Ensambel gondang sabangunan Ensambel gondang hasapi

untuk upacara yang melibatkan masyarakat luas biasanya menggunakan ansambel gondang sabangunan. Selain dalam bentuk formasi ensambel, pada masyarakat ini terdapat permainan musik yang bersifat individual, serta berbagai jenis musik vokal.

2.6.4.3 Ensambel gondang sabangunan

Ansambel gondang sabangunan mempunyai beberapa istilah yang sering digunakan oleh masyarakat Batak Toba, yakni ogung sabangnnan dan gondang bolon. Instrumen yang termasuk dalam kelompok gondang sabangunan antara lain: taganing, gordang, odap, ogung, sarune bolon. Pada masa Pra Kristen, gondang sabangunan digunakan untuk berbagai upacara yang berhubungan dengan upacara adat maupun upacara religius. Pada masyarakat ini istilah gondang juga diartikan sebagai media yang menghubungkan manusia dengan penciptanya atau yang disembahnya dalam hubungan vertikal juga sebagai media yang menghubungkan manusia dengan sesamanya dalam hubungan horizontal Purba, 2003. Dalam permainan gondang sabangunan instrumen odap belakangan sudah jarang digunakan karena permainan dari odap tersebut dapat digantikan dengan menggunakan taganing dan mempunyai suara yang sama. Tangga nada yang ada dalam instrumen pembawa melodi yakni taganing dan sarune bolon mempunyai tangga nada yang pentatonis. Namun dalam hal ini istilah pentatonis yang terdapat dalam gondang sabangunan bukan seperti konsep pentatonis yang ada dalam Universitas Sumatera Utara musik Barat melainkan hanya suatu sebutan terhadap tangga nada yang mempunyai lima nada dalam konsep gondang sabangunan. Gambar 15. Ragam Alat Musik Dalam Ensambel Gondang Sabangunan. Pada dasamya permainan instrumen taganing dan sarune terjalin dalam hubungan melodi yang heteroponis dimana kedua instrumen tersebut membawakan melodi yang sama dalam beberapa reportoar, namun tangganada maupun tonalitasnya berbeda. Oleh karena itu istilah heteroponis untuk sarune dan taganing ini terjalin dalam heteroponis polytonal.

2.6.4.4 Ensambel gondang hasapi

Ansambel gondang hasapi memiliki beberapa alat musik yang terdiri dari : 1 hasapi ende sebagai pembawa melodi, 2 dan merupakan instrumen yang Universitas Sumatera Utara dianggap paling utama dalam ansambel gondang hasapi. Klasifikasi instrumen ini termasuk kedalam kelompok chordophone. Tune atau stem dari kedua senamya adalah dengan interval ters mayor yang dimainkan dengan cara mamiltik memetik. Hasapi doal, instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa ritem konstan. Ukuran instrumen hasapai doal lebih besar sedikit dari hasapi ende. Sarune etek, adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed tunggal single reed. Klasifikasi instrumen ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada empat disebelah atas, satu disebelah bawah dimainkan. Klasifikasi instrumen musik yang modern dirintis oleh Victor Mahillon 1841-1924 yang bekerja pada Instrumental Museum of The Conservatiore Royal de Musique, Brusels, Belgia, sejak didirikan pada tahun 1877. Koleksi dasar museum ini pada umumnya terdiri dari instrumen musik yang dipakai dan terdapat pada orkes simfoni Eropa. Kemudian berkembang dengan memasukkan instrumen-instrumen musik dari sebagian besar kawasan dunia. Tujuan dari sistem Mahillon pada masa itu adalah untuk menginventarisir atau mengkalogkan keseluruhan koleksi instrumen musik yang berangsur-angsur semakin banyak hingga berkisar tiga ribu jenis. Dasar klasifikasi instrumen musik yang dilakukan oleh Vivtor Mahillon berprinsip pada pembagian instrumen musik yang telah ada pada tulisan Hindu Kuno yang mana di dalamnya terdapat empat kelas dasar, yaitu: 1 instrumen Universitas Sumatera Utara musik pukul, 2 instrumen musik yang mempunyai membran berhubungan dengan cara merenggangkan kulit dimulut gendang, 3 instrumen musik berongga atau instrumen musik tiup, dan 4 instrumen musik berdawai alat musik yang memiliki senar. Mahillon membagi alat musik perkusi pukul ke dalam dua kelompok sub divisi yaitu, autophones autofon yang terdiri dari alat musik yang badannya sendiri menghasilkan suara apabila dibunyikan dengan alat penggetar, dan membranophones membranofon yaitu berdasarkan hasil suara yang disebabkan oleh getar membrannya, seperti kulit gendang. Prinsip-prinsip divisi dalam klasifikasi instrumen, masih berpedoman pada sistem Mahillon. Kemudian sistem-sistem tersebut disusun dalam hirarki-hirarki dengan sejumlah level yang terdiri dari: kelas, cabang, seksi, dan sub seksi. Dimana media yang memproduksi bunyi merupakan dasar pada devisi dan mewakili sebuah prinsip dari divisi suatu instrumen. Mahillon-Sachs-VonHornbostel membuat pengelompokan atau klasifikasi instrumen berdasarkan bahan yang memproduksi suara, dan terbatas pada aspek akustik. 143 1. Idiofon bahan alat musik itu sendiri yang menghasilkan bunyi. Klasifikasi tersebut terbagi dalam 5 kelompok yaitu : 2. Aerofon udara atau satuan udara yang berada dalam alat musik itu sebagai sumber bunyi. 3. Membranofon kulit atau selaput tripis yang direnggangkan sebagai sumber bunyi. 143 Selain berdasar sumber produksi suara, juga dikelompokkan berdasarkan teknik memainkan alat musik. Universitas Sumatera Utara 4. Kordofon senardawai yang ditegangkan sebagai sumber bunyi. Prinsip klasifikasi berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh Mahillon- Sachs-VonHornbostel dalam kaitannya dengan pengelompokan alat musik yang dilakukan secara lokal pada alat-alat musik tradisional Batak Toba, pada prinsipnya mengacu pada teori klasifikasi oleh Mahillon-Sachs-VonHornbostel namun di sisi lain secara spesifik pengelompokan yang dilakukan secara lokal berdasar pada fungsi alat musik dalam sebuah ansambel baik pada gondang sabangunan maupun gondang hasapi. Universitas Sumatera Utara

BAB III MUSIK POPULER BATAK TOBA

3.1 Pengertian Umum Musik Populer

Istilah populer untuk jenis musik sudah ditemukan pada abad 17 dari seorang pastor Prancis di Santo Domingo yang mengadakan observasi khusus terhadap musik-musik Negro-Amerik. 144 Sementara dalam The New Grove Dictionary of Music and Musician dituliskan bahwa istilah populer digunakan pada abad 18 di Amerika dan di Eropa pada abad 20. 145 Sering kali istilah populer dianggap sama artinya dengan pop, 146 Hubungan yang erat antara musik rakyat dan musik populer juga dapat diamati dari penggunaan istilah untuk kedua jenis musik tersebut. Musik populer atau musik yang dibuat dan dimiliki oleh rakyat, defenisi singkat ini langsung menuju pada suatu istilah lain folklor. Ada 2 genre dasar dalam bidang musik, yaitu “musik seni” padahal kedua istilah ini tidak sepenuhnya sama. 147 144 Remy Sylado 1983. Musik Pop Indonesia: Suatu Kekebalan Sang Mengapa. Jakarta: Bunga rampai, Gramedia. Dalam Edy Sedyawati ed, Seni Dalam Masyarakat Indonesia. 145 Lamb, Andrew 1980. The New Grove Dictionary of Music and Musician. London: Macmillan dalam Stanley Sadie ed. 146 Remy Sylado, op. cit., h. 76. Istilah pop berasal dari gerakan seni rupa yang muncul sekitar tahun 1960-an di Amerika Serikat dan Inggris. Dalam gerakan itu, pop kira-kira dianggap sebagai konsep untuk mengendorkan pandangan-pandangan lama yang dianggap tidak sesuai dengan jaman, dipelopori oleh, antara lain Tom Wesselmann, Roy Lichtenstein dan R.B. Kitaj. Istilah “pop” dalam hal ini merupakan singkatan dari istilah populer, yang mana tidak berhubungan dengan istilah “Pop Art” dalam dunia senirupa, walaupun dalam perkembangan musik rekaman “Musik Pop” adalah sebutan untuk lagu-lagu yang “manis” dan komersial. dan “musik hiburan” atau “populer”, atau “berguna” 147 Dieter Mack, 2002. Sejarah Musik Jilid 4. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, h. 377 Pengertian “musik seni”art music perlu sedikit uraian, sebab istilah ini sering digunakan di dunia Barat, sesuai dengan suatu tradisi tertentu di Barat di Indonesia, oleh karena tradisinya, pengertian ini kelihatan masih agak samar dan kami tidak merasa berhak untuk menentukan tentang penerapannya. “Musik seni” pada umumnya menuju pada suatu karya musik yang diciptakan oleh Universitas Sumatera Utara Konsep budaya populer popular culture dan seni populer art culture digunakan dengan secara meluas di Barat selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, meluasnya kapitalisme, sistem pendidikan populer dan peristiwa proses modernisasi dan urbanisasi. Budaya populer memberikan pengertian yang sama dengan budaya massa Gans 1974:10. Dalam bahasa Inggris, lagu rakyat disebut “Folk Song”, namun dalam bahasa Prancis disebut “Chanson Populaire”, dalam bahasa Italia disebut “Canto Popalare”, dalam bahasa Spanyol disebut “Cancion Popular”. Penggunaan istilah “populer’, di sini disebabkan oleh hubungan yang erat antara musik populer dan musik rakyat dengan populasi. Musik populer ini tidak dapat disamakan dengan musik rakyat, seperti misalnya dalam tradisi etnik-etnik di Indonesia sebab musik populer baru ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan komersial, dimana teknologi reproduksi memungkinkannya. 148 karena tujuan ekspresi individual, secara mandiri dan tanpa penyesuaian dengan selera orang lain atau keinginan orang lain. Sekaligus musik ini tidak merupakan imitasi salah satu gaya yang sudah ada. Dengan demikian “musik seni” seolah-olah selalu berada di ujung perkembangan gramatik musik. Namun dimana batasan dengan musik populer, folklore, hiburan dll, sulit untuk ditentukan. 148 Dieter Mack, 2004. Musik Kontemporer dan Persoalan Interkultural. Arti, h. 2. Munculnya budaya populer mempunyai sejarah perkembangan tersendiri. Perubahan politik feodal ke arah demokrasi, perkembangan teknologi, dan usaha perdagangan sistem kapitalis menjadi titik tolak munculnya budaya populer ini. Seiring dengan berkembangnya jaman, setelah teknologi rekaman hadir, musik menjadi sebuah komoditi, suatu “produk” dalam istilah industri rekaman dan penyiaran sekarang, musik menjadi sesuatu yang bisa dijual dan menjadi suatu kebutuhan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Musik populer pada dasarnya ingin memuaskan orang, sehingga selera dan kebutuhan kebanyakan orang menjadi tolak ukur untuk garapan musik populer, termasuk kebutuhan ekonomis para pengusaha dan artis. 149 … peredaran massal melalui media elektronis tidak bisa dikontrol lagi dari manusia sendiri. Sebagai contoh kami sebutkan situasi dikebanyakan restoran dan supermarket, dimana kita terkena dengan musik populer, apakah kita mau atau tidak. Dengan demikian ada dua alternatif: 1 Seseorang yang tidak ingin terkena seolah-olah harus memisahkan diri dari kebanyakan tempat sosial masyarakat. Tempat pekerjaanpun kadang-kadang “dihujani” dengan musik hiburan itu. 2 Musik tersebut dianggap sebagai suatu kenyataan lingkungan kita, sama dengan bunyi alam atau mobil dsb. Namun kedua alternatif ini bersifat anti-manusiawi oleh karena dampak sosialnya yang di luar keputusan bebas manusia sendiri. Menurut Donald sistem politik demokrasi dan pelajaran yang semakin meluas meruntuhkan monopoli golongan kelas atas terhadap unsur budaya Donald 1968:12. Perkembangan teknologi yang lebih baik dapat mengeluarkan bentuk hiburan dengan harga murah. Ia berpendapat teknologi modern seperti piringan hitam dan film sesuai bagi pengeluaran dan penyebaran hiburan yang meluas, tidak terkecuali di musik populer Batak Toba, musik populer merupakan suatu kenyataan, atau merupakan fenomena di musik populer Batak Toba, karena sifat dari hiburan selalu menangkap yang lagi tren atau terbaru, sehingga usaha untuk menawarkan hiburan menjadi lapangan bisnis yang menguntungkan sangat terbuka. Salah satu fenomenanya dapat kita lihat pada kutipan berikut. 150 Dari kut ipan di atas jelas bahwa mau atau tidak musik populer telah menjadi bagian dari aktifitas manusia sekarang ini, mungkin dikarenakan musik 149 Mack Dieter.op. cit., h. 380. 150 Ibid., h. 378. Universitas Sumatera Utara populer juga berfungsi sebagai media pemuas selera musikal pengguna maupun pencipta musik populer atau karena hakekat orientasinya yaitu bisnis serta hasil komersial sebagai tujuan produknya. Para pekerja professional atau orang-orang yang ahli dalam lapangan tertentu, seperti artis-artis menerima bayaran dari pihak panitia penyelenggara dan sejalan dengan itu panitia penyelenggara juga bertujuan mencari untung dan penonton merupakan penikmat. Bisnis musik populer ini telah mencapai dimensi yang sulit dibayangkan Manuel 1988:2 mengatakan: “… the term “popular music” has ben used in a general sense in English- Language writings to distinguish music “of the people” from art music associated with elites. There is clearly a need for a term for the narrowing in this century of close relationship to the mass media”. 151 “… populer music is typical of societies with a relatively highly developed division of labour and a clear distinction between preducers are created largely by prefessiionals sold in a mass market and reproduced through mass media”. “… istilah musik populer telah dipakai dalam arti umum dalam tulisan- tulisan bahasa inggris untuk membedakan musik orang banyak dengan musik seni yang diasosiasikan dengan golongan elit. Jelas perlu diadakan sebuah istilah mencakup makin dekatnya hubungan yang akrab dengan media massa”. Beberapa pendapat pakar lainnya oleh Manuel 1988:2 dituliskan: 152 … musik populer adalah khas dalam masyarakat banyak yang mempunyai pembagian tugas yang jelas dan yang mempunyai perbedaan yang jelas antara mereka yang menghasilkan dengan 151 Peter Manuel, 1988. Popular Music Of The Non-Western, World. New York: Oxfor University Press, h. 2. 152 Ibid., Universitas Sumatera Utara konsumennya. Dimana produksi-produksi yang bersifat cultural adalah diciptakan pada garis besarnya oleh sebuah golongan professional, dijual dalam sebuah pasaran umum dan diperbanyak melalui media massa. Perkembangan pesat suatu industri musik populer berkembang sejajar dengan perkembangan media dan kemajuan teknologi, dalam hal ini menyangkut media massa elektronik yaitu televisi, radio, video, kaset, laser disc, tape reel, kemudian media massa cetak yaitu brosur, sheet musik, majalah, surat kabar dan lain-lain. Mulkanas 1994 menuliskan bahwa: …Walter Lippman yang mengatakan media massa sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi sekaligus dapat membentuk persepsi khalayaknya. Sementara Charles Wright dalam artikelnya “Some effects of mass media” melihat peranan media dalam pembentukan persepsi pada realitas sosial dalam kaitannya dengan penataan informasi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Wright menyebutkan media massa telah dijadikan sebagai sarana “pembenaran” terhadap informasi yang telah diterima tersebut”. 153 Pada umumnya budaya Indonesia bertradisi oral lisan, salah satu kriteria folklore adalah bertradisi lisan, semua teorinya ditransmisikan secara oral dimana unsur etnis lebih menonjol, sehingga dalam perkembangan antara lagu rakyat dengan lagu populer, penciptaan menjadi perbedaan karena kebanyakan lagu rakyat tidak diketahui lagi siapa penciptanya. 154 153 Mulkanas, Dede. “Mempertanggung-jawabkan Perhatian Dampak Media”, dalam Harian Kompas, 30 Januari, 1994. 154 Kosasih L.M, “Sekitar Pengertian Dan Perkembangan Lagu-Lagu Rakyat”, Bahas Edisi I, Medan, 1976. “Sukar dipastikan dengan pasti data mengenai folksong kecuali bila lagu itu tadinya ditulis atau diterbitkan”. Universitas Sumatera Utara Lagu-lagu seperti ‘Happy Birthday To You’ Selamat Ulang Tahun yang telah dinyanyikan hampir diseluruh dunia pada saat perayaan ulang tahun, perbedaannya hanya pada bahasa yang dipergunakan dalam menyanyikannya. Besar kemungkinan folksong atau lagu rakyat akan langka kecuali lagu tersebut ada tertulis atau diterbitkan dalam bentuk buku. Kira-kira sampai tahun 1900-an, orang tidak bisa mendengarkan musik tanpa hadir pada saat musik dimainkan. Rekaman, radio dan televisi masih belum ditemukan saat itu. Jika ingin menikmati musik, orang harus menyanyi dan memainkan musik sendiri atau menonton pertunjukan orang lain. 155 Media elektronik adalah salah satu konteks musik populer yang paling dominan. Sulit mencari radio dan televisi yang tidak menyiarkan musik. Diantara berbagai ragam musik yang disiarkan media elektronik, musik populer paling dominan. Perkembangan industri musik populer pada awalnya dimulai dari penjualan kertas-kertas yang bertuliskan melodi-melodi lagu sheet music seperti buku panduan yang diperjual-belikan agar konsumen mengetahui bentuk-bentuk musik baru dan dapat memainkan musik sendiri, atau dengan menggunakan piano rool yakni kertas musik yang digulung dan dimasukkan ke dalam badan piano kemudian piano tersebut akan bermain sendiri dan juga dapat dinikmati dengan menonton melalui pentas-pentas komersial. 156 155 Mauly Purba dan Ben M Pasaribu, 2006. Musik Populer. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara, h. 2. 156 Ibid., h. 138. Dalam membicarakan media massa, radio menjadi salah satu alat yang sangat penting dalam perkembangannya. Siaran radio mulai dikenal di Hindia Belanda sejak pertengahan tahun 1920-an… Pada mulanya, hampir 100 siaran radio diisi dari piringan hitam, tetapi makin lama makin banyak siaran Universitas Sumatera Utara “live”: siaran kroncong dan lagu populer dalam bahasa MelayuIndonesia. 157 … Rata-rata pengguna awal Radio merupakan bagian dari media massa elektronik yang bersifat auditori mendengarkan. radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat… siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an. Sekarang, radio banyak bentuknya, termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio. Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja… Guglielmo Marconi1896… John Ambrose Fleming 1904… sampai pada masa Edwin Howard Armstrong 1912 menemukan penguat gelombang radio disebut juga radio amplifier… Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio konvensional. Radio internet dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. 158 Pada tahun 1933 radio menjadi alat yang penting dalam menyebarluaskan lagu dan artis baru kepada audiens di seluruh Indonesia terutama di perkotaan, siaran musik Indonesia yang ketika itu disebut “siaran ketimuran”, pertama kali di Batavia, kemudian di Yogyakarta dan Surakarta, lalu Bandung, Semarang dan Surabaya. Alisjahbana 1966:112 menulis: “… Radio Republik Indonesia berjasa menyebarkan lagu2 dan nyanyian2 dari berbagai daerah, yang amat banyak jumlah dan ragamnya, dan dengan demikian membuka kemungkinan baginya untuk berpadu sesamanya maupun dengan lagu dan nyanyian Indonesia 157 Ibid., h. 55. 158 Sawyer, Stacey C. Williams, Brian K. 2001. Using Information Technology, New York: McGraw-Hill Company. Halaman ini terakhir diubah pada 12.12, 14 November 2012. Universitas Sumatera Utara modern…”. 159 Program di radio juga sering membuat tangga lagu, sebagai usaha untuk menentukan mana lagu yang paling populer pada hari ini, minggu ini, atau bulan ini. Pemilihan tangga lagu di radio juga sebagai cara untuk mendongkrak popularitas lagu, memberi ruang pada lagu baru. Penyiaran musik di radio secara teknis dapat langsung menggunakan produksi rekamannya, berbagai jenis musik populer sering menjadi identitas radio yang menyiarkannya. Beberapa stasiun radio kebanyakan menyiarkan lagu-lagu dangdut, pop daerah, pop Indonesia, pop mancanegara dan banyak juga stasiun radio yang menyiarkan berbagai ragam musik populer, biasanya semua pilihan jenis lagu pop yang disiarkan disesuaikan dengan target pendengar yang ingin di capai. 160 Pada media elektronik lainnya, televisi menjadi pelengkap yang sempurna, televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, berbeda dengan radio yang bersifat auditori mendengarkan dimana televisi bersifat audio-visual didengar dan dilihat. Perkembangan televisi dapat merekam dan menampilkan musik hiburan atau lagu-lagu yang berasal dari film. Pada kasus lagu-lagu populer di dalam sinema telah memberikan letak arti yang lain, secara alami mewarnai dan mempengaruhi musik. Konteks sinema antara lain penyuntingan dan frekuensi penggunaan tarian. 161 159 Alisjahbana, S Takdir, 1996. Revolusi Masharakat Dan Kebudayaan Di Indonesia. Kuala Lumpur: Oxford University Pres, h. 112. 160 Purba M dan Pasaribu M Ben, op. cit., h. 139. 161 Manuel, Peter.op. cit., h. 5. Banyak stasiun televisi menyiarkan pertunjukan musik secara langsung ataupun siaran tunda prosesnya direkam dulu, lalu disiarkan Universitas Sumatera Utara kemudian dan juga program musik yang disiarkan di televisi yang disebut dengan klip, musik yang direkam untuk dipasarkan kemudian diisi dengan gambar yang biasanya berhubungan dengan isi teks lagu, yang penyiarannya berulang-ulang karena klip lebih sebagai media promosi dari produksi rekaman. Beberapa media elektronik lainnya seperti video, kaset, laser disc, tape reel juga sebagai media pendukung perkembangan musik populer. Video adalah teknologi elektronik menangkap pengolahan, merekam, menyimpan, transmisi, dan merekonstruksi urutan gambar diam yang mewakili adegan dalam gerakan. Pada tahun 1951 perekam video pertama rekaman menangkap gambar hidup dari kamera televisi dengan mengubah impuls listrik kamera dan menyimpan informasi ke rekaman video magnetik. 162 Seperti yang sudah dibahas di atas pada pembahasan televisi yang membahas tentang klip yang merupakan video musik yang disiarkan di televisi. Pada akhir tahun 1990-an, playback player seperti video, VCD, dan sekarang DVD sudah merambah, terutama dalam memasarkan produk pertunjukan musik, diantaranya musik populer-lah yang paling dominan. Model klip di televisi ini banyak ditiru untuk memproduksi musik populer dengan gambar. Di kota-kota dan di berbagai wilayah Indonesia sudah banyak yang memproduksi musik pop daerah dan tradisi yang menggunakan media VCD. 163 Pada industri musik populer, video atau yang sekarang ini lebih dikenal dengan VCD dan DVD mempunyai peran penting di dalam perkembangan musik populer dalam hal ini pemasaran baik untuk kepentingan bisnis penyiaran dan hiburan, 162 dalam hiburan yang sifatnya pribadi, video dapat menghibur penonton di http:en.wikipedia.orgwikiVideo Halaman ini terakhir diubah pada 3 January 2013 at 19:40. 163 Mauly Purba dan Ben M Pasaribu, op. cit., h. 140. Universitas Sumatera Utara tempat-tempat seperti di dalam rumah, stadion, kedai kopi, teater, ruangan konser dan dibanyak tempat lainnya. Compact Cassette, yang biasa disebut kaset, pita kaset, atau tape adalah media penyimpan Kaset juga berperan penting di dalam perkembangan musik populer karena kemudahan penggunaannya dan juga karena kaset lebih murah dan praktis dibandingkan dengan media lainnya seperti piringan hitam yang mahal dan rumit, dapat kita lihat pada kutipan berikut. data yang umumnya berupa lagu. Berasal dari bahasa Perancis, yakni cassette yang berarti kotak kecil. Kaset berupa pita magnetik yang mampu merekam data dengan format suara. Dari tahun 1970 sampai 1990-an, kaset merupakan salah satu format media yang paling umum digunakan dalam industri musik. Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil. Kumparan-kumparan dan bagian-bagian lainnya ini terbungkus dalam bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita magnet. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam. Ketika pita bergerak ke salah satu arah dan yang lainnya bergerak ke arah yang lain. Hal ini membuat kaset dapat dimainkan atau merekam di kedua sisinya. Contohnya, side A dan side B… kaset memegang peran besar dalam dunia musik pada 1980-an dan 1990-an, bahkan di era sekarang setelah 2000-an, kaset masih menjadi salah satu alternatif media musik. 164 Keawetan kaset serta kemudahannya untuk dikopi berperan di balik berkembangnya musik populer, kaset tumbuh semakin pesat karena kaset menjadi salah satu alternatif media musik. Lima belas tahun terakhir ini telah banyak bermunculan industri-industri kaset, penduplikasi kaset, pencetakan label dan pemasaran produk lokal dengan investasi awal dan biaya pengoperasian yang sangat rendah. 165 164 http:id.wikipedia.orgwikiCompact_Cassette. Halaman ini terakhir diubah pada 12.26, 26 Desember 2012. 165 Manuel, Peter.op. cit., h. 6. Universitas Sumatera Utara Jumlah pengguna Internet 166 yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet, teknologi internet menawarkan gejala baru yang beragam berkaitan dengan musik populer, karena sudah banyak situs yang menyiarkan musik populer seperti radio kabel yang lebih dikenal dengan sebutan radio internet. 167 Situs-situs tertentu di internet juga menjadi ajang penjualan musik populer. Contoh musik yang mau kita beli dapat didengar sedikit atau sebagian dari beberapa lagu dalam satu album. Kita dapat memesan sebuah lagu atau album rekaman untuk dibeli. 168 166 Internet kependekan dari interconnection-networking secara Dari uraian-uraian di atas, penulis berasumsi bahwa perkembangan musik populer melalui beberapa media yang penyebaran informasi dan reproduksi musik populer melalaui media cetak meliputi Koran, Majalah, Brosur, Poster, Kartu Pos, kemudian Audio-visual melalui film layar lebar, Televisi, Video-tape, VCDDVD, Mini Disc, HandphonePDA, juga melalui media Audio melalui Radio, Kaset, Reel-to-reel tape, CD, Disket, Ringtone HP, dan juga melalui media internet melalui Website dan E-mail, yang berperan penting di dalam perkembangan musik populer dan promosi yang disampaikan media tersebut besar pengaruhnya dalam eksistensi musik populer. harfiah ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar internet Protocol Suite TCPIP untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia… Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969. http:id.wikipedia.orgwikiInternet Halaman ini terakhir diubah pada 07.54, 13 Desember 2012. 167 Situs ini sebenarnya adalah radio siaran, tetapi siarannya dimasukkan ke internet, sehingga dapat menjangkau belahan manapun dimuka bumi ini sepanjang bisa mendapat jaringan internet. 168 Mauly Purba dan Ben M Pasaribu, op. cit., h. 141. Universitas Sumatera Utara

3.2 Pengaruh Kebudayaan Modern Dalam Musik Batak Toba

Perubahan pada kebudayaan Indonesia sudah dimulai sejak masuknya kebudayaan Hindu, kebudayaan Budha, kebudayaan Islam dan kebudayaan Kristen, kebudayaan Barat seperti orang Portugis, Spanyol, Belanda dan Negara Barat lainnya yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan kebudayaan Indonesia, Batak Toba tidak luput dari pengaruh kebudayaan bangsa asing yang perpaduannya pada umumnya disebut kebudayaan modern, suatu kebudayaan modern yang ada dikarenakan masuknya suatu kebudayaan bangsa asing yang dianggap kuat telah mempengaruhi kebudayaan tradisi yang dimasuki sehingga muncul sesuatu hal yang dianggap baru bagi musik tradisi tersebut. Pada mulanya musik Batak Toba dikenal dengan musik-musik tradisi, akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman dengan masuknya kebudayaan asing, sedikit-banyak musik Batak Tobapun mengalami perubahan, 169 Pengaruh musik Barat yang di adopsi sedikit-banyak mempengaruhi musik Batak Toba, sehingga menimbulkan istilah-istilah atau identitas sendiri pada khususnya lagu Batak Toba, yang sudah memiliki struktur dengan menggunakan tonalitas seperti yang digunakan pada system tonalitas Barat, dapat dilihat dari wilayah nada yang sudah luas dan teknik vokal atau bernyanyi yang sudah banyak berkembang yang pada masa sekarang ini, struktural musik populer Batak Toba cenderung menggunakan tangga-tangga nada diatonik Barat, dengan menggunakan teks bahasa daerah Batak Toba, serta penggabungan ensambel antara musik tradisi dan musik Barat. 169 Ibid., “Karena tekanan modernisasi, globalisasi, media massa, dan daya tarik dunia Barat, kebudayaan tradisi dan khusus musik gondang terancam hilang.” Universitas Sumatera Utara musik populer Batak Toba, khusunya per-istilahan di trio pada musik populer Batak Toba, perbedaan setelah proses adaptasi trio pada musik populer Batak Toba sehingga mempunyai identitas sendiri atau mempunyai istilah sendiri, dalam bahasa Batak Toba dapat kita lihat pada istilah parlimamarlima untuk menyebut alto tinggioktaf jenis suara tinggifalseto laki-laki yang menjadi identitas di trio musik populer Batak Toba. Pe ng aru h k e bud a ya a n a s ing se ma k in d era s aru s n ya ak ibat perkembangan sains dan teknologi modern, sehingga kemajuan teknologi dari jaman ke jaman ikut mempengaruhi musik Batak Toba. Para pencipta lagu musik populer Batak Toba akan berlomba mencipta sesuatu yang baru dan selalu berusaha menciptakan lagu yang sesuai selera pasar konsumen untuk dapat menarik minat masyarakat khususnya masyarakat Batak Toba. Perubahan Seiring dengan berkembangnya musik populer Batak Toba, sehingga memungkinkan adanya usaha untuk menggunakan genre atau gaya-gaya musik yang sedang digemari masyarakat sekarang, dalam musik populer yang lazim misalnya : pop, rock, disco, jazz, country, dangdut dan lain-lain, dapat dilihat dari jenis penjualan kaset di toko-toko kaset, dimana kaset-kaset musik populer Batak Toba di produksi dengan berbagai gaya musik. 170 170 Ibid., “Dengan kedatangan agama Kristen ke Tanah Batak, pokok kebudayaan Batak sangat diubah sekali. Interaksi dengan agama baru ini dan nilai-nilai Barat menggoncangkan kebudayaan tradisi Batak Toba sampai ke akarnya. Menurut gereja Kristen musik gondang berhubungan dengan kesurupan, pemujaan roh nenek moyang, dan agama Batak asli, terlalu bahaya untuk dibolehkan terus dimainkan lagi. Pada awal abad kedua puluh Nommensen minta pemerintah kolonial Belanda untuk melarang upacara bius dan musik gondang. Larangan ini musik tradisional Batak Toba terjadi sejak masuknya agama Kristen ke tanah Batak, semenjak kedatangan misionaris asal Jerman yang Universitas Sumatera Utara bernama I.L Nomensen tepatnya pada 7 November 1863 171 ke daerah silindung. Kedatangan misionaris-misionaris khususnya I.L Nomensen yang sukses menyebarkan agama Kristen berdampak pada masyarakat Batak yang sudah menganut agama Kristen, mereka mulai menyanyikan lagu-lagu gereja. Hingga sekarang sudah banyak lagu-lagu gereja yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia melalui buku-buku nyanyian rohani diantaranya Chorale Jerman yang berjudul Ein Feste Burg ciptaan Martin Luther, pada tahun 1529. Lagu Ein Feste Burg telah diaransir kembali oleh J.S Bach pada tahun 1716 yang kemudian diterjemahkan pada buku Kidung Jemaat, yang berjudul “Allahmu Benteng Yang Teguh”, yang juga terdapat dalam bahasa Batak-Toba, pada buku ende yang berjudul “Ende Taringot tu Harajaon ni Debata”. Perubahan pada musik Batak Toba mengalami perkembangan baik pada insrumen vokal dan instrumental yang juga disesuaikan dengan perkembangan jaman. Penggunaan instrument yang modern seperti instrument gitar, keyboard memungkinkan pencipta, penikmat dan pemain musik Batak Toba menikmati dari apa yang dikatakan modernisasi musik Batak Toba. Menurut asumsi penulis dari beberapa penjelasan di atas, masuknya kebudayaan modern bertahan hampir empat puluh tahun sampai pada tahun 1938. Itu merupakan suatu pukulan utama untuk agama tradisi Batak Toba dan musik gondang yang sangat terkait dengan agama tsb.” 171 Arifin Pasaribu, 2011. “Tarutung Kota Wisata Penuh Sejarah” Horas, Edisi 142. 10-30 September, h. 39. besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan musik Batak Toba. Seni populer dalam keadaan tertentu, membuat perubahan pada bentuk asli seni tradisional dengan berbagai cara: ada yang muncul sebagai tiruan dan kontinuitas dari seni tradisional, ada pula yang muncul dalam bentuk baru, seperti pada musik Universitas Sumatera Utara populer Batak Toba. Ada beberapa yang menggabungkan atau memasukkan unsur musik tradisional, dan tidak jarang pula muncul dalam bentuk baru atau hasil kreativitas, pada umumnya setelah pengaruh adanya persinggungan dengan budaya musik Barat, berbagai elemen baru ini masuk ke dalam musik populer Batak Toba. Perkembangan sistem komunikasi mengambil peran sehingga seni dapat tersebar dengan meluas dinikmati dan diminati. Setelah ditemukannya media komunikasi seperti radio, televisi, internet, dan peran industri musik populer maka seni musik populer Batak Toba meluas persebarannya, yang masih bertahan sampai kini, bahkan seni ini sudah diminati baik oleh masyarakat Batak Toba sebagai pendukungnya, maupun masyarakat bukan Batak Toba yang juga turut mendukung keberadaannya atau minimal sebagai peminat musik populer Batak Toba.

3.3 Periodisasi Musik Populer Batak Toba

Sebelum membahas sejarah perkembangan trio pada musik populer Batak Toba pada masa modern, masa tradisi dan transisi perlu dipaparkan terlebih dahulu, untuk menjembatani atau sebagai pengantar ke masa modern, pemaparan masa ini untuk melihat masa sebelum munculnya gaya trio, ciri-ciri ke-arah masa modern sudah dimulai pada masa tradisi dan transisi, hal ini perlu penulis paparkan terlebih dahulu, mengingat trio pada musik populer Batak Toba muncul pada masa modernisasi atau trio belum muncul pada masa tradisi dan transisi. Periodisasi ini diharapkan dapat menuntun untuk melihat perkembangan hingga munculnya trio pada musik populer Batak Toba pada masa modern. Universitas Sumatera Utara

3.3.1 Masa tradisi