a. Strategi pertumbuhan berkualitas bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk miskin ditandai dengan menguatnya daya beli yang didorong oleh terciptanya penghasilan bagi keluarga miskin dan
berkurangnya beban pengeluaran serta lebih jauh dapat meningkatkan kemandirian keluarga miskin.
b. Strategi peningkatan akses pelayanan dasar bagi keluarga miskin yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga miskin yang ditandai dengan semakin meningkatnya kehadiran keluarga miskin pada
fasilitas dan pelayanan kesehatan dasar, pendidikan, konsumsi pangan dan gizi.
c. Strategi perlindungan sosial bertujuan untuk meningkatkan perlindungan
sosial kepada keluarga miskin ditandai dengan keluarga miskin yang dijangkau oleh sistem perlindungan sosial.
d. Strategi pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mendorong
penduduk miskin untuk secara kolektif terlibat dalam proses pengambilan keputusan termasuk menanggulangi kemiskinan yang
mereka alami sendiri.
2.2. Pemberdayaan Masyarakat
Secara etimologis, pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya”, yang berarti kekuatan atau kemampuan. Sedangkan pemberdayaan dapat diartikan sebagai sebuah
proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh dayakekuatankemampuan, atau proses pemberian dayakekuatankemampuan.
Sulistiyani 2004 menyatakan sebagai berikut: “Daya dipahami sebagai suatu kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh
masyarakat, supaya mereka dapat melakukan sesuatu pembangunan secara mandiri. Sedangkan pemberdayaan merupakan suatu proses bertahap yang
harus dilakukan dalam rangka memperoleh serta meningkatkan daya sehingga masyarakat mampu mandiri.”
Pada masa sekarang, diyakini bahwa konsep pemberdayaan masyarakat sebagai suatu solusi terhadap pemecahan masalah pembangunan terutama untuk
Universitas Sumatera Utara
tujuan pengentasan kemiskinan. Seperti yang diungkapkan oleh Hikmat 2001, yaitu bahwa “pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang sangat potensial
dalam rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya, proses ini pada akhirnya akan menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat”. Pembangunan
yang bertumpu pada manusia dengan menggunakan strategi pemberdayaan masyarakat secara partisipatif, merupakan pilihan strategi pembangunan bagi banyak
negara termasuk negara Indonesia. Pemberdayaan merupakan suatu upaya memberikan kekuatan kepada orang ataupun kelompok masyarakat yang lemah atau
miskin dengan memberi peluang berpartisipasi baik dalam aspek ekonomi, sosial dan politik untuk kemudian mereka menyadari akan kebutuhan mereka dan pada akhirnya
mampu melakukan penyelesaian terhadap masalah pemenuhan kebutuhan dan keluar dari kemiskinan.
Menurut Rappaport dalam Hikmat 2001, pemberdayaan diartikan sebagai “pemahaman secara psikologis pengaruh kontrol individu terhadap keadaan sosial,
kekuatan politik, dan hak-haknya menurut undang-undang”. Dari pengertian tersebut konsep pemberdayaan bukan hanya seputar masalah ekonomi saja melainkan juga
termasuk persoalan sosial dan politik. Selanjutnya, menurut Ife dan Tesoriero 2008, “Pemberdayaan melalui
kebijakan dan perencanaan dicapai dengan mengembangkan dan mengubah struktur- struktur dan lembaga-lembaga untuk mewujudkan akses yang lebih adil kepada
sumber daya atau berbagai layanan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam
Universitas Sumatera Utara
kehidupan masyarakat”. Berbagai aturan dirancang untuk kemudian mengakui dan memperhitungkan berbagai kelompok yang terpinggirkan dalam proses sosial politik
dan ekonomi. Namun menjadi hal yang sangat penting juga untuk mempersiapkan kelompok masyarakat tersebut melalui pendidikan sehingga menjadi mampu dan
terampil dalam mempergunakan akses yang mereka dapatkan dalam proses pemberdayaan masyarakat. Saat ini merupakan masa dimunculkannya peran
masyarakat pada tataran akar rumput, untuk berpartisipasi di dalam pembangunan. Saat ini adalah masa dimunculkannya peran masyarakat pada tataran akar
rumput untuk berpartisipasi di dalam pembangunan. Menurut Hikmat 2001:2 “pada hakikatnya proses pemberdayaan dapat dipandang sebagai depowerment dari sistem
kekuasaan yang mutlak-absolut intelektual, religius, politik, ekonomi dan militer”. Sehingga sistem yang tercipta sepenuhnya berpihak pada kemanusiaan itu sendiri.
Dengan demikian masyarakat miskin pun menjadi terangkat martabatnya dan di anggap memiliki potensi pengetahuan dan kemandirian terutama dalam kegiatan
pembangunan. Kegiatan memberdayakan akan mengalami masalah ketika ada dominasi kekuatan dan kekuasaan suatu kelompok terhadap kelompok yang lainnya.
Dalam pemberdayaan, kelompok masyarakat memiliki power untuk mewujudkan keinginannya dalam melanjutkan kehidupannya.
Pemberdayaan merupakan hal yang penting saat ini yaitu bagaimana upaya menggali potensi masyarakat, bukan sekedar membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhannya, tetapi bagaimana masyarakat menyadari potensi yang ada padanya
Universitas Sumatera Utara
untuk dapat dipergunakan dalam memenuhi kebutuhannya. Hal tersebut senada dengan pernyataan Payne dalam Adi 2008 dikatakan bahwa inti dari suatu
pemberdayaan ditujukan untuk: “Membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan
tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya
dari lingkungannya.”
Beberapa pendapat tentang pemberdayaan di atas, memberikan cakupan yang luas dari konsep pemberdayaan tersebut. Namun inti dari konsep pemberdayaan,
harus dipahami sebagai sebuah proses atau upaya menciptakan kemandirian masyarakat, agar masyarakat mampu mandiri dalam menghadapi berbagai persoalan
kehidupan mereka terutama dalam masalah kemiskinan, tanpa tergantung dengan pihak lain. Tujuan akhir dari pemberdayaan itu sendiri adalah penanggulangan
kemiskinan, melalui suatu capaian masyarakat yang mandiri. Oleh karena itu, dalam proses pemberdayaan, sangat penting dilaksanakannya
pendidikan dan penyadaran bagi masyarakat, sesuai dengan pandangan Ife 1995, yaitu proses pemberdayaan kelompok-kelompok yang kurang beruntung dilakukan
mulai dari tatanan kebijakan atau perencanaan, tindakan sosial dan politik, serta secara langsung melalui pendidikan dan penyadaran. Tujuan penyadaran itu sendiri
adalah agar masyarakat memiliki kemampuan untuk melakukan:
Universitas Sumatera Utara
1 Pilihan-pilihan pribadi dan menciptakan kesempatan-kesempatan kehidupan;
2 Mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan; 3 Mengungkapkan gagasan-gagasan;
4 Mempengaruhi lembaga-lembaga pelayanan; 5 Memanfaatkan sumber-sumber;
6 Melakukan aktifitas-aktifitas ekonomi; serta 7 Melakukan reproduksi.
Ketujuh tujuan penyadaran tersebut memberikan pemahaman bahwa, pemberdayaan menjadi suatu upaya mengaktualisasikan potensi yang sebenarnya ada
pada masyarakat, sehingga pada akhirnya potensi tersebut dimanfaatkan untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Variasi lokal atau
karakteristik khusus seperti budaya, ciri atau latar belakang yang dimiliki oleh masyarakat dapat menjadi potensi bagi masyarakat untuk berkembang. Menurut
Setiana 2005 bahwa dalam kerangka pemberdayaan masyarakat, yang terpenting adalah dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Menurut Kartasasmita 1997, dalam upaya memberdayakan masyarakat
dilakukan melalui tiga hal penting yaitu: 1 Enabling; yaitu bagaimana menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa
Universitas Sumatera Utara
setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau
demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan
potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. 2 Empowering; yaitu memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat.
Dalam hal ini diperlukan langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Proses ini meliputi langkah-langkah nyata, dan
menyangkut penyediaan berbagai masukan input, serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang opportunities yang akan membuat masyarakat menjadi
makin berdaya. Upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti
modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. Masukan input menyangkut pembangunan sarana dan prasarana dasar baik fisik, seperti irigasi,
jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat pada lapisan paling bawah, serta
ketersediaan lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, dimana terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang.
3 Protect ; bahwa memberdayakan mengandung arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, dilakukan pencegahan yang lemah menjadi bertambah lemah,
oleh karena kekurangberdayaan menghadapi yang kuat.
Universitas Sumatera Utara
Pada kerangka pembangunan nasional Indonesia, memberikan penjelasan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui: pertama,
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat berkembang. Kedua, meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membangun melalui berbagai
bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial, serta pengembangan kelembagaan di daerah. Ketiga, melindungimemihak yang
lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan menciptakan kemitraan yang menguntungkan. Pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai strategi yang
tepat untuk menggalang kemampuan ekonomi negara Indonesia guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Program Pengembangan Kecamatan PPK mengartikan konsep pemberdayaan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat
melalui tiga aspek yaitu pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan pengorganisasian masyarakat dengan tujuan utama pemberdayaan
masyarakat PPK-Fase II:2002: 1. Mengembangkan kemampuan masyarakat dengan membangun manusia,
mengembangkan potensi masyarakat dan merubah sikap hidup. 2. Mengubah perilaku masyarakat yang menghambat peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengorganisir masyarakat, masyarakat perlu diorganisir untuk bekerja sama, mengatur, mengelola kegiatan atau program yang mereka kembangkan, mengajak
untuk mengidentifikasi kebutuhan, memprioritaskan dan mencari pemecahannya. Berdasarkan pedoman umum pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan,
pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai “upaya untuk menciptakanmeningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya”. Masyarakat menjadi subjek dari
pembangunan itu dan seluruh masalah yang dihadapi oleh masyarakat harus mampu diselesaikan oleh masyarakat sendiri. Yang berperan paling utama adalah masyarkat
karena sebenarnya masyarakat sendirilah yang mengetahui apa yang dibutuhkannya. Masyarakat kemudian akan difasilitasi dengan pembimbingan, pembinaan,
pengembangan kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya secara berkelanjutan sehingga pada saatnya mereka akan mampu dan mandiri.
Pemberdayaan menjadi suatu proses dimana masyarakat dibantu untuk dapat menolong dirinya sendiri sehingga menjadi berdaya, mengetahui apa yang
dibutuhkannya serta mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri demi kelangsungan hidupnya, dengan demikian status sosialnya pun membaik, dan mampu
menyuarakan kepentingannya di hadapan publik. Maka Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat akan selalu dihubungkan dengan konsep mandiri,
partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Oleh karena itu, PNPM-Mandiri Perdesaan
Universitas Sumatera Utara
dalam menanggulangi kemiskinan juga berangkat dari titik tersebut melalui program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
2.3. Konsep Partisipasi Masyarakat