3.2 Pengaruh Kebudayaan Modern Dalam Musik Batak Toba
Perubahan pada kebudayaan Indonesia sudah dimulai sejak masuknya kebudayaan Hindu, kebudayaan Budha, kebudayaan Islam dan kebudayaan
Kristen, kebudayaan Barat seperti orang Portugis, Spanyol, Belanda dan Negara Barat lainnya yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan kebudayaan
Indonesia, Batak Toba tidak luput dari pengaruh kebudayaan bangsa asing yang perpaduannya pada umumnya disebut kebudayaan modern, suatu kebudayaan
modern yang ada dikarenakan masuknya suatu kebudayaan bangsa asing yang dianggap kuat telah mempengaruhi kebudayaan tradisi yang dimasuki sehingga
muncul sesuatu hal yang dianggap baru bagi musik tradisi tersebut. Pada mulanya musik Batak Toba dikenal dengan musik-musik tradisi,
akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman dengan masuknya kebudayaan asing, sedikit-banyak musik Batak Tobapun mengalami perubahan,
169
Pengaruh musik Barat yang di adopsi sedikit-banyak mempengaruhi musik Batak Toba, sehingga menimbulkan istilah-istilah atau identitas sendiri pada
khususnya lagu Batak Toba, yang sudah memiliki struktur dengan menggunakan tonalitas
seperti yang digunakan pada system tonalitas Barat, dapat dilihat dari wilayah nada yang sudah luas dan teknik vokal atau bernyanyi yang sudah banyak
berkembang yang pada masa sekarang ini, struktural musik populer Batak Toba cenderung menggunakan tangga-tangga nada diatonik Barat, dengan
menggunakan teks bahasa daerah Batak Toba, serta penggabungan ensambel antara musik tradisi dan musik Barat.
169
Ibid., “Karena tekanan modernisasi, globalisasi, media massa, dan daya tarik dunia Barat, kebudayaan tradisi dan khusus musik gondang terancam hilang.”
Universitas Sumatera Utara
musik populer Batak Toba, khusunya per-istilahan di trio pada musik populer Batak Toba, perbedaan setelah proses adaptasi trio pada musik populer Batak
Toba sehingga mempunyai identitas sendiri atau mempunyai istilah sendiri, dalam bahasa Batak Toba dapat kita lihat pada istilah parlimamarlima untuk menyebut
alto tinggioktaf jenis suara tinggifalseto laki-laki yang menjadi identitas di trio musik populer Batak Toba.
Pe ng aru h k e bud a ya a n a s ing se ma k in d era s aru s n ya ak ibat perkembangan sains dan teknologi modern, sehingga kemajuan teknologi dari
jaman ke jaman ikut mempengaruhi musik Batak Toba. Para pencipta lagu musik populer Batak Toba akan berlomba mencipta sesuatu yang baru dan selalu
berusaha menciptakan lagu yang sesuai selera pasar konsumen untuk dapat menarik minat masyarakat khususnya masyarakat Batak Toba.
Perubahan Seiring dengan berkembangnya musik populer Batak Toba, sehingga
memungkinkan adanya usaha untuk menggunakan genre atau gaya-gaya musik yang sedang digemari masyarakat sekarang, dalam musik populer yang lazim
misalnya : pop, rock, disco, jazz, country, dangdut dan lain-lain, dapat dilihat dari jenis penjualan kaset di toko-toko kaset, dimana kaset-kaset musik populer Batak
Toba di produksi dengan berbagai gaya musik.
170
170
Ibid., “Dengan kedatangan agama Kristen ke Tanah Batak, pokok kebudayaan Batak sangat diubah sekali. Interaksi dengan agama baru ini dan nilai-nilai Barat menggoncangkan
kebudayaan tradisi Batak Toba sampai ke akarnya. Menurut gereja Kristen musik gondang berhubungan dengan kesurupan, pemujaan roh nenek moyang, dan agama Batak asli, terlalu
bahaya untuk dibolehkan terus dimainkan lagi. Pada awal abad kedua puluh Nommensen minta pemerintah kolonial Belanda untuk melarang upacara bius dan musik gondang. Larangan ini
musik tradisional Batak Toba terjadi sejak masuknya agama Kristen ke tanah Batak, semenjak kedatangan misionaris asal Jerman yang
Universitas Sumatera Utara
bernama I.L Nomensen tepatnya pada 7 November 1863
171
ke daerah silindung. Kedatangan misionaris-misionaris khususnya I.L Nomensen yang sukses
menyebarkan agama Kristen berdampak pada masyarakat Batak yang sudah menganut agama Kristen, mereka mulai menyanyikan lagu-lagu gereja. Hingga
sekarang sudah banyak lagu-lagu gereja yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia melalui buku-buku nyanyian rohani diantaranya Chorale
Jerman yang berjudul Ein Feste Burg ciptaan Martin Luther, pada tahun 1529. Lagu Ein Feste Burg telah diaransir kembali oleh J.S Bach pada tahun 1716 yang
kemudian diterjemahkan pada buku Kidung Jemaat, yang berjudul “Allahmu Benteng Yang Teguh”, yang juga terdapat dalam bahasa Batak-Toba, pada buku
ende yang berjudul “Ende Taringot tu Harajaon ni Debata”. Perubahan pada musik Batak Toba mengalami perkembangan baik pada
insrumen vokal dan instrumental yang juga disesuaikan dengan perkembangan jaman. Penggunaan instrument yang modern seperti instrument gitar, keyboard
memungkinkan pencipta, penikmat dan pemain musik Batak Toba menikmati dari apa yang dikatakan modernisasi musik Batak Toba.
Menurut asumsi penulis dari beberapa penjelasan di atas, masuknya kebudayaan modern
bertahan hampir empat puluh tahun sampai pada tahun 1938. Itu merupakan suatu pukulan utama untuk agama tradisi Batak Toba dan musik gondang yang sangat terkait dengan agama tsb.”
171
Arifin Pasaribu, 2011. “Tarutung Kota Wisata Penuh Sejarah” Horas, Edisi 142. 10-30 September, h. 39.
besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan musik Batak Toba. Seni populer dalam keadaan tertentu, membuat perubahan pada bentuk asli seni
tradisional dengan berbagai cara: ada yang muncul sebagai tiruan dan kontinuitas dari seni tradisional, ada pula yang muncul dalam bentuk baru, seperti pada musik
Universitas Sumatera Utara
populer Batak Toba. Ada beberapa yang menggabungkan atau memasukkan unsur musik tradisional, dan tidak jarang pula muncul dalam bentuk baru atau
hasil kreativitas, pada umumnya setelah pengaruh adanya persinggungan dengan budaya musik Barat, berbagai elemen baru ini masuk ke dalam musik populer
Batak Toba. Perkembangan sistem komunikasi mengambil peran sehingga seni dapat tersebar dengan meluas dinikmati dan diminati. Setelah ditemukannya
media komunikasi seperti radio, televisi, internet, dan peran industri musik populer maka seni musik populer Batak Toba meluas persebarannya, yang masih
bertahan sampai kini, bahkan seni ini sudah diminati baik oleh masyarakat Batak Toba sebagai pendukungnya, maupun masyarakat bukan Batak Toba yang juga
turut mendukung keberadaannya atau minimal sebagai peminat musik populer Batak Toba.
3.3 Periodisasi Musik Populer Batak Toba