Jenis Desain Penelitian Defenisi Konsep

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dimaksudkan untuk memperoleh deskripsi tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Tarutung, sedangkan pendekatan kualitatif untuk mendukung teknik survey, menemukan apa yang menjadi faktor penghambat partisipasi dalam program tersebut, serta untuk mengetahui bagaimana peranan fasilitator, kader pemberdayaan masyarakat dan pemerintah sebagai agent of change dalam meningkatkan partisipasi masyarakat di Kecamatan Tarutung.

3.2. Defenisi Konsep

Penyeragaman persepsi diperlukan dalam konsep penelitian, maka penulis memberi batasan defenisi terhadap konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Defenisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemberdayaan Masyarakat; merupakan suatu proses dimana masyarakat dibantu untuk dapat menolong dirinya sendiri sehingga menjadi berdaya, mengetahui apa yang dibutuhkannya serta mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri demi Universitas Sumatera Utara kelangsungan hidupnya secara berkelanjutan, dengan demikian status sosialnya pun membaik, dan mampu menyuarakan kepentingannya di hadapan publik. 2. Partisipasi; merupakan keadaan ikut sertanya seseorang ataupun sekelompok masyarakat secara sukarela dalam keadaan sadar dengan memberikan perhatian yang penuh mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai evaluasi dan feed back terhadap suatu proses pemberdayaan masyarakat karena menyadari akan pentingnya daya dan usahanya dalam perbaikan kesejahteraan hidup. 3. Peranan Agent of change; Agent of change atau agen perubahan merupakan para pelaku perubahan yang memiliki keberanian, rasa percaya diri, komitmen dan cekatan terhadap usahanya, sehingga dapat melakukan perubahan di dalam lingkungannya. Oleh karena itu, peranan dari agent of change menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai proses yang dimiliki oleh agen-agen perubahan yaitu Fasilitator, Kader Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam rangka memberdayakan masyarakat melalui peningkatan partisipasi aktif dari masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan. 4. Fasilitator; adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan knowledge, keterampilan skill, dan perilaku attitude, yang dimanfaatkan untuk memberdayakan komunitas rentan, sehingga komunitas tersebut mampu mengatasi kemiskinannya. Fasilitator sangat diperlukan untuk mendampingi Universitas Sumatera Utara masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam mengembangkan dirinya dalam memperbaiki kesejahteraannya. 5. Kader Pemberdayaan Masyarakat KPM; merupakan bagian dari masyarakat yang anggotanya adalah masyarakat Desa dan Kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif Permendagri No.7 tahun 2007 6. Pemerintah Daerah; berarti Gubernur, Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah. Di dalam proses pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah yang lebih dekat dan langsung bertemu dengan masyarakat adalah perangkat daerah di Kecamatan, Kelurahan dan Desa. Dalam penelitian ini Pemerintah Daerah adalah Bupati Tapanuli Utara dan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD khususnya Camat Tarutung, Lurah dan Desa se-Kecamatan Tarutung. 7. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM-Mandiri Pedesaan; adalah program pemberdayaan masyarakat di Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan, dengan tujuan umum agar meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan. Universitas Sumatera Utara

3.3. Defenisi Operasional

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Sosialisasi Pemanfaatan Fasilitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (Study Deskriptif di Desa Purbadolok, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan)

4 63 111

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Evaluasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Dan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

0 50 160

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional (PNPM) Mandiri Perdesaan (Studi Deskriftif di Kelurahan Aek Simotung, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara)

0 62 148

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76