaligus sebagai struktur dan sistem dalam kemasyarakatannya yakni yang dalam Bahasa Batak Toba disebut Dalihan na Tolu. Dalihan Na Tolu yaitu Somba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru. Nalom Siahaan mengatakan di rantau suku Batak selalu peduli dengan identitas sukunya, seperti berusaha mendirikan perhimpunan semarga atau sekampung dengan tujuan untuk menghidupkan ide-ide adat budayanya. Suku 110 Yang dimaksud klen eksogamus adalah sistem kemasyarakatan dalam sebuah suku, yang norma pemilihan pasangan hidupnya berasal dari kelompok luar tertentu. Lihat Paul B. Horton dan Chester L. Hunt 1993:400. Dalam konteks masyarakat Batak, klen yang sama dilarang kawin. 111 Kompas, 3 Februari 2013, h. 11, “ Martogi sitohang 42, seniman Batak, secara berseloroh menambahkan, cukup satu orang Batak tinggal di satu tempat. “Nanti dia akan mencari saudaranya atau di cari keluarganya. Kalau sudah bertemu, mereka berkumpul,” katanya… Makna kekerabatan buat orang Batak itu memang sangat luas. Kekerabatan tidak hanya tercipta karena pertalian darah, tetapi juga karena pertalian marga dan perkawinan… Jika si perantau berhasil, biasanya saudara atau teman sekampung akan datang menyusul. Dan si perantau yang sukses akan membantu”. Universitas Sumatera Utara Batak mengadakan pertemuan secara berkala dalam bentuk adat ataupun silaturahmi. 112 Si Raja Batak mempunyai dua putra, yang sulung bernama Guru Tatea Bulan dan adiknya Raja Isumbaon. Si Guru yaitu Tatea

2.2 Asal-Usul Masyarakat Batak Toba