Pengertian batak Sejarah batak

Bulan ahli dalam ilmu sihir dan Sang Raja, adiknya ahli dalam ilmu hukum adat. Guru Tatea Bulan mempunyai lima putra dan empat putri. Kelima puteranya adalah: 1 Raja Biak-biak Raja Uti, 2 Tuan Saribu Raja, 3 Limbong Mulana, 4 Sagala Raja, dan 5 Silau raja Malau Raja. Nama dari keempat puterinya, sebagai berikut: 1 Si Boru Paromas Si Boru Anting-anting Sabungan, 2 Si Boru Parema, 3 Si Boru Bindinglaut, dan 4 Nan Tinjo. Raja Isumbaon mempunyai tiga orang putra, yaitu: 1 Sorimangaraja, 2 Raja Asiasi, 3 Sangkar Somalidang Langka Somalidang.

2.2.1 Pengertian batak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Batak mempunyai dua arti, yang pertama adalah orang-orang dari sub-etnis yang tinggal di Provinsi Sumatera Utara dan arti yang kedua adalah sastra petualang, pengembara, sedang memBatak berarti berpetualang, pergi mengembara, menyamun, merampok dan arti dari pemBatak adalah perampokpenyamun. Pengertian kata Batak sampai sekarang belum dapat dijelaskan dengan pasti dan memuaskan. Menurut J. Warneck, Batak berarti “penunggang kuda yang lincah” tetapi menurut H.N. Van dier Tuuk Batak berarti ‘kafir’, dan ada juga yang mengartikan ‘budak-budak yang bercap atau ditandai’. 113 Leo Joosten 114 113 Andar M Lumbantobing, 1996. Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak. Jakarta: PT, BPK Gunung Mulia. 114 Leo Joosten, 2008. Kamus Indonesia Batak Toba. Medan: Penerbit Bina Media Perintis. berpendapat Batak: yang non-jau; orang yang bukan bangsa-halak jau; adat dan hukum suku-habatahon. Dari beberapa pendapat di atas tidak dapat menjelaskan dan memastikan apa atau yang mana arti Batak yang sesungguhnya secara umum. Menurut asumsi penulis apabila orang mendengar Universitas Sumatera Utara kata Batak tanggapannya mungkin orang yang dekat dengan adat dan hukum suku yang tinggalberasal dari Sumatera Utara.

2.2.2 Sejarah batak

Karena Catatan mengenai sejarah asal-usul suku bangsa Batak tidak banyak ditemukan, sehingga sulit untuk memperkirakan kapan sebenarnya suku bangsa Batak mulai mendiami wilayah Sumatera Utara sekarang. Di bawah ini penulis mencoba mengurutkan secara ringkas beberapa catatan sejarah yang umumnya telah dikutip berbagai penulis, yang dapat membuat suatu prediksi tentang asal-usul masyarakat Batak yang akan penulis kemukakan sebagai berikut. Brahma Putro mengemukakan bahwa pada jaman batu terjadi perpindahan bangsa dari Tiongkok Selatan ke Hindia Belakang, dan bangsa-bangsa Hindia Belakang terdesak dan banyak pindah ke selatan, antara lain Campa, Siam, Kamboja. Lalu bertebaran ke Nusantara setelah melalui Malaya, dan sebahagian mereka-mereka ini masuk ke Pulau Sumatera termasuk wilayah Sumatera Utara sekarang. Menurut Brahma Putro bangsa Batak berasal dari bangsa-bangsa Hindia Belakang setelah melalui malaya. 115 Tentang kapan waktu perpindahan ini Brahma Putro juga mengutip berbagai pendapat, di antaranya pendapat G. Gerrad, V. H. Geldern, Kern, Mhd. Yamin, sebagai berikut: Menurut G. Gerrad, perpindahan itu terjadi dalam dua gelombang, gelombang pertama kira-kira 1500 tahun sebelum Masehi, yang disebut ras Proto Malay Melayu Tua, dan gelombang kedua terjadi kira-kira 115 Putro, Brahma, 1978. Karo dari Jaman ke Zama. Medan: Ulih Saber. Universitas Sumatera Utara 1000 tahun sebelum Masehi, yang disebut ras Deutro Malay Melayu Muda. V.H. Geldern mengatakan, perpindahan pertama terjadi 2000 tahun sebelum Masehi, dan perpindahan kedua terjadi kira-kira 300 tahun sebelum Masehi. Kern menyebutkan, perpindahan ras Proto Malay terjadi kira-kira 4000 tahun sebelum Masehi, dan perpindahan ras Deutro Malay, terjadi kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi. Mhd. Yamin, sependapat dengan teori Kern, yang menyebutkan bahwa perpindahan pertama terjadi kira-kira 4000 tahun sebelum Masehi, dan perpindahan kedua terjadi kira-kira 2000 tahun sebelum Masehi. Dari berbagai uraian pendapat di atas, penulis berpendapat bahwa suku bangsa Batak telah lama mendiami wilayah Sumatera Utara namun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli. Kemungkinan bahwa suku bangsa Batak adalah termasuk berasal dari bangsa- bangsa Hindia Belakang atau ras Proto Melayu Melayu Tua, karena desakan dari ras Deutro Melayu maka melakukan migrasi ke daerah pedalaman Sumatera Utara, sehingga suku bangsa Batak lebih banyak mendiami wilayah pegunungan dan pedalaman, sedang wilayah pesisir pantai didiami oleh suku bangsa Melayu yang kemungkinan besar adalah ras Deutro Malay. Beberapa pendapat lainnya, seperti seorang putra Batak Toba yang pernah menjadi pendeta di berbagai gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP yang tertarik juga mendalami sejarah, Andar M. Lumbantobing mengutip pendapat yang mengemukakan sebagai berikut. Menurut beberapa prasasti peninggalan jaman Adityawarman abad ke-14, sekelompok murid dan pengikut aliran Mahayani telah memasuki daerah pedalaman Sumatera Utara dan mereka menetap di sana, di tengah-tengah daerah pegunungan. Oleh sebab itu, di Universitas Sumatera Utara daerah pedalaman ini terdapat pengaruh agama Mahayana, yang murid-muridnya, oleh dunia ilmu pengetahuan masa kini, diakui sebagai nenek moyang suku Batak yang kini mendiami daerah itu”. 116 Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di Barat Danau Toba, adalah tempat “kelahiran” bangsa Batak, dan ada juga yang menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir. Ada juga pendapat yang berbeda apabila dilihat berdasarkan tarombo silsilah 117 orang Batak, yang mengatakan bahwa nenek moyang suku bangsa Batak adalah satu yaitu Si Raja Batak. Dari Si Raja Batak inilah berkembang sub-sub suku Batak yang mengembara ke wilayah-wilayah teritorial di atas sejalan dengan perkembangan pemukiman baru atau perkotaan yang semakin meluas. Setiap pembukaan kampung baru biasanya diiringi dengan penabalan marga baru terhadap orang yang membuka perkampungan tersebut. Cara ini terutama dilaksanakan di lingkungan sub-sub suku Batak Toba, sehingga dengan demikian jumlah marga di lingkungan suku Batak Toba adalah relatif lebih banyak. 118 Dari pendapat di atas maka berbanding terbalik jika dibandingkan dengan pendapat yang mengatakan adanya perpindahan dua gelombang yaitu Proto Malay dan Deutro Malay yang telah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun sebelum Masehi. Jika diurut dari tarombo Batak tersebut, yaitu Raja 116 Andar M Lumbantobing,1996. Makna Wibawa Jabatan dalam Gereja Batak. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. 117 Leo Joosten, 2008. Kamus Indonesia Batak Toba. Medan: Penerbit Bina Media Perintis, h. 246. 118 Schreiner, Lothar, 2002. Adat dan Injil. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Universitas Sumatera Utara Sisingamangaraja ke XII salah satu keturunan Si Raja Batak yang merupakan generasi ke-19 wafat 1907. Ada juga yang membuat suatu rekayasa sejarah dengan menggabungkan mitos dan data yang dibuat. Di antara pendapat yang ada golongan ini mengemukakan bahwa Si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeberang ke Sumatera dan menghuni Sianjurmulamula, lebih kurang 8 km arah Barat Pangururan, di pinggiran Danau Toba sekarang. Versi lain mengatakan, bahwa Si Raja Batak datang dari India melalui Barus atau dari Alas Gayo berkelana ke selatan hingga bermukim di pinggir Danau Toba. 119 … Orang Batak adalah penutur Pendapat yang mengatakan dari sisi bahasa dan bukti-bukti arkeologi yang menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia, dapat kita lihat pada kutipan berikut. bahasa Austronesia namun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur. Bahasa dan bukti- bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu di jaman batu muda Neolitikum… Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum Jaman Batu Muda yang ditemukan di wilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatra Utara di jaman logam. Pada abad ke-6, pedagang- pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, di pesisir Barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani di pedalaman. Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor di samping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang 119 Richard Sinaga, 1997. Leluhur Marga Batak, Dalam Sejarah, Silsilah dan Legenda. Jakarta: Dian Utama. Universitas Sumatera Utara oleh Sriwijaya. Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang- pedagang Tamil dari pesisir Sumatera… Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan koloni di pesisir Barat dan timur Sumatera Utara. Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal”. 120 Raja Sisingamangaraja I sampai Raja Si Singamangaraja IX tidak diketahui kapan wafatnya dan dimana makamnya. Raja-raja ini setelah mempunyai keturunan dan merasa sudah ada penggantinya pergi merantau dan Piso Gaja Dompak tidak dibawanya. Mereka dipastikan telah wafat adalah melalui tanda-tanda alam yaitu ada cabang dari Hariara Namarmutiha yang patah. Kalau ada cabang Hariara ini yang patah berarti ada anggota keluarga yang meninggal dan kalau cabang utama yang patah berarti Raja Si Singamangaraja telah tiada. Hariara Namarmutiha ini dikenal juga sebagai Hariara Tanda dan sampai sekarang masih tumbuh di Bakara. Dari latar belakang Sejarah Batak yang mengatakan bahwa Si Raja Batak adalah seorang aktivis kerajaan dari Timur Danau Toba Simalungun sekarang atau dari Selatan Danau Toba Portibi atau dari Barat Danau Toba Barus yang mengungsi ke pedalaman, akibat terjadi konflik dengan orang-orang Tamil di Barus, yang terdesak akibat serangan Mojopahit. Hal ini diperkirakan berdasarkan batu tertulis prasasti di Portibi bertahun 1208 yang dibaca Nilakantisasi Guru Besar Purbakala dari Madras, India yang menjelaskan bahwa pada tahun 1024 Kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya yang menyebabkan bermukimnya 1.500 orang Tamil di 120 http:id.wikipedia.orgwikiSuku_Batak. Halaman ini terakhir diubah pada 10.08, 23 November 2012. Universitas Sumatera Utara Barus. Pada tahun 1275 Mojopahit menyerang Sriwijaya, hingga menguasai daerah Pane, Haru, dan Padang Lawas.

2.2.3 Mitologi suku batak toba