Peran misionaris Defenisi trio

Di bawah ini penulis mencoba mengurutkan secara ringkas latar belakang sejarah munculnya istilah trio di Batak Toba, menurut penulis ini penting karena mengingat akar musik tradisi, pembagian musik vokal Batak Toba,

1.5.1.3.1 Peran misionaris

64 … Permulaan dan perkembangan polifoni susunan musik dalam dua suara atau lebih, yang berjalan sekaligus secara berbaris dan setelah abad ke-12 secara independen muncul sementara repertoar Cantus Planus Gregorian musik monofonik sedang berkembang di seluruh Eropa Barat. Belum ada penjelasan yang pasti mengenai proses bagaimana, mengapa, dan dimana percobaan-percobaan ini terjadi. Ada suatu kelangkaan dalam sumber-sumber informasi tentang ini. yaitu: lihat Ben M Pasaribu 1986, kita tidak pernah jumpai istilah trio dalam hal ini komposisi musik untuk tiga penyaji instrumen vokal yang kita kenal sekarang ini. Sebelum abad ke 12 lagu-lagu yang dinyanyikan masih satu suara unisono, paduan suara unisono merupakan tipe perpaduan suara tertua karena pada masa-masa awal perkembangannya, kelompok biduan bernyanyi hanya dengan satu suara belum di kenal kategori SATB , namun perkembangan ilmu di Eropa mencapai puncaknya pada abad ke-12 dan ke-13. 65 … Polifoni terjadi karena perbedaan-perbedaan jenis suara yang dimiliki manusia, misalnya suara tenor dan bas. Mungkin sekelompok penyanyi membawa suatu cantus menurut bagian suara mereka yang paling enak dan menghasilkan suatu progresi Tidak ada sumber yang jelas mengenai permulaan dan perkembangan polifoni. Dari beberapa teori yang di ajukan oleh pakar musik abad pertengahan, penulis mengambil salah satu teori yang menurut penulis paling mendekati. 64 Ben M Pasaribu loc. cit. 65 Rhoderick J McNeil, 2002. Sejarah Musik Jilid I. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, h. 26. Universitas Sumatera Utara interval yang sejajar. Kadang-kadang hal seperti ini didengar diantara penyanyi-penyanyi awam pada waktu mereka menyanyikan satu kuart atau satu kuin di bawahpola titi-nada yang seharusnya, secara otomatis”. 66 Musik Polifon mencapai jaman keemasannya dalam abad XVI, khususnya antara tahun 1550-1600. Seiring dengan itu, Paduan Suara Gerejawi pun ikut mengalami jaman keemasan tersebut. Akibatnya musik gereja menjadi semakin semarak, dan hal ini mempengaruhi suasana peribadahan. 67 Sekalipun bersikap kritis terhadap penggunaan musik polifon di dalam ibadah gereja, Luther maupun Calvin sebenarnya menyukai jenis musik ini dan peran Paduan Suara Gerejawi yang mengembangkannya, sejauh hal itu membantu kelancaran dan kekhidmatan ibadah. 68 Perkembangan paduan suara gerejawi yang pesat di dalam gereja-gereja di Eropa Barat dan Amerika itu pada akhirnya merambat pula ke berbagai benua melalui pekabaran injil yang menumbuhkan gereja-gereja baru. Dengan demikian, paduan suara gerejawi akhirnya dikenal pula di dalam kehidupan gereja-gereja di Indonesia, yang bertumbuh sebagai hasil pekabaran injil gereja-gereja di Eropa dan Amerika itu. 69 Pekabaran injil di Tano Batak yang bertumbuh sebagai hasil pekabaran injil gereja-gereja di Eropa dan Amerika, akhirnya sampai juga di Tano Batak pada tahun 1824, setelah kedatangan Pekabar injil Ward dan Burton, akan tetapi mereka di tolak orang Batak. Kemudian pada tangal 31 Maret 1861, Pdt Van 66 Ibid., hal. 27. 67 Mawene M. Th, 2004. Gereja Yang Bernyanyi. Yogyakarta: PBMR ANDI, h. 98. 68 Ibid., h. 27, 28-30. 69 Mawene M. Th, op. cit., h. 100. Universitas Sumatera Utara Asselt yang dilanjutkan Nommensen, akhirnya pekabaran injil berhasil di Tano Batak. … Keberhasilan Pekabaran Injil PI di Tano Batak yang dimulai tahun 1861 tidak dapat dipisahkan dari kehadiran Word, Burton, Munson dan Lyman. Kedatangan para ilmuan Franz Jung Hun dan Vander Tuuk yang sebelumnya meneliti budaya, bahasa dan Tano Batak… Jika menurut perhitungan 25-30 tahun satu generasi, jadi sudah sekitar 4-5 generasi lamanya sejak tahun 1864, terjadi perubahan besar di Tano Batak, antara lain: Tano Batak terbuka terhadap dunia luar. 70 Banyak terdapat perubahan, mulai dari agama, pendidikan dan juga pada musik rakyat Batak, baik musik vokal atau instrumental. Sejak abad 20, yakni sekitar tahun 1900-an. Seni Vokal telah mengalami kemajuan di tanah Batak, terutama di lingkungan penduduk yang beragama Kristen. Pada masa tersebut mulai muncul lagu-lagu seriosa dalam bahasa Batak, di samping itu juga timbul lagu-lagu populer Batak. 71 Secara historis, perkembangan musik Batak Toba sudah banyak mengalami perubahan pada masa kolonialis, kedatangan misionaris, perkembangan jaman sehingga menimbulkan kontak tradisi antara budaya Barat dan budaya Batak Toba, dapat kita lihat dari keberadaan musik tiup brass band, opera Batak, musik populer, khususnya kedatangan misionaris, karena kehidupan jemaat dan gereja tidak lepas dari hal bernyanyi. Jemaat itulah jemaat yang bernyanyi. 72 70 PWT. Simanjuntak, 2011. “Berkat Sekolah Zending, Tano Batak Maju” Horas, Edisi 135. 5-20 Maret, h. 13. 71 Siahaan. N. loc. cit. 72 Mawene M. Th, 2004. Gereja Yang Bernyanyi. Yogyakarta: PBMR ANDI, dikutip dari Jenbise,L. “Djoema’at Itoelah Djoema’at Jang Menjanji”. Skripsi Sarjana pada STT Intim, Ujung Pandang, 1982, h. 1-2. Setiap gereja Kristen Protestan memiliki paduan suara gereja, karena Universitas Sumatera Utara PSG mempunyai kedudukan dan peranan di dalam peribadahan dan kehidupan gereja. PSG dapat berfungsi sebagai berikut. 73 Menjadi sekolah musikmenyanyi bagi para anggota jemaat. Hal ini berarti PSG dapat berperan untuk mengajar dan melatih jemaat bernyanyi dengan baik dan menjadi tempat di mana para anggota jemaat dapat mengembangkan talentanya di bidang seni suara. Hal ini sangat penting mengingat masyarakat Batak Toba yang gemar bernyanyi adalah masyarakat yang mayoritas menganut agama Kristen. Nyanyian para biduan dapat dibagi kedalam tiga bagian, yakni nyanyian solo, nyanyian kelompok vokal atau yang lazimnya dikenal dengan istilah vokal group, dan nyanyian paduan suara. 74 Dari penjelasan di atas dan mengingat PSG dinyanyikan dengan empat suara SATB dan juga dari pernyataan Sylado Remy, 1983 … Ketika ‘Indonesia Raya’ masih umum dinyanyikan satu suara, orang-orang Batak telah menyanyikan secara SATB, 75 penulis berasumsi istilah-istilah vokal grup dan trio yang dipakai untuk menyebutkan identitas kelompok penyaji vokal di Batak Toba merupakan pengaruh dari kegiatan PSG, yang kebetulan masyarakat Batak Toba mayoritas memeluk agama Kristen. Budaya atau sifat alami orang Batak Toba dan diperkuat oleh hubungannya dengan falsafah masyarakat Batak Toba yang di sebut dengan

1.5.1.3.2 Sifat alami orang batak toba