adalah penggarapan melodi yang dicapai melalui bangunan nada secara melangkah atau melompat, turun, maupun mendatar, membuat pengukuran yang
lebih akurat terhadap interval dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Interval berkualitas mayor M bila dinaikkan setengah langkah, maka interval
tersebut akan berkualitas auqmented Auq dan jika diturunkan setengah langkah akan berkualitas minor m.
2. Interval berkualitas minor bila dinaikkan setengah langkah akan menjadi mayor dan sebaliknya jika diturunkan setengah langkah akan menjadi diminished dim.
3. Interval berkualitas perfect P bila dinaikkan setengah langkah akan menjadi interval auqmented dan sebaliknya jika diturunkan setengah langkah akan menjadi
interval diminished. Dapat dilihat dalam rumus berikut:
dim + ½ laras = m m + ½ laras = M
M + ½ laras = Aug m - ½ laras = dim
M - ½ laras = m Aug - ½ laras = M
P - ½ laras = dim P + ½ laras = Aug
Tabel-1 Rumus Interval
4.3.1 Tibu do ahu ro
Dakka Hutagalung pencipta lagu Tibu Do Ahu Ro berpendapat musik iringan tidak mempengaruhi gaya bernyanyi di trio pada musik populer Batak
Toba khususnya di trio Golden Heart, tidak ada hubungan gaya bernyanyi dengan style musik yang mengiringi, tidak ada perbedaan gaya bernyanyi trio Batak yang
hanya diiringi gitar dengan yang diiringi hanya keyboard atau band, trio adalah
Universitas Sumatera Utara
ekspresi jiwa, bagaimana si penyanyi dapat menyampaikan isi atau makna lagu pada si pendengar yang tentunya tanpa alat musikpun itu bisa dilakukan si
penyanyi, karena itu yang paling utama sebagai seorang penyanyi. Seperti pada lagu Tibu Do Ahu Ro, not yang merakyat, cirikhasnya
sederhana, dinyanyikan apa adanya, dinyanyikan dengan gaya yang mudah dicerna atau yang disebut dengan gaya pop, jadi penghayatannyapun sederhana
saja, sehingga orang yang mendengar merasa dia mampu untuk menyanyikan jadi orang suka, dan ini yang jadi pembeda trio Golden Heart dengan yang lain, dan
sampai sekarang belum ada yang bisa seperti itu. Kebanyakan trio pada masa sekarang sudah terkontaminasi dengan suara andung dan suara lima, yang di
mulai dari trio Lasidos, dan inilah yang membuat trio Golden Heart berbeda dengan sebelum dan sesudah trio Golden Heart, karena bagi sebahagian orang
menganggap lagu trio Golden Heart terlalu mudah atau sederhana,
227
padahal lagu yang sederhana itu jadi terlalu sulit untuk dinyanyikan.
228
Pada lagu Tibu Do Ahu Ro itu merupakan lagu yang lahir sendiri, dari pengalaman sendiri, dari nuansa batin sendiri. Estetika pada lagu Tibu Do Ahu Ro
dan juga lagu saya yang lainnya merupakan perpaduan gaya-gaya Pahae atau Silindung, karyanya S.dis dan pengaruh musik gereja, karena musik-musik di
227
Menurut Dakka Hutagalung, kesederhanaan bisa jadi klimaks. Kepuasan tertinggi bagi saya adalah rohnya menyatu, dia bisa langsung merasakan kesedihannya, dia bisa langsung
merasakan getaran tangannya, dan langsung ikut, jadi tidak harus dengan olah vokal yang bagus atau wah, dengan teknik yang begini, saya rasa tidak begitu kalo nyanyi pop, kami dulu hanya
mengandalkan telinga dan rasa, menurut saya musik yang terbaik adalah yang terminimal tingkat kesalahannya, tetapi musik yang tanpa faktor kesalahan itu bukan musik, saya rasa tidak enak kalo
trio terlalu padu itu hanya membuat kagum saja, fungsi trio itu yang mana, hanya untuk buat kagum, atau kesederhanaan yang menyebabkan bulu-kudu merinding, Golden Heart dengan
kesederhanaan nya bisa menyebabkan bulu kudu merinding jadi kesederhanaan itu ada sesuatu.
228
Wawancara penulis dengan Bapak Dakka Hutagalung trio Golden Heart tanggal 24- 06-2013.
Universitas Sumatera Utara
Pahae, musik-musik di Silindung dengan karya S.dis dan pengaruh musik gereja lebih cenderung menguasai batin saya.
229
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara satu
Pada lagu Tibu Do Ahu Ro terlebih dahulu penulis memaparkan partitur dengan pola suara satu, diikuti dengan partitur pola suara dua, kemudian partitur
pola suara tiga dan partitur dinyanyikan dengan gaya trio, untuk memberikan perbandingan bentuk pola lagu jika dinyanyikan dalam bentuk trio. Penggunaan
jenis suara ParsadaMarsada pada partitur lagu Tibu Do Ahu Ro sama artinya dengan jenis suara satu atau sopran, ParduaMardua sama artinya dengan jenis
suara dua atau alto dan PartoluMartolu sama artinya dengan jenis suara tiga atau tenor.
Penulis menggunakan transkripsi deskriptif memakai symbol notasi konvensional Barat notasi balok. Berikut partitur lagu Tibu Do Ahu Ro, partitur
dengan pola suara satu, diikuti dengan partitur pola suara dua, kemudian partitur pola suara tiga dan partitur jika dinyanyikan dengan gaya trio.
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
229
Wawancara penulis dengan Bapak Dakka Hutagalung trio Golden Heart tanggal 24- 06-2013.
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara satu
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara satu
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola satu suara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara dua
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro dengan pola suara tiga
Universitas Sumatera Utara
Partitur lagu Tibu Do Ahu Ro jika dinyanyikan dengan gaya trio
Ket: •
Tanda vibra atau teknik vibrasi adalah suatu bentuk suara yang bergetar dan bergelombang.
• I, IV, V, VI Tanda progresi akord. •
Tanda legato artinya bersambung. •
Tanda crescendo artinya suara makin keras. •
Tanda forte artinya keras, tanda fortissimo artinya sangat
keras. •
Tanda fermata artinya durasi not atau tanda diam diperpanjang karena pulsa ditahan sejenak, sesuai kehendak conductordiregen.
• Tanda ritardando artinya tempo semakin lambat.
1 Pada lagu Tibu Do Ahu Ro menggunakan tangga nada musik diatonik yaitu tangga nada C,D,E,F,G,A,B, dan sudah menggunakan A rendah di bawah
C tengah dan D’, E’ oktaf di atas C’ oktaf. Lagu ini sudah dapat digolongkan ke masa modern dapat dilihat dari pemakaian melodi yang sudah “harmonis”
kedengarannya. Dalam masa modern ini sudah dipengaruhi lagu-lagu gerejani yang sudah mempunyai susunan harmoni dan tonalitas yang jelas.
Universitas Sumatera Utara
2 Dari hasil analisis transkripsi lagu Tibu Do Ahu Ro di atas, khususnya analisis tangga nada dan jumlah nada digunakan penulis sebagai acuan untuk
menjawab ketujuh pendekatan untuk menemukan nada dasar pada sebuah reportoarlagu sehingga dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Nada yang sering dipakai adalah nada F. b. Nada yang memiliki ritmis harga ritmis yang besar adalah nada E.
c. Nada awal komposisi adalah nada D, dan nada akhirnya adalah nada D. d. Nada paling rendah adalah nada A dan nada paling tengah adalah nada E’.
e. Interval-interval yang terdapat diantara nada kadang-kadang sebagai patokan - f. Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada yaitu nada F.
g. Pengenalan yang akrab dengan gaya musik. Penulis menyimpulkan dari pemakaian urutan melodinya kedengaran seperti dalam tonalitas D Mayor atau
tangga nada yang digunakan pada lagu Tibu Do Ahu Ro tersebut adalah tangga nada Mayor yaitu tangga nada D Mayor. Nada C tengah dan nada B di bawah C
tengah tidak ada digunakan pada lagu tersebut. 3 Setelah penulis analisis dengan menyesuaikan rumusan, interval yang
digunakan pada lagu Tibu Do Ahu Ro, interval yang paling banyak muncul adalah sekunda mayor besar sebanyak 78 kali kemudian prime perfect murni
sebanyak 73 kali, kemudian sekunda minor sebanyak 20 kali, terts minor sebanyak 24 kali, terts Mayor sebanyak 7 kali, kwart perfect sempurna sebanyak
9 kali, kwint perfect sebanyak 10 kali, kemudian sekta Mayor besar sebanyak 4 kali.
Universitas Sumatera Utara
4 Dengan melihat nada-nada yang telah ditranskripsikan wilayah nada yang digunakan pada lagu Tibu Do Ahu Ro adalah nada terendah adalah A di
bawahC tengah dan nada tertinggi adalah nada E’ oktaf di atas C’ oktaf. Maka
keseluruhannya adalah berjarak 1900 sent atau 9½ langkah. Dengan demikian, pada lagu Tibu Do Ahu Ro pernah mencapai wilayah nada lebih dari satu oktaf
atau tangga nada diatonik. 5 Frekuensi pemakaian nada-nada pada lagu Tibu Do Ahu Ro
menggunakan nada F sebanyak 24 kali, nada E sebanyak 22 kali, nada A sebanyak 21 kali dan nada D sebanyak 19 kali, nada B sebanyak 13 kali, nada D’ sebanyak
12 kali, nada G sebanyak 11 kali, nada C’ sebanyak 7 kali, nada A di bawahC tengah sebanyak 2 kali, nada E’ oktaf sebanyak 1 kali.
6 Kadensa pada lagu Tibu Do Ahu Ro, metode penetapan kadens ini didasarkan pada perjalanan melodinya. Dan kadens pada lagu Tibu Do Ahu Ro
merupakan kadens sempurna karena berakhir dengan nada D yang merupakan nada tonal.
7 Formula melodi yang digunakan pada lagu Tibu Do Ahu Ro berbentuk
ABCD dan merupakan birama gantung. Meliputi bentuk A mulai dari birama ke 1 sampai birama ke 4, kemudian A1 mulai dari birama ke 4 ketukan ke 3 sampai
birama ke 7 lebih ke variasi pengulangan lagu dari pada bentuk A dengan variasi melodi, kemudian bentuk B mulai dari birama ke 8 ketukan ke 3 sampai birama ke
11, B1 mulai dari birama ke 12 sampai birama ke 15, kemudian bentuk C mulai dari birama ke 12 ketukan ke 3 sampai ke birama ke 15 ketukan 1, C1 mulai dari
birama 16 ketukan ke 4 sampai birama 19, kemudian bentuk D mulai birama ke
Universitas Sumatera Utara
24 ketukan ke 3 sampai birama 28 ketukan 1, D1 mulai dari birama ke 28 ketukan ke 3 sampai birama 31 lebih ke variasi pengulangan lagu dari pada bentuk D
dengan variasi melodi. 8 Kontur yang digunakan umumnya adalah gerak ascending dan
descending. Dapat dilihat dari grafik dibawah, grafik warna biru yang bergerak horizontal yang menandakan pergerakan melodi:
Universitas Sumatera Utara
9 Setelah melihat progresi akord pada lagu Tibu Do Ahu Ro, arah gerak akor selalu mengikuti melodi dan mempunyai suatu pusat patokan yang teratur,
kaidah harmoni yang selalu dipakai akor I yang kaidah harmoninya bebas bergerak ke akor lainnya, pergerakan akor I ke akor V dapat dilihat dari bar 1, 2, 3
merupakan akor I ke bar 4 merupakan akor V, kemudian bar 11, 12, 13 merupakan akor I ke bar 14, bar 29 merupakan akor V, ke bar 30, 35, 36, 37
merupakan akor I, ke bar 38 merupakan akor V, bar 53 merupakan akor I ke 54 merupakan akor I.
Kemudian pergerakan akor I ke akor IV dapat dilihat dari bar 15 merupakan akor I ke bar 16 merupakan akor IV, bar ke 18, 19 20 merupakan akor
I ke bar 21 merupakan akor IV, bar ke 24, 25 merupakan akor I ke bar 26 merupakan akor IV, bar 31, 32 merupakan akor I ke bar 33 merupakan akor IV,
bar 39 merupakan akor I ke bar 40 merupakan akor IV, bar 42, 43, 44 merupakan akor I ke bar 45 merupakan akor IV, bar 39 merupakan akor I ke bar 40
merupakan akor IV, 49 merupakan akor I ke bar 50, maka dapat disimpulkan bahwa lagu tersebut memiliki susunan akord yang harmonis, karena tidak
ditemukan adanya pelanggaran-pelanggaran terhadap kaidah-kaidah harmoni.
4.3.2 Bulu sihabuluan