Masa munculnya trio perempuan 1965-sekarang

caralangkahsolusi untuk menjaga harmonisasi dalam format trio tetap terjaga, hal ini dapat kita lihat dari munculnya istilah parlima, merupakan suatu caralangkahsolusi bagaimana aransement vokal itu supaya tetap harmonis, komposisi vokal yang terlalu rendah kemudian dinaikkan satu oktaf keatas, dalam hal ini suara alto dinaikkan satu oktaf jadi suara 5 atau parlima, tujuannya adalah agar harmonisasi tetap terjaga. Seperti pada lagu Bulu sihabuluan ciptaan Nahum Situmorang yang dinyanyikan kembali oleh trio Lasidos, analisis struktur musik lagu ini dapat dilihat pada Bab IV pada analisis struktur musik. Dan juga beberapa trio yang terbentuk karena dari gabungan dari beberapa personil trio yang sudah ada sebelumnya, salah satu penyebabnya 215 dikarenakan si personil trio ingin mencari trionya sampai si personil tersebut merasa nyaman di trionya atau dapat dikatakan sipersonil ingin mencari tingkat harmonisasi yang lebih dari trionya sebelumnya. Diawali dengan munculnya opera Batak sebagai bentuk kesenian yang semata-mata untuk kebutuhan panggung yang tidak terkait dengan ritual Batak Toba ternyata telah mempengaruhi status serta keterlibatan perempuan dalam seni pertunjukan tersebut, pada masa itu keterlibatan perempuan dalam pertunjukan kesenian ini telah mempengaruhi penilaian masyarakat tradisi dan budaya Batak Toba dalam musiknya atau opera Batak telah menjadi satu wadah dimana berbagai problema gender di dalam kehidupan masyarakat tradisional Batak Toba

3.3.3.2.3 Masa munculnya trio perempuan 1965-sekarang

215 Ada beberapa faktor penyebab trio yang terbentuk karena dari gabungan dari beberapa personil trio yang sudah ada sebelumnya, antara lain faktor materi, ketidak cocokan pendapat antar personil dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara di refleksikan, baik oleh para seniman pria maupun perempuannya secara langsung di depan publik. Opera Batak mulai punah sekitar tahun 1972-an yang mana perempuan atau seniman perempuan Batak sebelumnya sudah exis di seni pertunjukan, sebelum opera Batak mulai punah pada masa itu, penyanyi berformat trio sudah mulai dikenal masyarakat Batak Toba, sehingga sebelum opera Batak punah sudah muncul trio yang beranggotakan perempuan seperti trio Sitompul Sister yang beranggo takan Rika Sitompul, Desi Sitompul dan Mona Sitompul pada tahun 1965, trio Sitompul Sister adalah saudara kandung Piter Sitompul anggota trio Parsito. 216 Sangat langka ditemukan trio yang beranggotakan perempuan setelah trio Sitompul Sister hingga pada tahun 1982 pada masa kepemimpinan Bupati Tapanuli Utara Bapak Letkol Msm Sinaga yang merindukan penampilan trio yang beranggotakan perempuan, sehingga pada masa itu dia mengatakan kepada Bapak M Hutagalung RB personil Tapura Nada Band untuk melihat talenta penyanyi perempuan, yang kebetulan pada masa itu trio Nainggolan Sister melayat familinya yang meninggal di Tarutung, dengan informasi yang didapat maka Bapak M Hutagalung langsung menghubungi trio Nainggolan Sister yang beranggotakan Linda Nainggolan, Marta Nainggolan dan Debora Nainggolan untuk mengundang mereka bernyanyi, singkatnya merekapun bertemu dengan Hilman Padang trio Lasidos yang membawa mereka menuju Jakarta untuk rekaman pada tahun 1987 tepatnya setelah show trio Lasidos untuk menghiburan 216 Wawancara dengan Bapak P.Sitompul personil sitompul band tanggal 15-4-2013. Universitas Sumatera Utara masyarakt di porsea 217 Cover Album trio Nainggo lan Sister maka muncul trio Nainggolan Sister, dengan lagu andalannya “Sai Anju Ma Au” ciptaan Tigor Gypsi alm. Seiring dengan berhasilnya penjualan album trio Nainggolan Sister maka muncullah trio-trio perempuan lainnya di musik populer Batak Toba yang kita kenal sekarang ini. Diantaranya satu yang tetap eksis di usia muda mereka adalah The Heart Simatupang Sister asuhan A. Sianturi dari Maria Record, beranggotakan Tetty Sematupang, Susi Simatupang dan Bulan Simatupang 217 Wawancara dengan Bapak M Hutagalung RB personil Tapura Nada Band tanggal 12-04-2013. Universitas Sumatera Utara mereka merupakan saudara kandung atau kakak beradik. Trio The Heart Simatupang Sister pada tahuan 90-an mereka masih kecil-kecil sudah mulai tampil di panggung-panggung Bonapasogit mulai dari Pakkat, Dolok Sanggul hingga Tarutung. Mereka sudah memproduksi beberapa album, diantaranya pada album pertama “Pop Koplo” kerjasama dengan “Binsar Silahahi” yg dipublish tahun 2004, album “Bunga Harotas” yang meledak di pasaran, disusul album “Songon Nipi” album indonesia juga turut dikeluarkan bertajuk “Prahara Cinta” hasil kerjasama dengan “Obbie Messakh” di tahun 2005.

3.3.4 Masa konstelasi