Aliran Informasi di dalam Masyarakat

4.3.2.1. Aliran Informasi di dalam Masyarakat

Masyarakat memiliki informasi, mengetahui tentang program pemberdayaan, menunjukkan bahwa masyarakat memberikan minat untuk mengetahui program pemberdayaan. Masyarakat telah mendapatkan informasi, berarti kegiatan keikutsertaan masyarakat mendapatkan informasi sebagai hasil dari proses dalam pelaksanaan program pemberdayaan. Indikator aliran informasi di dalam masyarakat dijabarkan dalam tiga pertanyaan pada kuesioner penelitian dimana hasilnya akan dijabarkan satu persatu sebagai berikut: 1 Tingkat Kepedulian Masyarakat Distribusi frekuensi hasil jawaban responden dalam hal tingkat kepedulian masyarakat terhadap pembangunan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 4.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepedulian Masyarakat 10 23 56 9 2 20 40 60 80 100 J um la h R e s ponde n ST T S R SR Kategori Jawaban Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang lebih banyak memberikan penilaian sedang adalah yang paling tinggi yaitu mencapai 56 dari total responden. Responden yang menjawab tingkat kepedulian yang sangat tinggi mencapai 10, yang menjawab tinggi sebanyak 23 orang atau 23 dan yang menjawab rendah sebanyak 9 orang atau 9 serta yang menjawab sangat rendah ada 2 orang atau 2. Sehingga ditemukan tingkat kepedulian masyarakat terhadap pembangunan adalah dalam kategori sedang. Salah seorang warga yang berinisial MN, seorang bapak sebagai kepala keluarga dengan mata pencaharian pedagang, memberikan penilaian biasa saja terhadap tingkat kepedulian terhadap pembangunan menyatakan sebagai berikut: “Kalau mengenai kepedulian terhadap pembangunan, kami merasa biasa saja, ketika pemerintah menyelenggarakan suatu program pembangunan, tentunya kami menyambut, kalaupun juga tidak ada program, ya tidak apa-apa, karena terkadang tidak terlalu besar pengaruhnya.” Sedangkan Bapak MS salah seorang warga Desa Hutatoruan IV, seorang Bapak berumur 35 tahun yang memberi penilaian sangat tinggi dalam hal tingkat kepedulian terhadap pembangunan menyatakan sebagai berikut: ”pembangunan itu sesuatu yang berharga buat kita, terutama yang di desa kita ini, kalau ada program pembangunan, pasti kita sangat semangat, sayang sekali kalau ada program pembangunan, tetapi tidak kita manfaatkan kan.. kesempatan bagus itu bagi kita masyarakat di desa”. Bapak SE Tob sebagai salah seorang responden dari warga biasa, yang memberikan penilaian peduli terhadap pembangunan menyatakan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara “Kami peduli karena pembangunan adalah satu-satunya sarana untuk meningkatkan kehidupan masyarakat. Tanpa pembangunan masyarakat akan tambah miskin” Responden lainnya Bapak RS, seorang warga yang sehari-hari bekerja sebagai petani, menyatakan tidak peduli dengan pembangunan dengan meberi pernyataan sebagai berikut: “Pembangunan malah semakin memiskinkan kami masyarakat yang sudah miskin, karena biasanya juga yang menikmati pembangunan itu kan orang- orang kaya atau yang sudah sejahtera, kami seringkali tidak mendapat kesempatan” Selanjutnya ada juga responden yang memberikan jawaban yang sangat rendah terhadap kepedulian akan pembangunan. Seperti pernyataan salah seorang responden yaitu Bapak berumur 56 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai petani memberi jawaban sebagai berikut: ”mau ada pembangunan juga tidak terlalu berpengaruhnya sama kami, katanya membuat sejahtera, tapi keadaan kami kayak gini terus nya, jadi ya, kami cukup bisa kerja di sawah kami dengan nyaman sudah cukup”. Kepedulian masyarakat terhadap pembangunan ini memang bisa dipengaruhi oleh adanya informasi tentang pentingnya pembangunan bagi masyarakat. Apabila informasi termasuk juga pengetahuan masyarakat itu terhadap pembangunan, seperti informasi tentang manfaat dan tujuan PNPM-MP di dalam memberdayakan masyarakat miskin, yang ada masyarakat akan apatis, tidak merasa pembangunan itu penting. Sebaliknya, apabila masyarakat tersebut mendapatkan informasi yang Universitas Sumatera Utara lengkap dan tepat, ditambah lagi pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat, maka masyarakat akan memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan, karena pembangunan akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. 2 Pemahaman Masyarakat Terhadap Arti Pemberdayaan Masyarakat Distribusi frekuensi jawaban responden tentang pemahaman masyarakat terhadap arti pemberdayaan masyarakat disajikan pada gambar berikut ini: Gambar 4.9. Distribusi Frekuensi Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Arti Pemberdayaan 3 12 21 61 3 20 40 60 80 100 J um la h R e s ponde n ST T S R SR Kategori Jawaban Sumber: Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Berdasarkan gambar 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman masyarakat terhadap arti pemberdayaan masyarakat adalah masih rendah dilihat dari jumlah responden yang memberi jawaban rendah mencapai 61 orang atau 61. Sedangkan yang memberi jawaban sangat tinggi ada 3 orang atau 3, yang Universitas Sumatera Utara menjawab tinggi ada 12 orang atau 12, yang menjawab sedang ada 21 orang atau 21 serta yang memberi jawaban sangat rendah ada 3 orang atau 3. Untuk lebih mengetahui alasan responden mengenai tingkat pemahaman mereka terhadap PNPM- MP, maka dilakukan wawancara mewakili setiap jawaban responden. Bapak SM sebagai salah seorang dari responden yang menjawab kurang mengerti arti pemberdayaan menyatakan sebagai berikut: “banyak istilah-istilah baru sekarang ini, jadi saya kurang mengikuti perkembangannya, memang saya pernah dengar tapi tidak mengerti artinya”. Jawaban berbeda diberikan oleh Ibu RS sebagai seorang responden yang memberi jawaban mengerti arti pemberdayaan masyarakat, dengan menyatakan sebagai berikut: “Pemberdayaan Masyarakat itu memang menjadi sesuatu hal yang menjadi tren dari berbagai program yang berkaitan dengan pembangunan, masyarakat seperti saya ini diikutsertakan dalam pembangunan, menerima berbagai pelatihan agar bisa mandiri dan meningkatkan taraf hidup” Sedangkan Bapak AS yang menjawab tingkat pemahaman pemberdayaan masyarakat yang biasa-biasa saja menyatakan: “mengenai pemberdayaan sepertinya kita sering mendengar di media,tujuannya supaya masyarakat berdaya” Kemudian Ibu MT yang memberi penilaian yang sangat rendah terhadap tingkat pemahaman terhadap pemberdayaan menyatakan sebagai berikut: “apa itu pemberdayaan masyarakat?, maklumlah, ibu-ibu yang da tua seperti saya sudah tidak tau lagi perkembangan informasi ini de…”. Universitas Sumatera Utara Pentingnya sosialisasi oleh para agen-agen pemberdayaan dan juga penyebaran informasi diberbagai media memang menjadi hal yang penting untuk memberikan pemahaman tentang pemberdayaan masyarakat bagi seluruh masyarakat di Kecamatan Tarutung. Sosialisasi tersebut juga harus menjangkau masyarakat yang sulit mendapatkan akses informasi, maka menjadi penting bagi para pelaku pemberdayaan memasuki lingkungan masyarakat yang terkecil untuk menyampaikan informasi penting tersebut. Penggunaan bahasa yang baik dan sederhana yang bisa dimengerti oleh masyarakat desa pun menjadi faktor penting dalam meningkatkan pemahaman masyarakat. Pemahaman yang baik terhadap tujuan PNPM-MP, akan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam PNPM-MP karena mereka mengerti betapa pentingnya program ini bagi mereka. 3 Mengetahui informasi tentang program pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan Masyarakat yang memiliki informasi akan lebih mudah untuk berpartisipasi di dalam program pemberdayaan masyarakat. Distribusi frekuensi jawaban responden mengenai pengetahuan masyarakat terhadap informasi program pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Tarutung disajikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Informasi PNPM Mandiri Perdesaan 3 11 30 49 7 20 40 60 80 100 J um la h R e s ponde n ST T S R SR Kategori Jawaban Sumber : Diolah dari Data Primer, Tahun 2010 Berdasarkan gambar 4.10 di atas, dapat dilihat penyebaran frekuensi jawaban responden tentang pengetahuan masyarakat terhadap informasi tentang program pemberdayaan. Gambar menjelaskan bahwa responden lebih banyak menjawab rendah mengenai pengetahuan masyarakat terhadap informasi program pemberdayaan dengan data sebanyak 49 orang atau 49 menjawab rendah. Sedangkan yang menjawab sangat tinggi ada 3 orang atau 3, yang menjawab tinggi ada 11 orang atau 11, yang menjawab sedang ada 30 orang atau 30 dan yang menjawab sangat rendah sebanyak 7 orang atau 7. Bapak BS sebagai salah seorang dari responden yang menjawab kurang mengetahui informasi tentang program pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan menyatakan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara ”saya tidak terlalu mengetahui tentang PNPM, karena saya juga jarang mengikuti informasi di media ataupun ikut kegiatan-kegiatan PNPM itu, karena sehari-hari pun saya bekerja di sawah sampai sore” Sedangkan Ibu Sg sebagai responden yang memberi penilaian sedang atau cukup mengetahui informasi menyatakan sebagai berikut: ”saya pernah melihat iklan tentang PNPM Mandiri Perdesaan di televisi, kalau tidak salah, program ini untuk memberdayakan masyarakat miskin, dan sepertinya di desa saya juga ada program ini” Bapak BT seorang warga desa Parbaju Tonga yang menjawab mengetahui informasi PNPM-MP menyatakan sebagai berikut: “saya tau sedikit banyak tentang PNPM-MP ini, termasuk program pemberdayaan masyarakat. Untuk informasi seputar program pemberdayaan saya taulah, karena saya juga pernah beberapa kali ikut sebagai tukang di dalam proyek pembangunannya”. Bapak AP sebagai salah satu dari responden yang berprofesi sebagai guru yang menjawab sangat mengetahui informasi program pemberdayaan PNPM Mandiri Perdesaan menyatakan sebagai berikut: ”Saya mengikuti informasi tentang berbagai program pemberdayaan di desa saya, karena saya sering mengikuti berbagai pertemuan untuk membahas pembangunan di desa, dan saya sangat mendukung. Saat ini nama programnya adalah PNPM Mandiri Perdesaan, desa saya termasuk salah satu desa yang mendapat bantuan, ada kelompok simpan pinjam perempuannya, ada juga pembangunan fisik seperti jalan lingkungan yang dibangun di dekat rumah saya” Tersedianya informasi yang lengkap sangat berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat. Informasi tersebut harus utuh dan lengkap, sehingga Universitas Sumatera Utara masyarakat mengetahui tentang program pemberdayaan secara lengkap, adanya keterbukaan informasi serta pengetahuan masyarakat bahwa PNPM-MP merupakan jalan keluar bagi tercapainya kemandirian dan keberdayaan masyarakat, utamanya masyarakat miskin, maka partisipasi akan datang dengan sendirinya dengan kesadaran dari masyarakat itu sendiri.

4.3.2.2. Konsultasi Masyarakat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76