Mitologi suku batak toba

Barus. Pada tahun 1275 Mojopahit menyerang Sriwijaya, hingga menguasai daerah Pane, Haru, dan Padang Lawas.

2.2.3 Mitologi suku batak toba

Setiap suku dan marga memiliki kisah tentang asal-usulnya, masyarakat Batak Toba juga memiliki cerita yang berkembang di masyarakat tentang asal- usulnya, khususnya tentang terjadinya marga dalam masyarakat Batak Toba merupakan suatu hal yang rumit, karena erat sekali hubungannya dengan mite 121 Masyarakat Batak Toba, baik secara peribadi maupun berkelompok mengakui adanya kuasa di luar kuasa manusia. Dalam menghormati kuasa tersebut mereka mempunyai cara penyembahan yang berbeda sesuai dengan kesanggupan memahami makna kuasa tersebut. Motif setiap penghormatan ditujukan untuk mendapat perlindungan agar terhindar dari bahaya, sama ada bahaya alam, penyakit menular maupun serangan binatang buas. Demikian pula untuk maksud mendapat restu, baik dan juga tentang sejarah penyebaran masyarakat Batak Toba. Namun sebagaimana sifat dari tradisi lisan dalam perkembangannya sering suatu cerita memiliki variasi di masyarakat, sehingga semakin lama akan semakin sulit untuk mendapatkan sumber awalnya, dan semakin berbeda dengan cerita aslinya. 121 Mite adalah bagian dari folklor cerita rakyat. Dari semua bentuk atau genre folklor, yang paling banyak diteliti para ahli folklor adalah cerita prosa rakyat. Mengikut William R. Bascom, cerita prosa rakyat dapat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: 1 mite myth, 2 legenda legend dan 3 dongeng folktale. Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci-namun legenda ditokohi oleh manusia, meski kadangkala memiliki sifat-sifat luar biasa, dan sering juga dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya adalah di dunia seperti yang kita kenal sekarang, waktu terjadinya belum begitu lama. Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita, tidak terikat oleh waktu dan ruang. Lihat William R. Bascom 1965. Parafrase pengertian tiga bentuk cerita rakyat ini lihat Djames Danandjaja 1984:50-51. Universitas Sumatera Utara dalam perkawinan maupun usaha mencari rezeki dilaksanakan menerusi pemujaan. 122 Tidak dijelaskan Raja Ihat Manisia kawin dengan siapa, ia mempunyai 3 anak laki-laki: Raja Miok Miok, Patundal Na Begu Berikut ini disampaikan salah satu ringkasan cerita tentang asal-usul masyarakat Batak yang dikutip dari tulisan Lumbantobing 1996. Konon di atas langit banua ginjang, nagori atas adalah seekor ayam yang bernama Manuk Manuk Hullambujati berbadan besar, mempunyai paruh yang terbuat dari besi dan taji yang terbuat dari tembaga, telurnya sebesar periuk tanah. Manuk-Manuk Hulambujati memiliki 3 butir telur. Setelah menetas dia memberi nama yang pertama Tuan Batara Guru, yang kedua Ompu Soripada, dan yang ketiga Ompu Tuan Mangalabulan, ketiganya adalah lelaki. Setelah ketiga putranya dewasa, ia merasa bahwa mereka memerlukan seorang pendamping wanita. Manuk-Manuk Hulambujati kembali memohon dan Mulajadi Na Bolon mengirimkan 3 wanita cantik: Siboru Pareme untuk istri Tuan Batara Guru, yang melahirkan 2 anak laki-laki diberi nama Tuan Sori Muhammad, dan Datu Tantan Debata Guru Mulia dan 2 anak perempuan kembar bernama Si Boru Sorbajati dan Si Boru Deakparujar. Anak kedua Manuk-Manuk Hulambujati, Tuan Soripada diberi istri bernama Siboru Parorot yang melahirkan anak laki-laki bernama Tuan Sorimangaraja sedangkan anak ketiga, Ompu Tuan Mangalabulan, diberi istri bernama Siboru Panuturi yang melahirkan Tuan Dipangat Tinggi Sabulan. Si Boru Deak parujar anak dari Tuan Batara Guru lebih senang tinggal di Banua Tonga bumi, Mulajadi Na Bolon mengutus Raja Odap Odap untuk menjadi suaminya dan mereka tinggal di Sianjur Mula Mula di kaki Gunung Pusuk Buhit Pulau Samosir. Dari perkawinan mereka lahir 2 anak kembar: Raja Ihat Manisia laki- laki dan Boru Itam Manisia perempuan. 122 Muhammad Takari dkk 2008. Masyarakat Kesenia Di Indonesia:Masyarakat Dan Kesenian Sumatera Utara. Medan: Studia Kultura, Fakultas Sastra,Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara dan Aji Lapas Lapas. Raja Miok Miok tingga di Sianjur Mula Mula, karena 2 saudaranya pergi merantau karena mereka berselisih paham. Raja Miok Miok mempunyai anak laki-laki bernama Engbanua, dan 3 cucu dari Engbanua yaitu: Raja Ulung, Raja Bonang Bonang dan Raja Jau. Sedangkan Raja Bonang Bonang anak ke-2 memiliki anak bernama Raja Tantan Debata, dan anak dari Tantan Debata inilah disebut Si Raja Batak, yang menjadi leluhur orang Batak, dan berdiam di Sianjur Mula Mula, di Kaki Gunung Pusuk Buhit Pulau Samosir. Banyak cerita dengan berbagai versi tentang leluhur orang Batak, tetapi perbedaannya tidak begitu jauh, yang semua tujuan ceritanya mengatakan bahwa Si Raja Bataklah yang dianggap merupakan nenek moyang suku bangsa Batak. Ada juga beberapa mitos yang kebanyakan tujuan penulisannya untuk kalangan sendiri, seperti tulisan yang berjudul Dinasti Raja Pulo Morsa Rea Sumatera Dan Dinasti Raja Batak: Partukoan Habatahon 123 Partohab, yang dalam tulisan ini mewakili masa Aek Nasumar Banjir besar, 124 kemudian Dinasty Pulo Mangala Tuan Bitara Raja Tuntungan Pulo Morsa Rea yang mana pada masa ini mewakili 6000 taon a.s.t.K andorang so tubu Kristus 6000 tahun sebelum masehi hingga sampai kepada Dinasti Pulo Morsa Raja Batahan Jonggi Nabolon Raja Batak Parjolo yaitu Raja Batak Pertama mewakili 1800 andorang so tubu Kristus 1800 tahung sebelum masehi. Ada perbedaan untuk penyebutan nama raja sebagai perbandingan untuk “silsilah sibagot ni pohan”. 123 Disusun kembali oleh: Tombang Lumbangaol, yang memang tujuan penulisannya ditujukan untuk kalangan sendiri. 124 Leo Joosten,op. cit., h. 18. Universitas Sumatera Utara

2.3 Sistem Kekerabatan Masyarakat Batak Toba